Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Universitas Pelita Harapan Press, 2004
379 SEM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Roestanto
"Dalam mewujudkan amanat UUD'45, pemerintah mengalokasikan Rp 30,60 trilyun dan Rp 322,44 trilyun dalam belanja pemerintah pusat untuk fungsi pendidikan. Tetapi jumlah itu belum cukup menggratiskan biaya pendidikan. Jangankan untuk semua level pendidikan, untuk menunjang wajib belajar sembilan tahun tingkat SD dan SMP raja jumlah tersebut jauh dari cukup. Akan tetapi, selain dalam belanja pemerintah pusat, ada transfer pemerintah pusat kepada daerah yang peruntukkannya khusus di bidang pendidikan. Bentuknya Dana Alokasi Khusus non Dana Reboisasi bidang pendidikan.
DAK non DR ini bersifat khusus, pertama karena sifatnya yang "memusat" di tengah isu desentralisasi dan otonomi daerah yaitu untuk kegiatan prioritas nasional. DAK non DR hanya menyerahkan pelaksanaan kegiatan kepada daerah, tetapi untuk tahap perencanaan dan pengawasan berada di Langan pemerintah pusat. Hal kedua yang membuatnya khusus karena mewajibkan daerah penerima dana untuk menyertakan dana pendamping sebesar 10% dari pagu yang dialokasikan buat daerah tersebut (matching grant). Selain itu dana DAK non DR berpotensi meningkat apabila pasal 108 UU No.33/2004 diberiakukan. UU tersebut memerintahkan agar dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan yang berada di departemen teknis, secara bertahap dialihkan menjadi Dana Alokasi Khusus.
Untuk pengalokasian DAK non DR digunakan tiga kriteria yaitu kriteria umum, kriteria khusus dan kriteria teknis. Di dalam ketiga kriteria tersebut terdapat variabel-variabel Indeks Fiskal Netto (IFN), Indeks Karakteristik Wilayah (IKW), jumlah SD/MI rusak berat (SDM!) dan Indeks Karakteristlk Wilayah (IKK). Selain itu, agar kriteria teknis tidak terbatas pada jumlah 5D/MI yang rusak berat padahal tujuan DAK non DR bidang pendidikan untuk menunjang wajib belajar sembilan tahun, maka scat exercise variabel yang mempengaruhi alokasi DAK non DR, ditambahkan dua variabel babas yaitu jumlah penduduk buts huruf usia 15-24 tahun (BUTA) dan jumlah penduduk usia 7-15 tahun yang masih bersekolah SD-SMP (SDSMP).
Hasil persamaan regresi berganda dimana DAK non DR bidang pendidikan sebagai variabel terikat, dan IFN, IKW, SDMI, IKK, BUTA dan SDSMP sebagai variabel babas membuktikan semua variabei babas tersebut signifikan-mempengaruhi pengalokasian DAK non DR bidang pendidikan, kecuali BUTA. Hasil regresi terbaik menunjukkan IKK menjadi variabel paling elastis atau paling berpengaruh terhadap alokasi DAK Non DR bidang pendidikan diikuti SDMI, IFN, SDSMP dan IKW. Adapun untuk dua variabel tambahan (BUTA dan SDSMP) menunjukkan hasil yang berbeda, variabel buts huruf tidak signifikan sedang variabel penduduk sekolah SD-SMP signifikan. Dan hasil tersebut, yang bisa dikemukakan disini adalah pertama DAK adalah bentuk dana khusus dengan tujuan hanya untuk rehabilitasi gedung SDJMI rusak berat atau pengadaan meubelaimya. DAK tidak dimaksudkan menutup seiuruh biaya pendidikan, sehingga wajar bila penambahan variabel yang tebih lugs seperti jumlah seluruh penduduk dengan kriteria dan usia tertentu hasiinya tidak sebaik variabel utamanya. Akan tetapi keberadaan dua variabel tambahan ini kiranya juga tidak dinisbikan mengingat untuk proyeksi masa depan, seiring penambahan dana OAK, variabel-variabel tersebut diperiukan keberadaanya.
