Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Susi R. Puspitadewi
"Perawatan gigi tiruan pada lansia terutama lansia perempuan usia 50-75 tahun sering mengalami kegagalan, karena adanya resorpsi tulang alveolar berlebihan yang menyebabkan gigi tiruan longgar dan tidak stabil. Berbagai penelitian penyebab terjadinya resorpsi tulang telah banyak dipublikasi, di antaranya yang terkait faktor sosiodemografis, klinis, dan lingkungan, namun penelitian terkait dengan hormon (PTH, FSH) dan faktor genetik (polimorfisme gen PTH dan PTHR1) belum banyak diteliti.
Tujuan: Memperoleh indeks tingkat keparahan resorpsi tulang alveolar mandibula untuk memprakirakan tingkat keparahan resorpsi tulang alveolar mandibula pada pascamenopause yang memerlukan perawatan gigi tiruan. Subjek penelitian adalah perempuan pascamenopause usia 50-75 tahun yang bertempat tinggal di kelurahan Kenari dan Paseban Jakarta Pusat.
Metode: Menggunakan alat ukur kuesioner indeks kepadatan tulang mandibula tervalidasi, pemeriksaan klinis, pemeriksaan serum darah dengan ELISA, dan teknik PCR RFLP untuk menganalisis gen, dan evaluasi radiograf panoramik untuk menilai kualitas tulang kortikal mandibular. Selanjutnya dilakukan penelitian potong lintang untuk mencari faktor-faktor risiko yang paling berperan terhadap keparahan resorpsi tulang alveolar mandibula.
Hasil: Penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan antara faktor sosiodemografis, klinis, dan lingkungan, serta ditemukan sebanyak 87,25% subjek dengan kadar PTH <65pg/mL, dan adanya korelasi yang signifikan antara kadar PTH dengan resorpsi tulang alveolar mandibula (p<0,05). Kadar PTH ≥65pg/ml bertendensi terhadap tingkat keparahan resorpsi tulang alveolar. Tidak ditemukan adanya korelasi antara kadar PTH dengan genotip dan alel polimorfisme gen PTH pada posisi rs6254 di intron dua (p>0,05). Tidak terbukti adanya korelasi antara polimorfisme gen PTH dengan keparahan resorpsi tulang alveolar mandibula (p>0,05), sedangkan pada polimorfisme gen PTHR1 pada posisi promoter tiga ditemukan bahwa pada pengulangan (AAAG)6 memiliki kualitas tulang yang lebih rendah dan resorpsi tulang tinggi walaupun tidak ditemukan adanya korelasi antara polimorfisme gen PTHR1 dengan keparahan resorpsi tulang (p>0,05). Hasil uji multivariat memperlihatkan kadar FSH, PTH dan kualitas tulang alveolar mandibula berperan terhadap terjadinya keparahan resorpsi tulang alveolar mandibula (p<0,05). Penelitian ini memperoleh dua model penskoran indeks prediksi keparahan resorpsi tulang alveolar mandibula. Model satu dengan faktor PTH, FSH dan kualitas tulang mandibula mempunyai sensitifitas 68,29%, spesifisitas 56,48%, dengan daerah di bawah kurva (AUC) 0,675 dapat digunakan jika pada penerapan model dua tidak terlihat faktor yang berperan. Model dua terdiri dari FSH dan kualitas tulang, dengan sensitivitas 68,29% dan spesifisitas 58,33% serta area daerah di bawah kurva (AUC) 0,649.
Kesimpulan: indeks prediksi resorpsi tulang alveolar mandibula yang terdiri atas analisis kualitas tulang mandibula, kadar FSH dan PTH dapat digunakan untuk memprediksi tingkat keparahan resorpsi tulang alveolar mandibula. Dengan demikian diharapkan kegagalan perawatan gigi tiruan pada perempuan kelompok usia 50-75 tahun yang berisiko osteoporosis dapat diatasi.

