Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muliyadi
"ABSTRAK
Latar belakang Akurasi triple diagnostic USG guided FNAB untuk menentukan keganasan pada kasus nodul tirodi masih belum diketahui. Hal tersebut penting untuk diketahui sehingga tindakan definitif dan jenis operasi dapat ditentukan tanpa harus dilakukan pemeriksaan potong beku.Metode Penelitian dilakukan pada 131 pasien dengan pembesaran kelenjar tiroid pada periode Januari 2014 ndash; Desember 2014 dengan menggunakan desain potong lintang. Penelitian ini menghitung nilai sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, nilai prediksi negatif, akurasi triple diagnostic dengan USG guided FNAB dibandingkan dengan histopatologi.Hasil Hasil penelitian ini menunjukan triple diagnostic yang concordant ganas memiliki sensitivitas 81,17 , spesifisitas 96,55 , nilai prediksi positif 98,57 , nilai prediksi negatif 36,36 , dan akurasi 85,08 .Kesimpulan Tingginya nilai prediksi positif yang didapatkan dalam penelitian ini, sehingga triple diagnostic dapat digunakan untuk terapi definitif tanpa dilakukan pemeriksaan potong beku intra operatif.

ABSTRACT
Background The triple diagnostic accuracy with Ultrasound guided FNAB to determine the risk of malignancy in cases of thyroid nodules remains unknown. It is important to know so that definitive measures and types of operations can be determined without the need for a frozen section. Methods The study was conducted using cross sectional design on 131 patients with thyroid nodule in the period of January 2014 December 2014. This study calculated the values of sensitivity, specificity, positive predictive value, negative predictive value, triple diagnostic accuracy with ultrasound guided FNAB compared with histopathological result.Results This study show triple diagnostic with malignant concordant has sensitivity of 81.17 , specificity of 96.55 , positive predictive value of 98.57 , negative predictive value of36.36 , and 85.08 accuracy.Conclusions The high positive predictive values obtained in this study, show that triple diagnostic can be used for definitive therapy without intraoperative frozen section"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirna Albertina Wijaja
"Latar belakang: Keganasan pankreas merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas signifikan di dunia dengan 90% kasus adalah adenokarsinoma yang umumnya terdiagnosis stadium lanjut karena tidak memiliki gejala klinis spesifik dan keterbatasan dalam menegakkan diagnosis. Adenokarsinoma pankreas disebabkan oleh perubahan histologik dari neoplasma intraepitelial pankreas (PanIN) dan mutasi genetik antara lain aktivasi onkogen KRAS serta inaktivasi gen supresor tumor seperti CDKN2A/p16, p53, BRCA2 dan Small Mothers Against Decapentaplegic 4 (SMAD4) atau disebut juga Deleted in Pancreatic Cancer, locus 4 (DPC4). Mutasi DPC4 ditemukan pada 55% kasus dan relatif spesifik pada adenokarsinoma pankreas. Penelitian ini dilakukan untuk menilai ekspresi DPC4 pada adenokarsinoma pankreas dengan sampel fine-needle aspiration biopsy (FNAB) dengan tujuan meningkatkan akurasi diagnosis.
Bahan dan cara: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Sampel diambil dari data arsip Departemen Patologi Anatomik FKUI/RSCM terdiri atas kelompok data berpasangan dengan 9 kasus adenokarsinoma dan 5 kasus nonadenokarsinoma dari Januari 2012-Agustus 2018 serta kelompok data tidak berpasangan dengan 10 kasus adenokarsinoma dari Januari 2017-Agustus 2018. Dilakukan pulasan DPC4 pada sampel sitologi dan histopatologik. Penilaian mengunakan persentase cut off positif >50% sel tumor.
Hasil: Ekspresi DPC4 negatif didapatkan pada 5 kasus adenokarsinoma dan 0 kasus nonadenokarsinoma data berpasangan, serta 5 kasus adenokarsinoma data tidak berpasangan. Uji Fisher s exact yang dilakukan mendapatkan hasil ekspresi DPC4 pada adenokarsinoma dan nonadenokarsinoma data berpasangan tidak berbeda bermakna dengan nilai p>0.05.
Kesimpulan: Tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara ekspresi DPC4 pada adenokarsinoma dan nonadenokarsinoma.

