Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ali Nina Liche Seniati
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1991
S2317
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mitea Kaniraras
"Hubungan perkawinan orangtua yang tidak harmonis atau berkonflik dapat berdampak buruk pada anak mereka. Persepsi anak terhadap hubungan orangtuanya dapat menimbulkan fear of intimacy, yang nantinya dapat berakibat buruk di saat anak dewasa. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran ada atau tidaknya hubungan antara persepsi hubungan perkawinan orangtua dengan fear of intimacy pada dewasa muda, serta arah dari hubungan tersebut. Sebanyak 103 partisipan mengisi alat ukur Conflict Tactics Scale: Father-Mother Resolution dan Fear of Intimacy Scale yang telah diadaptasi ke bahasa Indonesia. Untuk mengetahui hubungan kedua variabel dari data yang diperoleh, digunakan teknik perhitungan pearson correlation. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa persepsi hubungan perkawinan orangtua tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap fear of intimacy (reasoning ayah p = 0,124 > 0,05 dan ibu p = 0,880 > 0,05; verbal aggression ayah p 0,225 > 0,05 dan ibu p = 0,992 > 0,05; physical aggression ayah p = 0,120 > 0,05 dan ibu p = 0,094 > 0,05). Dengan demikian, temuan ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat hubungan antara persepsi hubungan perkawinan orangtua dan fear of intimacy.

Conflict in parental marital relationship can have a negative impact on their children. Children?s perception of their parent relationship can cause fear of intimacy which can be dangerous when children become young adults. This study used quantitative approach to see if there is any relation between perception of parental marital relationship and fear of intimacy in young adults, as well as the direction of the relationship. A total of 103 participants filled Conflict Tactics Scale: Father-Mother Resolution and Fear of Intimacy Scale which were adapted into Indonesian. Chi square technique was used to determine the relationship between the two variables from the data obtained. The results showed that the perception of parental marital relationship doesn?t have a significant relationship to fear of intimacy (father?s reasoning p = 0,124 > 0,05 and mother?s p = 0,880 > 0,05; father?s verbal aggression p 0,225 > 0,05 and mother?s p = 0,992 > 0,05; father?s physical aggression p = 0,120 > 0,05 and mother?s p = 0,094 > 0,05) Thus, these findings indicate that there is no relation between perception of parental marital relationship and fear of intimacy."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55116
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Nova Fortuna
"Latar Belakang : Rasa takut pada saat melakukan perawatan gigi menimbulkan hambatan yang signifikan untuk menerima perawatan gigi dan  hambatan bagi setiap dokter gigi dalam usaha peningkatan kesehatan gigi khususnya pada masyarakat. Hingga saat ini, masyarakat masih banyak yang menunda ke dokter gigi karena perasaan takut. jika tidak ditangani, dan dapat terus memengaruhi kesehatan mulut, sistemik, dan psikologis.
Tujuan : untuk mengetahaui karakteristik rasa takut dalam perawatan gigi pada siswa SMA 64 Jakarta.
Metode : Studi cross-sectional kepada 444 siswa SMA 64 Jakarta pada September hingga November 2022 menggunakan kuesioner online yang berisi 15 pertanyaan. 
Hasil : nilai Cronbach Alpha adalah 0,901. hasil uji korelasi mann whitney menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin dan riwayat kunjungan ke dokter gigi pada dental fear siswa SMA 64 Jakarta (p<0.05). Hasil uji kruskall walls menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pendidikan terakhir orang tua dan frekuensi ke dokter gigi pada dental fear siswa SMA 64 Jakarta  (p>0.05). Empat faktor dengan nilai eigen di atas 1,00 diidentifikasi, yang secara kolektif menjelaskan 68,93% dari varians. Faktor-faktor tersebut adalah faktor 1 yaitu ‘takut pada prosedur gigi biasa’ yang terdiri dari 5 item, faktor 2 adalah takut prosedur gigi kurang invasif yang terdiri dari 4 item, Faktor 3, 'Ketakutan terhadap aspek medis umum pengobatan dan penyuntikan', terdiri dari 4 item. Faktor 4, 'takut pada orang asing', terdiri dari 2 item. Lebih lanjut, empat faktor juga dental fear ditemukan pada siswa perempuan dan laki-laki.
