Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Surjani Tjandra
"Telah dilakukan penelitian untuk menentukan golongan
flavonoid yang dikandung oleh daun Strobilanthes crispus Bi.
Penelitian meliputi pemeriksaan pendahuluan, kromatografi la
pisan tipis, kromatografi kertas, dan spektrofotoxnetri.
Dari hasil percobaan diketahui bahwa daun Strobilanthes
crispus Bi mengandung dua senyawa flavonoid yang termasuk
golongan flavon atau flavonol.

Has been done the atudy..in classifying flavonoid cornpounds
from the leavesofStrbbilàntheS crispus Bi. The study
consists of preliminary investigations, thin layer chromatography,
paper chromatography and spectrophotometry.
From the experiment results, has been found out that
the leaves of Strobilanthes crispus Bl contain two kinds of
flavonoid compounds classified as flavofles or flavonols.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1984
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqi Imam Gilang Widianto
"Sistem prediksi kadar flavonoid pada daun Bisbul (Diospyros discolor Willd.)  berbasis citra VNIR sudah terbukti dapat dilakukan dan mendapatkan hasil yang cukup baik. Hasil tersebut bisa didapat karena data citra VNIR memiliki fitur yang sangat banyak (>200 fitur) sehingga dapat memberikan banyak informasi terkait kandungan flavonoid pada daun Bisbul. Namun, banyaknya jumlah fitur akan menyebabkan proses latihan pada model prediksi cukup lama dan akan memberikan beban yang cukup besar pada proses komputasi. Penelitian ini membahas tentang proses optimasi yang dilakukan kepada model regresi PLSR dengan menggunakan algoritma koloni lebah untuk meningkatkan performa dan mengurangi waktu latihan model prediksi kadar flavonoid pada daun Bisbul. Sistem prediksi menghasilkan performa dasar (PLSR) sebesar 23,6 RMSE, 0,86 pada R2, dan waktu training selama 0,6 detik untuk PLSR dengan jumlah 35 komponen dan 23,07 RMSE, 0,87 pada R2, dan waktu training selama 0,63 detik untuk PLSR dengan jumlah 50 komponen. Peningkatan performa sistem prediksi menggunakan algoritma koloni lebah berhasil dan menghasilkan performa sebesar 22,8 RMSE, 0,87 pada R2, dan waktu training selama 13,6 detik untuk PLSR dengan jumlah 35 komponen dan 22,69 RMSE, 0,88 pada R2, dan waktu training selama 13,7 detik untuk PLSR dengan jumlah 50 komponen.

Flavonoid content prediction system in the velvet apple leave based on VNIR image (Diospyros discolor Willd.) has been proven to be able to get good results. Those results could be earned because of VNIR image contains a lot of features (>200 features) that give a lot of information to predicts flavonoid content in velvet apple leave. Unfortunately, those features also causing a long training time and put a considerable burden on the computational process. Feature selection process using random forest algorithm proven to be able to reduce the training time, but it results is still need long time to train the prediction system. This study is aim to build and optimize PLSR prediction system using artificial bee colony algorithm to get a better performace and faster training time than random forest regression. Base performance by using 35 components of PLSR is 23.6 of RMSE, 0.86 of R2, and 0,6 seconds of training time. Base performance by using 50 components of PLSR is 23.07 of RMSE, 0.87 of R2, and 0,63 seconds of training time. After using artificial bee colony algorithm to optimize the PLSR prediction models, the results are  22.8 of RMSE, 0.87 of R2, and 13,6 seconds of training time by using 35 components of PLSR and 22.69 of RMSE, 0.88 of R2, and 13,7 seconds of training time by using 50 components of PLSR."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Azizah Hana Rosa
"Pencitraan hiperspektral dapat diaplikasikan pada berbagai bidang. Salah satunya adalah pengukuran kadar suatu zat yang terkandung dalam suatu objek. Namun, pencitraan berbasis kamera hipespektral mempunyai kelemahan, yaitu mahal, besar, memerlukan perangkat keras tambahan yang kompleks, dan ukuran data citranya yang besar. Sebaliknya citra RGB memiliki perangkat yang jauh lebih sederhana, harga kamera yang lebih murah, dan ukuran data yang lebih kecil. Oleh karena itu, penelitian ini mengusulkan sistem prediksi kadar flavonoid dalam daun Bisbul (Diospyros discolor Willd.) menggunakan citra RGB yang direkonstruksi menjadi citra hiperspektral. Arsitektur model rekonstruksi yang diusulkan pada penelitian ini adalah U-ResNet, penggabungan arsitektur U-Net dengan Res-Net. Penelitian ini mencari arsiktektur rekonstruksi dan ukuran target yang optimal untuk melakukan rekonstruksi citra hiperspektral dan prediksi kadar. Setelah didapatkan arsitektur yang optimal, prediksi kadar flavonoid dilakukan menggunakan algoritma XGBoost dengan memvariasikan ukuran input sesuai hasil rekonstruksi. Hasil penelitian menunjukkan jumlah band sebanyak 224 dan rentang panjang gelombang 400-1000nm merupakan target rekontruksi yang optimal untuk sistem prediksi kadar flavonoid berbasis citra RGB. Sistem yang disarankan memiliki performa rekonstruksi RMSE sebesar 0,0961 dan MRAE sebesar 0,1955, serta performa prediksi kadar RMSE sebesar 29,818 dan MRAE sebesar 0,1080. Kesimpulannya, pengukuran kadar flavonoid dapat dilakukan menggunakan citra hiperspektral hasil rekonstruksi untuk menggantikan kamera hiperspektral.

