Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 308 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"This article provides a comprehensive review of the contamination by Butylin compounds (BTa) and its possible implications on the marine and coastal environments of the Philippines...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Koyean, Russell
"Senyawa 6-nitro-2-[(fenilamino)metil]-4(3H)-kuinazolinon merupakan senyawa turunan kuinazolinon yang diharapkan memiliki aktivitas antibakteri dengan mekanisme inhibisi enzim dihidrofolat reduktase. Penciptaan senyawa antibakteri golongan kuinazolinon merupakan salah satu cara untuk menemukan obat baru sebagai antibakteri dengan mekanisme kerja sebagai penghambat enzim dihidrofolatreduktase. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk menemukan senyawa baru yang berpotensi sebagai antibakteri berupa sintesis senyawa 6-nitro-2- [(fenilamino)metil]-4(3H)-kuinazolinon dari senyawa 6-nitro-2-bromometil- 4(3H)-kuinazolinon dan anilin. Senyawa 6-nitro-2-[(fenilamino)metil]-4(3H)-kuinazolinon disintesis dari asam antranilat dengan anhidrida asetat serta ammonium asetat yang kemudian dibrominasi dilanjutkan dengan dinitrasi membentuk senyawa 6-nitro-2-bromometil-4(3H)-kuinazolinon dan terakhir diaminasi dengan anilin. Pemurnian dilakukan secara ekstraksi dengan pelarut etil asetat dan air, dipisahkan dengan kromatografi fase normal menggunakan eluen etil asetat - n-heksan (3:1). Diperoleh dua zat yang berbeda dari senyawa awal. Senyawa-senyawa ini dielusidasi struktur dengan spektrofotometer uv-vis, inframerah, dan 1H NMR. Hasil interpertasi uv-vis, inframerah dan 1H NMR menunjukkan terbentuknya dua senyawa baru namun belum bisa dipastikan bahwa salah satu senyawa merupakan senyawa yang diinginkan yaitu 6-nitro-2- [(fenilamino)metil]-4(3H)-kuinazolinon karena masih terdapat cemaran dari proses pemisahan dengan kromatografi.

Compound 6-nitro-2-[(phenylamino)methyl]-4(3H)-quinazolinone is a derivate of quinazolinone. This compound is expected to have antibacterial activities by inhibition of dihydrofolatereductase enzymes. The creation of antibacterial substances of quinazolinone is one of several ways to discover a new drug as a antibacterial drug that works by inhibiting dihydrofolatereductase enzyme. Thus, the synthesys of 6-nitro-2-[(phenylamino)methyl]-4(3H)-quinazolinone from 6-nitro-2-bromomethyl-4(3H)-quinazolinone with aniline should be done for the discovery of new antibacterial compound. Compound 6-nitro-2-[(phenylamino)methyl]-4(3H)-quinazolinone is synthesized from anthranilic acid, anhydrous acetic acid and ammonium acetate, brominated and continued by nitration forming 6-nitro-2-bromomethyl-4(3H)-quinazolinone and finally aminated by aniline. Purification were done by extraction method using solvents ethyl acetate and water, separated by normal phased chromatography using ethyl acetate - n-hexane (3:1) as the mobile phase. Obtaining two compounds that different from their former substances. These new compounds are elucidated using spectrophotometer uv-vis, Infrared spectroscopy, and 1H NMR. The interpretation result from spectrophotometer uv-vis, infrared spectroscopy and 1H NMR indicates the forming of two new substances. These new substances unable to be verified that one of the compounds is the desired substance which is 6-nitro-2-[(phenylamino)methyl]-4(3H)-quinazolinone due to contamination from the chromatography process.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S55501
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Badrul Munir
"Lapisan tipis indium timah oksida (ITO) dideposisikan pada substrat gelas corning dengan metode sputtering menggunakan gas argon. Parameter deposisi dan penambahan oksigen dalam gas sputtering dioptimasi untuk mendapatkan tingkat transparansi lapisan tertinggi dan resistivitas listrik terendah melalui pengamatan struktur, sifat listrik dan sifat optik. Peningkatan laju deposisi dan ketebalan lapisan menghasilkan perubahan orientasi kristalografi dari (222) ke (400) dan (440), serta peningkatan kekasaran permukaan lapisan. Pemanasan substrat sangat diperlukan untuk mendapatkan lapisan tipis dengan kristalinitas yang lebih baik. Nilai resistivitas lapisan cenderung naik dengan penambahan oksigen hingga 2% dalam gas sputtering , dengan nilai resistivitas terendah sebesar 5.36 x 10-4Ω?cm dapat dicapai pada ketebalan lapisan 750 nm. Semua lapisan tipis yang dideposisi pada penelitian ini menunjukkan transparansi lebih dari 85% sehingga memungkinkan untuk diaplikasikan pada divais fotovoltaik dan display.

