Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Angelina Riadi Alim Suprapto
"Latar belakang: Prediabetes merupakan keadaan dengan kadar gula darah diantara normal dan diabetes. Salah satu komplikasi prediabetes adalah urolithiasis. Berbagai studi telah mengemukakan peran vitamin D dalam memodifikasi risiko prediabetes. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh suplementasi vitamin D3 dalam mencegah urolithiasis pada kondisi prediabetes.
Metode: Penelitian ini dilakukan pada 24 ekor tikus Wistar. Sebanyak 18 ekor tikus diberikan diet tinggi lemak dan tinggi glukosa (DTL-G) untuk menginduksi kondisi prediabetes dan 6 ekor tikus sehat diberikan diet standar selama tiga minggu. Pada akhir minggu ketiga, tikus prediabetes diinjeksi streptozotocin dan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu: (1) kelompok prediabetes dengan DTL-G, (2) kelompok prediabetes dengan suplementasi vitamin D3 100 IU/kg/hari dan DTL-G, dan (3) kelompok prediabetes dengan suplementasi vitamin D3 1000 IU/kg/hari dan DTL-G selama 12 minggu. Tikus sehat diberikan diet normal selama 12 minggu. Pengumpulan urin 24 jam dilakukan untuk mengukur kadar kalsium dan pH urin.
Hasil: Pemberian DTL-G tampak meningkatkan kadar kalsium urin tikus prediabetes. Pemberian vitamin D dosis 100 IU/kg/hari dan 1000 IU/kg/hari tampak meningkatkan kadar kalsium urin tikus prediabetes. pH urin pada kelompok prediabetes tampak meningkat dibandingkan kelompok sehat. Perbedaan kadar kalsium dan pH urin ditemukan tidak signifikan secara statistik.
Kesimpulan: Suplementasi Vitamin D3 dosis 100 IU/kg/hari dan 1000 IU/kg/hari tidak memberikan perbedaan pada kadar kalsium dan derajat keasaman (pH) urin tikus prediabetes yang signifikan secara statistik.

Introduction: Prediabetes is a condition with blood sugar levels between normal and diabetes. One of the complications of prediabetes is urolithiasis. Various studies have suggested the role of vitamin D in modifying the risk of prediabetes. This studi analyzes the effect of vitamin D3 supplementation in preventing urolithiasis caused by prediabetes.
Method: This experiment was conducted on 24 Wistar rats. A total of 18 rats were given a high-fat and high-glucose diet (HFD-G) to induce prediabetes and 6 healthy rats were given a normal diet. At the end of the third week, prediabetic rats were injected with streptozotocin and intervened in three groups: (1) HFD-G, (2) vitamin D 100 IU/kg/day and HFD-G, and (3) vitamin D 1000 IU/kg/day and HFD-G for 12 weeks. Healthy rats were given a normal diet for 12 weeks. 24-hour urine was collected to measure urinary calcium levels and pH.
Result: Administration of HFD-G increases urinary calcium levels in prediabetic rats. Administration of vitamin D 100 IU/kg/day and 1000 IU/kg/day increases urinary calcium levels in prediabetic rats. The urine pH of the prediabetic rats increases compared to the healthy rats. However, differences in urinary calcium levels and pH were not found to be statistically significant. Conclusion: Vitamin D3 100 IU/kg/day and 1000 IU/kg/day supplementation did not give a statistically significant difference in urinary calcium levels and pH of prediabetic rats.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noto Dwimartutie
"Prevalensi pre-frail tinggi pada usia lanjut dan kondisi tersebut dapat berubah menjadi frail. Kolekalsiferol diduga memiliki potensi untuk memperbaiki sindrom frailty pada usia lanjut. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh kolekalsiferol terhadap kekuatan genggam tangan, kecepatan berjalan serta reseptor vitamin D (vitamin D receptor/VDR), interleukin-6 (IL-6), dan insulin-like growth factor-1 (IGF-1) monosit pada usia lanjut dengan pre-frail. Uji klinis acak tersamar ganda dilakukan di Poliklinik Geriatri RSCM pada bulan April–Desember 2021. Sebanyak 120 subjek dirandomisasi menjadi kelompok yang mendapat kolekalsiferol 4.000 IU/hari (60 subjek) serta kelompok yang mendapat plasebo/hari (60 subjek). Seluruh subjek mendapat suplementasi kalsium laktat 500 mg /hari. Pengamatan dilakukan selama 12 minggu. Terdapat 57 subjek pada kelompok kolekalsiferol dan 56 subjek pada kelompok plasebo yang menjalani penelitian hingga selesai. Analisis intention to treat dilakukan untuk mengevaluasi luaran kekuatan genggam tangan dan kecepatan berjalan, sedangkan analisis per protokol untuk mengevaluasi VDR, IL-6 dan IGF-1 monosit. Pada akhir pengamatan, tidak terdapat perbedaan bermakna pada kekuatan genggam tangan (p = 0,228), kecepatan berjalan (p = 0,734), VDR monosit (p = 0,45), IL-6 monosit (p = 0,57) dan IGF-1 monosit (p = 0,72) antara kedua kelompok perlakuan. Tidak ada korelasi antara perubahan VDR, IL-6 dan IGF-1 monosit dengan kekuatan genggam tangan dan kecepatan berjalan. Terdapat peningkatan kadar 25(OH)D yang bermakna pada masing-masing kelompok perlakuan dan peningkatan bermakna pada kelompok kolekalsiferol dibandingkan plasebo. Pemberian kolekalsiferol 4.000 IU pada usia lanjut pre-frail 12 minggu meningkatkan kadar 25(OH)D secara bermakna, namun belum terbukti dapat memperbaiki kekuatan genggam tangan, kecepatan berjalan, meningkatkan VDR dan IGF-1 monosit serta menurunkan IL-6 monosit. Fungsi ginjal memiliki pengaruh terhadap efek kolekalsiferol pada IGF-1 monosit. Kolekalsiferol meningkatkan jumlah monosit dengan IGF-1+ pada eGFR > 90, namun tidak pada eGFR 30–59.