Hyperspectral imaging can be applied in various fields. One of them is the content measurement of a substance contained in an object. However, hyperspectral camera-based imaging has disadvantages, namely expensive, large, requires complex additional hardware, and large image data size. In contrast, RGB images have much simpler tools, cheaper cameras, and smaller data sizes. Therefore, this study proposes a prediction system for flavonoid content in Bisbul (Diospyros discolor Willd.) leaves using an RGB image reconstructed into a hyperspectral image. The architecture of the reconstruction model proposed in this research is U-ResNet, combining U-Net architecture with Res-Net. This research is looking for optimal reconstruction architecture and target size for hyperspectral image reconstruction and flavonoid content prediction. After obtaining the optimal architecture, the prediction of flavonoid content was carried out using the XGBoost algorithm by varying the input size according to the reconstruction results. The results showed that reconstruction target with 224 bands within of 400-1000nm wavelength range was the optimal reconstruction target for the RGB image-based flavonoid content prediction system. The recommended system has an RMSE reconstruction performance of 0.0961 and an MRAE of 0.1955, and an RMSE content prediction performance of 29.818 and an MRAE of 0.180. In conclusion, measurement of flavonoid content can be carried out using reconstructed hyperspectral images to replace hyperspectral cameras."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maryam Rizqi Nursyifa
"Litsea glutinosa merupakan tanaman bermarga lauraceae yang tumbuh di Indonesia, dan diketahui telah digunakan dalam pengobatan tradisional sejak 600 tahun sebelum masehi. Tanaman ini dilaporkan memiliki kandungan metabolit sekunder yang tinggi yaitu alkaloid dan flavonoid, namun belum ada penelitian mengenai kadar flavonoid total, aktivitas antitirosinase, dan ekstraksi menggunkan perbandingan metode ekstraksi modern. Simplisia kulit batang L. glutinosa diekstraksi dengan menggunakan metode Ultrasound-assisted Extraction (UAE), dan Microwave-assisted Extraction (MAE). Penetapan Kadar Flavonoid Total dilakukan menggunakan metode kolorimetri AlCl3 dengan standar pembanding yaitu kuersetin. Uji aktivitas antitirosinase dilakukan dengan menggunakan L-DOPA (3,4-Dihidroksi-L-fenilalanin) sebagai substrat dan asam kojat sebagai kontrol positif. Total Kadar Flavonoid yang diperoleh dari ekstrak etanol kulit batang L.glutinosa dengan metode ekstraksi UAE dan MAE berturut-turut ialah sebesar sebesar 3,57 ± 0,0269 dan 3,06 ± 0,0269 mg EK/g ekstrak. Pada uji antitirosinase, ekstrak etanol kulit batang L. glutinosa dengan metode MAE memiliki nilai IC50 sebesar 1.707, 2 µg/mL dimana asam kojat sebagai kontrol positif memiliki nilai IC50 sebesar 5,75 µg/mL.

