Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dikdik M. Arief Mansur
Bandung: Refika Aditama, 2005
001.634 0 DIK c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Novemberi P.
"Transnational cyber crime adalah masalah serius yang dihadapi pemerintah Indonesia pada era digital ini. Indonesia menduduki ranking teratas dalam peringkat kejahatan cyber dunia, terutama untuk kejahatan kartu kredit dan hacking. Hal ini menjadi citra buruk bagi Indonesia di mata dunia. Akibatnya Indonesia sulit masuk ke dalam komunitas digital internasional. Beberapa kali Indonesia diblokir dari e-commerce antar negara. Bila hal ini terus terjadi dikhawatirkan posisi Indonesia akan semakin tidak kompetitif dalam perekonomian dunia.
Ironisnya Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang justru belum memiliki piranti hukum untuk mengatasi masalah cyber crime. Rancangan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik yang rencananya akan menjadi cyber law Indonesia, tidak kunjung selesai dibahas di parlemen dan pemerintah. Selama ini Indonesia masih menggunakan perangkat hukum konvensional yang jelas sangat tidak memadai untuk berhadapan dengan kejahatan cyber yang bersifat maya dan transnasional.
Tesis ini berusaha melihat mengapa pemerintah Indonesia sulit mengkonstruksikan hukum transnational cyber crime pada periode 2003-2006 Untuk membahas tesis ini akan dilihat bagaimana proses konstruksi kesepahaman antar subjek akan menciptakan suatu urgensi mengenai keberadaan hukum cyber di Indonesia. Ada empat variabel yang akan digunakan, yaitu: identitas, tujuan, etika, dan instrumen kerja sama (domestik dan internasional).
Penelitian ini menemukan bahwa: (1) pemerintah Indonesia ternyata tidak memiliki kejelasan identitas dalam dunia teknologi informasi; (2) kebijakan teknologi informasi pemerintah selama ini sangat inkonsisten; (3) pemerintah Indonesia belum memiliki etika cyber yang kuat; (4) kerja sama domestik dan internasional belum mampu mengkonstruksikan kesepahaman akan urgensi cyber law bagi pemerintah Indonesia. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesulitan pemerintah Indonesia mengkonstruksikan hukum transnational cybercrime adalah disebabkan oleh keempat faktor ini.

Transnational cyber crime is a serious matter that is faced by Indonesian government in this digital era. Indonesia is positioning the highest rank on cyber crime in the world, especially on the carding and hacking. This is become a bad image for Indonesia. As the result it is hard for Indonesia to enter international digital community. Indonesia has been blocked several times from the ecommerce between countries. If this problem happening continuously, it is afraid that Indonesia position on world economy will become less competitive.
Ironically, Indonesia is one among the countries that doesn?t have cyber law until right now. The Information and Electronic Transaction Draft Bill, which should become Indonesian cyber law, hasn?t finished being reviewed in the parliament and the government. All this time Indonesia is still using the conventional law that obviously very inadequate to meet the challenge for virtual and transnational cyber crime. This thesis tries to see why Indonesia government hard to construct transnational cyber law for the period of 2003-2006.
To asses that, it will be studied how the inter-subjective understanding process will create urgency about cyber law in Indonesia. There will be four variables to be used, there are: identity, purpose, ethics, and instrument of cooperation (domestic and international).
This thesis has found that: (1) Indonesia government has an identity gap in the world of information technology (IT); (2) the existing government IT policy all this time has been very inconsistent; (3) Indonesian government doesn?t have strong cyber ethics; (4) the domestic and international cooperation still cannot construct the understanding about the urgency of cyber law. There for it can be concluded that Indonesian government difficulty on constructing transnational cyber law is caused by these for factors.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T22728
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Djunaedi Karnasudirdja
Jakarta: Tanjung Agung, 1993
345.026 8 EDD y
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Wahid
Bandung: Aditama, 2005
345.026 ABD k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dondokambey, Deyvid Francis
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
S25075
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Kusumawati
"Cyber City pada dasarnya merupakan sebuah konsep pengembangan kota yang di dalamnya memanfaatkan penggunaan teknologi informasi dalam memenuhi kebutuhan warganya. Dalam pelaksanaan program cyber city di Kota Depok terdapat berbagai pihak yang terlibat, termasuk di dalamnya Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) yang perlu disadari keberadaannya sebagai salah satu aktor potensial dalam mendukung program Depok Cyber City. Secara lebih lanjut, skripsi ini akan membahas mengenai peranan dari OMS dalam mendukung pelaksanaan program Depok Cyber City, serta mengidentifikasi kondisi lingkungan faktual OMS, meliputi aspek internal (karakter dan fungsi OMS) dan aspek eksternal (peran pemerintah) yang dapat mempengaruhi peranan OMS dalam program Depok Cyber City. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian post-positivist, dengan teknik pengumpulan data kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran OMS dalam mendukung program Depok Cyber City, sebagian besar mencakup peran dalam memobilisasi masyarakat untuk berpartisipasi, peran dalam membangun modal sosial, dan peran dalam pembangunan yang dilakukan dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang mendukung program Depok Cyber City tersebut. Dalam aktualisasinya peran OMS di Kota Depok perlu didukung oleh peran pemerintah, khususnya keterlibatan dalam hal regulasi serta program pemberdayaan masyarakat dalam mendukung pelaksanaan program Depok Cyber City.