Kesimpulan : Mayoritas siswa SMA 64 Jakarta yang merupakan perempuan mempunyai dental fear yang lebih tinggi daripada  laki - laki. Terdapat perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin dan riwayat kunjungan ke dokter gigi pada dental fear siswa SMA 64 Jakarta. Serta, teridentifikasi empat faktor kekuatan berbeda yang berkaitan dengan dental fear pada siswa SMA 64 Jakarta.

Background : Dental fear pose a significant barrier to receiving dental treatment and obstacles for every dentist in efforts to improve dental health, especially in the community. Until now, there are still many people who delay going to the dentist because they are afraid. if unaddressed, and can continue to affect oral, systemic, and psychological health.
Objective : To know the characteristics of dental fear among students in SMA 64 Jakarta. 
Methods : A cross-sectional study of 444 students at SMA 64 Jakarta from September to November 2022 used an online questionnaire containing 15 questions.
Results : The Cronbach’s alpha was 0.901. Mann whitney correlation test shown that there was a significant difference with gender and history of visits to the dentist in dental fear of SMA 64 Jakarta students (p<0.05). Kruskall walls correlation test shown that there was no significant difference with parents' last education and the frequency of going to the dentist in dental fear of SMA 64 Jakarta students (p>0.05). Four factors with eigenvalues above 1.00 were identified, which collectively explained 68,83% of the variance. These factors were as follows: Factor 1, ‘fear of usual dental procedures’ consisted of 5 items, factor 2, ‘fear of less invasive dental procedures’ consisted of 4 items, factor 3, ‘ Fear of general medical aspects of treatment and injections’, consisted of 4 items. Factor 4, ‘fear of strangers’, consisted of 2 items. Notably, four factors of dental fear were found in girls and boys.
Conclusion : the majority students of SMA 64 Jakarta who are women have higher dental fear than men. There is a significant difference with gender and history of visits to the dentist in dental fear of SMA 64 Jakarta students, and four factors of different strength pertaining to dental fear were identified in students of SMA 64 Jakarta.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Aulia Ainani
"Latar Belakang: Kecemasan dental merupakan suatu perasaan negatif yang tidak beralasan saat berkunjung ke dokter gigi untuk melakukan perawatan gigi. Kecemasan dental ini dapat menjadi hambatan bagi pasien anak maupun dewasa dalam melakukan perawatan gigi. Pengalaman buruk dental seperti rasa sakit saat perawatan, sikap tim dokter gigi yang kurang ramah, serta adanya rasa malu yang timbul akibat kondisi gigi geligi dapat menjadi faktor yang menimbulkan kecemasan dental. Pengalaman dental tersebut dapat terjadi pada masa anak-anak, remaja, dan dewasa. Banyak penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan kecemasan dental dengan pengalaman dental sebelumnya, salah satunya telah dibuktikan bahwa tidak adanya hubungan antara kecemasan dental dan pengalaman dental.
Tujuan: Menganalisis hubungan kecemasan dental saat ini dan pengalaman dental pada anak yang pernah berkunjung ke dokter gigi.
Metode: Data diambil secara daring dengan studi potong lintang pada siswa/i Bimbingan Belajar Nurul Fikri di seluruh wilayah DKI Jakarta menggunakan alat ukur berupa kuesioner CFSS-DS (Children’s Fear Survey Schedule-Dental Subscale) yang telah dimodifikasi urutannya dengan total subjek berjumlah 82 orang. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan SPSS.
Hasil:  Persentase terbesar tingkat kecemasan dental tinggi terdapat pada pencabutan gigi atau ekstraksi gigi sebesar 15,52% dan berdasarkan Uji Chi-square terlihat terdapat hubungan yang tidak bermakna (p > 0,05) antara kecemasan dental saat ini dan jenis perawatan dental yang pernah dilakukan.
