Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tiara Amelia
"Kemunculan aplikasi kencan memberikan kemudahan untuk manusia mencari pasangan hidup. Fungsi aplikasi kencan beberapa tahun belakangan ini mengalami pergeseran, tidak hanya sekadar untuk mencari pasangan romantis, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan non-romantis. Bumble sebagai aplikasi kencan masih pada fungsi awalnya untuk mencari jodoh dengan adanya mode date, dilain sisi ada mode BFF untuk memfasilitasi pencarian teman. Namun, yang terjadi dalam Bumble adalah penggunanya memanfaatkan mode date bukan tempat untuk mencari jodoh. Tulisan ini berfokus pada bagaimana ideologi media dan indeksikalitas bermain di dalam interaksi pengguna mode date Bumble. Penggunaan tanda mewarnai praktik bermedia para pengguna mode date Bumble yang merujuk kepada motif mereka. Tanda yang ada akan dimaknai oleh pengguna mode date Bumble lainnya.

The emergence of dating apps makes it easy for humans to find a life partner. The function of dating apps in recent years has shifted, not only to find a romantic partner, but also to fulfill non-romantic needs. Bumble as a dating apps is still in its initial function to find a mate with the date mode, on the other hand there is a BFF mode to facilitate the search for friends. However, what happens in Bumble is that users take advantage of date mode, not a place to find a mate. This paper focuses on how media ideology and indexicality play out in Bumble's date mode user interactions. The use of signs colors the media practice of Bumble’s date mode users which refers to their motives. The sign will be interpreted by other Bumble date mode users."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindyastuti Erika Pratiwi
"Pada masa remaja, individu sudah memiliki minat untuk berpacaran, namun banyak orang tua yang melarang anak remajanya berpacaran. Hal ini dapat menimbulkan konflik di antara mereka atau justru membuat anak berpacaran tanpa sepengetahuan orang tua. Orang tua melarang anak remajanya berpacaran karena mereka memiliki pandangan negatif tentang pacaran pada remaja, padahal ini belum tentu benar. Konsep pacaran dan perilaku pacaran pada remaja perlu diketahui agar orang tua dapat menyikapi dengan lebih bijaksana keinginan anaknya untuk berpacaran dan dapat mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan berkaitan dengan pacaran. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara dan observasi sebagai pendukung hasil wawancara.
Penelitian ini difokuskan pada remaja awal karena konflik antara orang tua dan anaknya berkaitan dengan dengan masalah pacaran memuncak pada masa remaja awal (Medinnus & Johnson, 1969). Subjek penelitian berjumlah empat orang (2 orang laki-laki dan 2 orang perempuan) berusia 14-15 tahun, yang termasuk ke dalam kategori remaja awal menurut Lerner (1993). Keempat subjek memiliki konsep pacaran yang berbeda-beda, namun mereka memiliki kesamaan dalam karakteristik esensial pacaran, yaitu adanya "penembakan" untuk menjadi pacar. Tiga dari empat subjek menampilkan perilaku pacaran yang serupa, yaitu mengobrol, jalan-jalan, mengunjungi rumah pacar/dikunjungi, berpegangan tangan, cium pipi, berpelukan, dan berciuman bibir.

In adolescence, an individual usually has already had interest to go dating, but many parents forbid their children to do so. This situation can lead to a conflict between them or cause the adolescent to go dating without his/her parents know about it. The parents forbid their children to go dating because they have negative thoughts about dating in early adolescence, even though these thoughts may not be correct. The dating concept and dating behavior need to be known so parents can respond more wisely on dealing with their adolescent children?s interest to go dating and so they can anticipate the negative things caused by dating. The researcher in this study uses a qualitative approach with interview method and observation method to support the result of the interview.
