Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
James Danandjaja
Jakarta: Panitia Nasional Tahun Buku Internasional 1972 Indonesia, 1972
398.209 JAM l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrial
"Cerita Panji diperkirakan lahir pada akhir kejayaan Majapahit, yakni sekitar tahun 1400-an. Cerita ini menyebar secara luas ke berbagai daerah di Nusantara seperti Bali, Sunda, Sasak, dan Melayu dan selanjutnya memperkaya khazanah kesusastraan di daerah-daerah tersebut. Masuknya Cerita Panji dalam lingkungan kesusastraan Melayu lama diperkirakan pada abad yang sama, sejalan dengan perkembangannya ke daerah-daerah lain dalam khazanah kesusastraan Melayu lama, Cerita Panji muncul dalam dua bentuk: prosa dan puisi.
Dalam bentuk prosa Cerita Panji muncul dalam bentuk hikayat, misalnya Hikayat Undaken Panurat. Dalam bentuk puisi, Cerita Panji muncul dalam bentuk syair, yaitu Syair Ken Tambuhan. Syair ini diperkirakan lahir pada paro kedua abad ke-17. Syair ini telah lama menarik perhatian para peneliti. Hal ini terlihat dari banyaknya publikasi hasil-hasil penelitian mengenai syair percintaan itu.
Penelitian ini adalah sebuah kajian filologis atas naskah Melayu berjudul Syair Ken Tambuhan. Dalam Cerita Panji Melayu, Syair Ken Tambuhan memiliki dua versi, yaitu versi pendek dan versi panjang. Syair Ken Tambuhan versi Muhammad Bakir merupakan syair versi pendek sedangkan Syair Ken Tambuhan versi KIinkert merupakan syair versi panjang. Kedua naskah tersebut tersimpan di Perpustakaan Nasional Jakarta.
Penelitian ini ditujukan untuk menerbitkan edisi teks atas versi-versi tersebut serta membandingkan struktur keduanya karena perbedaan-perbedaan yang diperlihatkannya amat menarik minat penulis.
Pendekatan yang digunakan dalam menganalisis dua teks ini adalah pendekatan objektif Abrams yang mencakup di dalamnya pendekatan struktural. Dengan membandingan unsur-unsur intrinsiknya dapat diketahui tujuan penyalin dalam mengerjakan naskah tersebut.

The story of Panji was first published around I400's. It was sometime at the of Majapahit era. This story was widely spread to Bali, Sunda, Sasak and Malay, which then enriched the literary heritage in the regions. Panji story entered the old Malay literature approximately in the same century, in accordance with its spread to other regions.
In literary heritage of the old Malay, the story of Panji appeared in two types: prose and poetry. In prose, the story of Panji appeared as a tale, such as in Undaken Penurat tale. In the poetry type, the story of Panji appeared as a poem, namely Syair Ken Tambuhan. This poem was created at around the second period of 17th century. This poem had drawn attention of researchers for along time. This can be seen from a lot of research publications about the romantic poem.
This research is a philological study of Malay manuscript titled Syair Ken Tambuhan. In the story of Panji Melayu, Syair Ken Tambuhan has two versions: short and long versions. Syair Ken Tambuhan Muhammad Bakir version is the short version poem, whereas Syair Ken Tambuhan Klinkert version is the long version poem.
The aim of this research is to publish the text editions of those versions and to compare both of their structures because the differences between them has attracted me researchers.
The approach which is used to analyze these two texts is based on Abrams objective approach that consists of structural approach. By comparing the intrinsic elements we find out the writers' objective in writing these manuscripts.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
T17239
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.A. Indah Apriyanti Tomas
"Penelitian ini berisi suntingan teks serta perbandingan cerita salah satu naskah kesusasteraan Melayu lama, Hikayat Raja Budak (HRB). Naskah yang dibandingkan ceritanya adaiah tiga naskah HRB yang ada di Jakarta berkode MI. 6, W 153, dan W I54. Topik tersebut dipilih karena penelitian terhadap naskah kesuastraan Melayu lama belum banyak dilakukan sementara kondisi naskah semakin buruk. Suntingan teks dibuat dengan menggunakan edisi biasa yang melibatan semua aspek transliterasi, yaitu mengadakan pembagian kata, penggunaan huruf kapital, pungtuasi, serta membetulkan kesalahan teks. Untuk melihat perubahan urutan cerita yang terjadi pads teks naskah A, B, dan C, saya menggunakan metode perbandingan agar dapat diketahui persamaan dan perbedaan urutan cerita yang terdapat dalam teks naskah A, B, dan C. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyalin teks banyak melakukan perubahan dalam proses penyalinan teks. Dilihat dari keseluruhan cerita yang terdapat dalam naskah A, B, dan C, cerita dalam naskah B adalah cerita yang paling panjang dan lengkap. Cerita dalam naskah C lebih pendek dan singkat daripada cerita dalam naskah B, sedangkan cerita dalam naskah A paling pendek dan singkat dibanding cerita dalam naskah 13 dan C"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S10929
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Young, Eun Chun
"Apabila kita mengingat bahwa bahasa Indonesia secara historis merupakan salah satu dialek temporal dari bahasa Melayu, pendekatan linguistik terhadap bahasa Melayu sangat diperlukan. Dalam skripsi ini dibicarakan mengenai hubungan semantis antarklausa dalam teks bahasa Melayu, khususnya Hikavat Sri Rama dan Undang-undang Melaka yang telah ditransliterasi oleh Achadiati Ikram dan Liaw Yock Fang. Untuk itu penelitian ini dilandaskan pada pendapat Longacre. Pembahasan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan semantik antarklausa dalam ragam cerita dan ragam undang-undang, serta alat-alat sintaktis yang dipakai untuk mengungkapkan hubungan tersebut. Di samping itu, untuk melihat persamaan dan perbedaan yang terdapat dalam ragam tersebut.
Berdasarkan analisis, secara garis besar dapat disimpulkan seperti berikut:
1. Hubungan antarklausa yang dominan dalam HSR adalah hubungan waktu, parafrase, penyambungan dan deiksis; sedangkan dalam UUM adalah hubungan deiksis dan implikasi.
2. Baik dalam HSR. maupun dalam UUM terdapat hubungan penyambungan (penggabungan dan pertentangan), alternasi, waktu (urutan dan tumpang tindih), implikasi (syarat dan sebab-akibat), parafrase, deiksis dan tujuan; dan tidak terdapat hubungan penyambungan (perbandingan), implikasi (kontrafaktualitas dan peringatan), ilustrasi (persamaan dan perbedaan), atribusi dan frustrasi.
3. Alat sintaktis yang dipakai untuk mengungkapkan hubungan semantis, baik dalam HSR maupun UUM tidak banyak memperlihatkan perbedaan yang mendasar.
4. Biasanya dalam UUM lebih sering diungkapkan dalam hubungan hipotaktis daripada hubungan parataktis; sedangkan dalam HSR hampir lama persentasenya.
Diharapkan bahwa penelitian ini akan memberikan sumbangan bagi pemahaman tentang ragam bahasa dan membantu untuk memahami hubungan antarkalimat dalam tingkat wacana. Diharapkan pula skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan linguistik, khususnya dalam bahasa Melayu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library