Denture treatment in the elderly, especially in women aged 50-75 years, often experience failure, due to excessive alveolar bone resorption which causes loose and unstable dentures. Various studies have been published on the causes of bone resorption, including those related to sociodemographic, clinical, and environmental factors, but research related to hormones (PTH, FSH) as well as genetic factors (PTH and PTHR1 gene polymorphisms) have not been much studied.
Purpose: This study aims to obtain a mandibular alveolar bone resorption severity index to predict the severity of mandibular alveolar bone resorption in the postmenopausal period that requires denture treatment. The subjects of the study were postmenopausal women aged 50-75 years who lived in the villages of Kenari and Paseban, Central Jakarta.
Methods: The first step this study were conducted by using a validated mandibular bone density index questionnaire, clinical examination, blood serum examination by ELISA, and PCR- RFLP techniques to analyze genes, and panoramic radiographs evaluation to assess the quality of mandibular cortical bone. A cross-sectional study to look for the risk factors that most contribute to the severity of mandibular bone resorption were then conducted at the second step of this study.
Results: This study showed no relationship between sociodemographic, clinical, and environmental factors, and found as many as 87.25% of subjects with PTH levels <65pg / ml, as well as a significant correlation between PTH levels with resorption of the mandibular alveolar bone (p <0.05 ). The PTH level ≥65pg / ml has a tendency towards the severity of alveolar bone resorption, however, there was no correlation between PTH levels with genotype and PTH gene polymorphism alleles at position rs6254 in intron two (p> 0.05). There is no proven correlation between PTH gene polymorphism with the severity of mandibular alveolar bone resorption (p> 0.05). In the PTHR1 gene polymorphism of the promoter position three it was found that the repetition (AAAG)6 had lower bone quality and higher bone resorption although no correlation was found between PTHR1 gene polymorphisms and the severity of bone resorption (p> 0.05). Multivariate analysis showed that the levels of FSH, PTH and mandibular alveolar bone quality were contributed to the severity of mandibular alveolar bone resorption (p <0.05). From this study two predictive index scoring models of the severity of mandibular alveolar bone resorption were obtained. The model one with factors of PTH, FSH and quality of mandibular bone, has 68.29%sensitivity and 56.48% specificity, with the area under the curve (AUC) 0.675. Model two has a sensitivity of 68.29%, and specificity of 58.33% with the area under the curve (AUC) is 0.649. The model one could be used if in the application of model two does not show factors that play a role.
Conclusion: the predictive index of mandibular alveolar bone resorption consisting of analysis of mandibular bone quality, FSH and PTH levels can be used to predict the severity of mandibular bone resorption. It is hoped that the failure of denture treatment in women aged 50-75 years at risk of osteoporosis can be overcome."
2020
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khullat Anees