IKK menjadi variabel paling berpengaruh karena indeks ini yang digunakan untuk menyamakan penghitungan dari sisi fiskal kewilayahan dan sisi teknis pendidikan. IKK digunakan sebagai pengali balk untuk penentuan bobot teknis pendidikan maupun bobot daerah. Karena itu bila pengaruh IKK paling elastis (menentukan) untuk hasil regresi tampaknya hal yang masuk akal. Tetapi paling berpengaruhnya IKK juga patut dikritisi, mengingat bila tujuan pengalokasian DAK non DR untuk merehabilitasi gedung SDJMI rusak tetapi mengapa justru tingkat biaya di suatu daerah yang paling mempengaruhi pemberian dana. Yang ditakutkan adalah nantinya besar kecilnya alokasi OAK pendidikan justru ditentukan biaya pembangunan gedung di suatu daerah, dibanding kuantitas gedung SD/MI yang mengalami kerusakan berat.
Selain dalam DAK non DR, IKK turut berperan dalam penentuan alokasi DAU. IKK dipergunakan sebagai pertimbangan untuk dua dana perimbangan tersebut setelah terjadi perbaikan atas kritik yang disampaikan Brodjonegoro dan Risyana (2002:143) saat penghitungan formula DAU TA 2002. Brodjonegoro dan Risyana menilai penggunaan IKK sebagai data alternatif untuk menggantikan indeks harga satuan bangunan suatu kabupaten/kota yang dipakai dalam formula DAU saat itu, dianggap kurang merepresentasikan kondisi geogral'is di Indonesia. Alasannya karena ternyata indeks (IKK) di Jakarta lebih tinggi dibandingkan beberapa daerah yang relatif terisolasi saat itu.
Untuk penghitungan TA 2005 ini, kritik yang disampaikan telah diperbaiki karena IKK propinsi terisolir sudah lebih tinggi dibanding yang tidak. Misal IKK Propinsi Papua 160,85, Maluku 116,71, Maluku Utara 114,49, Sulut 103,88 dibanding IKK Propinsi DKI Jaya 96,78, Jawa Barat 89,79, Jawa Tengah 88,54, maupun Jawa Timur 89,52. Penggunaan IKK untuk penghitungan dua jenis dana itu, dari sisi standardisasi penghitungan fisik bangunan dapat dipandang telah terjadinya keseragaman dalam pola perencanaan anggaran."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18714
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Markus
"ABSTRAK
Tren global yang mengarah kepada pemberlakuan sisitem ekonomi pasar dan privatisasi dalam pembiayaan pendidikan tinggi disertai agenda rasionalisasi anggaran oleh pemerintah telah menjadi pencetus bagi transformasi institusi perguruan tinggi terkemuka milik pemerintah di Indonesia dalam satu dekade terakhir. Dalam studi ini strategi adaptasi yang digunakan oleh Universitas Indonesia melalui marketisasi dikaji secara kualitatif. Kajian ini mengidentifikasikan strategi-strategi yang digunakan dalam mencapai marketisasi
dan dampaknya bagi kehidupan akademik. Adapun strategi yang digunakan termasuk korporatisasi tatakelola Universitas.

ABSTRACT
The global trends in favour of the market place and private finance in higher education together with the government's budget rationalisation agenda, were the impetus for the transformation of Indonesian leading public universities within this last decade. In this study, the strategies of adapation of Universitas Indonesia
through marketisation was investigated qualitatively. The study identified the strategies used to achieve marketisation and the consequences they brought on academic life. Strategies used in marketisation included the corporatisation of university management."
2009
T 26147
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
West, E.G.