Cyber City is basically an urban development concept which make use of information technology in meeting the needs of its citizens. In the implementation of the cyber programs in Depok City there are various parties involved, including the Civil Society Organizations (CSOs) that needs to be aware of its existence as one of the potential actors in supporting Depok Cyber City program. In further, this paper will discuss the role of CSOs in supporting the implementation of Depok Cyber City, and identify the environmental conditions of CSOs, including the internal aspects (character and function of CSOs) and external aspects (role of government) that may affect the role of CSOs in Depok Cyber City program. This study uses a postpositivist approach to research, with qualitative data collection techniques.
The results showed that the role of CSOs in supporting Depok Cyber City program, mostly include a role in mobilizing the community to participate, role in building social capital, and role in development by conducting activities that support the Depok Cyber City program. In the actualization, the role of CSOs in Depok need to be supported by the role of government as an enabling environment which particularly in terms of regulatory involvement and community development programs to support the implementation of Depok Cyber City program.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56418
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandi Satria
"Teknologi yang berkembang sampai dengan saat ini dirasa begitu sangat cepat yang membuat semuanya menjadi sangat mudah, namun hal tersebut juga telah menimbulkan dampak negatif yang cukup banyak bagi kehidupan manusia itu sendiri. Dampak negatif yang terjadi adalah munculnya ancaman cyber bagi semua kalangan khususnya yang menggunakan teknologi internet. Salah satunya adalah deface yang bisa terjadi pada siapa saja bahkan pihak Pemerintah. Sudah banyak contoh kasus deface yang terjadi di Indonesia.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati dari fenomena yang terjadi. Teknik pengumpulan data utama adalah in depth interview lalu dilengkapi dengan documentation study dan participant observation. Analisis data dilakukan secara terus menerus sejak pengumpulan data hingga penulisan, semua hal tersebut sebagai bagian dari proses triangulasi.
Dari penelitian ini akan diperoleh gambaran bagaimana kondisi sistem keamanan Siber di Kementerian Pertahanan saat ini, lalu sistem keamanan Siber pada saat Website Kementerian Pertahanan terkena serangan deface pada tahun 2011, dan sistem keamanan cyber di Kementerian Pertahanan di masa mendatang dalam mencegah serangan cyber dalam mewujudkan Pertahanan Siber.

The technology that developed until now is felt so very fast that makes everything very easy, but it also has a lot of negative impacts on human life itself. The negative impact that occurs is the emergence of cyber threats for all people, especially those using internet technology. One of them is deface that can happen to anyone even the Government. There have been many examples of defensive cases that have occurred in Indonesia.
This research is a descriptive study with a qualitative approach, a research procedure that produces descriptive data in the form of written or oral words from people and observed behavior from the phenomenon that occurs. The main data collection techniques are in depth interviews and then equipped with the documentation study and participant observation. Data analysis is carried out continuously from data collection to writing, all of these as part of the triangulation process.