Indium tin oxide (ITO) films were sputtered on corning glass substrate. Oxygen admixture and sputtering deposition parameters were optimized to obtain the highest transparency as well as lowest resistivity. Structural, electrical and optical properties of the films were then examined. In creasing deposition rate and film thickness changed the crystallographic orientation from (222) to (400) and (440), as well as higher surface roughness. It was necessary to apply substrate heating during reposition to get films with better crystallinity. The lowest resistivity of 5.36 x 10-4Ω?cm was obtained at 750 nm film thickness. The films resistivity was increased by addition of oxygen up to 2% in the argon sputtering gas. All films showed over 85% transmittance in the visible wavelength range, possible for applications in photovoltaic and display devices."
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mujamilah
"ABSTRAK
Paduan intermetalik R2Fe17_ xMx memiliki dua tipe struktur yaitu heksagonal Th2Ni17 (grup ruang P63/mmc) dan rhombohedral Th2Zn17 (grup ruang R3m). Struktur heksagonal dimiliki paduan dengan R berupa atom tanah jarang berat dan x bernilai rendah ( x < 3). Struktur rhombohedral dimiliki paduan dengan R berupa atom tanah jarang ringan pada seluruh interval x atau untuk R berupa atom tanah jarang berat pada harga x tinggi (x > 3). Hasil analisa pola difraksi neutron resolusi tinggi dengan metoda Rietveld menunjukkan adanya kecenderungan atom-atom pengganti (M) untuk menempati posisi-posisi atom Fe tertentu dalam sel satuan kristal. Kecenderungan ini dipengaruhi oleh besar volume sel satuan Wigner-Seitz dan besar bilangan koordinasi suatu posisi. Penggantian atom Fe mengakibatkan terjadinya perubahan jarak antar atom serta distribusi atom-atom pada suatu posisi. dari hasil pembahasan ditunjukkan adanya kaitan antara perubahan kondisi struktur kristal ini dengan perubahan sifat magnetik paduan yang meliputi nilai suhu transisi magnetik paduan, Tc. momen magnetik per atom dan kondisi anisotropi magnetokristalin paduan. Perubahan Tc dan momen magnetik merupakan akibat dari perubahan sifat interaksi magnetik yang disebabkan oleh adanya perubahan jarak antar atom dan efek dilusi. Perubahan ini tidak bisa dikaitkan dengan satu posisi atom saja tetapi merupakan efek total dari seluruh posisi. Sedangkan perubahan anisotropi magnetokristalin dianalisa sebagai akibat adanya perubahan distribusi muatan disekitar atom R dan Fe yang pada akhirnya akan merubah medan kristal. Perubahan ini kemungkinan dapat dikaitkan dengan kecenderungan penggantian atom Fe oleh atom M yang tinggi pada posisi 6c dan 18f.

ABSTRACT
Intermetallic compounds of R2Fe17_ xMx crystallize in two possible types of crystal structure, hexagonal Th2Ni? (space group : P631mmc) and rhombohedral Th2Zn17 (space group : R3m). The hexagonal structure belongs to the system of heavy rare-earth atoms and low x values (x < 3). Rhombohedral structure is formed in the system with R as light rare-earth atom and for all values of x or with R as heavy rare-earth atom with high x values (x > 3). Rietveld analysis result of high resolution neutron diffraction pattern shows the tendency of substitution atoms (M) to occupy certain Fe crystallographic sites. This tendency will be affected by the Wigner-Seitz cell volume and coordination number of the site. The substitution of Fe with M atoms resulted in a change of distances between atoms and distribution in each site. The change of these two conditions could be correlated with the change of magnetic properties including its magnetic transition temperature, TG, magnetic moment of each atom and magnetocrystalline anisotropy condition. The change of T, and magnetic moment is analyzed due to the change of magnetic interaction strength caused by the change of distance between atoms and dilution effect. These changes can not be correlated to any specific crystallographic site but it is related to the total effect of all sites. The change of magnetocrystalline anisotropy has been analyzed was being caused by the change of charge distribution around R and Fe atoms introduced by M-substitution of Fe atoms which modified the crystal field strength. This change could be correlated with the high substitution tendency of Fe atoms in 6c and 18f sites.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rahadjeng
"Telah dilakukan penelitian tentang sintesis senyawa koordinasi inti ganda krom(III)-polipiridil dengan ligan gugus jembatan 4,4'-bipiridin dan pyrazin (L'). Ligan polipiridil yang digunakan adalah 1,10-phenantrolin dan 2,2'-bipiridin (L). Sintesis dilakukan berdasarkan penentuan stoikiometri antara krom(III)-ligan polipiridil-ligan gugus jembatan secara spektrofotometri.