"Latar Belakang: Tingginya angka pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan, kemungkinan terus berlanjut hingga di masa yang akan datang. Hal tersebut terjadi karena akan lebih banyak populasi lansia dengan kondisi partially edentulous. Perawatan gigi tiruan sebagian lepasan pada responden dalam penelitian ini, dilakukan di Klinik Integrasi RSGM FKG UI oleh mahasiswa Program Profesi dan di Klinik Spesialis Prostodonsia oleh mahasiswa PPDGS Prostodonsia. Salah satu aspek keberhasilan perawatan gigi tiruan dapat dinilai dari tingkat kepuasan pasien. Salah satu kuesioner yang digunakan untuk self-assessment oleh pasien adalah kuesioner Patient’s Denture Assessment versi Bahasa Indonesia (PDA-ID) yang telah divalidasi untuk menilai kepuasan pasien terhadap perawatan gigi tiruan lengkap. Pada penelitian ini, kuesioner PDA-ID dimodifikasi untuk mengevaluasi kepuasan pasien terhadap perawatan gigi tiruan sebagian lepasan. Tujuan: Untuk mengevaluasi tingkat kepuasan pasien terhadap perawatan gigi tiruan sebagian lepasan di Klinik Integrasi dan Klinik Spesialis Prostodonsia RSGM FKG UI, yang dinilai menggunakan kuesioner PDA-ID yang dimodifikasi, serta menganalisis pengaruh faktor sosio-demografi (usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan) terhadap kepuasan pasien. Metode: Studi cross-sectional pada 52 responden (15 laki-laki, 37 perempuan), berusia 20 – 75 tahun, yang melakukan perawatan gigi tiruan sebagian lepasan di Klinik Integrasi dan Klinik Spesialis Prostodonsia RSGM FKG UI. Uji validitas kuesioner PDA-ID yang dimodifikasi dengan product moment Pearson dan uji reliabilitas dengan Cronbach’s alpha. Uji analitik bivariat dengan uji Fisher exact untuk menganalisis pengaruh usia dan jenis kelamin terhadap kepuasan pasien, dan uji Kruskal-Wallis untuk menganalisis pengaruh tingkat pendidikan terhadap kepuasan pasien. Hasil: Hasil uji validitas menunjukkan nilai korelasi Pearson seluruh item instrumen lebih dari r-tabel (r>0,2732) dan p<0,05. Hasil uji reliabilitas Cronbach’s alpha untuk skor keseluruhan kuesioner PDA-ID yang dimodifikasi adalah 0,927. Sebagian besar pasien (N=51, 98,1%) puas dan 1 orang (1,9%) pasien tidak puas terhadap perawatan gigi tiruan sebagian lepasannya yang dinilai menggunakan kuesioner PDA-ID yang dimodifikasi. Kemudian berdasarkan hasil uji analitik bivariat, tidak ditemukan perbedaan bermakna secara statistik antara usia (p=0,250), jenis kelamin (p=0,288), dan tingkat pendidikan (p=0,583) yang berbeda terhadap kepuasan pasien.. Kesimpulan: Kuesioner PDA-ID yang dimodifikasi dapat digunakan untuk menilai kepuasan pasien terhadap perawatan gigi tiruan sebagian lepasan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 98,1% pasien puas terhadap perawatan gigi tiruan sebagian lepasan di Klinik Integrasi dan Klinik Spesialis RSGM FKG UI. Tidak terdapat pengaruh usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan terhadap kepuasan pasien.

Background: Patient wearing removable partial dentures has been high in the past and is expected to continue in the future. This happens as an aging population who retains more teeth will present with more partially edentulous conditions. Removable partial denture wore by respondents in this study was fabricated in The Dental Teaching Hospital Faculty of Dentistry, Universitas Indonesia, by a prosthodontic resident and undergraduate student who had been supervised by a prosthodontist. One aspect of clinical success of denture treatment can be assessed in terms of patient satisfaction. One of questionnaires used for patient self-assessment is the validated Indonesian version of patient’s denture assessment (PDA-ID) for complete denture treatment. In this study, PDA-ID had been modified to evaluate patient satisfaction with removable partial denture. Objectives: To evaluate patient’s satisfaction with removable partial dentures (RPD) treatment in The Dental Teaching Hospital Faculty of Dentistry, Universitas Indonesia, using a modified PDA-ID questionnaire, and to analyze impact of socio-demography (age, sex, and level of education) to patient satisfaction. Methods: A cross-sectional study, that consisted of 52 respondents (15 male, 37 female), aged 20 – 75 years old, who wore removable partial denture that were fabricated in The Dental Teaching Hospital Faculty of Dentistry, Universitas Indonesia. The validity testing was conducted with