Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wisnu Baskoro
"ABSTRAK
Perkembangan harga saham dan tingkat pengembalian (return) saham suatu perusahaan mencerminkan nilai saham perusahaan tersebut. Tingkat pengembalian (return) saham yang terjadi dipengaruhi oleh banyak faktor yang diantaranya adalah faktor fundamental perusahaan itu sendiri. Faktor fundamental perusahaan ini menggambarkan keadaan internal perusahaan, yang dapat dilihat dari data-data laporan keuangan perusahaan ditambah dengan literatur penelitian dari peneliti sebelumnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui pengaruh variabel-variabel independen secara serentak (bersama-sama) ataupun secara parsial terhadap variabel tingkat pengembalian (return) saham dan seberapa besar kontribusinya. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan dapat mengetahui bagaimana menghitung dan memprediksi tingkat pengembalian (return) saham perusahaan tersebut sehingga saham itu menjadi menarik untuk dibeli oleh investor. Selain itu dapat juga digunakan sebagai acuan untuk memutuskan kapan sebaiknya waktu yang tepat untuk menjual dan membeli saham untuk dapat memperoleh keuntungan atau menghindari kerugian yang mungkin timbul.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel independen secara serentak (bersama-sama) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian (return) saham. Sedangkan jika dilihat secara parsial baik variabel nilai buku (book Value) dan variabel perubahan nilai buku (change book value) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Dan dari variasi semua variabel independen tersebut yang dapat digunakan
untuk menjelaskan pengaruh tingkat pengembalian (returnl saham hanya sebesar 6,9%, dimana angka tersebut sangat kecil sekali pengaruhnya sehingga dapat dikatakan tidak ada pengaruhnya atas perubahan variabel dependen sedangkan sisanya sebesar 93,1% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model ini."
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumbanraja, Yannet Natoho
"ABSTRAK
Sejak tahun 1997 hingga petiengahan tahun 1998, terjadi krisis ekonomi yang melanda wilayah Asia Pasifik. Indonesia juga mengalami krisis ekonomi dimana nilai tukar mata uang rupiah terhadap Dollar US mengalami penurunan secara drastis, tingginya tingkat suku bunga, inflasi dan langkanya likuiditas. Secara makro, krisis ekonomi ini berdampak pada penurunan kinerja perusahaan-perusahaan. Bidang investasi pun mengalami penurunan, dimana Bursa Efek Jakarta yang menjadi barometer kegiatan investasi di Indonesia sempat mengalami tekanan drastis selama krisis ekonomi berlangsung.
Teori menjelaskan bahwa terdapat korelasi antara faktor-faktor fundamental pasar dengan tingkat pengembalian saham di Bursa Efek. Walaupun telah banyak teori yang menyatakan demikian, masih tetap harus dibuktikan kebenarannya secara model dan uji statistik yang disajikan secara kuantitatif, terutama pada kondisi di Indonesia.
Adapun fokus yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kinerja saham pada industri infrastruktur, utilitas dan transportasi, dimana terdapat sektor jalan tol, pelabuhan, bandara dan sejenisnya; sektor telekomunikasi, sektor tranportasi dan sektor konstruksi non bangunan. Karakterisitik industri dari industri infrastruktur, utilitas dan transportasi adalah total investasi yang masuk (PMA) dan harga minyak di pasar international (OIL). Krisis ekonomi menunjukkan terjadinya penurunan yang tajam dalam investasi luar negeri ke sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi. Hal ini sesuai dengan sifat investasinya yang jangka panjang, sehingga kestabilan ekonomi dan moneter sangat berpengaruh terhadap investasi yang masuk ke Indonesia. Hal ini semakin ditambah dengan terus meningkatnya harga minyak di pasar intemasional dalam kurun waktu 1998- 2003, yang memberikan dampak tidak langsung terhadap ekonomi dan moneter di Indonesia.
Variabel ekonomi makro yang digunakan adalah perubahan nilai tukar dollar US terhadap rupiah, perubahan tingkat suku bunga SBI per bulan, perubahan jumlah uang beredar, dan perubahan tingkat inflasi. Variabel pasar diwakili oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta, semen tara variabel karakteristik industry menggunakan data total investasi yang masuk (PMA) dan harga minyak di pasar intemasional (OIL).
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan model regresi berganda dan membuat 4 model, yaitu pengaruh pasar terhadap return saham, pengaruh pasar dan variabel makro terhadap return saham, pengaruh pasar dan variabel karakteristik industri terhadap return saham dan pengaruh pasar, variabel makro dan karakteristik industri terhadap return saham.
