Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 88 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Krinitzsky, Ellis L.
New York : John Wiley & Sons, 1993
624.176 KRI f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Christianto
"Gedung -gedung bertingkat tinggi merupakan salah satu jawaban yang wajar bagi kota Jakarta yang berpenduduk padat, karena dengan adanya bangunan -- bangunan bertingkat ini diharapkan dapat memberikan kepadatan yang setidaknya sama dengan suatu blok yang digantikan. Dalam merangcang bangunan bertingkat tinggi ini ada prinsip utama yang harus diperhatikan yaitu meningkatkan kekuatan struktur terhadap gaya lateral yang umumnya tidak memadai. Salah satu alternatif yang dipakai untuk meningkatkan daya tahan bangunan terhadap gaya lateral adalah portal semikaku.
Hal lain yang harus diperhatikan dalam mendisain bangunan bertingkat tinggi adalah masalah kestabilan. Bangunan bertingkat harus tetap stabil selama gaya berlangsung. Untuk mencapai kestabilan struktur dan ketahanan struktur terhadap gempa, dapat dipakai portal semikaku dengan beberapa variasi penempatan pegas semikaku pada balok. Dari variasi penempatan pegas semikaku tersebut, ternyata penempatan pegas semikaku ke arah vertikal yang lebih baik untuk kestabilan dan ketahanan gempa."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Yohannes Arief Nindita
"Perancangan struktur tahan gempa berdasarkan atas tiga parameter utama, yaitu kekuatan, kekakuan, dan daktilitas. Daktilitas menggambarkan kemampuan struktur untuk menerima beban gempa dalam respon inelastis. Dengan memanfaatkan sifat daktilitas, perancangan bangunan akan lebih efisien. Faktor reduksi gempa R mempunyai hubungan langsung dengan daktilitas, faktor kuat lebih, dan redundansi. Faktor reduksi gempa R digunakan pada perancangan struktur untuk mereduksi gempa rencana yang digunakan dalam perancangan struktur.
Peraturan Standar Nasional Indonesia (SNI) telah menetapkan nilai faktor reduksi gempa R untuk beberapa sistem struktur. Pada struktur ganda yang mempunyai dua subsistem dengan nilai R yang berbeda, maka nilai R yang digunakan untuk perancangan struktur adalah nilai R berbobot. Pada peraturan lain, International Building Code (IBC), nilai R yang akan digunakan untuk struktur ganda adalah nilai R terkecil dari masing-masing subsistem itu. Perbedaan ini akan dikaji dan dibandingkan dengan nilai R perlu dari struktur. Pengaruh nilai R rencana juga dikaji terhadap bangunan tinggi, sedang, dan rendah.
Evaluasi dilakukan dengan menggunakan integrasi Newmark dengan metode Newton Raphson untuk menyelesaikan persamaan non-linear. Variasi yang dilakukan adalah variasi terhadap nilai R, rasio Periode getar struktur (Tn) dan Periode getar gempa (Tg), Kekakuan masing-masing subsistem, dan percepatan gempa. Percepatan gempa yang digunakan yaitu percepatan gempa sinusoidal dan El Centro.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan nilai R terkecil (sesuai IBC) akan lebih mendekati nilai R perlu pada struktur ganda yang terdiri dua subsistem dengan nilai R yang berbeda. Sedangkan penggunaan nilai R berbobot sesuai SNI mendekati nilai R perlu pada bangunan tinggi dan sedang. Nilai R yang digunakan untuk sistem tunggal pada bangunan tinggi lebih mendekati nilai R perlu.

The design of seismic resistance structure is based on three major parameters, which are strength, stiffness and ductility. Ductility describes the structural ability to withstand seismic load in inelastic response. By using the ductility principle, a structure design will be more efficient. Seismic reduction factor R has direct correlation with ductility, overstrength factor and redudancy. Seismic reduction factor R is used in the structure design to reduce seismic load, that is used in the structure design.