This research is focused among early adolescents because conflict between parents and their children related to dating issues is peaking in early adolescence (Medinnus & Johnson, 1969). There are 4 subjects of the research (2 males and 2 females) aged 14-15 years old, which fall under the category of early adolescence according to Lerner (1993). All four subjects have different dating concept, but they have similarity in essential characteristic of dating, that is there must be a proposal to be someone?s girlfriend/boyfriend. Three of the four subjects have similar dating behavior, namely having conversation, going somewhere together, visiting the partner?s house/being visited by the partner, holding hands, kissing cheeks, hugging, and lip kissing.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adelia Auliyanti
"disadari secara langsung karena adanya pembiaran ? pembiaran (Sharpe & Taylor, 1999). Kekerasan dalam pacaran sendiri di definisikan sebagai suatu tindakan yang menekan, merusak atau melecehkan secara seksual maupun psikologis (Bird & Melville, 1994). Adanya standar ganda yang menjadi dasar utama berjalannya suatu hubungan menunjukkan tidak hanya tujuan dan cara pandang laki ? laki dan perempuan yang berbeda, tetapi menunjukkan pula bahwa laki ? laki memiliki kekuasaan lebih besar dari perempuan dalam hubungan tersebut (Dilorio, 1989 dalam Bird & Melville, 1994). Pandangan yang terbentuk dan diyakini mengenai peran laki ? laki dan perempuan dalam suatu hubungan juga tak lepas dari peran pengasuhan orangtua dan sosialisasi peran gender dalam keluarga (Norman & Collins, 1995).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana remaja perempuan yang menjadi korban kekerasan dalam pacaran memaknai relasi, cinta dan mempersepsi peran dirinya maupun pasangan mereka. Hal tersebut dipengaruhi oleh pengasuhan orangtua serta pandangan gender, sehingga mereka tetap bertahan dengan kekerasan yang terjadi sebelum akhirnya keluar dari hubungan tersebut. Sampel penelitian ini adalah tiga orang remaja perempuan yang mengalami kekerasan oleh pasangan mereka dengan usia pacaran lebih dari satu tahun. Hasil penelitian menunjukkan gambaran pola pengasuhan, ideologi gender, pemaknaan terhadap cinta, dan peran pacar serta kekerasan yang beragam dan sedemikian rupa mempengaruhi bertahannya responden dalam hubungan pacaran yang berkekerasan. Pada penelitian ini juga ditemukan data yang mengarah pada kodependensi dengan pasangan yang abusive pada ketiga responden.
In dating context, violence against women cannot be directly realized because of the inattentive principle and believe that the abusive partner will change (Sharpe & Taylor, 1999). Dating violence defined as actions in dating which elements to press, to damage and to flatter sexually or psychologically (Bird & Melville, 1994). Double standard as the way a relationship should be, shows that not only are men?s goals likely to be different from women?s but males have more power in the relationship (Dilorio, 1989 on Bird & Melville, 1994). Believe toward women and men roles in a relationship cannot be separated from the role of parenting and gender socialization on family (Norman & Collins, 1995).
The purpose of this research is to find out how teenage girls who became victim of dating violence explain their dating relationship with their partners, love, also their perception of themselves and the partners. That issues influenced by parenting and gender view that has roles to form the relationship, so they keep stay on the relationship before they find way out of the abusive relationship. Sample for this research are three teenage girls who experienced dating violence in more than one years relationship with their abusive partner. The research showed variation on parenting, gender ideology, their understanding of love, relationship and violence that affect them to stay in abusive relationship. This research also found that three respondents are trapped in codependency with their abusive partner.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3159
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Izati
"Pacaran tidak selamanya selalu indah bahkan ada beberapa yang mengaku pernah mengalami kekerasan dalam pacaran. Kasus kekerasan dalam pacaran seperti fenomena gunung es, di mana kasus yang lebih besar tidak muncul ke permukaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap terhadap kekerasan dalam pacaran pada siswa kelas XI SMA Negeri 113 Jakarta.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional. Pengumpulan data primer menggunakan instrumen berupa kuesioner, yang diisi oleh 138 siswa. Hasil penelitian ditemukan 91,3% responden pernah mengalami kekerasan dalam pacaran. Dari beberapa variabel yang diteliti, tidak ada yang mempunyai hubungan bermakna dengan kekerasan dalam pacaran.

Dating is not always beautiful, as even claimed have ever dating violence. Cases of dating violence like a ice mountain phenomena, where the bigger cases are never known. The aim of this research is to get to know about the relation of knowledge and attitude towards dating violence on XIth grade students at SMA Negeri 113 Jakarta.