Kesimpulan: Pada penelitian ini ditemukan bahwa terdapat hubungan yang tidak bermakna pada hubungan antara kecemasan dental saat ini dan pengalaman dental pada siswa/i Bimbingan Belajar Nurul Fikri di seluruh wilayah DKI Jakarta.

Background: Dental anxiety is an unreasonable negative feeling when visiting the dentist for dental treatment. Dental anxiety can be an obstacle for pediatric and adult patients in performing dental care. Bad dental experiences such as pain during treatment, the unfriendly attitude of the dental team, and the embarrassment that arises due to the condition of the teeth can be factors that cause dental anxiety. These dental experiences can occur in childhood, adolescence, and adulthood. Many studies have been conducted on the correlation between dental anxiety and previous dental experiences, one of which has proven that there is no correlation between dental anxiety and dental experience.
Objective: To analyze the correlation between current dental anxiety and dental experience in children who have visited the dentist.
Methods: Data were collected online by cross-sectional study on Nurul Fikri Tutoring students throughout DKI Jakarta using a measuring instrument in the form of a CFSS-DS (Children's Fear Survey Schedule – Dental Subscale) questionnaire which has been modified in order with a total of 82 subjects. Data analysis was performed by univariate and bivariate analysis using SPSS.
Results: The largest percentage of high dental anxiety levels was found in tooth extraction by 15.52% and based on Chi-square tests, it was seen that there was a non-significant correlation (p > 0.05) between current dental anxiety and types of dental treatment ever performed.
Conclusion: In this study, it was found that there was a non-significant correlation between current dental anxiety and dental experience in Nurul Fikri Tutoring students throughout DKI Jakarta.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewie Mardhani
"Keamanan berawal dari bahasa latin secures yang bermakna terbebas dari bahaya, ketakutan, dan ancaman yang terdiri dari pendekatan keamanan tradisional dan keamanan non tradisional. Pertahanan diartikan sebagai instrumen utama sebuah negara untuk menciptakan keamanan nasional. Ketahanan nasional didefinisikan sebagai kondisi dinamik suatu negara yang mencakup semua aspek kehidupan nasional untuk menghadapi ancaman. Sedangkan keamanan nasional mencakup keamanan negara, masyarakat dan individu. Hingga saat ini masih terdapat beberapa definisi dari beberapa ahli tentang konsep keamanan (security) dan pertahanan (defence). Artikel ini menganalisis bentuk ancaman kontemporer terkait keamanan dan pertahanan serta menjelaskan persamaan dan perbedaannya dalam studi ketahanan nasional yang bertujuan untuk mewujudkan sistem keamanan nasional serta perkembangan sistem keamanan nasional di negara lain. Artikel ini menggunakan desain penelitian kualitatif deskriptif melalui studi kepustakaan dan wawancara. Artikel ini menjelaskan bahwa bentuk ancaman yang terjadi di Indonesia, antara lain masalah di perbatasan, intoleransi SARA, ketimpangan reformasi birokrasi, belum optimalnya penegakan hukum, dan kejahatan transnasional. Persamaan dan perbedaan konsep security dan defence dapat dilihat dari regulasi, konsep yang digunakan, kelembagaan dan konstitusinya. Artikel ini menunjukkan bahwa ketahanan nasional dipengaruhi oleh pertahanan dan keamanan nasional. Kondisi aman suatu negara tidak terlepas dari hanya keamanan dan pertahanan saja melainkan saling bersinergi dengan faktor lain yakni ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, ideologi, geografi, demografi dan sumber daya alam."
Bogor: Universitas Pertahanan, 2020
355 JDSD 10:3 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gerzon, Robert
New York: Bantam Books , 1998
150 GER f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Doran, Bruce J.
"This book reports on research conducted over the past eight years, in which efforts have been made to pioneer the combination of techniques from behavioural geography with Geographic Information Systems (GIS) in order to map the fear of crime.
