Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aminarti Sjakbandiah Koesmardini
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan suatu studi analitis yang menggunakan data primer yang dilaksanakan pada bulan Desember 1998. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pola makan siswi SMEA Yapan Indonesia di Kecamatan Sawangan Kabupaten DT II Bogor. Pengolahan data secara statistik dilakukan terhadap 261 siswi yang berusia 14-21 tahun dengan menggunakan SPSS-PC Package. Uji Chi Square digunakan untuk meliliat hubungaii dua variabel, yakni antara variabel tingkat sosial ekonomi termasuk pendidikan Ibu siswi dan pendapatan orang tua, pengetahuan gizi siswi dan pengetahuan gizi lbu siswi, sikap siswi dan sikap ibu siswi terhadap makanan bergizi, dengan variabel Pola makan siswi. Perbedaan hasil uji tersebut bermakna bila nilai p < 0,05.
Diperoleh hasil bahwa 64,8 % responder mempunyai pola makan yang baik. Hanya variabel Pengetahuan lbu siswi yang berhubungan dengan pola makan siswi secara bermakna pada p < 0,05. Variabel lainnya yakni tingkat sosial ekonomi termasuk tingkat pendidikan Ibu siswi, pendapatan orang tua, pengetahuan gizi siswi, serta sikap Siswi dan sikap Ibu siswi terhadap makanan bergizi ternyata secara statistik tidak menunjukkan hubungan yang bermakna (p>0,05).
Disarankan kepada Pengelola Program Kesehatan dan Program Pendidikan agar diberikan penyuluhan gizi terutama melalui kelompok Ibu, melalui penjaja makanan di warung sekolah dan media-media lainnya. Penyuluhan gizi pada siswi selain dalam bentuk pelajaran juga diberikan secara ekstrakurikuler misalnya berkemah, dll Untuk penelitian lebih lanjut sebaiknya dengan metode obseivasi partisipatif agar diperaleh data yang lebih berkualitas.

ABSTRACT
survey was carried out in December 1998 to study the meal pattern of adolescent girls in SMEA Yapan, high school students in Sawangan - Bogor district. A cross-sectional study involving a sample of 261 students aged 14 to 21 years. The aim of this study is to investigate the meal pattern of adolescent girl and factors associated with it, such as socio-economic status, mothers education, knowledge about nutrition of adolescent girls and their mother, attitude of adolescent girls and their mother to the nutritive food was investigated. The statistical analysis was done using the SPSS-PC statistical package. The Chi-Square was used for the statistical association between two variables in relation to the meal pattern. The difference was considered statistically significant when p-value was less than 0,05. The logistic regression was used to estimate of several variables on food consumption pattern holding others variables constant.
The study found that 64, 8 % of respondents have a good meal pattern. There was a significant correlation between the mothers' knowledge about nutrition and the girls? meal pattern (p < 0,05). The other variables such as social-economic status included the education of the students' mother and the income of the parents, the knowledge of nutrition of the students, and the attitudes of the students and their mother to the good nutritive food, were no significant correlation (p >0,05).
A nutrition education programmed to promote healthy balanced diet and to reduce negative foods beliefs and negative food habits is urgently needed for house﷓wives, through the managers of the canteen in the school, and another medias. Nutrition education for girl students is better by extra curriculum.. For the next nutrition survey it is better with observative participation methods to get the better data quality.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pada masa remaja individu mengalami perubahan besar dalam dirinya baik aspek
biologis, intelektual, maupun psikososialnya. Pada perkembangan psikososialnya,
remaja tengah mengalami krisis ego antara mendapatkan identitas diri atau
mengalami kerancuan identitas. Dalam pencarian identitas dirinya, remaja mulai
mencari teman demi memenuhi kebutuhan tersebut dan terjadi perubahan perilaku
agar dapat diterima dalam kelompoknya. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif korelasi untuk mengetahui pengaruh peer group terhadap kebiasaan makan
remaja putri. Sampel sebanyak 30 responden siswa putri usia remaja (15-17
tahun) di SMU Mardi Yuana, Depok. Hasil menunjukkan pengaruh
yang agak tinggi dengan nilai korelasi (r) 0,421. Nilai r hasil bermakna karena
melebihi nilai r kritis pada derajat kebebasan (df = 28) dengan ⍺ = 0.05."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5208
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cambridge, UK: Independence Educational Publishers, 1994
616.852 6 EAT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yoyok Bekti Prasetyo