The type of research is quantitative with the research design cross sectional. The primiere data was collected use instrument which is questionnaires. The result of the research shows 91,3% of respondents have ever dating violence. From some of the variables of the research, there is no have a significant relation to dating violence.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45215
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismi Amalina Aryani
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara kekerasan dalam pacaran dan self-esteem pada mahasiswa laki-laki yang menjalankan hubungan heteroseksual. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan alat ukur Revised Conflict Tactics Scale 2 yang dikembangkan oleh Straus, dkk. (1996) untuk melihat kekerasan dalam pacaran yang terjadi dan alat ukur self-esteem, yaitu Rosenberg Self-Esteem Scale yang dikembangkan oleh Rosenberg (1965). Data penelitian diolah dengan menggunakan teknik statistik Pearson Product-Moment Correlation. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 87 orang mahasiswa laki-laki dengan rentang usia 18-25 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kekerasan dalam pacaran, baik yang dilakukan maupun dialami, dan self-esteem pada mahasiswa laki-laki.

This research was conducted to find the relationship between dating violence and self-esteem among male university student who have a heterosexual relationship. This research used a quantitative approach and using the Revised Conflict Tactics gauge 2 Scale developed by Straus et al. (1996) to see the violence that occurs in dating and measuring self-esteem by using the Rosenberg Self-Esteem Scale developed by Rosenberg (1965). Data was analyzed using Pearson Product-Moment Correlation technique. Participants in this research were 87 male students aged 18-25 years old.
The results showed that there is no significant correlation between dating violence, whether committed and experienced by participants, and self-esteem in male college students.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45599
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Permata Sari
"Artikel ini berfokus mengenai kekerasan dalam pacaran di kalangan mahasiswa. Kekerasan pada masa pacaran menarik diungkap, karena mengalami peningkatan setiap tahunnya. Korban kekerasan dalam pacaran cenderung perempuan. Akar permasalahannya, terdapat ketimpangan dalam relasi gender. Pertanyaan utama artikel ini adalah bagaimana proses terjadinya kekerasan dalam hubungan pacaran di kalangan mahasiswa? Serta bagaimana perempuan korban tetap mempertahankan hubungan tersebut? Padahal perempuan tersebut masih memiliki pilihan untuk putus. Berbeda halnya dengan perempuan yang terikat perkawinan. Temuan kualitatif, menunjukan alasan perempuan korban kekerasan dalam pacaran mempertahankan hubungannya tidak hanya dipengaruhi oleh faktor psikologis tetapi juga non-psikologis, termasuk faktor sosiologis, khususnya terkait cost dan benefit dalam relasi pacaran. Perempuan korban cenderung menjadi makhluk irasional dengan mempertahankan relasi pacarannya dengan pertimbangan keuntungan berupa terhindar dari social bullying melalui prestige dari status pacaran, dan terpenuhinya kebutuhan afeksi. Meskipun, harus mengorbankan waktu dan terjebak dalam hubungan kekerasan.

This article focuses on the violence in dating college students. Dating violence attract disclosed, since has increased every year. Victims of dating violence tend to be female. Root of the problem, there is inequality in gender relations. The main question of this article is how the process of violence in dating relationships among college students And how women victims still maintain this relationship Though women still have the option to drop out. Unlike the case with the women who tied the marriage. Qualitative findings, indicating the reasons women victims of violence in dating maintain relationships not only influenced by psychological factors but also non psychological, including the sociological factors, in particular related to the costs and benefits in dating relationship. Female victims tend to become irrational creatures to maintain relations with the consideration of the advantage of courtship avoid bullying through social prestige of dating status, and the fulfillment of affection. Though, it must sacrifice time and trapped in violent relationships."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia-Absari Khalil
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi niat menggunakan kembali aplikasi online dating berdasarkan tiga domain yaitu task driven, technology driven, dan social driven. Penelitian ini menggunakan Expectation Confirmation Model (ECM) sebagai dasar pada model penelitian, kemudian mengintegrasikannya dengan Task Technology Fit Model (TTF) dan Theory Planned Behaviour (TPB). Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner ke pengguna aplikasi ABC. Data valid yang terkumpul sebanyak 271 sampel dan dianalisis dengan menggunakan metode analisis Partial Least Square-SEM (PLS-SEM). Hasil dari penelitian ini adalah perceived usefulness, perceived enjoyment, satisfaction, dan social norm merupakan faktor yang secara langsung memengaruhi niat menggunakan kembali apilasi online dating. Sementara itu, task technology fit dan confirmation merupakan faktor yang secara tidak langsung memengaruhi niat menggunakan kembali aplikasi online dating. Faktor-faktor tersebut diharapkan dapat menjadi perhatian bagi manajemen PT XYZ untuk meningkatkan kualitas aplikasi ABC sehingga dapat meningkatkan jumlah pengguna aktif.