Background: Pancreatic malignancy is one of the causes of significant morbidity and mortality in the world with 90% of cases were adenocarcinomas which are generally diagnosed in advanced stages because there is no specific clinical symptom and limitation in making a diagnosis. Pancreatic adenocarcinoma is caused by histological changes of intraepithelial pancreatic neoplasms (PanIN) and genetic mutations including activation of KRAS oncogenes and inactivation of tumor suppressor genes such as CDKN2A/p16, p53, BRCA2 and Small Mothers Against Decapentaplegic 4 (SMAD4) or also called Deleted in Pancreatic Cancer, locus 4 (DPC4). DPC4 mutations is found in 55% of cases and relatively specific in pancreatic adenocarcinoma. This study was conducted to assess the expression of DPC4 in pancreatic adenocarcinoma using a fine-needle aspiration biopsy (FNAB) sample to increase diagnosis accuracy.
Materials and methods: This was a cross-sectional study. Samples were taken from archival data of the Anatomical Pathology Department of FKUI/RSCM consisting of paired data group with 9 cases of adenocarcinoma and 5 cases of nonadenocarcinoma from January 2012 to August 2018 and unpaired data group with 10 cases of adenocarcinoma from January 2017 to August 2018. All cytology and histopathologic samples were stained with DPC4 antibody and evaluated using a positive cut-off> 50% of tumor cells.
Results: Negative DPC4 expression was found in 5 cases of adenocarcinoma and 0 cases of nonadenocarcinoma in paired data group, and 5 cases of unpaired data group adenocarcinoma. The Fisher s exact showed no significant difference of DPC4 expression between adenocarcinoma and nonadenocarcinoma paired data group with p value> 0.05.
Conclusion: There was no significant difference in the expression of DPC4 between adenocarcinoma and nonadenocarcinoma.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T57678
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Jantika Djuarna
"Latar belakang: Malignant peripheral nerve sheath tumor MPNST adalah sarkoma jaringan lunak yang sulit dibedakan dengan beberapa sarkoma sel spindel karena morfologinya yang serupa. MPNST bersifat agresif dengan angka rekurensi yang tinggi dan cenderung bermetastasis terutama ke paru.Tipe histologik dan lokasi termasuk faktor yang menentukan prognosis MPNST. Terapi kombinasi pada MPNST dengan reseksi komplit, kemoterapi, dan radiasi belum meningkatkan kesintasan pasien MPNST. Anti terhadap Epidermal growth factor receptor EGFR telah dipakai dalam terapi untuk tumor epitelial ganas, sedangkan penggunaannya pada sarkoma masih dalam penelitian. Dalam penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara peningkatan ekspresi EGFR dengan derajat keganasan histologik dan variabel prognostik klinis lainnya.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode potong lintang dengan pemilihan sampel secara konsekutif. Sampel terdiri atas 20 kasus MPNST derajat rendah dan 20 kasus MPNST derajat tinggi di Departemen Patologi Anatomi FKUI/RSCM tahun 2007-2015. Diagnosis MPNST ditegakkan secara histopatologik dan imunohistokimia. Dilakukan pulasan imunohistokimia EGFR pada MPNST derajat tinggi dan MPNST derajat rendah dengan penilaian semikuantitatif, serta menganalisis hubungan antara peningkatan ekspresi EGFR dengan derajat keganasan dan variabel klinis seperti usia, jenis kelamin, ukuran, lokasi tumor dan batas sayatan.
Hasil: Ekspresi EGFR pada MPNST derajat tinggi lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dengan MPNST derajat rendah 80 vs 20 , p=0,000 .Terdapat hubungan yang kuat antara peningkatan ekspresi EGFR dengan derajat keganasan MPNST. Tidak ditemukan hubungan antara ekspresi EGFR dengan usia, jenis kelamin, lokasi tumor, ukuran tumor dan batas sayatan.
Kesimpulan: Peningkatan ekspresi EGFR sejalan dengan peningkatan derajat histologik, sehingga dapat digunakan untuk membantu menentukan progressifitas MPNST.

Background: Malignant peripheral nerve sheat tumor MPNST is a sarcoma that is difficult to differentiate with other spindle cell sarcomas, because of their similar morphology. The behavior of MPNST is aggressive, with a high recurrence and tend to metastases hematogenous, especially to lung. Histologic type and location are amongs factors that determine prognosis of MPNST. Combined therapies on MPNST which consist of complete resection, chemoterapy, and radiation do not increase the survival. Anti EGFR therapy has been used in epithelial tumor, while its use in sarcoma is still in research. The aim of this study is to see the correlation between expression of epidermal growth factor receptor and histopathology grading and other prognostic clinical variables.
Method: This was a retrospective cross sectional study, using consecutive sampling. The cases consist of 20 low grade MPNST and 20 high grade MPNST in Departement of Anatomical Pathology FKUI RSCM 2007 2015. MPNST was diagnosed by histopathology and confirmed by immunostaining.EGFR immunostaining was performed and scored semiquantitatively. Analysis the correlation between over expression of EGFR and histopathology grading and other clinical variables, such as age, sex, size , location of the tumor and margin of the tumor.
Result: Overexpression of EGFR was observed in 80 cases of high grade MPNST and 20 cases of low grade MPNST p 0,000 . There is a significant correlation between EGFR over expression and histopathology grade. There is no correlation between EGFR expression and age, sex, size, location of the tumor and margin of the tumor.
Conclusion: High expression of EGFR is in parallel with high histologic grade, therefore it may be of additional use as prognostic factor.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Philadelphia, PA: Elsevier Saunders, 2014
616.075 83 DIA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library