Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aldry Triansya
"ABSTRAK
Penerapan lebih lanjut mesin Low Fuel Consumption Engine (LFCE) yang akan
digunakan pada kendaraan hemat energy maka dibutuhkan pengendalian fuel dan
timing ignition yang sesuai agar performa dari kendaraan yang mengunakan
LFCE sehingga mendapatkan titik temu yang sesuai dengan kebutuhan yang tepat.
Maka dari itu di perlukan perancangan chassis dinamometer untuk menunjang
pengukuran torsi, kecepatan sudut dan daya secara real-time. Hasil pengukuran ini
yang di jadikan sebagai hasil yang dapat di evaluasi untuk memperbaiki variabel
kontrol pada ECU pada mesin LFCE, sehingga didapatkan daya, torsi, dan
kecepatan putaran yang sesuai dengan harapan perancang. Dalam merancang
dinamometer, hal pertama yang harus diperhatikan adalah beban dan keakuratan
pembacaan sensor. Beban pada dinamometer harus bisa disesuaikan dengan
kendaraan hemat energi dengan skala daya pada mesin 65 cc. Sensor dalam
pembacaan dinamometer ini harus terintegrasi dalam suatu HMI yang mudah di
gunakan. Sensor yang di gunakan harus menujukan tingkat kepercayaan dan
akurasi yang baik agar mendapatkan suatu nilai kebenaran dalam pengukuran.

ABSTRACT
Further application of machine Low Fuel Consumption Engine (LFCE) to be used
in energy-efficient vehicles then takes control of fuel and timing ignition
appropriate for performance of vehicles using LFCE get a meeting point
corresponding to the exact needs. Therefore in the design of the chassis
dynamometer needed to support the measurement of torque, speed angle and
power in real-time. The results of these measurements are made as a result that
can be evaluated to improve the control variables in the engine control unit LFCE,
so we get the power, torque, and speed of rotation in accordance with expectations
of the designer. In designing the dynamometer, the first thing to note is the burden
and the accuracy of the sensor readings. The load on the dynamometer must be
adjusted to the energy-efficient vehicles with engine power on the scale of 65 cc.
Sensors in the dynamometer readings must be integrated in an HMI that is easy to
use. Sensors are used need to address the level of confidence and accuracy in
order to obtain a truth value in the measurement."
2016
S64859
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Permana
"Masalah pencemaran lingkungan yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir memaksa sektor transportasi untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik yang ramah lingkungan. Indonesia merupakan pasar yang besar untuk kendaraan roda dua dan roda empat. Walaupun demikian, adopsi kendaraan listrik di Indonesia masih tergolong sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi niat pembelian (purchase intention) kendaraan listrik di Indonesia. Penelitian ini menggunakan landasan Theory of Planned Behavior dan Technology Acceptance Model dengan tambahan lima variabel yaitu price value, perceived risk, environmental self-image, infrastructure barrier, dan financial incentive policy untuk lebih menjelaskan niat pembelian kendaraan listrik di Indonesia. Data penelitian diambil dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan secara online dengan cara non-probability sampling. Data diolah menggunakan metode PLS-SEM dengan software SmartPLS. Berdasarkan data sampel 242 responden, didapatkan hasil bahwa perceived usefulness, perceived ease of use, dan price value secara positif mempengaruhi attitude terhadap perilaku pembelian kendaraan listrik. Temuan lain adalah attitude terhadap perilaku pembelian, price value, dan financial incentive policysecara positif mempengaruhi purchase intention sementara perceived risk dan infrastructure barrier berpengaruh negatif terhadap intensi tersebut.

