Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dipta Adiwiguna
"Skripsi ini membahas nada teks cerita, dilihat dari motif tindakan para tokoh yang ada dalam dongeng. Pada dongeng Putri Teratai Merah karya Suyono H.R., ditemukan bahwa dalam motif tindakan yang dilakukan para tokoh dalam dongeng terdapat nilai-nilai yang bersifat kurang tepat untuk dibaca oleh pembaca anak. Nilai-nilai tersebut kurang tepat dibaca oleh anak-anak karena menggambarkan kepasifan perempuan, ketergantungan, kemalasan, dan iri hati. Pemaparan mengenai motif tindakan tersebut dilihat berdasarkan analisis struktural yang diinterpretasikan dengan pendapat beberapa ahli.

This thesis discuss character's motive in fairytales that show the text's tone. Based on the data taken from Putri Teratai Merah by Suyono H.R., characters' motive in the text are not appropriate for children because it represents certain values that are not suitable for children literature. Some of the values that unfavorable for children to read are that woman pictured being passive, dependant, lazy, and envy. The description of the text's tone can be analyzed by structural analysis, which then will be interpreted with references from experts."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42504
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Franz, Marie-Louise von
"Perempuan di dunia Barat saat ini mencari citra yang dapat mendefinisikan identitas mereka. Pencarian ini dimotivasi oleh disorientasi dan ketidakpastian mendalam pada perempuan modern. Di Barat, ketidakpastian ini disebabkan karena, seperti yang telah ditunjukkan Jung, perempuan tidak memiliki wakil metafisik dalam citra Tuhan Kristen. Protestanisme harus bersedia dipersalahkan sebagai agama laki-laki murni. Katolik setidaknya memiliki Perawan Maria sebagai representasi arketipe femininitas, tetapi citra arketipe feminin ini tidak lengkap karena hanya mencakup aspek sublim dan cahaya dari prinsip feminin ilahi dan oleh karena itu tidak mengungkap seluruh prinsip feminin.
Pencarian tentang identitas diri sedang melanda kaum perempuan di dunia Barat. Setiap saat, mereka mencari citra yang dapat mendefinisikan identitas diri mereka. Pencarian ini dimotivasi oleh disorientasi dan ketidakpastian mendalam bahwa mereka tidak memiliki wakil metafisik dalam citra Tuhan Kristen. Protestanisme harus bersedia dipersalahkan sebagai agama laki-laki murni. Katolik setidaknya memiliki Perawan Maria sebagai representasi arketipe femininitas, tetapi citra arketipe feminin ini tidak lengkap karena hanya mencakup aspek sublim dan cahaya dari prinsip feminin ilahi dan oleh karena itu tidak mengungkap seluruh prinsip feminin.
Sebagai psikolog Jungian yang tersohor dengan studinya mengenai interpretasi dongeng dan alkimia, Marie-Louise von Franz pertama kali menemukan gambaran feminin yang melengkapi kekurangan ini dalam agama Kristen. Menurutnya, dongeng mengungkap fantasi kreatif lapisan penduduk pedesaan dan kurang berpendidikan.
Selain itu, Marie-Louise von Franz mengurai bahwa sosok feminin dalam dongeng, dengan keseluruhan cerita yang mengitarinya, tidak serta-merta membuktikan bahwa sebuah kisah ada hubungannya dengan psikologi perempuan. Banyak cerita panjang tentang penderitaan perempuan ditulis oleh laki laki dan merupakan proyeksi dari masalah anima laki-laki.
"
Yogyakarta: IRCiSoD, 2023
305.4 FRA f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library