Berdasarkan penentuan stoikiometri, diperoleh perbandingan mol krom(III):L=1:3, yang berarti bahwa rumus molekul senyawa koordinasi krom(III)-L adalah [CrL3]3+. Senyawa koordinasi ini berstruktur rang oktahedral yang mengandung enam ikatan koordinasi antara atom-atom N pada ligan L dengan ion krom(III).
Senyawa koordinasi [CrL2L'2]3+ disintesis melalui subtitusi 4,4'-bipiridin dan pyrazin pada [CrL3]3+. Formula tersebut mempunyai perbandingan mol krom(III):L:L'=1:2;2 yang diperoleh melalui penentuan stoikiometri. Berdasarkan perbandingan stoikiometri ini selanjutnya disintesis senyawa koordinasi [Cr(phen)2(bpy')2]3+ , [Cr(phen)2(pyz)2] 3+, [Cr(bpy)2(bpy')2]3+ , [Cr(bpy)2(pyz)2] 3+
Senyawa koordinasi [CrL2L'2]3+ terbentuk melalui tahapan pembentukan senyawa [CrL2(H2O)L'] 3+ dengan perbandingan mol krom(III):L:L'=1:2:1 yang cukup stabil. Hal ini mengindikasikan bahwa ligan gugus jembatan terikat pada ion krom(III) melalui satu sisi koordinasi, sedangkan sisi koordinasi yang lain masih bebas. Sisi koordinasi yang masih bebas ini mampu mengikat ion krom(III) lainnya sehingga terbentuklah senyawa koordinasi inti ganda.
Senyawa koordinasi inti ganda krom(III) - ligan polipiridil - ligan gugus jembatan disintesis berdasarkan perbandingan mol krom (III):L:L'=2:4:1 ([L2(H2O)CrL'Cr(H2O)L2]6+). Senyawa koordinasi yang disintesis adalah [(phen)2 (H2O) Cr(bpy')Cr(H2O)(phen)2]6+, [(phen)2(H2O)Cr(pyz)Cr(H2O)(phen)2]6+, [(bpy)2(H2O)Cr(bpy')Cr(H2O)(bpy) 2]6+, dan [(bpy)2(H2O)Cr(pyz)Cr(H2O)(bpy) 2]6+.
Karakterisasi senyawa koordinasi hasil sintesis ([CrL3]3+, [CrL2L'2]3+ dan [L2(H2O)CrL'2Cr(H2O)L2]6+ di daerah ultraungu dekat-tampak menunjukkan adanya transisi elektronik dari 4A2g à 4T2g1 4A2g à a4T1g dan 4A29 à b4T19. Hal ini mengindikasikan adanya transisi d-d.
Dari spektrum IR yang diperoleh dapat disimpulkan adanya substitusi ligan gugus jembatan pada senyawa koordinasi [CrL3]3+ mengakibatkan pergeseran puncak serapan. Adanya puncak baru di daerah 400-450 cm-' mengindikasikan adanya vibrasi M-N yang berarti senyawa koordinasi telah terbentuk.
Pola difraksi sinar-X pada senyawa koordinasi hasil sintesis menunjukkan sudut 20 dan intensitas maksimum yang berbeda satu sama lain. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan bidang-bidang hal dalam kristal senyawa-senyawa koordinasi tersebut.

Synthesis and characterization of polynuclear coordination compounds of chrom(III)-polypiridyls with bridging ligands of 4,4'-bipiridine and pyrazine;Synthesis and characterization of polynuclear coordination compounds of chrom(III)-polypiridyls with bridging ligands of 4,4'-bipiridine and pyrazine.