Environmental pollution problems that have occurred in recent years have forced the transportation sector to accelerate the adoption of environmentally friendly electric vehicles. Indonesia is a large market for two-wheeled and four-wheeled vehicles. Even so, the adoption of electric vehicles in Indonesia is still relatively small. This study aims to determine the relationship between the factors that can influence the purchase intention of electric vehicles in Indonesia. This study uses the basis of the Theory of Planned Behavior and Technology Acceptance Model with the addition of five variabels, namely price value, perceived risk, environmental self-image, infrastructure barrier, and financial incentive policy to better explain the intention to purchase electric vehicles in Indonesia. Research data was taken using a questionnaire distributed online by means of non-probability sampling. Data is processed using the PLS-SEM method with SmartPLS software. Based on sample data of 242 respondents, the results show that perceived usefulness, perceived ease of use, and price value positively influence attitudes toward electric vehicle buying behavior. Another finding is that attitude towards buying behavior, price value, infrastructure barrier, and financial incentive policy positively affect purchase intention while perceived risk negatively affects this intention."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faiz Ismail
"Mobil listrik dapat menjadi solusi untuk beberapa masalah sosial di Indonesia, seperti polusi dan peningkatan konsumsi energi dari bahan bakar fosil yang tidak dapat dipenuhi oleh produksi domestik. Hari ini, pasar global untuk kendaraan "ramah lingkungan" mengalami pertumbuhan pesat setiap tahunnya. Namun, di sebagian besar negara-negara berkembang atau negara-negara Islam, khususnya Indonesia penjualan mobil seperti itu tetap sangat rendah dan pola konsumsi yang ramah lingkungan juga kurang dieksplorasi. Makalah ini bertujuan untuk memperluas pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku terhadap kendaraan listrik di Indonesia. Penelitian ini menyelidiki apakah keinginan warga Indonesia untuk membeli mobil listrik bergantung pada pertimbangan agama dan etika. Data dikumpulkan dari 278 responden di berbagai kota di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Personal Values ​​of Self Transcendence (ST) dan Personal Values ​​of Conservation (Cv) memiliki pengaruh positif terhadap Environmental Concern (EC). Environmental Concern (EC) juga sangat berpengaruh terhadap Electric Vehicle Purchase Intention (EVPI). Sebaliknya, Nilai-nilai Islami atau islamic values (IsV)  tidak mempengaruhi kepedulian lingkungan  atau environemental concern (EC) dan Electric Vehicle Purchase Intention(EVPI).

Electric vehicles can be a solution to several social issues in Indonesia, such as pollution and the increasing energy consumption from fossil fuels that cannot be met by domestic production. Today, the global market for environmentally friendly vehicles is experiencing rapid growth every year. However, in most developing countries or Islamic countries, particularly Indonesia, the sales of such vehicles remain very low, and environmentally friendly consumption patterns are also underexplored. This paper aims to broaden the understanding of the factors influencing attitudes and behaviors towards electric vehicles in Indonesia. This research investigates whether the desire of Indonesian citizens to purchase electric vehicles depends on religious and ethical considerations. Data were collected from 278 respondents in various cities in Indonesia. The research findings indicate that Personal Values of Self Transcendence (ST) and Personal Values of Conservation (Cv) have a positive influence on Environmental Concern (EC). Environmental Concern (EC) also significantly influences Electric Vehicle Purchase Intention (EVPI). Conversely, Islamic values (IsV) do not have an impact on environmental concern (EC) and Electric Vehicle Purchase Intention (EVPI)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Chandra Pitaloka
"DKI Jakarta saat ini sedang mengembangkan bus listrik sebagai transportasi umum dengan target 10.000 unit bus listrik pada tahun 2030. Namun pengembangan ini memiliki beberapa tantangan, antara lain harga bus listrik dua kali lebih mahal dari bus non listrik, perbedaan total biaya operasional, dan perlu penyediaan fasilitas pengisian daya listrik. Oleh karena itu kemampuan finansial operator bus dan dukungan kebijakan dari Pemerintah sangat diperlukan. Penelitian ini menganalisis dan membuat model Dinamika Sistem untuk pengembangan bus listrik di Jakarta berdasarkan kebijakan Pemerintah terkait subsidi PSO, pendapatan pengelola bus, dan total biaya operasional. Berdasarkan hasil simulasi terlihat bahwa sampai tahun 2030 total pendapatan yang diperoleh operator ditambah subsidi PSO dapat memenuhi total biaya operasional bus. Akan tetapi untuk pembiayaan jangka panjang sampai tahun 2038 total pendapatan operator bus tidak dapat memenuhi total biaya operasional. Dua skenario kenaikan tarif secara bertahap dijalankan untuk menutupi kelebihan biaya operasional. Pada skenario kenaikan tarif yang kedua menunjukkan bahwa dengan diterapkannya kenaikan tarif secara bertahap, pada tahun 2035 Pemerintah dapat mempertimbangkan penurunan subsidi sebesar 50% dan pada tahun 2037 subsidi PSO dapat dihapuskan. Sedangkan apabila terdapat pendapatan non farebox sebesar 5% dari farebox, maka pada tahun 2036 subsidi PSO sudah dapat dihapuskan.

