Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siagian, Gloria M.U.
"Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini pendidikan nilai menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan. Adanya globalisasi mengakibatkan banyak sekali pembahan dan pergeseran dalam hidup sehingga membentuk manusia yang memiliki nilai-nilai kehidupan yang positif menjadi sebuah kebutuhan. Hal ini terjadi karena nilai dipandang sebagai sebuah panduan yang digunakan oleh seseorang dalam berperilaku di kehidupannya sehari- hari. Oleh karenanya, Depdiknas melalui mata pelajaran PPKn berusaha untuk membantu mempersiapkan manusia yang memiliki nilai-nilai kehidupan positif sejak dini. PPKn merupakan salah satu mata pelajaran yang digunakan oleh Depdiknas untuk mengajarkan nilai di sekolah. Pendekatan belajar yang digrmakan dalam pelajaran ini merupakan pendekatan kontekslual yaitu dimana seorang siswa belajar melalui permasalah-permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari (woolfolk, 1998). Melalui pendekatan ini diharapkan nantinya siswa menjadi mampu untuk menerapkan pengetahuan yang didapatnya dari sekolah ke dalam kehidupan sehari-hari sehingga nilai yang dimilikinya tidak hanya menjadi pengetahuan kognitif tetapi mampu menjadi perilaku yang menetap dalam diri siswa. Oleh karenanya peneliti tertarik untuk melihat gambaran pendekatan pembelajaran nilai yang dilakukan oleh guru PPKn di sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan metode kualitalif, dimana pengambilan data dilakukan melalui observasi dan wawancara Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa, guru PPKn SD Tarakanita III masih belum secara sepenuhnya mengaplikasikan pendekatan kontekstual sebagai bagian dari proses belajar mengajar di kelasnya. Hal ini dikarenakan guru masih belum menyadari pentingnya pemberian rangsangan melalui pemecahan masalah sehari-hari agar siswa menjadi lebih mampu untuk menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Guru juga belum menyadari sepenuhnya bahwa perkembangan siswa bukanlah sepenuhnya tanggung jawab ruah tetapi juga merupakan tanggung jawab sekolah. Oleh karenanya, Depdiknas diharapkan memberikan panduan yang lebih rinci dan pelatihan proses pengajaran PPKn bagi guru-guru sekolah dasar mengenai pendekatan kontekstual dan aplikasinya pada pelajaran PPKn di sekolah. Penelitian ini menggunakan metode knalitalif. dimana pengambilan data dilakukan melalui observasi dan wawancara Hasil dan penelitian ini menunjukkan bahwa, guru PPKn SD Tamkanita III masih belum secara sepenuhnya mengaplikasikan pendekatan kontekstual sebagai bagian dan proses belajar mengajar di kelasnya. Hal ini dikarenakan guru masih belum menyadari pentingnya pemberian ransangan melalui latihan pemecahan masalah sehari-hari agar siswa menjadi lebih mampu untuk menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Guru juga belum menyadari sepenuhnya bahwa perkembangan siswa bukanlah sepenuhnya tanggung jawab rumah tetapi juga merupakan tanggung jawab sekolah. Oleh karenanya, Depdiknas diharapkan memberikan panduan yang lebih rinci dan pelatihan proses pengajaran PPKn bagi guru-guru sekolah dasar mengenai pendekatan kontekstual dan aplikasinya pada pelajaran PPKn di sekolah."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38809
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfikalia
"Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari pada semua tingkat pendidikan, mulai dari hal yang sederhana pada saat TK, sampai dengan tingkat perguruan tinggi Matematika penting untuk dipelajari karena banyak aplikasinya pada kehidupan sehari-hari, tidak hanya pada bangku sekolah saja. Matematika sendiri merupakan suatu bidang yang kompleks, meliputi banyak kernampuan serta konsep-konsep yang harus dikuasai. Mempelajari matematika secara formal membutuhkan kemampuan kognitif tertentu. Berdasarkan teori Piaget, anak mampu belajar matematika secara fomal setelah ia mencapai tahap perkembangan konkrit operasional. Mempelajari matematika tidaldah mudah bagi semua orang, khususnya anak-anak. Ank-anak yang rnengalami kesulitan dalam mempelajari matematika biasanya sudah dapat dideteksi sejak kecil, ketika ia baru masuk sekolah dasar. Salah satu bentuk kesulitan yang mereka hadapi adalah kesulitan dalam melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan yang merupakan konsep dasar dalam operasi hitung matematika. Kesulitan siswa dalam melakukan operasi hitung ini akan mempengaruhi penguasaalmya terhadap operasi hitrmg lanjutan, yaitu perkalian dan pembagian. Selama ini upaya yang dilakukan guru terhadap siswa yang mengalami ksulitan dalam mempelajari matematika lebih pada pemberian les tambahan, yang materinya sama untuk seluruh siswa. Guru mengamati adanya anak-anak yang memiliki prestasi rendah dalam pelajaran matematika, namun tidak dilakukan penilaian secara mendalam dibagian mana siswa mengalami kesulitan dan apakah kesulitan tersebut dipengaruhi oleh faktor kecerdasan atau tidak. Usaha guru untuk membantu siswa melihat gambaran ini, peneliti bermaksud membuat suatu program pengajaran bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan, yang memperhitungkan tingkat penguasaan awal siswa, sehingga program yang diberikan tepat sasaran dalam membantu siswa mengatasi kesulitannya.