Polynuclear coordination compounds of chrom(lll)-polypiridyls with bridging ligands of 4,4'-bipyridine and pyrazine (l') have been synthesized using 1,10- phenanthroline and 2,2'-bipyridine (L). The compounds were prepared based on the stoichiometry between chrom(lll)-polypiridyls-bridging ligands determined by spectra photometry.
The mole ratio of chrom(lll):polypiridyls ligands was 1:3 which means that the formula of the chrom(lll)-polypiridyls coordination compounds were [Crl3]3+. The,compounds have octahedral structure with six coordination bond which was fanned,through the,N atoms of the L ligands.
The coordination compounds [CrL2L'2]3+ were synthesized by substitution of bridging ligands 4,4'-bipyridine and pyrazin on [CrL3]3+. This formula was determined by the stoichiometry of chrom(III):L:L'=1 :2:2. Based on these results coordination compounds of [Cr(phen)z(bpy'h)3+. [Cr(phen)z(pyz)2]3+, [Cr(bpy)2(bpy'h]3+, [Cr(bpyh(pyz)2]3+ were synthesised. The coordination compounds [CrL2L'2]3+ were formed through the formation step of stable compound [Crl2{H20)L']3+ using mole ratio of chrom(III):L:L'=1:2:1. This results showed that the bridging ligands coordinated chrom(lll) ion only on one side, while the other side was able to coordinate with another chrom(lll) ion to form the polynuclear coordination compounds.
The polynuclear compounds chrom(lll}-polypiridyl ligands-bridging ligands were synthesised with mole ratio chrom(III}:L:L';::2:4:1 {[L2(H20)CrL'Cr(H20)LiJ'"". The compounds were [(phen)2(H20)Cr(pyz}Cr(H20}(phen)2]8+, [ (b py)2(H20)C r(pyz)Cr(H20)(bpy)2]&+. [(phen)2(H20)Cr(bpy')Cr(H20)(phen)iJ&+, [(bpy)2{H20)Cr{bpy')Cr(H20)(bpy)2]6+, Characterization of synthesized coordination compounds [Cr4]3+ , [CrL2L'2]3+, and [L2(H20)CrL'Cr(H20)L2]&+ using UV-VIS spectrum showed the electronic transition 4A2g -7 ~29 , 4A2g -7 a+r1g , 4A2g -7 b"T19 . This result indicates the d-d transition.
From the IR-Spectra, it can be concluded that the substitution of the bridging ligands on to [Cr4]J+ causes peak shift. The formation of a new peak at 400-450 cm·1 were related to M-N vibration which means the coordination compounds were fanned. X-ray diffraction studies of the synthesized coordination compounds show different 29 angles and the maximum intensities. This result indicates the difference in the hkl planes on the crystals.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dondy A. Setyabudi
"Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi karakteristik lapisan tipis GaSb. Bahan yang digunakan adalah bagian ujung ingot GaSb. Penumbuhan lapisan tipis GaSb dilakukan secara evaporasi termal, sedangkan karakterisasi micro menggunakan diliaksi sinar-X dan four point probe. Hasil analisis lapisan tipis GaSb substrat kaca pada temperatur pemanasan substrat 150°C dan 200°C menunjukkan bahwa sistem kristal adalah kubus, struktur kristal kubus terpusat sisi (FCC) dengan konstanta kisi (a) berkisar antara 6,52 A - 6,58 A; dan 6,52 A - 6,53 A.
Hasil analisis kelistrikan menunjukkan bahwa resistivitas (p) 4,225 - 5,385 X 104 Ώ cm, dengan tipe n; dan 1,105 X 10-4 0 cm dengan tipe p. Pada pernanasan substrat 200°C resistivitas (p) = 1,26 X Ώ cm dengan tipe n; 1,40 X 104 Ώ cm dengan tipe p dan 1,40 X 10--l Ώ cm dengan tipe n-p. Hasil analisis substrat corning pada temperatur pemanasan substrat 150°C dan 200°C menunjukkan bahwa sistem kristal adalah kubus, strukiur kristal kubus terpusat sisi (-FCC) dengan konstanta kisi a= 6,56 A; dan 6,24 A."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
T8165
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lydia Hardiani
"Kegiatan pertambangan umum merupakan kegiatan yang berisiko tinggi bagi lingkungan, mulai dari proses penambangan, pengolahan, sampai pengangkutan.