"Gangguan sulit makan merupakan suatuu gejala awal dari masalah nutrisi pada anak. Prevalensi gizi buruk di Kabupalen Malang Juli 2005 sebesar 3.017 jiwa, dan tercatat 2.752 jiwa diantaranya bayi dibawah usia satu tahun. Faktor yang diprediksikan mempengaruhi gangguan sulit makan pada anak meliputi; faktor keluarga, sosial, dan psikologi. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain cross sectional yang bertujuan untuk menguji hubungan faktor keluarga, sosial, dan psikologi terhadap gangguan sulit makan pada anak dalam konteks keperawatan komunitas di Desa Tamanharjo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, Jawa Timur. Populasi penelitian adalah 646 balita, jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 162 balita yang diambil dengan cara cluster sampling. Untuk menguji hubungan faktor keluarga, sosial, dan psikologi terhadap gangguan sulit makan pada anak digunakan kai-kuadrat, sedangkan untuk uji multivariat digunakan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan karakteristik anak yang mengalami gangguan sulit makan paling banyak pada kelompok usia toddler dan paling sedikit preshool clengan tingkat penghasilan keluarga diatas Upah Minimun Kabupaten (UMK). Keluarga yang memiliki gangguan sulit makan makan pada anak karakteristik permasalah pada faktor keluarga paling banyak prosentasenya dibandingkan dengan permasalahan pada faktor sosial dan psikologi. Hasil analisis korelasi dengan alpha = 0,5 menunjukkan bahwa faktor keluarga mempunyai huhungan yang signifikan dengan gangguan sulit makan pada analc 0: va!ue=0.001; OR=3.185 (95%CL° 1,674 - 6,062)). Analisi regresi logistik menunjukkan bahwa Model faktor keluarga, faktor sosial, dan tingkat penghasilan keluarga tanpa disertai adanya interaksi mempengaruhi tejadinya gangguan sulit makan pada anak. Faktor yang paling dominan adalah faktor keluarga @ waId=0,000; 0R=4,988 (95%CI: 2,325- 10,700)). Hal ini dapat terjadi karena permasalahan faktor keluarga yang meliputi: kebiasaan pola makan yang tidak baik, budaya yang salah dalam memberikan makan pada anak, adanya ibu atau anggota keluarga yang enggan makan, Iingkungan keluarga yang tidak kohesif dapat mengakibatkan gangguan sulit makan pada anak. Untuk itu diperlukan tindakan promosi kesehatan melalui: program anticyparory guidance pendidikan kesehalan dengan pendekatan keterlibatan keluarga, deteksi dini, kerjasama, dan penanganan anak yang mengalami kesulitan makan dengan pendekaran tim work.

Eating habit disorder is an early symptom of chi|dren's nutrient problems. Poor nutrients prevalence in Kabupaten Malang July 2005 reached 3.017 lives, and noted 2.752 lives among them are infants below 1 year old. Factors predicted have influenced the eating habit disorders to children are: family, social and psychology. This study is a study with cross sectional design aiming in testing the family, social, and psychology factors correlations with children?s eating habit disorder in context of nursery community in Desa Tamanharjo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, Jawa Timur. The total of sample used in this research are 162 infants taken by cluster sampling. To examine family, social and psychology factors con-elation to this eating habit disorder the writer used kai-kuadrat, and to examine multivariate the writer used logistic regression.
The result of this study shown the characteristics of children having the eating habit disorder are mostly the group of toddler age and least of preschool group with the family eaming range above District Minimum Wage/Upah Minimum Kabupaten (UMK). Families having the eating habit disorder in their children are categorized in problem characteristic family factor, which has the most percentage compare to social and psychology factors. The result of correlation with alpha = 0,5, showing that family factor has a significant correlation with eating disorder in children (p value -'= 0,001; OR = 3,185 (95%CL° 1.674 - z£062)). Regression logistic analyses show that family factor, social factor, and range of family eamings without being added by interaction influenced the eating disorder in children to happen. The most dominant factor is family factor (p wah! = 0, 000; 0R= 4, 988 (95%C£° 2,325 - 10,700)). These things can happen because the wrong way in giving food to children, one or more of the family members doesn?t like to eat, un-cohesive atmosphere in family can create an eating habit disorder to children. Therefore need to take health promotion act through: program anticipatory guidance program, health education with family involvement approach, ?early detection, cooperating, and handling children having eating disorder with team work approach.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17766
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keel, Pamela K.