Subyek dalam program ini adalah R, seorang anak laki-laki berusia 7 tahun Ia memiliki taraf kecerdasan diatas rata-rata (above average intelligence). Hasil tes kemampuan matematika menunjukkan bahwa (1) R mampu melakukan penjumlahan dan pengurangan sederhana, (2) R mengalami masalah dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan ini yang harus menggunakan sistem menyimpan dan meminjam, (3) R juga masih membutuhkan menghitung dengan tangan, mulai dari penjumlahan angka satuan sampai penjumlahan angka puluhan (4) R Icurang teliti dalam menghitung dengan menggunakan jari, dan (5) R masih melakukan kesalahan dalam penulisan lambang bilangan dan dalam menentukan nilai tempat angka pada suatu bilangan. Ciri-ciri kesulitan belajar yang tampak pada R adalah perhatiannya yang mudah teralih dan masalah dalam menulis.
Berdasarkan analisa terhadap hasil tes kemampuan matematikanya, maka program pengajaran diberikan memiliki empat aspek, yaitu: (1) pengulangan kembali terhadap konsep penjumlahan dan pengurangan, (2) pemahaman terhaclap nilai tempat, (3) penjumlahan dengan menyimpan, dan (4) pengurangan dengan meminjam. Dari empat aspek ini dibuat 10 rencana kegiatan dalam program ini, dengan setiap kegiatan memiliki durasi 30 menit. Setiap kegiatan memiliki jumlah pertemuan yang berbeda-beda, antara 1 sampai 2 kali pertemuan. Karena perhatian R mudah teralih, maka peneliti membagi setiap pertemuan menjadi dua sesi, sehingga ada jeda untuk R beristirahat Metode-metode yang digunakan dalam program ini menekankan pada penggunaan obyek-obyek konkrit dan semi konkrit (gambar garis bilangan), Serta pemberian strategi kognitif dalam penguasaan konsep dan operasi penjumlahan dan pengurangan. Penggunaan metode-metocle ini disesuaikan dengan tahapan perkembangan kognitif siswa dan agar R memiliki gambaran mengenai cara-cara yang dapat ia lakukan dalam menghadapi soal-soal operasi penjumlahan dan pengurangan.
Dari pembuatan program ini dapat disimpulkan bahwa penting diadakannya suatu identifikasi yang mendalam dan sistematis mengenai kesulitan dalam belajar yang dialami siswa. Setiap siswa yang rnengalami kesulitan dalam melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan, memiliki ciri khasnya sendiri dan memerlukan penanganan yang berbeda pula. Untuk penelitian Iebih lanjut, dapat dilihat sejauh mana efektivitas dari program ini dalam membantu R mengatasi kesulitannya karena rancangan ini belum diujicobakan. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aully Grashinta
"ABSTRAK
Dunia pendidikan selalu mengalami perubahan, baik dalam hal teoritis
maupun praktis. Beberapa tahun terakhir di Indonesia, muncul beberapa sekolah
alternatif yang menawarkan metode pembelajaran yang berbeda dengan sekolah
konvensional pada umumnya. Sekoiah-sekolah ini berusaha merubah pendekatan
pengajaran ke arah perbaikan. Salah satu teori yang menjadi acuan adalah teori
mulrzple intelligence dari Gardner (1983). Salah satu sekolah yang menerapkan
metode ini adalah Sekolah Citra Alam. Untuk melihat seberapa jauh penerapan
suatu metode pengajaran dapat dilakukan evaluasi pada beberapa komponen
pendidikan berdasarkan teori yang mendasarinya.
Dari evaluasi didapatkan hasil bahwa dalam menyampaikan materi ajar
Matematika dan Bahasa Indonesia di kelas III yang berdasarkan pada Kurikulum
Diknas serta materi ajar Seni, pengajar telah mengakomodasi berkembangnya
berbagai aspek kecerdasan dan siswa dengan melakukan metode-metode
pengajaran yang sesuai dengan teori multiple inrelligence. Mengingat pendidikan
merupakan suatu proses yang kontinyu maka hasil dari metode pengajaran ini
tidak serta merta dapat terlihat pada diri siswa saat ini, namun akan berkembang
sejalan dengan interaksi siswa dengan lingkungannya di masa datang. Mengingat
penerapan teori multiple intelligence memang tidak mudah dilakukan, ada
baiknya pihak sekolah memberikan pelatihan mengenai penerapan teori ini,
sehingga para pengajar mendapat pemahaman yang Iebih komprehensif dan
mampu menerapkannya baik secala tertulis dalam rencana pengajaran maupun
dalam praktek kegiatan pembelajaran."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38234
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library