The first part of the book outlines the history of research into fear of crime, with an emphasis on the many approaches that have been used to investigate the problem and the need for a spatially-explicit approach. The second part provides a technical break down of the GIS-based techniques used to map fear of crime and summarises key findings from two separate study sites. Issues discussed include fear of crime in relation to housing prices and disorder, the use of fear mapping as a means with which to monitor the impact of Closed Circuit Television (CCTV) and fear mapping in transit environments.
"
New York: Springer, 2012
e20400688
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
F. Nurseto Subekti
"Tugas ini membahas tentang salah satu bentuk latihan relaksasi untuk meredakan kecemasan yang dialami oleh para climber pemula pada saat akan melakukan rappeling (turun tebing) di bukit Lahu pulau Lahu Lampung selatan, ketinggian tebing :b 48 m dengan kemiringan antara 80° - 90° dan ada sebagian yang "over hang". Penelitian ini penting dilakukan karena: l. untuk menghindari terjadinya cedera yang diakibatkan oleh rasa cemas yang tinggi, 2. menghindari trouble, 3. meningkatkan percaya diri,dan 4. menambah gairah dikalangan pemuda .untuk menekuni olahraga panjat tebing. Banyak cara untuk dapat meredakan kecemasan Salah satunya adalah dengan relaksasi. Latihan relaksasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Progresive muscle relaxation (lampiran 4). Adapun latihan dilaksanakan selama satu minggu dengan dibimbing oleh fasilitator dari BIGES (klub petualangan dialam bebas), program terlampir (hal.30). Jumlah testi yang melakukan eksperimen adalah 20 orang putra mahasiswa UNILA (Universitas Lampung), dan mereka adalah calon anggota petualangan dialam bebas (BIGES) yang sedang mengikuti pendidjkan dasar. Pengetesan dilaksanakan sebanyak tiga kali yaitu saat istirahat, saat rnengalami kecemasan (0,5 meter saat akan turun tebing), dan setelah melakukan relaksasi (hal.29), kemudian data diolah untuk mencari jawaban sesuai dengan permasalahan yang penulis kemukakan (hal.25). Dari data yang diperoleh setelah diolah dengan menggunakan rumus statistik diperoleh bahwa ; denyut nadi saat istirahat rata-rata 72 kali per menit dan tekanan darah 115/91,25 mengalami peningkatan saat testi mengalami cemas (0,5 meter dibibir tebing) denyut nadi menjadi 134,5 per menit dan tekanan darah menjadi 134,75/105,5. Dengan t -hitung sebesar 26,15 dengan t - tabel 2,09 artinya bahwa kecemasan berpengaruh terhadap meningkatnya denyut nadi dan tekanan darah. Selanjutnya data yang ketiga adalah setelah melakukan relaksasi diperoleh data sebagai berikut; denyut nadi rata-rata 83,5 dan tekanan darah 1l3,5/ 100, ini mengalami penurunan yang signifikan yaitu t - hitung sebesar 22,08 dan t - tabel 2,09 artinya bahwa relaksasi yang diberikan dapat menurunkan denyut nadi dan tekanan darah, dengan kata lain kecemasan dapat diredakan oleh latihan relaksasi. . Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima atau dipertabankan yaitu latihan relaksasi dengan metode Progressive muscle relaxation technique berpengaruh terhadap meredanya ketegangan/anxiety, dibuiktikan dengan meredanya denyut nadi dan tekanan darah."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Petrus
"Penelitian ini membahas mengenai kesiagaan masyarakat menghadapi kejadiaan tindak kejahatan seksual terhadap anak ndash; anak yang dikenal dengan istilah Paedophilia. Yang saat ini sering terjadi dan sudah dikategorikan menjadi keadaan darurat dengan diundangkannya Perpu Nomor 1 tahun 2016 menjadi Perubahan kedua terhadap Undang ndash; undang nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan akibat kejadian ndash; kejadian tersebut mengakibatkan ketakutan dan rasa tidak aman ditengah ndash; tengah masyarakat yang dikenal dengan istilah Fear of Crime.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data empiris dan hubungan antar variabel tentang Paedophilia dan Fear Of Crime terhadap Kesiagaan masyarakat di tinjau dari perspektif Ketahanan Wilayah di tempat yang tingkat terjadi kejahatanPaedophiliapaling tinggi di Provinsi DKI Jakarta yaitu di kota Jakarta Timur dengan melalui survei dan wawancara terstruktur.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif yang mengandalkan angka ndash; angka dalam bentuk skor dan hasil perhitungan statistik sebagai dasar untuk analisis. Untuk mendapatkan skor tersebut digunakan metode survei lapangan dengan wawancara terstruktur dengan cara menyebar angket kuisioner kepada responden yang diambil secara purposivedi Kecamatan Ciracas Kota Jakarta Timur.