From this research we will get an overview of how the current Cyber security system in the Ministry of Defense, then the Siber security system when the Ministry of Defense Website was hit by a deface attack in 2011, and cyber security systems in the Ministry of Defense in the future to prevent cyber attacks in creating Cyber ​​Security.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Strategik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T53583
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wattimena, Reza Alexander Antonuis, 1983-
"ABSTRAK
Tulisan ini merupakan kajian terhadap strategi sistem keamanan siber menyeluruh yang dikembangkan Finlandia. Metode yang digunakan adalah analisis kebijakan resmi strategi siber Finlandia, beserta upaya menarik butir-butir pembelajaran untuk kepentingan Indonesia dalam bentuk perubahan budaya. Tulisan ini mengacu pada kerangka berpikir yang dikembangkan oleh Aapo Cederberg, seorang penasihat eksekutif di Finnish Information Security Cluster di Finlandia, sekaligus CEO dari Cyberwatch Finland. Strategi sistem keamanan siber Finlandia akan dijelaskan dengan menyeluruh, sekaligus pengembangan budaya sigap, presisi, koordinasi dan prioritas kelembagaan yang kiranya amat penting untuk konteks Indonesia."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2019
330 ASCSM 44 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Rio Arianto
"ABSTRACT
Terbentuknya Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII) merupakan langkah taktis dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia guna mewujudkan stabilitas informasi, perlindungan siber, dan segala bentuk ancamannya. Studi ini mendalami pentingnya ID-SIRTII dalam mencegah ancaman siber global. Hasil studi menemukan bahwa ancaman siber di Indonesia sangat kompleks, melihat variasi dari aktor, motif, dan targetnya. Kompleksitas ini dapat dijelaskan melalui empat aspek berikut, yaitu: (1) berangkat dari studi Geometripolitika, fungsionalisme siber berada dalam dua domain, yaitu fungsionalisme siber untuk tujuan politik tingkat tinggi (geometrik militer) berupa formulasi dan aktivasi kekuasaan Siber guna menghadapi Perang Siber Global (PSG), Perang Geometri Antarbangsa (PGA), dan kompleksitas terbentuknya Negara Maya atau Pemerintahan Siber; dan fungsionalisme siber untuk tujuan politik tingkat normal (geometrik sipil) berupa perlindungan aktivitas sipil di dunia maya; (2) guna mencegah kejahatan siber, implementasi kebijakan ID-SIRTII terintegrasi dengan peran strategis institusi siber nasional; (3) guna menghadapi Ancaman Siber Global, implementasi kebijakan ID-SIRTII perlu terintegrasi dengan institusi siber regional dan global; dan (4) berangkat dari fungsionalisme siber dan untuk menciptakan suatu strukturalisme Pertahanan dan Keamanan Siber Nasional Indonesia, sudah saatnya Indonesia membentuk Angkatan Siber sebagai pelengkap dari Angkatan Darat, Agkatan Laut, dan Angkatan Udara."
Bogor: Universitas Pertahanan Indonesia, 2019
343.01 JPBN 9:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Inna Madiyaningsih
"PT Z merupakan pengelola dan pengembang IT PT ABC (sebuah perusahaan listrik yang dimiliki oleh pemerintah), dituntut untuk dapat memastikan keamanan siber yang tinggi dalam setiap layanan yang diberikan kepada PT ABC untuk mencegah kebocoran data, kerugian finansial yang dapat mencapai Rp. 300 Triliun, serta dampak non-finansial lainnya. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi dan assessment IT Maturity Level untuk memastikan kehandalan manajemen keamanan siber PT Z. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis IT maturity keamanan siber pada PT Z menggunakan kerangka kerja COBIT 5 fokus pada domain proses Align, Plan, and Organize 13 (APO13) dan Deliver, Service, and Support 05 (DSS05). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah in-depth interview dan self evaluation assessment dengan menggunakan kuisioner kepada 33 pegawai STI selaku penanggung jawab IT. Berdasarkan pengolahan data menggunakan gap analysis, maka diperoleh tingkat kapabilitas pencapaian  APO13 PT Z adalah 3,06 (level 3) dengan gap tertinggi pada activity :APO13.2.3 gap 1.27, APO13.1.2 gap 1.06, APO13.2.1 gap 1.06. Sedangkan pencapaian domain DSS05 PT Z adalah 3,21 (level 3) dengan gap tertinggi berada pada DSS05.4.2 gap 1.64, DSS05.2.3 gap 1.15, DSS05.5.1 gap 1.09. Hasil ini menunjukkan bahwa PT. Z perlu membangun security information yang terintegrasi dan membentuk strategi keamanan IT selaras dengan strategi bisnis perusahaan dengan mendefinisikannya kedalam inisiatif keamanan: teknologi, people, dan proses.

PT Z is the IT manager and developer of PT ABC, a government-owned electricity company. They are required to ensure high cybersecurity in every service provided to PT ABC to prevent data breaches, and potential financial losses of up to Rp. 300 Trillion, and other non-financial impacts. Therefore, an evaluation and assessment of IT Maturlevelsevel need to be conducted to ensure the reliability of PT Z's cybersecurity management. This research aims to analyze the IT maturity of cybersecurity in PT Z using the COBIT 5 framework, focusing on the Align, Plan, and Organize 13 (APO13) and Deliver, Service, and Support 05 (DSS05) process domains. The methods used in this research are in-depth interviews and self-evaluation assessments, conducted through questionnaires distributed to 33 STI employees responsible for IT. Based on data processing using gap analysis, the achievement level of APO13 in PT Z is 3.06 (level 3) with the highest gaps identified in the following activities: APO13.2.3 (gap 1.27), APO13.1.2 (gap 1.06), APO13.2.1 (gap 1.06). Meanwhile, the achievement level of the DSS05 domain in PT Z is 3.21 (level 3) with the highest gaps identified in DSS05.4.2 (gap 1.64), DSS05.2.3 (gap 1.15), DSS05.5.1 (gap 1.09). These results indicate that PT Z needs to establish an integrated security information system and develop an IT security strategy that aligns with the company's business strategy by defining security initiatives in terms of technology, people, and processes.
"
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>