Litsea glutinosa is a plant surnamed Lauraceae that grows in Indonesia, and is known to have been used in traditional medicine since 600 BC. This plant is reported to have a high content of secondary metabolites, namely alkaloids and flavonoids, but there has been no research on total flavonoid content, antityrosinase activity, and extraction using comparisons of modern extraction methods. The stem bark simplicia of L. glutinosa was extracted using Ultrasound-assisted Extraction (UAE) and Microwave-assisted Extraction (MAE) methods. Determination of total flavonoid content was carried out using the AlCl3 colorimetric method with a standard of comparison, namely quercetin. Antityrosinase activity test was carried out using L-DOPA (3,4-Dihydroxy-L-phenylalanine) as a substrate and kojic acid as a positive control. The total flavonoid content obtained from the ethanolic extract of the stem bark of L.glutinosa by the UAE and MAE extraction methods was 3.57 ± 0.0269 and 3.06 ± 0.0269 mg EK/g extract, respectively. In the antityrosinase test, the ethanolic extract of the stem bark of L. glutinosa using the MAE method had an IC50 value of 1,707, 2 µg/mL where as kojic acid as a positive control had an IC50 value of 5.75 µg/mL.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lendy Caesari Leorenza
"Daun senggani (Melastoma malabathricum L.) mengandung senyawa fenolik dan flavonoid yang diketahui dapat menghambat aktivitas elastase. Daun senggani merupakan bahan alam yang banyak mengandung polifenol dan memiliki banyak manfaat secara etnofarmakologi seperti penyembuhan luka potong dan luka tusuk, diare, disentri, sakit gigi dan secara ilmiah memiliki manfaat sebagai antimikroba, antiinflamasi, antioksidan dan lain sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dari ekstrak daun senggani dalam menghambat aktivitas elastase yang diekstraksi secara bertingkat dengan bantuan alat Ultrasonic-Assisted Extraction (UAE) menggunakan tiga macam pelarut yakni n-heksana, etil asetat dan etanol 70%. Ekstrak yg didapatkan diuji penghambatannya terhadap aktivitas elastase dengan menggunakan microplate reader, kemudian dilakukan penetapan kadar flavonoid dan fenol total pada ekstrak teraktif. Hasil uji penghambatan aktivitas elastase menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% daun senggani merupakan ekstrak teraktif dengan nilai IC50 95,88 µg/mL. Kadar flavonoid dan fenol total pada ekstrak etanol 70% daun senggani berturut-turut adalah 7,33 mg QE/g ekstrak dan dan 80,67 mg GAE / g ekstrak.

Sengganis leaves (Melastoma malabathricum L.) contains flavonoid and phenolic compounds that are known could inhibit elastase activity. Senggani leaves are natural ingredients that contain polyphenols and has many ethnopharmacologically benefits to treat such as cuts and wounds, diarrhoea, dysentery, tootache and scientific findings such as antimicrobials, anti-inflammatory, antioxidants and so forth. This study aims to test the inhibition of elastase activity using Ultrasonic-Assisted Extraction (UAE) with three different types of solvents; n-hexane, ethyl acetate and ethanol 70% extract of senggani leaves. Each extract was tested for its inhibition of elastase activity using microplate reader, then total flavonoid and phenolic content was determined at the most active extract. The result of inhibition test of elastase activity showed that ethanol 70% extract of senggani`s leaves was the most active extract with IC50 value 95.88 ¼g/mL. Total flavonoid and phenolic content in ethanol 70% extract were 7.33 mg QE/g extract and 80,67 mg GAE/g extract respectively."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chrisanty Budi Santoso
"TFlavonoid yang tersebar luas dalarn tumbuh-tumbuhan ma- kin banyak inendapat perhatian karena berrnacain-macain khasiat- nya.Beberapa jenis flavonoid dalam berbagai tumbuhan belurn
dapat diidentifikasi.
Penelitian ml bertujuan untuk mendapatkan suatu cara iden-
tifikasi flavonoid dalain tanaman termasuk isolasi pendahulu-
annya ,dengan mengembangkan cara-cara identifikasi flavonoid
yang sudah dikenal diantaranya kroznatografi dan spektroskopi
u.v. Untuk tujuan tersebut digunakan 3 jenis tumbuhan obat
Eclipta alba Rassk,Artemisia vulgaris Linn dan Gynura cf pseudochina DC , dari familiaAsteraceae.
Penelitian jul menghasilkan suatu metode isolasi untuk- identifikasi flavonoid yaitu dengan cara inengelusi dengan pe- larut yang sesuai,raksi yang didapat dielusi lagi dengan pe-
larut lain ,demikian Iseterusnya sampal didapat hail yang su- dah cukup murni untuk pengukuran spektrum u,v.nya.