ABSTRACT
The present research was aimed to study factors affecting the continuance usage intention of online dating application based on three driven domains: task driven, technology driven, and social driven. The study adopted an Expectation Confirmation Model (ECM) integrated with Task Technology Fit Model (TTF) and Theory Planned Behaviour (TPB). Online survey was conducted to 271 active users of ABC application. Data collected included of the user perception on perceived usefulness, perceived enjoyment, satisfaction, social norm, task technology fit and confirmation. Data was statistically analyzed by Partial Least Square-SEM (PLS-SEM). Results showed that perceived usefulness, perceived enjoyment, satisfaction, and social norm were found to be the closely related factors affecting the continuance usage intention of online dating application, while the factors of task technology fit and confirmation had indirect effect on the continuance usage intention. It implies that there is a need of special attention from the company management to these crucial factors to ensure the user satisfaction and to increase the number of active users of PT XYZ."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Bagus Febriyanto
"ABSTRAK
Naskah Langen Wibawa selanjutnya disingkat menjadi LW merupakan sebuah peninggalan karya sastra yang mendokumentasikan 28 tarian yang ada dalam lingkungan Kadipaten Pakualaman. Salah satu tarian yang terdokumentasi dalam teks LW adalah Sirmpi Gadheg Putri. Srimpi merupakan tarian yang sakral, meskipun tidak sesakral bedhaya. Masalah yang muncul adalah terputusnya pelestarian Srimpi Gadheg Putri tradisi Kadipaten Pakualaman pasca pemerintahan Paku Alam IV hingga sekarang tidak dikenali kembali wujud repertoar sajiannya. Oleh sebab itu, dalam rangka menemukan kembali bentuk Srimpi Gadheg Putri tradisi Pakualaman, maka akan dilakukan dua tahap penelitian. Tahap pertama dilakukan suntingan teks LW dengan edisi kritis. Tahap kedua, dilakukan analisis tari dengan pendekatan etnokoreologi yang meliputi aspek sejarah, seni musik, dan seni tari khususnya tata lampah dan tata rakit. Dengan demikian penelitian ini berguna untuk menghidupkan kembali tradisi tarian yang telah lama hilang dalam bentuk rekonstruksi tari Srimpi Gadheg Putri.Dari hasil kritik teks ditemukan beberapa kesalahan berupa hilangnya suku kata atau lakuna. Hal ini menunjukkan bahwa teks LW bersih dari kesalahan-kesalahan. Berdasarkan analisis teks diketahui bahwa teks LW merupakan karya sastra yang didedikasikan sebagai dokumentasi seni tari. Oleh sebab itu, patut dijadikan sumber acuan utama dalam pengembangan tari tradisi Kadipaten Pakualaman. Dari pengkajian terhadap teks LW hal. 68-82 yang mendokumentasikan tari Srimpi Gadheg Putri ditemukan tiga keunikan. Pertama, prosesi kapang-kapang majeng yang dilakukan dua tahap. Kedua, digunakannya kalimat naratif kandha dan lagon yang mengindikasikan adanya pengaruh tradisi Kasultanan Yogyakarta dalam tradisi tari Kadipaten Pakualaman. Ketiga, penyajian kalimat naratif kandha dalam bentuk untaian puisi atau tembang.