Pre-frail prevalence is higher in the elderly. Frailty status is a dynamic condition. Pre-frail can fall into a frail condition. Cholecalciferol is regarded to have potential effect to improve frailty syndrome in the elderly. This study aimed to determine the effect of cholecalciferol on hand grip strength, walking speed, vitamin D receptors, IL-6, and IGF-1 monocyte in pre-frail elderly. A randomized double-blind clinical trial study at the RSCM Geriatric Polyclinic was conducted from April to December 2021. A total of 120 subjects were randomized into groups receiving 4000 IU cholecalciferol/day (60 subjects) and groups receiving placebo/day (60 subjects). All subjects received calcium lactate supplementation 500 mg/day. Observations were made for 12 weeks. There were 57 subjects in the cholecalciferol group and 56 subjects in the placebo group who completed the study. An intention to treat analysis was performed to evaluate the output of hand grip strength and walking speed, while a per protocol analysis was performed to evaluate monocyte VDR, IL-6 and IGF-1.There were no significant differences in hand grip strength (p = 0,228), walking speed (p = 0,734), VDR monocyte (p = 0,45), IL-6 monocyte (p = 0,57) and IGF-1 monocyte (p = 0,72) between treatment groups. There were no correlation between changes in the VDR, IL-6 and IGF-1 monocytes with changes in hand grip strength and walking speed. There was a significant increase in 25(OH)D levels in each group and a significant difference between groups. Supplementation of cholecalciferol 4.000 IU daily for 12 weeks increased serum 25(OH)D level significantly, however it did not improve hand grip strength and walking speed, and did not affect VDR, IL-6 and IGF-1 monocytes in pre-frail elderly. Kidney function had an influence on the effect of cholecalciferol on monocyte IGF-1. Cholecalciferol increased the number of monocytes with IGF-1+ at eGFR > 90, but not at eGFR 30–59."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Irwinda
"Kelahiran preterm masih merupakan masalah global. Penyebab kelahiran preterm bersifat multifaktor, di antaranya adalah proses inflamasi dan status nutrisi yang dipengaruhi oleh mikronutrien seperti seng, vitamin A dan D. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh seng, AtRA dan 25(OH)D pada regulasi respons inflamasi pada kelahiran preterm melalui pemeriksaan MyD88, TRIF, NFκB dan IL-1β. Desain kuasi eksperimental dilakukan selama periode Januari-Juni 2017 di RSUPN-CM dan RS Budi Kemuliaan, Jakarta. Subjek dibagi menjadi kelompok aterm (n=25), pretem kontrol (n=27), dan preterm perlakuan (n=26). Kelompok preterm perlakuan diberikan secara oral seng 50 mg/hari, beta-carotene 25.000 IU, dan vitamin D3 50.000 IU/minggu. Seluruh subjek dilakukan wawancara, pengukuran konsentrasi seng, AtRA dan 25(OH)D serum dan plasenta, serta kadar MyD88, TRIF, NFκB dan IL-1β plasenta. Pada kelompok aterm konsentrasi AtRA serum dan plasenta lebih tinggi dibandingkan kelompok lain. Pada kelompok preterm perlakuan, tidak didapatkan adanya perbedaan bermakna konsentrasi seng, AtRA dan 25(OH)D serum sebelum dan sesudah perlakuan. Ekspresi NFκB dan TRIF lebih rendah pada kelompok aterm dan preterm kontrol, dibandingkan kelompok preterm perlakuan. Konsentrasi IL-1β ditemukan paling tinggi pada kelompok aterm. Konsentrasi seng, AtRA dan 25(OH)D plasenta memiliki korelasi positif sedang dengan IL-1β.
Simpulan: Konsentrasi seng, AtRA dan 25(OH)D plasenta yang rendah berhubungan dengan lebih tingginya ekspresi MyD88, TRIF, NFκB dan IL-1β pada kelahiran preterm. Pemberian seng, beta-carotene dan vitamin D3 berhubungan dengan IL-1β yang lebih rendah.