Pada proses pengoiahan dampak negatif yang timbul dari aktivitas tersebut umumnya mempengaruhi perairan sekitarnya, bahkan sampai ke hilir sungai. Terlebih lagi jika pengolahan tersebut menggunakan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) seperti halnya pengolahan bijih emas yang menggunakan cara sianidasi, maka Iimbah sianida hasil proses pengolahan tersebut sangat berbahaya bagi lingkungan dan merusak ekosistem perairan jika tidak dikelola dengan baik.
Upaya yang telah dilakukan oleh PT Aneka Tambang Tbk. UBPE Pongkor untuk mengurangi konsentrasi sianida dalam Iimbah hasil pengolahan adalah membuat tailing dan yang bertujuan untuk mendegradasi sianida secara alamiah dan mengendapken partikel padatan yang terbawa oleh air Iimbah, kemudian pengolahan dilanjutkan di unit perusak sianida (cyanide destruction plant) yang terdiri atas effluent tank dan decent pond.

Mining activity is high risk activities for the environment, at stage; mining, processing to transporting.
The negative impact from the processing activity generally influences water even through down stream especially when the processing uses toxic material such as gold ore processing that uses cyanidation methode.
Waste cyanide by product from the processing is dangerous for the environmental, and damages the biotic ecosystem, unless a good management has to be applied. Waste management anticipation, generally the mining company have prepared waste processing since started operation, such as build tailing dam, installed cyanide destruction plant include decant pond, and so on, such as implemented by PT Aneka Tambang Tbk UBPE Pongkor.
The effort was carried out by PT Aneka Tambang Tbk. UBPE Pongkor for minimizing cyanide consentration in the waste water is build tailing dam that use to degrade cyanide with natural degradation and settling solid particle of the waste water, and direct to the cyanide destruction plant after which consist of effluent tank and decant pond."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T2705
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusiana Novita Matan
"Proses pelapisan celup panas merupakan proses pelapisan paduan seng pada permukaan baja aiau besi dengan cara pencelupan ke dalam Ielehan seng yang memiliki temperatur sekitar 445-465°C. Ada banyak faktor yang mempengaruhi tebal lapisan yang akan terbentuk, di antaranya Iama waklu celup. unsur paduan dalam Ielehan seng dan kekasaran permukaan logam dasar. Berdasarkan hasil penemuan, peningkatan Iama waktu celup 2, 4 dan 6 menit pada Ra baja profil = 5,67μm dengan penambahan 0,2%Al ke dalam Ielehan seng akan menghasilkan tebal Iapisan sebesar 86, 115 dan 174 mikron. lni berarti bahwa semakin Iama waktu celup maka tebal Iapisan galvanis akan semakin tebaI. Masih pada harga Ra yang sama, penambahan Al sebesar 0,05% dan 0.2% dalam waktu ceiup selama 2 menit akan membentuk tebal Iapisan galvanis secara berurut sebesar 109 dan 86 mikron. Artinya bahwa dengan kenaikan persentase penambahan AI ke dalam lelehan seng maka akan menurunkan tebal Iapisan galvanis yang akan terbentuk. Sedangkan faktor kekasaran permukaan Iogam dasar ternyata tidak mempengaruhi pembentukan tebal lapisan galvanis. Hal ini ditandai dengan harga ketebalan lapisan yang diperoleh dalam waktu celup 2 menit untuk penambahan 0,2%Al, tidak mengalami peningkatan ataupun penurunan secara teratur seiring dengan terjadinya peningkatan Ra Iogam dasar. Persentase kehilangan tebal lapisan dalam proses korosi salt bath sangat dipengaruhi oleh persentase penambahan Al ke dalam lelehan seng dan Iama waktu celup dalam proses galvanisasi.

