Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vibol Ban
"Accurate electron beam dosimetry is crucial for effective radiotherapy treatment. This study aimed to validate modified electron beam calibration methods through a comprehensive cross-calibration analysis against the established IAEA TRS-398 and AAPM TG-51 protocols. A Varian Trilogy linac with electron beam energy of 6, 9, 12, 15, and 18 MeV was used to perform dosimetric assessments using cylindrical (FC65-G and CC13) and parallel-plate (PPC40) ion chambers. The sequential method was employed for cross-calibration at 18 MeV, with each chamber alternatively serving as the reference and field chambers according to TRS-398 (yielding calibration correction factor ) and TG-51 (yielding calibration correction factor ) protocols. The ratios of and compared to the calibration correction factors from Indonesian SSDL ( ) ranged from 0.990 to 1.020. Absorbed doses to water per monitor unit (cGy/MU) were calculated at maximum absorption depths. For modified calibration methods, the values of and yielded absorbed dose values between 0.977 – 1.005 cGy/MU and 0.980 – 1.009 cGy/MU, respectively. Dose ratios of the modified methods compared to TRS-398 ranged from 0.982 to 1.010, while ratios compared to TG-51 varied between 0.985 and 1.021. The average absorbed dose to water using and ranged from 0.984 – 0.996 cGy/MU and 0.986 – 0.997 cGy/MU, respectively. The results were also compared with previous studies to demonstrate that the modified calibration methods closely align with the established protocols, with discrepancies within the IAEA’s ±2% tolerance threshold. The study highlights the importance of cross-calibration in ensuring the accuracy and reliability of modified electron beam calibration methods. These findings suggest that the modified approaches can serve as effective alternatives to traditional protocols, potentially enhancing dosimetric precision and flexibility in clinical radiotherapy settings.

Dosimetri berkas elektron yang akurat sangat penting untuk perawatan radioterapi yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk memvalidasi metode kalibrasi berkas elektron yang dimodifikasi melalui analisis kalibrasi silang yang komprehensif terhadap protokol IAEA TRS-398 dan AAPM TG-51. Linac Trilogi Varian dengan energi berkas elektron 6, 9, 12, 15, dan 18 MeV digunakan untuk melakukan penilaian dosimetri menggunakan ruang ion silinder (FC65-G dan CC13) dan pelat paralel (PPC40). Metode sekuensial digunakan untuk kalibrasi silang pada 18 MeV, dengan masing-masing kamar ionisasi berperan sebagai referensi dan lapangan menurut protokol TRS-398 (menghasilkan faktor koreksi kalibrasi ) dan TG-51 (menghasilkan faktor koreksi kalibrasi ). Rasio dan dibandingkan dengan faktor koreksi kalibrasi dari SSDL Indonesia ( ) berkisar antara 0,990 hingga 1,020. Dosis serap pada medium air per unit monitor (cGy/MU) dihitung pada kedalaman maksimum. Untuk metode kalibrasi termodifikasi, nilai dan menghasilkan nilai dosis serap masing –masing antara 0.977 – 1.005 cGy/MU dan 0.980 – 1.009 cGy/MU. Rasio dosis metode termodifikasidibandingkan dengan TRS-398 berkisar dari 0,982 ke 1,010, sementara rasio dibandingkan dengan TG-51 bervariasi antara 0.985 dan 1,021. Rata-rata dosisserap untuk menggunakan air dan berkisar masing-masing dari 0.984 – 0.996 cGy/MU dan 0.986 – 0.997 cGy/MU. Hasilnya juga dibandingkan dengan penelitian sebelumnya untuk menunjukkan bahwa metode kalibrasi termodifikasii sangat selaras dengan protokol yang ditetapkan, dengan perbedaan dalam ambang toleransi ±2% IAEA. Studi ini menyoroti pentingnya kalibrasi silang dalam memastikan akurasi dan keandalan metode kalibrasi berkas elektron yang dimodifikasi. Temuan ini menunjukkan bahwa pendekatan yang dimodifikasi dapat berfungsi sebagai alternatif yang efektif untuk protokol tradisional, berpotensi meningkatkan presisi dosimetrik dan fleksibilitas dalam pengaturan radioterapi klinis."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahrahaq Muhammad
"This study analyzes the accuracy of the estimated time-integrated activity coefficient (eTIAC) in Reduced-Time-Points (RTP) fitting using the Bayesian method with biokinetic data of [177Lu]Lu-PSMA-617 in kidneys. Data were collected at 1,24,48,72, and 168 hours (h) post-injection (p.i.) from 10 metastatic Hormone-Sensitive Prostate Cancer (mHSPC) patients as All-Time-Point (ATP) data. The two-, three-, and four-TP combinations in the RTP method are extracted from ATP. Data were fitted using sum-of-exponential (SOE) functions. ATP fitting provided parameters, and scaled data variance, used to calculate reference TIAC (rTIAC) and prior information for RTP fitting. Three methods were investigated: The effect of variance weighting (absolute [BFa] mean and median estimated fractional standard deviation [eFSD], and relative [BFr] variance weighting); Optimal TP in RTP fitting; The effect of the blood circulation rate parameter (lambda bc) in SOE function. Calculated root-mean-square errors (RMSE) by comparing eTIAC to rTIAC. Results: BFa median eFSD was the best variance weighting. The optimal TP was 48 h p.i. The best RTP fitting combinations were two-TP, three-TP, and four-TP is [1h,72h], [1h,24h,72h], [1h,24h,72h, 68h] with RMSE 3.28%, 1.9%, and 0.89%, respectively. The addition of the lambda bc had RMSE difference below 0.5%. The RTP method with optimal time points accurately calculates eTIAC.

Penelitian ini menganalisis akurasi estimasi time-integrated activity coefficient (eTIAC) dalam Reduced-Time-Points (RTP) fitting menggunakan metode Bayesian dengan data biokinetik [177Lu]Lu-PSMA-617 di ginjal. Data dikumpulkan pada 1, 24, 48, 72, dan 168 jam (h) pasca injeksi (p.i.) dari 10 pasien metastatic Hormone-Sensitive Prostate Cancer (mHSPC) sebagai data All-Time-Point (ATP). Kombinasi dua, tiga, dan empat TP dalam metode RTP diekstrak dari ATP. Data di fitting menggunakan fungsi sum-of-exponential (SOE). ATP fitting menghasilkan parameter dan Scaled data variance, yang digunakan untuk menghitung referensi TIAC (rTIAC) dan informasi awal untuk RTP fitting. Tiga metode yang diselidiki: Efek pembobotan varians (absolut [BFa] rerata dan median estimated fractional standard deviation [eFSD], dan Pembobotan relatif [BFr]); TP optimal dalam RTP fitting; Efek parameter laju sirkulasi darah (lambda bc) dalam fungsi SOE. Perhitungan root-mean-square errors (RMSE) membandingkan eTIAC dengan rTIAC. Hasil: BFa median eFSD adalah pembobotan varians terbaik. TP optimal adalah 48 h p.i. Kombinasi RTP fitting terbaik adalah dua-TP, tiga-TP, dan empat-TP adalah [1h, 72h], [1h, 24h, 72h], [1h, 24h, 72h, 168h] dengan RMSE 3,28%, 1,9%, dan 0,89%, berturut-turut. Penambahan lambda bc memiliki perbedaan RMSE di bawah 0,5%. Metode RTP dengan TP optimal dapat secara akurat menghitung eTIAC."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library