Flavonoid dapatdiidentifikasi secara sederhana yaitu dengan raenggabungkan reaksi warna,kromatografi dan .spektroskopi u.v. Data yang di.dapat kemudian dibandinkan dengan data senyawa Yang sudah dikenal.
Daun Eclipta alba paling sedikit mengandung 3 senyavia flavo- noid dengan salah satunya diduga Luteolin 7-0-glukosida. Dal-am daun Artemisia vulgaris dapat dltuniikkan adanya 2 se-. nyawa flavonoid,sedangkan Gynura cf pseudochina tidak -
Yaitu mengandung uiavonoid.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1984
S31785
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Maida
"Daun girang (Leea indica. Merr) merupakan salah satu tanaman
yang biasa digunakan sebagai tanaman obat tradisional, mengandung senyawasenyawa
dari golongan flavonoid, polifenol, saponin dan terpenoid. Senyawasenyawa
ini memiliki potensi sebagai senyawa aktif antlkanker.
Uji aktivitas antikanker menggunakan sel leukemia L12i0 dilakukan
dengan cara menghitung daya hambat (aktivitas inhibisi) pertumbuhannya oleh
senyawa kimia dalam ekstrak kasar. Aktivitas inhibisi dinyatakan dengan ICso
sebagai konsentrasi ekstrak dalam pg/mL medium yang dapat menghambat
perkembangbiakan sel sebanyak 50 % setelah masa inkubasi 48 jam. Ekstrak
kasar yang memiliki nilai IC50 lebih kecil dari 20 pg/mL diklasifikasikan memiliki
potensi sebagai antikanker dengan sel leukemia L1210.
Hasil uji aktivitas ekstrak kasar daun girang memiliki nilai IC50
17,63 pg/mL. Ekstrak kasar dibagi ke dalam tiga fraksi berdasarkan perbedaan
kelarutan senyawa-senyawa yang terkandung di dalamnya yaitu fraksi polar,
semi polar dan non polar. Hasil uji aktivitas tiga fraksi tersebut berturut-turut
adalah : 10,47 pg/mL; 13,36 pg/mL dan 16,18 pg/mL. Terhadap fraksi polar
yang memiliki potensi paling besar sebagai antikanker dilakukan pemurnian
terhadap fraksi tersebut sampai didapatkan senyawa mumi.
Dengan menggunakan spektrofotometer FTIR dan spektrometer GC-MS,
senyawa yang didapat dari fraksi etanol diduga adalah p-amirin yaitu senyawa golongan triterpenoid pentasiklik dengan rumus molekul C30H50O dengan berat
molekul 426 dan mempunyai titik leleh 198-201,1 °C."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzul Fadli
"VHR (Vaccinia H1-related phosphatase) adalah protein yang terlibat dalam kanker serviks. Dengan obat-obatan saat ini yang mahal dan menimbulkan efek samping, sehingga diperlukan pengobatan alternatif. Daun keji beling mengandung senyawa flavonoid yang merupakan senyawa fenolik alami yang berpotensi sebagai antikanker. Untuk mendapatkan senyawa aktif, metode ekstraksi yang digunakan adalah Aqueous two-phase system (ATPS) dan Ultrasound-assisted enzymatic extraction (UAEE), dimana keduanya merupakan kombinasi metode ekstraksi hijau dan pemurnian. Kondisi operasi optimal metode ATPS yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio etanol 33wt% dan ammonium sulfat 14wt% yang menghasilkan nilai recovery 98,043%, nilai K 31,179, yield kuersetin 3,504mg/g, dan konsentrasi kuersetin 44,717 mg/L. Ekstrak daun keji beling diuji dengan metode shinoda, spektrofotometri UV-Vis juga Gas Chromatography and Mass Spectrometry (GC-MS), kemudian senyawa yang teridentifikasi memiliki aktivitas antikanker yaitu kuersetin, n-hexadenoic acid dan 9-dodecenoic acid, methyl ester, (E)-. Hasil uji docking molekuler memberikan docking score terbaik untuk kuersetin yaitu -6,7, diikuti oleh asam n-heksadekanoat bernilai -5,1 dan terakhir adalah asam 9-dodekenoat, metil ester, (E) - bernilai -4,2 terhadap protein 1J4X. Kuersetin merupakan senyawa dengan potensi inhibisi terbaik terhadap VHR yang ditunjukkan dengan nilai docking score terendah.