ABSTRACT
Langen Wibawa hereinafter abbreviated as LW manuscript is a literary work that records 28 dances in the Kadipaten Pakualaman. One of the dances documented in LW is Srimpi Gadheg Putri. Srimpi is a sacred dance, not as sacred as the bedhaya dance. A problem arises that there happens to be a discontinuation in the preservation of the Srimpi Gadheg Putri after the resignation of Paku Alam IV so that the repertoire of the dance is now no longer known. In order to reconstruct the form of the Srimpi Gadh g Putri of Pakualaman, two stages of research will be conducted. The first stage is done by editing the critical edition of LW. The second stage is an analysis of dance conducted by using ethnochoreologic approach that includes aspects of history, arts, music, and dance aspecially tata lampah and tata rakit. By this research, it is aimed to be useful in reviving the traditional dance that has long been lost and to result the reconstructed form of the Srimpi Gadheg Putri.From the critical edition of the text, it is found that there are few errors of missing syllable or lacunae. This means that LW is quite clear from errors. Based on the text analysis, it is revealed that LW is a literary work aimed to record dances. Therefore, the text is suitable for the main reference of the dance tradition of Pakualaman. On analysis of LW on pages 68 69 that documents Srimpi Gadheg Putri, three characteristics were found. The first is the kapang kapang majeng procession that is done in two steps. The second is the usage of kandha and lagon narratives indicating the influence of Kasultanan Yogyakarta tradition over Kadipaten Pakualaman traditional dance. The third is the provision of the kandha narrative in form of poem or tembang. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cintia Berliana
"Di zaman ini, salah satu jenis aplikasi smartphone yang banyak digandrungi oleh kalangan dewasa muda adalah jenis aplikasi kencan daring (online dating apps). Pada penelitian sebelumnya di luar negeri ditemukan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara menggunakan aplikasi kencan dan perilaku seksual berisiko. Namun, di Indonesia sendiri sejauh ini belum ditemukan penelitian serupa yang mendalam. Oleh karenanya, penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu tentang gambaran penggunaan aplikasi kencan daring di smartphone pada dewasa muda di kota besar di Indonesia dan apakah penggunanya melakukan perilaku seksual yang berisiko dengan sesama pengguna. Penelitian ini menggunakan mixed-methods antara penelitian kuantitatif deskriptif (populasi: masyarakat Indonesia di kota besar) dengan jumlah 633 responden pengguna aplikasi kencan dalam kuesioner survei dan penelitian kualitatif melalui wawancara terfokus terhadap 6 partisipan. Partisipan wawancara merupakan dewasa muda pengguna aplikasi kencan dan telah melakukan hubungan seksual dengan pasangan dari aplikasi kencan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagi dewasa muda, penggunaan aplikasi kencan selain sebagai sarana mencari teman atau pasangan, juga dianggap sebagai sarana menyalurkan hasrat seksual. Semua partisipan cenderung sadar akan konsekuensi penggunaan aplikasi kencan dan konsekuensi perilaku seksual berisiko yang dihadapi secara umum. Akan tetapi, dapat dikatakan bahwa partisipan masih lebih memilih untuk melakukan hubungan seksual yang cukup berisiko dengan pasangan dari aplikasi kencan. Temuan lain dalam penelitian ini adalah adanya kemungkinan besar bagi perempuan pengguna aplikasi kencan untuk menjadi korban kejahatan seksual. Namun, pengguna aplikasi kencan baik laki-laki maupun perempuan, tetap merasakan dampak yang positif dalam penggunaan aplikasi kencan secara umum dan mereka cenderung menyikapi konsekuensi yang dihadapi dengan tenang dan santai.

In this day and age, one type of smartphone application that is loved by young adults, is online dating apps. In previous studies abroad, it was found that there is a strong relationship between using dating applications and risky sexual behavior. However, in Indonesia alone, so far no in-depth similar studies has been found. Therefore, this study aims to find out about depiction of the use of online dating applications on smartphones between young adults in large cities in Indonesia and whether the users are engaging in risky sexual behavior with fellow users. This research uses mixed-methods between quantitative descriptive research (population: Indonesians in large cities) with a total of 633 survey respondents consists of dating applications users and qualitative research through focused interviews with 6 participants. Interview participants are young adult users of dating applications and have had sexual encounters with partners from dating applications.
The results showed that for young adults, the use of dating applications other than as a mean of finding friends or partners, was also considered as a mean of channeling their sexual desires. All participants tend to be aware of the consequences of using dating applications and the consequences of risky sexual behavior that are generally faced. However, it can be said that dating apps users still prefer to have quite risky sexual encounters with partner from a dating application. Another finding in this study is that there is a high possibility for women using dating applications to become victims of sexual crimes. However, users of dating applications, both men and women, still feel a positive impact in the use of dating applications in general and they tend to address the consequences faced calmly and relaxed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>