Abstract
Hot-Dip Galvanizing is the process of coating on the steel or iron surface in the way of dipping it into the zinc melt at the temperature of 445-465°C. There are some factors attesting the thickness of the formed coating, among others, the length of the dipping time, mixing elements of the zinc melt and the surface roughness of the base metal. On the basis of the research result, it is found that the increase of the dipping time of 2, 4 and 6 minutes at Ra steel profile = 5, 67μm with the addition of 0, 2% Al into the zinc melt will result in metal coating of the thickness of 86, 115 and 174 microns. This means that the longer the dipping time will be, the thicker the galvanic coating will be produced. With the same Ra value, the addition of Al of 0,05% and 0,2% in the dipping time oi 2 minutes will produce the galvanic coating of the thickness of 109 and 86 microns respectively. This also means that the percentage rise of Al addition into the zinc melt will lessen the thickness of the formed galvanic coating. The roughness of the base galvanic coating does not significantly affect the thickness of the formed galvanic coating. This is evident that the price of the thickness of the fanned coating in the dipping period of 2 minutes for the addition of the base Ra metal, The loss percentage of the coating thickness in the process of the salt bath corrosion is significantly effected by the percentage of the addition of Al into zinc melt and the length of the dipping time in the galvanizing process.
"
2001
T4813
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pestisida organofosfat digunakan secara luas di seluruh dunia. Keracunan oleh bahan ini merupakan masalah kesehatan masyarakat, terutama di negara berkembang. Zat neurotoksik organofosfat merupakan bahan yang dianggap mengancam dalam bidang militer dan terorisme. Mekanisme toksisitas bahan ini adalah dengan cara menghambat asetilkolinesterase yang mengakibatkan menumpuknya neurotransmitor asetilkolin dan terjadi rangsangan terus-menerus pada reseptor asetilkolin pada sistem saraf sentral maupun perifer. Selain krisis kolinergik, organofosfat dapat menimbulkan berbagai sindrom neurologis, baik akut maupun kronik. Sedangkan gejala peralihan ( intermediate) terjadi 1-4 hari setelah krisis kolinergik teratasi. Pengobatan standar terdiri dari reaktivasi asetilkolinesterase dengan antidot golongan oksim (prolidoksim, oksidoksime, HI-6 dan HLo7), dan pengendalian efek biokimia asetilkolin dengan menggunakan atropin. Golongan oksim yang baru HI-6 dan Hlo7 merupakan reaktivator asetilkolinesterase yang lebih cocok dan efektif untuk keracunan akut dan berat dibandingkan dengan prolidoksim dan obidoksim. Penderita yang mendapat pengobatan segera, biasanya dapat sembuh dari toksisitas akut, namun gejala neurologis ikutan dapat saja terjadi. (Med J Indones 2003; 12: 120-6)

Organophosphate pesticides are used extensively worldwide, and poisoning by these agents, particularly in developing nations is a public health problem. Organophosphorous nerve agents are still considered as potential threat in both military or terrorism situations. The mechanism of toxicity is the inhibition of acetylcholinesterase, resulting in accumulation of the neurotransmitter acetylcholine and continued stimulation of acetylcholine receptors both in central and peripheral nervous systems. Beside acute cholinergic crisis, organophosphates are capable of producing several subacute or chronic neurological syndromes. The well described intermediate syndrome (IMS) emerges 1-4 days after an apparently well treated cholinergic crisis. The standard treatment consists of reactivation of inhibited acetylcholinesterase with an oxime antidote (pralidoxime, obidoxime, HI-6 and Hlo7) and reversal of the biochemical effects of acetylcholine with atropine. The newer oximes HI-6 and Hlo& are much more suitable and efficacious acetylcholinesterase reactivator for severe acute nerve agent induced poisoning than currently used pralidoxime or obidoxime. Patients who receive treatment promptly usually recover from acute toxicity but may suffer from neurologic sequelae. (Med J Indones 2003; 12: 120-6)"
Medical Journal of Indonesia, 12 (2) April June 2003: 120-126, 2003
MJIN-12-2-AprilJune2003-120
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Berna Elya
"Garcinia rigida merupakan tumbuhan asli Indonesia yang banyak terdapat di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Maluku. Sebagian besar genus Garcinia telah diteliti dan memiliki khasiat sebagai tanaman obat. Dua senyawa kimia berhasil diisolasi dari ekstrak n-heksan kulit batang manggis hutan (Garcinia rigida). Kedua senyawa tersebut adalah stigmasterol (senyawa A) dan suatu triterpen asam oleanolat (senyawa B).

Isolation and Characterization Chemical Compounds from the Brak of Garcinia rigida. Garcinia rigida is an Indonesia original plant growing on Sumatera, Java, Kalimantan, and Maluku. Most of its genus have been researched and proven as medicinal plants. Two compounds have been isolated from n-hexane stem-bark of Garcinia Rigida. The two compounds are Stigmasterol (compound A) and a triterpen oleanolic acid (compound B)."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>