VHR (Vaccinia H1-related phosphatase) is a protein involved in cervical cancer. With current drugs which are expensive and cause side effects, an alternative treatment is needed. Keji beling leaves contain flavonoid compounds which are natural phenolic compounds that have the potential as anticancer. To obtain active compounds, the extraction methods used are Aqueous two-phase system (ATPS) and Ultrasound-assisted enzymatic extraction (UAEE), both of which are a combination of green extraction and purification methods. Optimal operating conditions for the ATPS method used in this study were 33wt% ethanol ratio and 14wt% ammonium sulfate which resulted in 98,043% recovery value, K value 31,179, quercetin yield 3.504 mg/g, and quercetin concentration 44.717 mg/L. Keji beling leaf extract was tested by the shinoda method, UV-Vis spectrophotometry as well as Gas Chromatography and Mass Spectrometry (GC-MS), then the compounds identified as having anticancer activity were quercetin, n-hexadenoic acid and 9-dodecenoic acid, methyl ester, (E-). Molecular docking test results give the best docking score for quercetin which is -6.7, followed by n-hexadecanoic acid -5.1 and finally is 9-dodecenoic acid, methyl ester, (E) - value -4.2 to 1J4X protein. Quercetin is a compound with the best inhibition potential against VHR which is shown by the lowest docking score."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Randi
"Keji beling dikenal sebagai salah satu tanaman herbal yang memiliki beragam manfaat bagi kesehatan manusia karena adanya kandungan senyawa flavonoid dan fenolat di dalamnya. Metode ekstraksi konvensional banyak digunakan dalam mengekstraksi tanaman keji beling seperti maserasi, dekoksi, perkolasi, maupun soxhlet. Metode - metode tersebut memiliki kekurangan seperti konsumsi energi yang tinggi, selektivitas ekstraksi yang rendah, waktu ekstraksi yang lama, pelarut organik yang tidak ramah lingkungan, dan kebutuhan pelarut yang tinggi sehingga menimbulkan masalah pada lingkungan. Continuous ultrasound assisted enzymatic extraction (CUAEE) merupakan metode ekstraksi ramah lingkungan yang telah digunakan untuk mengambil berbagai jenis senyawa dari bahan alam karena memiliki berbagai kelebihan. Estimasi parameter kinetika proses dengan model difusi bola panas perlu dilakukan agar dapat digunakan untuk optimasi dan evaluasi proses ekstraksi CUAEE. Ekstraksi tanaman keji beling dilakukan selama 3 jam menggunakan sonikator 40 kHz dengan rasio enzim-padatan 0, 30, dan 50 mg/g dan suhu 30 oC. Pada ekstraksi asam fenolat, untuk masing-masing rasio enzim-padatan 0, 30 dan 50 mg/g diperoleh nilai Deff sebesar 1,075 x 10-7, 1,060 x 10-7, dan 1,055 x 10-7 m2/s, nilai hA sebesar 9,5 x 10-7, 9 x 10-7, dan 8 x 10-7 m/s, dan nilai Ea sebesar 1,96 x 104, 1,74 x 104, dan 1,70 x 104 J/mol. Pada ekstraksi flavonoid, untuk masing-masing rasio enzim-padatan 0, 30 dan 50 mg/g diperoleh nilai Deff sebesar 1,97 x 10-7, 1,92 x 10-7, dan 1,91 x 10-7 m2/s, nilai hA sebesar 7 x 10-8, 3,3 x 10-9, dan 3,3 x 10-9 m/s, dan nilai Ea sebesar 1,585 x 104, 2 x 103, dan 1,60 x 103 J/mol. Dengan nilai average absolute relative deviation (AARD) masing-masing rasio yaitu sebesar 15,54%, 4,65%, dan 4,64% pada ekstraksi asam fenolat dan 12,88%, 9,07%, dan 12,31% pada ekstraksi flavonoid, parameter proses yang diperoleh cukup akurat.