Jakarta is currently developing electric buses as public transportation with a target of 10,000 electric buses by 2030. However, this development has several challenges, including the price of electric buses being twice more expensive than non-electric buses, differences in total operational costs, and the need to provide charging facility. Therefore, the financial capacity of bus operators and policy support from the Government is needed. This study analyzes and makes a System Dynamics model for the development of electric buses based on Government policies related to PSO subsidies, bus operator income, and total operating costs. Based on the results, it can be seen that until 2030 the total revenue earned plus the PSO can meet the total operating costs. However, for long-term financing until 2038 the total revenue cannot meet the total operating costs. Two scenarios of gradually increasing tariffs are implemented to cover excess operational costs. In the second tariff increase scenario, it shows that by implementing a gradual increase in tariffs, in 2035 the Government can consider reducing subsidies by 50% and in 2037 PSO can be abolished. Meanwhile, if there is a non-farebox income of 5% of the farebox, then in 2036 the subsidy can be abolished."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Clarita
"Permintaan terhadap mobil listrik telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, namun masih mewakili sebagian kecil dari total kendaraan baru yang terjual secara global. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi niat pembelian konsumen terhadap mobil listrik di wilayah Jabodetabek. Dengan menggunakan metode survei, data dikumpulkan dari individu-individu yang dinilai mampu membeli mobil listrik, baik melalui skema cicilan maupun pembayaran tunai, dan dianalisis menggunakan model persamaan struktural partial least squares (PLS-SEM) untuk menguji hipotesis penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa insentif pemerintah, kemudahan akses infrastruktur pengisian daya, persepsi nilai jual kembali, diversifikasi produk, pengaruh sosial, kepedulian lingkungan, dan sikap konsumen secara signifikan dan positif mempengaruhi niat pembelian terhadap mobil listrik. Namun, persepsi terhadap harga pembelian tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan. Temuan ini menunjukkan bahwa inisiatif strategis dari pembuat kebijakan dan produsen, seperti insentif pemerintah yang berkelanjutan, perluasan infrastruktur pengisian daya, dan strategi pemasaran yang efektif dengan memanfaatkan pengaruh sosial dan manfaat lingkungan, sangat penting untuk mempromosikan adopsi mobil listrik di Jabodetabek. Penelitian ini memberikan wawasan berharga untuk memahami perilaku konsumen terhadap mobil listrik di pasar berkembang dan menawarkan informasi berguna untuk meningkatkan penetrasi pasar.

The demand for electric cars has significantly increased in recent years, but it represents only a small fraction of the total new vehicles sold globally. This study aims to analyze the factors influencing consumer purchase intentions towards electric cars in the Greater Jakarta area (Jabodetabek). Using a survey method, data were collected from individuals who are considered capable of purchasing electric cars, either through installment plans or cash payments, and analyzed using partial least squares structural equation modeling (PLS-SEM) to test the research hypotheses. The results indicate that government incentives, ease of access to charging infrastructure, perception of resale value, product diversification, social influence, environmental concern, and consumer attitudes significantly and positively influence purchase intentions towards electric cars. However, the perception of purchase price did not show a significant effect. The findings suggest that strategic initiatives by policymakers and manufacturers, such as continuous government incentives, expansion of charging infrastructure, and effective marketing strategies leveraging social influence and environmental benefits, are crucial for promoting electric car adoption in Jabodetabek. This study provides valuable insights for understanding consumer behavior towards electric cars in emerging markets and offers useful information for enhancing market penetration."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kadek Indra Raditya Putra
"ABSTRACT
Penelitian ini mengangkat tema kebijakan insentif pajak pada sisi penawaran untuk kendaraan listrik berdasarkan tingginya insiden konsumsi bahan bakar kendaraan dan perubahan iklim serta polusi akibat gas emisi gas buang kendaraan sehingga perlu menerapkan penggunaan kendaraan listrik. Masalah utama adalah bahwa masih belum ada kebijakan insentif pajak khusus untuk pengembangan industri kendaraan listrik di Indonesia sehingga peneliti menganalisis kebijakan industri dan insentif pajak di Cina, Norwegia dan Thailand serta Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif yang memperoleh data melalui studi pustaka dan wawancara. Hasil dari penelitian ini adalah kebijakan negara Tiongkok dari pemerintah pusat yang juga didukung oleh pemerintah daerah dengan pemberian insentif, kota percontohan dan anggaran penelitian. Norwegia mengeluarkan kebijakan kendaraan listrik untuk mengurangi emisi kendaraan dan insentif pajak dan non-pajak diberikan untuk mengurangi harga dan biaya operasi kendaraan listrik. Thailand mengeluarkan kebijakan untuk investasi dalam produksi kendaraan listrik dalam bentuk pembebasan pajak, pembebasan bea masuk atas barang modal dan pengurangan tarif cukai. Negara Indonesia hanya memiliki Rencana Umum Energi Nasional yang merupakan salah satu isinya dalam diversifikasi energi kendaraan dengan penggunaan kendaraan listrik dan target pada tahun 2025, sementara insentif pajak yang ada adalah pembebasan pajak dan pembebasan bea masuk atas barang modal dan pengurangan BBNKB di Kota Bandung. Belum ada ketentuan insentif pajak oleh pemerintah pusat untuk sisi permintaan dan tampaknya ada insentif dalam bentuk transfer sumber daya ekonomi, kehilangan pendapatan negara dan dampak lainnya. Karena itu Indonesia perlu merencanakan industri kendaraan lintas sektor dan pemerintah, selain memberikan insentif untuk sisi permintaan dan memperhatikan proyeksi dampak yang akan muncul.