Sampel penelitian yang digunakan adalah perusahaan ( emiten) yang tercatat di BEJ terdiri dari CMNP, ISAT, TLKM, BLTA, CMPP, HITS, MIRA, RIGS, SAFE, ZBRA, BUKK dan PTRO. Sampel ini mewakili 1 perusahaan di industri jalan tol, 2 perusahaan di industri telekomunikasi, 7 perusahaan di industri transportasi dan 2 perusahaan di industry konstruksi non bangunan.
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa return pasar, variabel makro dan karakteristik industri di atas mempunyai pengaruh yang bervariasi terhadap kinerja setiap saham. Sebagian berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja saham perusahaan, sebagian lain bahkan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hubungannya pun bervariasi, baik itu berhubungan positif maupun negatif."
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bia Hedy Puspita
"ABSTRAK
Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998 lalu ditandai dengan runtuhnya sektor perbankan nasional telah meningkatkan ketidakpastian bagi keberlangsungan ekonomi Indonesia di jangka panjang. Dari sisi moneter, ketidakpastian ini terkait dengan beban utang luar negeri dan domestik serta lambannya proses restrukturisasi kredit yang telah mengakibatkan proses pemulihan ekonomi menjadi sangat sulit dan lambat.
Dengan adanya krisis tersebut, industri perbankan Indonesia menghadapi masalah kedit macet yang mengakibatkan permodalan bank menjadi negatif. Hal ini mengharuskan Pemerintah melakukan rekapitalisasi perbankan agar bank-bank tersebut dapat mengoperasikan usahanya kembali. Selama krisis terjadi, pertumbuhan kredit sangat kecil sehingga perkembangan sektor riil juga sangat tidak berkembang. Tidak mengalirnya kredit ke sektor riil dikarenakan perbankan masih melakukan konsolidasi. Perbankan lebih banyak menginvestasikan dananya kepada SBI dan obligasi rekap yang dikeluarkan Pemerintah untuk merekapitalisasi perbankan. Dengan demikian pertumbuhan perusahaan tidak lagi dipengaruhi oleh kredit yang diberikan perbankan, melainkan lebih banyak dipengaruhi oleh variabel tingkat bunga SBI, nilai kurs rupiah terhadap dollar, perubahan junlah uang beredar dan sebagainya. Dengan demikian, permasalahan yang akan diteliti pada penelitian ini adalah:
1. Pengaruh pasar riil dalam hal ini IHSG terhadap kinerja saham perbankan
2. Pengaruh makro ekonomi (KURS, SBI, DM2) riil terhadap kinerja saham perbankan
3. Pengaruh karakteristik industri dalam hal kredit perbankan riil terhadap kinerja saham perbankan
4. Pengaruh pasar, makro ekonomi dan karakteristik industri terhadap kinerja saham perbankan (dalam nilai riil)
Pemodelan yang dipergunakan adalah model regresi linear berganda dengan menggunakan software komputer E-Views 4. Dari model tersebut selanjutnya dilakukan pengembangan dengan menyertakan faktor nilai masa lalu (autoregressive) dan kesalahan nilai masa lalu (moving average) saham. Pengembangan model ini adalah untuk menemukan suatu model yang memiliki kemampuan menjelaskan dan memprediksi secara memuaskan.
Obyek yang menjadi populasi dalam penelitan ini adalah saham-saham perbankan yang tercatat di BEJ dan sampel penelitiannya adalah saham-saham perbankan yang telah listing minimal dua tahun. Dengan demikian, yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah ANKP, BABP, BBCA, BBIA, BCIC, BBNI, BBNP, BDMN, BEKS, BKSW, BNGA, BNII, BNLI, BSWD, BVIC, INPC, LPBN, MAYA, MEGA, NISP, PNBN.
Return pasar memiliki pengaruh yang berbeda terhadap masing-masing return saham. Secara umum, return pasar tidak berpengaruh secara signi:fikan. Penambahan variabel makro tidak mendukung sepenuhnya pemyataan bahwa variabel makro sangat mempengaruhi tingkat return saham perbankan. Hal ini didukung hasil penelitian bahwa dari ketiga variabel makro yaitu KURS, SBI dan DM2, hanya KURS yang berpengaruh signifikan terhadap return saham perbankan. Pengaruh KURS juga tidak terjadi pada semua saham, hanya empat dari 21 saham perbankan. Dengan demikian dapat disimpulkan kebijakan moneter pemerintah tidak cukup berpengaruh terhadap tingkat return saham perbankan. Penambahan variabel karakteristik industri yaitu KREDIT sebagai variable spesifik industri perbankan juga tidak signifikan mempengaruhi tingkat return saham perbankan."
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library