New Jersey: Pearson/Prentice Hall, 2005
616.852 6 KEE e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Priyanah
"Picky eater adalah kesulitan makan dengan gejalanya yaitu; makan hanya sedikit, sulit untuk mencoba makanan baru, secara total menghindari beberapa jenis makanan, dan memiliki makanan yang sangat disukainya. Secara umum, anak akan mengalami fase picky eater, namun penanganan yang salah dapat mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan yang terhambat.
Penelitian ini dilakukan di dengan mendata pasien Klinik picky Eater Jakarta, kemudian dilakukan wawancara mendalam dengan mendatangi rumah pasien satu persatu. Wawancara mendalam menggunakan panduan wawancara mendalam, selain itu dilakukan juga observasi terhadap perilaku anak picky eaters.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif untuk menggali
secara mendalam karakteristik anak picky eaters. Konsep yang digali dalam penelitian ini yaitu karakteristik anak picky eater (hilangnya nafsu makan, kondisi psikologis dan keterbatasan fisik), karakteristik psikososial yaitu interaksi ibu-anak dan Karakteristik Ibu & Pengasuh yaitu perilaku makan pengasuh dan orang tua dan praktek pemberian ASI eksklusif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa picky eaters yang dialami yaitu
berupa susah atau tidak mau makan dan pilih-pilih makanan, usia anak mulai mengalami picky eaters yaitu 8 bulan sampai 2.5 tahun, sedangkan penyebab anak picky eater diantaranya yaitu faktor keturunan, faktor psikologis, dan alergi. Gejala yang dialami oleh anak picky eaters sebagian besar yaitu tidak mau makan dan memuntahkan makanan, sebagian anak menerima dan sebagian lagi menolak jika diberikan makanan baru, mempunyai makanan atau minuman yang sangat disukai, anak mengalami emosi yang masih labil, frekuensi menyusu anak tersebut cukup tinggi. Sedangkan karakteristik psikososial ditunjukkan dengan tidak ada yang menerapkan makan bersama-sama di meja makan, tidak ada ibu yang menerapkan pemaksaan makan terhadap anaknya, dan tidak ada yang melakukan kekerasan saat menghadapi anak yang marah.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu secara umum anak picky eater pada
penelitian ini masih pada gejala ringan karena belum sampai pada tahap menolak makanan, karakteristik ibu dan pengasuh dihasilkan bahwa sebagian besar informan menunjukkan adanya interaksi ibu dan anak yang positif dan menu makan pengasuh tidak jauh berbeda dengan anak asuhnya, informan yang bekerja menyerahkan menu makan anaknya pada pengasuh dan orang terdekat. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh anak picky eater meliputi berat badan susah naik, motorik kasar lambat, dan emosi yang labil dan sebagian besar ibu menyatakan bahwa perilaku picky eater anaknya merupakan suatu masalah dan harus segera ditangani."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aria Novitasari
"Penggunaan PUGS merupakan cara termudah untuk merencanakan asupan makan atlet remaja guna terpenuhi kebutuhan zat gizinya. Ada dua faktor yang banyak memengaruhi perilaku makan atlet remaja yaitu faktor individu dan lingkungan. Faktor lingkungan yang banyak berpengaruh antara lain orang tua, teman, media massa serta faktor sosial lainnya seperti lingkungan sekolah. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan total sampel 103 responden. Berdasarkan hasil penelitian diketahui separuh responden (50,5%) merupakan kelompok remaja awal (usia 11-16 tahun). Sebagian besar responden memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku PUGS yang baik. Teman dan pelatih berpengaruh besar pada perilaku makan responden. Ternyata hampir seluruh responden belum pernah melihat media berisikan pesan PUGS. Hasil penelitian diperoleh ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan pengaruh teman dengan perilaku makan atlet remaja berdasarkan PUGS.