ABSTRACT
This study raises the theme of tax incentive policies on the supply side for electric vehicles based on the high incidence of vehicle fuel consumption and climate change as well as pollution due to gas emissions of vehicle exhaust gas so it is necessary to apply the use of electric vehicles. The main problem is that there is still no specific tax incentive policy for the development of the electric vehicle industry in Indonesia so researchers analyzed industry policies and tax incentives in China, Norway and Thailand as well as Indonesia. This study uses a qualitative approach with a descriptive type that obtains data through literature studies and interviews. The results of this study are Chinese state policies from the central government which are also supported by local governments by providing incentives, pilot cities and research budgets. Norway issued an electric vehicle policy to reduce vehicle emissions and provided tax and non-tax incentives to reduce the price and operating costs of electric vehicles. Thailand issued a policy for investment in the production of electric vehicles in the form of tax exemptions, exemption from import duties on capital goods and reduction of excise tariffs. The State of Indonesia only has a National Energy General Plan which is one of its contents in the diversification of vehicle energy with the use of electric vehicles and targets by 2025, while the existing tax incentives are tax exemptions and exemption from import duties on capital goods and BBNKB reduction in the city of Bandung. There is no provision of tax incentives by the central government for the demand side and there seems to be incentives in the form of transfer of economic resources, loss of state revenues and other impacts. Therefore Indonesia needs to plan the cross-sector and government vehicle industry, in addition to providing incentives for the demand side and paying attention to the projected impacts that will emerge."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radhityana Muhammad
"Polusi atau emisi gas rumah kaca merupakan salah satu hal sumber eksternalitas negatif bagi lingkungan. Peningkatan emisi akan berdampak pada peningkatan suhu yang berakibat pada perubahan iklim. Salah satu penyumbang emisi terbesar di Indonesia adalah sektor transportasi.  Transisi menuju penggunaan kendaraan listrik merupakan salah satu alternatif kebijakan dalam upaya pengurangan emisi gas rumah kaca. Kebijakan pemerintah Indonesia melalui Perpres 55/2019 bertujuan untuk mempercepat implementasi kendaraan listrik berbasis baterai di Indonesia. Kendaraan listrik dianggap tidak menimbulkankan polusi dalam penggunaannya. Namun, di sisi lain penggunaan kendaraan listrik berpotensi menimbulkan leakage effect dari sektor transportasi terhadap emisi di sektor pengadaan listrik.  Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak ekonomi dan lingkungan akibat permintaan listrik yang merupakan derived demand dari kendaraan listrik. dengan menggunakan analisis environmentally extended input-output (EEIO). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa total output perekonomian Indonesia berpotensi mengalami peningkatan hingga Rp 636 Miliar akibat peningkatan penggunaan kendaraan listrik. Pada sektor transportasi penggunaan kendaraan listrik dapat berpotensi mengurangi emisi hingga 76.982 Ton CO2. Tetapi leakage effect yang dihitung dari tambahan emisi sektor pembangkit listrik sebesar 92.863 TonCO2 dari total emisi dan hasil perhitungan EEIO 156.709 TonCO2. Jadi, pengurangan emisi sektor transportasi akibat penggunaan kendaraan listrik lebih kecil dibandingkan emisi yang muncul dari kegiatan ekonomi terutama di sektor pembangkitan listrik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terjadi leakage effect akibat peningkatan penggunaan kendaraan listrik meskipun memiliki potensi yang besar dalam pengurangan emisi sektor transportasi.  

Pollution is a source of negative externality for the environment. Increasing emissions will follow by the increase of global temperature that impacts climate change. The transportation sektor is one of the most significant contributors to emission production. The transition to the usage of electric vehicle (EV) is an alternative solution to reduce greenhouse gas emissions because it has zero emissions. The Indonesian government has been aiming to raise the usage of EV through fiscal and non-fiscal incentives through regulation in Perpres 55/2019. However, there's a potential leakage effect of emission increase in the activities of generating electricity. Even electric vehicles are considered to be zero emissions. This study aims to quantify the economic and environmental impact of increasing electricity demand by increasing the use of electric vehicles using environmentally extended input-output analysis. The results find that economic output will increase to Rp 636 billion as the effect of the increasing electricity demand. The emission of transportation sector will have a potential decrease to 76.982 Ton CO2. Unfortunately, Electricity generation sector emission will potentially increase to 92.863 Ton CO2 and also the total emission will increase to 156.709 Ton CO2e. The results shows that leakage effect occur after the increase of electric vehicle usage in Indonesia even the EVs have a huge pontential to reduce emission in transport sector."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library