Indonesian Standard General Rules (SNI-Peraturan Standar Nasional Indonesia) has determined the value of seismic reduction factor R in the two structure systems (dual system and single system). In the case of dual system that has two sub-systems with different R value, the value of R used in the structure design is the value of R equivalent. As in another rule, International Building Code (IBC), the value of R used in dual system is the least value of R from each subsystem. This difference would be evaluated and compared with the R value of the structure. The influence of the value of R design is also evaluated on high, medium and low building.
The evaluation is made by using newmark integration with Newton Raphson method to solve non-linear problem. The variation made is the variation through R value, the ratio of structure natural period (Tn) and seismic natural period (Tg), the stiffness of each subsystem, and seismic acceleration. The seismic acceleration used is Sinusoidal and El Centro seismic acceleration.
The result of this research shows that the use of the least R value (based on IBC) will be closer to actual R value of the dual system, which consists of two subsystem with different R value. The use of R equivalent value (based on SNI) is closer to the actual R value of the high and medium building. The R value used for the single system on the high building is closer to actual R value.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35273
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Ihsan
"Sejak terjadinya gempa besar yang terjadi pada 26 Desember 2004 di Provinsi Nangro Aceh Darusalam (NAD) menyadarkan banyak pihak bahwa daerah Indonesia bagian selatan yang termasuk kedalam jalur gempa merupakan daerah rawan gempa. Pulau Sumatra merupakan salah satu daerah rawan gempa di Indonesia karena terdapatnya pertemuan dua lempengan benua. Di Pulau Sumatra masih banyak Rumah Tradisional baik yang difungsikan sebagai tempat tinggal maupun sebagai Rumah Adat yang mempunyai nilai budaya dan historis dan seringkali berfungsi sebagi balai pertemuan masyarakat. Sebagian besar Rumah Tradisional di daerah Sumatra berupa rumah panggung dengan tiang-tiang yang besar dengan matrial dari kayu, hal ini disebabkan masih banyak dan mudahnya untuk mendapatkan material kayu.
Para leluhur juga telah banyak belajar dengan kejadian alam yang pernah mereka alami sehingga mereka dapat membuat struktur tahan gempa dan jika terjadi gempa besar Rumah Tradisional masih dapat berdiri kokoh. Pada makalah ini struktur Rumah Tradisional Sumatra dimodelisasi dengan mengguakan program komputer dan dianalisa dinamik dari strukturnya. Hasil analisa mengungkapkan rahasia struktur tahan gempa Rumah Tradisional Sumatra dari teknologi tradisional nenek moyang.

Since the huge earthquake happened at December 26th 2004 in Aceh made people reliazed that South Indonesia are in earthquake belt and unsave place to living in. In Sumatra island, there are some traditional house that function as residential places and also for custom houses that has cultural and historical value. Sumatra's traditional house is a level house with big wood columns. This structure makes the house resistance to earthquake.
The ancients had learned from the nature fenomenon, so that they could made the resistance earthquake structure. In this paper, the structure of Sumatra's traditional house modelized with computer program dynamic analysis. The analysis will result the secret of ancient traditional house technology.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50567
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanus B. Gandawinata
"Gempa bumi adalah bencana alam yang paling banyak mengakibatkan korban jiwa serta harta benda,karena tidak dapat diramalkan kapan dan dimana akan terjadi dengan menganalisa komposisi tanah, daerah patahan, daerah volkanik serta pengalaman terjadinya gempa bumi dapat diperkirakan suatu daerah cukup rentan terhadap bahaya gempa bumi atau tidak. tetapi sejumlah informasi itu tetap tidak dapat diberikan kepastian kapan waktu terjadi dan lokasi gempa yang tepat. Untuk itu dikembangkan beberapa metode penanggulangan gempa bumi, salah satu metodenya adalah base isolation yaitu memasangkan suatu bahan karet dan pelat besi (lead rubber bearing) pada pondasi struktur sehingga dapat memeperbesar priode getar alami struktur dengan demikian efek gempa yang diterima struktur menjadi lebih kecil dibandingkan struktur terjepit beberapa faktor yang mempengaruhi respon suatu struktur terhadap beban gempa adalah faktor tinggi bangunan, keteraturan bangunan, kekakuan struktur , dan redaman strktur.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh perubahan denah struktur secara horizontal terhadap efektifitas dari sistem base isolation dalam mereduksi beban gempa yang diterima oleh struktur, variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variasi denah struktur horizontal, variasi periode isolator, variasi periode gempa, bangunan yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah bangunan 8 tingkat. pada variasi denah struktur horizontal dan periode isolator akan dipakai beban gempa El-Centro sedangkan pada variasi periode gempa, beban gempa yang dipakai adalah gempa sinusiodal.