London : Institute of Economic Affairs, 1965
379.094 2 WES e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Inventarisasi dan Dokumen Kebudayaan Daerah, 1982
370.92 IND s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tilaar, H.A.R.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992
370.992 TIL m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Triana Restiwuri
"Skripsi ini membahas tentang peran perusahaan sebagai sebuah yayasan dan komite sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMA Sugar Group. Latar belakang penelitian ini adalah melihat bahwa banyak dari organisasi sekolah yang diperankan oleh komite sekolah tidak berjalan lancar dalam mendukung kualitas sarana dan prasarana pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasikan peran perusahaan dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMA Sugar Group, dengan melihat dari aspek admininistrasi, pendanaan pendidikan, program pendidikan, kurikulum, evaluasi guru, kepala sekolah, maupun murid, serta berbagai peraturan yang diterapkan oleh perusahaan di dalam sekolah tersebut. Penelitian ini juga mengkaji permasalahan dengan melihat dari stratifikasi dan diferensiasi sosial. Selain itu, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara mendalam.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa peran perusahaan sebagai yayasan dapat terlihat dari pembentukan misi, visi, dan tujuan pendidikan dengan didukung oleh pemilihan tenaga pendidik, peserta didik dan kepala sekolah. Sedangkan perannya sebagai komite sekolah dapat terlihat dari aspek admininistrasi, pendanaan pendidikan, program pendidikan, kurikulum, evaluasi guru, kepala sekolah, maupun murid, serta berbagai peraturan yang diterapkan oleh perusahaan di dalam sekolah tersebut. Selain itu dalam peningkatan mutu pendidikan di SMA Sugar Group dapat terlihat dari persentase kelulusan pada 2 tahun terakhir, yang membuktikan bahwa pada hasil UAN siswa Sugar Group dapat berturut-turut mencetak angka kelulusan 100% tanpa adanya sistem pengatrolan nilai harian sekolah. Selanjutnya, daya serapnya ke perguruan tinggi negeri, banyak fakta yang menunjukkan bahwa siswa SMA Sugar Group mampu masuk ke perguruan tinggi, melalui jalur undangan maupun ujian tertulis. Terakhir prestasi siswa SMA Sugar Group tidak hanya terlihat dari bidang akademik saja, namun dalam bidang non-akademik pun siswa mampu mencetak prestasi dan penghargaan diberbagai bidang sebagai siswa dan sekolah berprestasi. Seperti penghargaan yang diraih oleh SMA Sugar Group, sebagai sekolah yang berhasil mengharumkan dunia pendidikan Provinsi Lampung dan Lampung Tengah sebagai juara dua dalam kompetisi Sekolah Sehat dan Usaha Kesehatan Sekolah (LSS-UKS) 2010.

This thesis describes the role of company as a foundation and the school committee on increasing the quality of education in Sugar Group high school. The background of this research is seen that many of the organization of a school that is played by the school committee does not run smoothly in support of infrastructure quality of education. The aim of this research is the company acknowledges role in improving the quality of education in high school sugar group, of the aspect of admininistrasi, with a look financing education, a program of education, curriculum, evaluation teacher, principal, as well as students, as well as various regulations applied by a company in the school. Research is also examine issues with a look of stratification and differentiation social. In addition, this research uses qualitative methods with an in-depth interview techniques.
The results of research show that the role of the company as can be seen in the formation of the foundation's mission, vision, and goals with education supported by the election of educators, learners and school principal. While his role as school committee can be seen from the aspect of admininistration, funding of education, educational programs, curriculum, evaluation of teachers, principals, and students, as well as various regulations applied by the company in that school. Furthermore, in an increase in quality education in Sugar Group high school are visible from passing percentage in the last 2 years, which proved that the results of the Sugar Group student examination can be successive scoring passing 100 percent without any value daily school system. Next, retention to college land many fact indicating that high school students sugar group put ourselves into college, through the invitation and a written examination. Last achievement sugar group high school students not only seen from the academic field course, but in any fields non-academic students of a achievement and awards fields as student and school students. As the award achieved by sugar group high school, as a school who succeeded image of education lampung provincial and lampung central as the second was in competition healthy school and business school health ( LSS-UKS ) 2010.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>