Preterm birth is still a global burden. Inflammation process and nutritional status are among its multifactorial etiology which is affected by micronutrient such as vitamin A, D and zinc. Quasi-experimental design was conducted to know the role of zinc, beta-carotene and vitamin D3 towards inflammatory regulator of preterm birth during January-June 2017 in RSUPN-CM and Budi Kemuliaan Hospital, Jakarta. Subjects were classified into term (n=25), control preterm (n=27), and experimental preterm group (n=26). Subjects in experimental preterm group were given orally zinc 50 mg/day, beta-carotene 25,000 IU and vitamin D3 50,000 IU/week. Nutrient intake interview, measurement of zinc, AtRA and 25(OH)D level in serum and placenta was performed in all subjects, also placental concentration of MyD88, TRIF, NFκB dan IL-1β. The term group had higher AtRA concentration in serum and placenta. No significant difference of serum zinc, AtRA and 25(OH)D concentration was found in treated group before and after intervention. The term and control preterm groups had lower expression of NFκB and TRIF compared to the experimental group. The concentration of IL-1β was highest among term group. Placental concentration of zinc, AtRA and 25(OH) had moderate positive correlation with IL-1β.
Conclusion: Lower placental concentrations of zinc, AtRA and 25(OH)D relate to higher expression of MyD88, TRIF and NFκB. The supplementation of zinc, beta-carotene and vitamin D3 relate to lower expression of IL-1β."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benedictus Ansell Susanto
"Latar belakang: Prediabetes adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah di bawah kriteria diagnosis diabetes yang memicu inflamasi yang menurunkan fungsi ginjal. Vitamin D3 dapat menurunkan ekspresi faktor inflamasi IL-6 dan meringankan inflamasi ginjal. Dari itu, vitamin D3 memiliki potensial yang belum diselidiki untuk menurunkan inflamasi karena prediabetes pada ginjal.
Metode: Dilakukan pengukuran IL-6 pada ginjal tikus Wistar dengan ELISA. Tikus dibagikan menjadi tikus sehat sebagai kontrol negatif dan prediabetes. Induksi prediabetes dilakukan dengan diet tinggi lemak dan glukosa bersama dengan injeksi streptozotocin. Tikus prediabetes dibagikan lagi menjadi tiga kelompok intervensi, yaitu kontrol positif dan suplementasi vitamin D3 dengan dosis 100 dan 1000 IU/kgBB/hari. Penelitian dilaksanakan selama 12 minggu. Rerata konsentrasi IL-6 dibuatkan rasio dengan konsentrasi protein total sampel. Perbedaan antarkelompok rasio tersebut diujikan menggunakan one-way ANOVA dengan IBM SPSS Statistics ver. 26 dari IBM Corp.
Hasil: Rerata rasio IL-6/protein total adalah 2,379 ng/mg protein untuk kontrol positif. Kontrol negatif memiliki rerata rasio 2,053 ng/mg protein. Kelompok intervensi 100 dan 1000 IU/kgBB/hari memiliki rerata rasio 1,692 dan 1,609 ng/mg protein. Tren penurunan IL-6 dengan suplementasi vitamin D3 pada kelompok prediabetes tidak bermakna.
Kesimpulan: Suplementasi vitamin D3 dengan dosis 100 dan 1000 IU/kgBB/hari pada tikus model prediabetes tidak menurunkan IL-6 pada ginjal.

Background: Prediabetes is a metabolic condition defined by subthreshold increase in blood glucose for diabetes diagnosis. Prediabetes causes low-level inflammation that may impair kidney function. Vitamin D3 has been shown to reduce proinflammatory factors, such as IL-6 and alleviate kidney inflammation in paracetamol toxicity. IL-6 can also be used as a kidney inflammation marker. Therefore, vitamin D3 provides an unexplored potential as an agent to reduce prediabetic kidney inflammation.
Methods: IL-6 measurement was conducted on frozen Wistar rat kidneys using ELISA. The rats were grouped into healthy for negative control and prediabetic groups. Prediabetes was induced by a high fat and glucose diet and streptozotocin injection. Prediabetic rats were further grouped into a positive control group and two intervention groups with vitamin D3 supplementation doses of 100 and 1000 IU/kgBM/day. The experiment was run for 12 weeks. Mean IL-6 concentration was ratioed with total sample protein. The ratios between the groups were tested with one-way ANOVA using IBM SPSS Statistics ver. 26 by IBM Corp.
Results: The healthy rat kidneys had a IL-6 to protein ratio of 2.379 ng/mg protein. Meanwhile, the ratios for the prediabetic rat model groups were 2.053, 1.692, and 1.609 ng/mg protein for the no supplementation, 100 IU/kgBM/day, and 1000 IU/kgBM/day groups respectively. Despite a decreasing trend with increasing supplement dosages, no statistically significant difference was found between any group.
Conclusion: Vitamin D3 supplementation at 100 and 1000 IU/kgBM/day in prediabetic rat models does not significantly reduce kidney IL-6.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library