Pearson’s product moment and reliability testing was conducted with Cronbach’s alpha for modified PDA-ID questionnaire. The bivariate test through Fisher exact test was used for statistical analysis to analyze impact of age and sex to patient satisfaction, and Kruskal-Wallis test to analyze impact of educational level to patient satisfaction. Results: Statistical analyses results showed that instrument was valid, with Pearson’s product moment r > 0,2732, p<0,05 and instrument was reliable, with Cronbach’s alpha in summary score modified PDA-ID=0,927. Most of the patients (N=51, 98,1%) were satisfied and 1 patient (1,9%) was dissatisfied with their removable partial denture treatment. Statistically, bivariat test results showed that there were no significant differences in patient satisfaction between different age groups (p=0,590), between sexes (p=0,431), and level of education (p=0,615). Conclusion: Modified PDA-ID questionnaire can be used to assess patient satisfaction towards their removable partial denture treatment. The results of this study showed that 98,1% patients were satisfied with their removable partial denture treatment in The Dental Teaching Hospital Faculty of Dentistry, Universitas Indonesia. Age, sex, and level of education were not associated with patient satisfaction with removable partial denture treatment"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Talitha Kyla Ardinda
"Latar belakang: Kondisi kehilangan gigi dapat menurunkan kemampuan tubuh seperti saat mastikasi, bicara, estetika, maupun gangguan pada sendi temporomandibular. Salah satu solusi untuk menggantikan gigi yang hilang adalah dengan menggunakan gigi tiruan lepasan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan perawatan, di antaranya adalah pengetahuan dan kepercayaan diri yang dimiliki oleh operator. Kepercayaan diri dapat menunjang terlaksananya prosedur dengan benar. Pengetahuan yang dimiliki didapatkan selama proses pembelajaran. Persepsi yang positif terhadap proses pembelajaran dapat meningkatkan semangat dan kepercayaan diri mahasiswa. Tujuan: Mengetahui distribusi frekuensi kepercayaan diri mahasiswa profesi dalam melakukan perawatan dengan gigi tiruan lepasan, melakukan tahapan perawatan gigi tiruan lepasan, dan mengetahui persepsi mahasiswa profesi mengenai sistem pembelajaran prostodontik. Metode: Studi deskriptif observasional dengan desain potong lintang. Pengambilan data menggunakan kuesioner yang disebarkan secara daring kepada seluruh mahasiswa profesi dan diisi oleh mahasiswa profesi yang yang telah melakukan perawatan gigi tiruan lepasan, yaitu 1 kasus gigi tiruan lengkap dan 1 kasus gigi tiruan sebagian lepasan. Selanjutnya mahasiswa dikelompokan berdasarkan angkatan tahun memasuki program profesi. Data dianalisis dengan uji desktriptif untuk mencari tahu nilai reratanya. Hasil Penelitian: Didapatkan 80 mahasiswa profesi yang memenuhi kriteria inklusi dan bersedia mengsi kuesioner. Kepercayaan diri mahasiswa profesi saat melakukan perawatan prostodontik paling tinggi dimiliki kelompok angkatan 2013 saat melakukan perawatan gigi tiruan sebagian lepasan (8,00) dan melakukan pencobaan gigi tiruan sebagian lepasan (wax) (9,00) serta kelompok angkatan 2014 saat melakukan pencetakan untuk membuat model studi untuk perawatan gigi tiruan lengkap (9,00). Lebih dari 95% mahasiswa profesi FKG UI yang mengisi kuesioner memiliki persepsi positif terhadap pembelajaran prostodontik yang diterimanya. Kesimpulan: Kepercayaan diri mahasiswa profesi paling tinggi dalam menangani perawatan gigi tiruan sebagian lepasan, serta pada tahapan perawatan gigi tiruan lepasan paling tinggi pada pencetakan untuk membuat model studi dan pencobaan gigi tiruan (wax). Mayoritas mahasiswa profesi yang terlibat dalam penelitian memiliki persepsi positif terhadap pembelajaran prostodontik di FKG UI.