Using PUGS is the easiest way to plan athlete?s food intake in order to met their nutrition intake. There are two factors that influence the eating behavior of youth athletes, individual and environmental factors. Enviromental factors include parents, peer group, mass media and the other social factors such is school environment. This research uses cross sectional design with a total of 103 sample. The results are more than half respondents (50.5%) is early adolescents group (age 11-16 years). Most of the respondents have good knowledge, attitudes and behavior about PUGS. Friends and trainers have a strong related to respondents eating behavior. In fact almost all respondents have never seen media messages containing PUGS. There are significant correlation between knowledge and the influence of friends with adolescent athlete?s eating behavior based on PUGS."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Dwi Erdiantono
"Penyimpangan perilaku makan pada umumnya dialami oleh wanita serta berhubungan dengan beberapa masalah kesehatan lainnya. Dari penelitian yang ada salama beberapa tahun belakangan menunjukkan tingginya penyimpangan perilaku makan terutama pada remaja putri. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian penyimpangan perilaku makan pada mahasiswi Jurusan Administrasi Perkantoran dan Sekretaris, FISIP-UI. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan disain purposif. Dari keseluruhan responden (n=67) didapat sebanyak 35,9% memiliki kecenderungan penyimpangan perilaku makan. Tipe penyimpangan yang paling banyak dialami adalah EDNOS (19,4%). Pada penelitian ini didapatkan hubungan yang bermakna antara perilaku diet (P=0,047) dan riwayat pelecehan seksual (P=0,02) dengan kecenderungan penyimpangan perilaku makan.

Eating disorders mostly affect females, than males, and pose a considerable threat to our health. Recent studies show that the numbers of eating disorders have been increased, mostly, in teenage girls. These studies have a purpose in knowing which factors have a relation to eating disorders in collage girl majoring in office administration and secretary, FISIP-UI. This is a purposive and descriptive study. 35,9% of the subject (n=67) are categorized to the inclination of eating disorders, mostly suffer from EDNOS (19,4%) as a disorder. Dieting behavior (P=0,047) and the history of sexual abuse (P=0,02) was significantly correlated with the inclination of eating disorders."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Danisya
"Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara citra tubuh dengan kebiasaan makan pada remaja putri. Sampel sebanyak 100 responden remaja putri berusia antara 15-17 tahun yang merupakan siswi SMA Negeri 28 Jakarta ikut serta dalam penelitian ini. Data didapat dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 3 bagian yaitu kuesioner data demografi, citra tubuh, dan kebiasaan makan. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa 52% dari remaja putri memiliki citra tubuh negatif dan 48% lainnya memiliki citra tubuh positif. Kebiasaan makan tidak sehat terjadi pada 51% remaja putri, sedangkan 49% memiliki kebiasaan makan yang sehat. Hasil analisa bivariat menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara citra tubuh dan kebiasaan makan dengan nilai p= 0,017 (p<0,05).

The aim of the present study was to examine the relationship between body image and eating habit among adolescent girls. A sample of 100 girls aged 15-17 years old take parts in this study. Data was collected from adolescent girls at SMA N 28 Jakarta using structured questionnaire about demographic data, body image, and eating habits. Result showed that 52% of adolescent girls have negative body image and the other 48% have positive body image. The unhealthy eating habits occur to 51% of adolescent girls; meanwhile 49% of adolescent girls have healthy eating habits. After a bivariate analysis using a chi-square test, result shows that body image is a risk factor for eating habits with p value 0,017 (p<0,05)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43424
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurulia Rachmat
"Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara faktor individu dan faktor lingkungan dengan kecenderungan perilaku makan menyimpang pada siswi SMA Tugu Ibu Depok. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional. Dari keseluruhan responden (n=115) didapat sebanyak 85,2% memiliki kecenderungan perilaku makan menyimpang. Pada penelitian ini ditemukan hubungan yang bermakna antara riwayat diet (P=0,005), citra tubuh (P=0,009), IMT (P=0,016), makan bersama keluarga (P=0,029), dan keterpaparan media televisi (P=0,040) dengan kecenderungan perilaku makan menyimpang.
Hasil penelitian ini menyarakan agar sekolah dan dinas kesehatan dapat bekerja sama dalam melakukan penyebarluasan informasi mengenai bahaya perilaku makan menyimpang, perhitungan berat badan yang ideal sesuai standar IMT serta cara mengatur pola makan yang baik agar para siswa dapat menjaga kesehatan.

The purpose of this study was to determine the relationship between individual and environmental factors to tendency of eating disorder in female high school student at SMA Tugu Ibu Depok. This study used cross-sectional design. The result showed that 85,2% of female high school students had the tendency of eating disorder. Variables that showed significance were diet behavior (P=0,005), body image (P=0,009), BMI (P=0,016), family mealtime (P=0,029), and television media exposure (P=0,040).
This study suggest that schools and health services can work together to disseminate information about the dangers of eating disorder, the calculation of ideal body weight according to BMI standards, and how to set a good diet so that students can maintain their health.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>