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel bebas yaitu Paedophilia dan fear of crimeberkorelasi kuat dan sedang terhadap variabel terikat yaitu Kesiagaan masyarakat, hal ini diketahui dari hasil analisis data yang menggunakan analisis korelasi, determinasi dan regresi baik secara tunggal maupun secara simultan. Dengan diketahuinya hasil analisis hubungan variabel yang kuat dan berpengaruh signifikan, maka hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam upaya peningkatan Kesiagaan masyarakat khususnya terhadap kejahatan Paedophilia.

This research focuses on community preparedness to face the incidence of acts of sexual crimes against children known by the term pedophilia, which is currently often the case and is classified as a state of emergency with the enactment of Government Regulation No. 1 of 2016 became second change toLaw number 23 of 2002 on Protection of Children and the consequences of events events that lead to fear and insecurity in the middle of the community known as the fear of Crime.
This study aims to obtain empirical data and relationships between variables of pedophilia and Fear Of Crime against Preparedness society in the review from the perspective of durability Region in place of the crime pedophilia highest in Jakarta is in the city Jakarta through surveys and structured interviews.
This study used quantitative research approaches that rely numbers in the form of scores and statistical analysis as a basis for analysis. To gain score method is used with a structured interview survey by distributing questionnaires to the respondents to the survey taken by purposive in East Jakarta District Ciracas.
The results showed that the independent variables are pedophilia and fear of crime are strongly correlated to the dependent variable and the preparedness of society, it is known from the analysis of data using correlation analysis, and regression determination either singly or simultaneously. By knowing the analysis of the relationship between a strong and significant effect, the results of this study can be used as a reference in an effort to increase community preparedness, especially against crime pedophilia.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Ramdaniati
"Takut pada anak yang mengalami hospitalisasi merupakan fenomena yang sering ditemui dan berdampak terhadap penolakan tindakan. Penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian takut anak usia pra sekolah dan sekolah yang mengalami hospitalisasi. Desain cross sectional, dengan sampel 100 responden melalui purposive sampling. Analisa menggunakan chi square dan regresi logistik ganda. Hasil menunjukkan takut dialami oleh 53 % responden, selanjutnya terdapat hubungan signifikan antara karakteristik anak, keluarga dan lingkungan dengan kejadian takut. Kesimpulan bahwa usia dan kecemasan keluarga merupakan determinan kejadian takut anak usia pra sekolah dan sekolah yang mengalami hospitalisasi, maka disarankan bagi perawat untuk meningkatkan pemberian dukungan emosional kepada keluarga, serta mengatur situasi ruangan yang kondusif dan tidak menakutkan bagi anak.

Fear of children experiencing hospitalization is a common phenomenon. This study aimed to identify factors associated with the incidence of fear in pre-school and school age children who experience hospitalization. The design used crosssectional with sample of 100 respondents by purposive sampling. The results showed that the fear experienced by 53% of respondents, and a significant relationship between children, family and environment characteristics with incidence of fear. The study concluded that age and family anxiety is determinant of the incidence of fear in pre-schools and school age children that have experienced hospitalization. The researcher suggests that pediatric nurse should give emotionally support for family and make room situation setting that is conducive and less frightened for children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>