Latar belakang: Kondisi kehilangan gigi dapat menurunkan kemampuan tubuh seperti saat mastikasi, bicara, estetika, maupun gangguan pada sendi temporomandibular. Salah satu solusi untuk menggantikan gigi yang hilang adalah dengan menggunakan gigi tiruan lepasan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan perawatan, di antaranya adalah pengetahuan dan kepercayaan diri yang dimiliki oleh operator. Kepercayaan diri dapat menunjang terlaksananya prosedur dengan benar. Pengetahuan yang dimiliki didapatkan selama proses pembelajaran. Persepsi yang positif terhadap proses pembelajaran dapat meningkatkan semangat dan kepercayaan diri mahasiswa. Tujuan: Mengetahui distribusi frekuensi kepercayaan diri mahasiswa profesi dalam melakukan perawatan dengan gigi tiruan lepasan, melakukan tahapan perawatan gigi tiruan lepasan, dan mengetahui persepsi mahasiswa profesi mengenai sistem pembelajaran prostodontik. Metode: Studi deskriptif observasional dengan desain potong lintang. Pengambilan data menggunakan kuesioner yang disebarkan secara daring kepada seluruh mahasiswa profesi dan diisi oleh mahasiswa profesi yang yang telah melakukan perawatan gigi tiruan lepasan, yaitu 1 kasus gigi tiruan lengkap dan 1 kasus gigi tiruan sebagian lepasan. Selanjutnya mahasiswa dikelompokan berdasarkan angkatan tahun memasuki program profesi. Data dianalisis dengan uji desktriptif untuk mencari tahu nilai reratanya. Hasil Penelitian: Didapatkan 80 mahasiswa profesi yang memenuhi kriteria inklusi dan bersedia mengsi kuesioner. Kepercayaan diri mahasiswa profesi saat melakukan perawatan prostodontik paling tinggi dimiliki kelompok angkatan 2013 saat melakukan perawatan gigi tiruan sebagian lepasan (8,00) dan melakukan pencobaan gigi tiruan sebagian lepasan (wax) (9,00) serta kelompok angkatan 2014 saat melakukan pencetakan untuk membuat model studi untuk perawatan gigi tiruan lengkap (9,00). Lebih dari 95% mahasiswa profesi FKG UI yang mengisi kuesioner memiliki persepsi positif terhadap pembelajaran prostodontik yang diterimanya. Kesimpulan: Kepercayaan diri mahasiswa profesi paling tinggi dalam menangani perawatan gigi tiruan sebagian lepasan, serta pada tahapan perawatan gigi tiruan lepasan paling tinggi pada pencetakan untuk membuat model studi dan pencobaan gigi tiruan (wax). Mayoritas mahasiswa profesi yang terlibat dalam penelitian memiliki persepsi positif terhadap pembelajaran prostodontik di FKG UI.

Background: Loss of teeth can reduce the ability of the body such as during mastication, speech, aesthetics, and disorders of the joints. One solution to replace missing teeth is to use removable dentures. There are several factors that influence the success of treatment, including knowledge and confidence possessed by the operator. Confidence can support the implementation of the procedure correctly. Knowledge is gained during the learning process. A positive perception of the learning process can increase student enthusiasm and confidence. Objective: To determine the frequency distribution of clinical year students' confidence in handling removable denture treatment, and the stage prosthodontic treatments, also to determine their perception of the quality of prosthodontic studies. Method: An observational descriptive study with a cross-sectional design. Retrieval of data using a questionnaire distributed online to all clinical year students and will be filled by clinical year students who have done 1 case of complete denture and at least 1 case of partial denture. Furthermore students are grouped according to the year of entering the professional program. Data were analyzed with descriptive test to find out the mean value. Results: There were 80 clinical year students who met the inclusion criteria and were willing to fill in the questionnaire. The highest confidence levels of clinical year student in performing removable prosthodontic treatment are found in the 2013 group when performing partial denture treatment (8,00) and try-in stage of partial denture (wax) (9,00) and also the 2014 group taking primary impression for complete denture (9,00). More than 95% of the FKG UI clinical year students who filled out the questionnaire had a positive perspective on the prosthodontic learning they received. Conclusion: The confidence of clinical year students is higher in handling removable partial denture treatment and in specific treatment is higher when taking primary impession and try-in stage (wax). The majority of professional students have positive perceptions of prosthodontic learning at FKG UI."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library