Dalam penelitian ini, beberapa parameter struktur yang akan dievaluasi pola getar dan partisipasi massa, gaya geser tingkat, simpangan horizontal strktur, rasio simpangan antar tingkat, percepatan total struktur, serta gaya dalam balok dan kolom, parameter dari struktur terisolasi akan dibandingkan dengan perilaku dan respon struktur jepit, selanjutnya rasio efektifitasnya, dihitung.berdasarkan rasio efektifitas ini, akan diperoleh efektifitas dari sistem base isolation dalam mereduksi beban gempa yang diterima pada struktur.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa pada variasi denah horizontal efektifitas kinerja base isolation dalam mereduksi beban gempa sangat baik dan irregularitas bangunan akibat perubahan denahnya tidak terlalu mempengaruhi efektifitas base isolation pada variasi periode isolator, dapat disimpulkan bahwa memperbesar periode isolator tidak akan secara langsung memperbesar efektifitas base isolation untuk variasi periode gempa pengaruh efektifitas base isolation tergantung pada periode struktur, jika periode gempa mendekati struktur jepit maka efektifitas base isolation akan semakin meningkat tetapi jika periode genpa mendekati periode struktur isolasi maka efektifitas base isolation akan semakin menurun."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35141
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Nisian
"Gempa bumi (earthquake) adalah fenomena getaran yang dikaitkan dengan hentakan pada kerak bumi. Sebagai ibukota dari negara yang berada diatas daerah interaksi tiga lempeng kerak bumi, Jakarta memiliki potensi yang cukup besar untuk mengalami kerugian akibat gempa, baik materiil maupun jiwa. Risiko gempa dapat disebabkan oleh berbagai faktor, oleh karena itu diperlukan penyelidikan mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi risiko gempa sehingga dapat dilakukan tindakan-tindakan preventif supaya tidak menimbulkan kerugian yang terlalu besar. Pada penelitian ini, risiko gempa dianalisis secara kuantitatif dengan mengkombinasikan informasi tentang mikrozonasi, data kepadatan penduduk serta peruntukan lahan di wilayah Jakarta Utara, Pusat dan Timur. Adapun tool utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah program Microsoft Excel, dengan dibantu penggunaan program Edushake untuk perhitungan percepatan muka tanah serta program AutoCad dalam proses clustering. Diharapkan dengan hasil penelitian analisis pengaruh kepadatan penduduk terhadap risiko gempa bumi di Jakarta Utara, Pusat dan Timur ini pada akhirnya dapat dikembangkan lagi untuk penelitian dengan fokus elemen beresiko yang lain.

Earthquake is a ground shaking phenomenont related to thrust on earth?s crust. As the capital of a country on top of interaction region of three parts of earth?s crust, Jakarta has bigger potency to suffer damage cause by the earthquake, in case of materiil or even mortality. Earthquake risk can caused by many factors, that?s why research about factors related to earthquake risk should be held in order to prevent massive cost. In this research, earthquake risk analyzed quantitatively by combining information about peak ground acceleration, people distribution data, also about land use pattern in North, Central, and East Jakarta. The main tool that being used in this research is Microsoft Excel program, helped with Edushake program to calculate the value of peak ground acceleration and also AutoCad program in clustering process. Hopefully with this analysis about the effect of populace concentration to the earthquake risk in North, Central, and East Jakarta output, finally we can widen this research by focusing on another element at risk."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S35103
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Shantiago
"Pengamatan lerhadap hebempa gempa bumi yang telah keljadi di masa yang lalu telah membuka mata pikiran kita bahwa kerusakan yang lerjadi pada unsur-unsur non-slruktur akibat gempa bumi temyata menimbulkan kerugian yang lidak kalah besamya jika dibandingkan dengan kerugian akibat kerusakan pada struktur bangunan. Kelaiaian ini mungkin disebabkan oleh kurangnya penekanan dan pengetahuarl akan pentingnya unsur-unsur non-strukiur tersebut. lnformasi dan data-data kuaniitatif merlgenai kerusakan yang terjadi pada unsur-unsur non-struktur akibat gempa bumi serta kerugian yang ditimbulkannya masih sangat Iangka, sehingga masyarakal umum dan para perencana khususnya sering kali kurang memperhatikan hal ini dan mengabaikan usaha-usaha unluk memperkuat bagian-bagian yang kite sebut ?non-struktuf' ini. Semua ini bertujuan untuk memberikan sualu gambaran mengenai unsur~unsur non-struktur yang sering mengalami kerusakan-kerusakan polensial sewaklu lerjadi gempa bumi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S48262