Keji beling is known as a herbal plant that has various benefits for human health because of the flavonoid and phenolic compounds it contains. Conventional extraction methods are widely used to extract vile glass plants such as maceration, decoction, percolation, and soxhlet. These methods have disadvantages such as high energy consumption, low extraction selectivity, long extraction time, organic solvents that are not environmentally friendly, and high solvent requirements which cause environmental problems. Continuous ultrasound assisted enzymatic extraction (CUAEE) is an environmentally friendly extraction method that has been used to extract various types of compounds from natural materials because it has various advantages. Estimation of process kinetic parameters using the hot sphere ball diffusion model needs to be carried out so that it can be used for optimization and evaluation of the CUAEE extraction process. Extraction of the keji beling leaves was carried out for 3 hours using a 40 kHz sonicator with an enzyme-solids ratio of 0, 30, and 50 mg/g and a temperature of 30 oC. In the extraction of phenolic acids, for each enzyme-solids ratio of 0, 30 and 50 mg/g, the Deff value was 1.075 x 10-7, 1.060 x 10-7, and 1.055 x 10-7 m2/s, so the hA value of 9.5 x 10-7, 9 x 10-7, and 8 x 10-7 m/s, and Ea values of 1.96 x 104, 1.74 x 104, and 1.70 x 104 J/mol. In flavonoid extraction, for each enzyme-solids ratio of 0, 30 and 50 mg/g, the Deff values were obtained at 1.97 x 10-7, 1.92 x 10-7, and 1.91 x 10-7 m2/ s, the hA values are 7 x 10-8, 3.3 x 10-9, and 3.3 x 10-9 m/s, and the Ea values are 1.585 x 104, 2 x 103, and 1.60 x 103 J /mol. With an average absolute relative deviation (AARD) value for each ratio, namely 15.54%, 4.65%, and 4.64% in phenolic acid extraction and 12.88%, 9.07%, and 12.31% in flavonoid extraction, the process parameters obtained were quite accurate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nur Priantia
"Peperomia pellucida (L.) Kunth (Piperaceae) adalah tumbuhan herba yang berguna dalam mengobati hipertensi, rematik, asam urat, sakit kepala dan sakit perut. Kandungan senyawa utama adalah alkaloid, flavonoid, saponin, tannin. Metode ekstraksi Microwave Assisted Extraction (MAE) yang akan digunakan untuk memperoleh kadar flavonoid total, profil flavonoid menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) densitometri dan uji aktivitas antioksidan menggunakan DPPH yang optimum dari herba Peperomia pellucida (L.) Kunth. Faktor efisiensi MAE yang digunakan meliputi, konsentrasi pelarut, waktu ekstraksi ratio sampel terhadap pelarut, dan daya alat MAE yang dianalisis menggunakan Response Surface Mathodology (RSM).
Hasil analisis, kondisi optimum yang diperoleh untuk kadar flavonoid total (36, 91 mg kuersetin ekuivalen / g ekstrak) adalah konsentrasi pelarut 80 %, ratio sampel terhadap pelarut 1:12, waktu ekstraksi 2 menit, dan daya alat mae 70 %. Uji aktivitas penghambatan radikal bebas antioksidan menggunakan metode DPPH (28,85 %) dengan konsentrasi pelarut 65 %, ratio sampel terhadap pelarut 1:10, waktu ekstraksi 3 menit dan daya alat MAE 50 %. Profil KLT densitometri menunjukkan adanya senyawa flavonoid yang terkandung dalam herba Peperomia pellucida (L.) Kunth. Analisis hubungan menunjukkan tidak ada korelasi antara kadar flavonoid total dengan aktivitas antioksidan.

Peperomia pellucida (L.) Kunth known as ? Suruhan? is one of the potential medical plants that used for the treatment of rheumatism, gout, headache and abdominal pain. Chemical constituens contained in this plant are alkaloids, flavonoid, sapponins tannins. The extraction method Microwave Assisted Extraction (MAE) which will be used to obtain the total flavonoid content, flavonoid profiles using thin layer chromatography (TLC) densitometry and test the antioxidant activity using DPPH optimum of Peperomia pellucida (L.) Kunth herb. This study to obtain optimum conditions MAE covering, solvent concentration, extraction time, solid-liquid ratio, and MAE power using RSM.
The analysis result of optimum condition obtained was the content of flavonoid was 36,91 mg quercetin ekuivalents / g extract the condition with solvent concentration of ethanol 80 %, solid-liquid ratio 1:12, extraction time of 2 minutes, and MAE power 70%. The result of antioxidant activity 28.85 % with solvent concentration of ethanol 65%, solid-liquid ratio 1:10, extraction time 3 minutes and MAE power 50%. TLC densitometry profile showed flavonoid compounds contained in Peperomia pellucida (L.) Kunth herb. The analysis showed no correlation between the levels of total flavonoids with antioxidant activity."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S64142
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>