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naeim, Farzad
New York : : John Wiley, 999
624.176 NAE d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dowrick, David J.
New York : Wiley, 1987
624.176 2 DOW e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Suryani Brahmana
"Penelitian ini membahas tentang bangunan tinggi yang terdiri dari podium dan tower dengan sistem lantai flat slab dan balok di perimeter bangunan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa efek perubahan posisi sistem penahan lateral terhadap karakteristik dinamik bangunan dan respon struktur akibat gempa bumi. Struktur bangunan merupakan struktur beton bertulang 10 lantai dengan tinggi antar lantai 2,8 m. Sistem penahan lateral adalah sistem rangka (kolom-balok perimeter) dan dinding geser. Pembebanan, faktor reduksi beban, faktor kekakuan, faktor reduksi gempa, respon spektrum mengacu pada peraturan- peraturan yang berlaku. Modelisasi struktur dengan bantuan program ETABS. Pada penelitian ini akan dilakukan simulasi terhadap 3 variasi , yaitu variasi terhadap jarak perimeter podium-tower, variasi terhadap jumlah lantai podium, dan variasi sistem lantai (shell dan membrane). Parameter-parameter yang akan ditinjau adalah periode getar, rasio partisipasi massa, gaya geser dasar, lendutan, gaya geser tingkat, simpangan antar tingkat, momen guling dan gaya-gaya dalam pada elemen struktur (kolom, balok, dinding geser, atap podium). Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa akibat perubahan jarak perimeter podium-tower maka lendutan, gaya geser dasar, gaya geser tingkat, simpangan antar tingkat, momen guling dan gaya-gaya dalam semakin besar sedangkan periode getar, partisipasi rasio massa semakin kecil. Akibat perubahan jumlah lantai podium diperoleh bahwa gaya geser dasar semakin besar. Sistem lantai menggunakan shell menghasilkan periode getar, lendutan, simpangan antar tingkat lebih besar daripada membrane, sedangkan gaya geser dasar, gaya geser tingkat, momen guling, gaya-gaya dalam lebih kecil daripada membrane.

This research is about high rise building which consists of the podium and the tower with a flat slab floor system and beam at the perimeter of the building. The objective of this research is to analyze the effect of the modification of lateral resistance system position to the building dynamic characteristic and response structure due to eartquake . The building s tructure is 10 floors reinforced concrete structure with 2.8 m height between the floors. The lateral resistance system is the framework system (column-beam perimeter) and shear walls. The loading, the load reduction factor, stiffness factor,earthquake reduction factor, spectrum response are referring to the applicable regulations. The structure modelitation by using ETABS program. In this research will be conducted a simulation with three variations, namely the variation of the podium-tower perimeter distance, the variation of the podium floor number, and the variation of the floor systems The parameters to be considered are vibration period, mass participation ratio, base shear force, deflection, story shear, (shell and membrane), story drift, overturning moments and internal forces in the structure element (column, beam, shear wall, podium roof). Based on the conducted research, concluded that due to the modification of the podium-tower perimeter distance so that deflection, base shear force, story shear, story drift, overturning moment and internal forces are increased, while vibration period, . Due to the modification of the podium floor concluded that the base shear force is increased. The floor system using shell produces greater vibration period, deflection, story drift than using the membrane, whereas the base shear force, level shear force, overturning moment and the internal forces are smaller than the membrane."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1069
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>