Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1908 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Wahyuning M. Irsyam
"PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Perkembangan studi sejarah modern tentang Indonesia telah berkembang sedemikian pesatnya memasuki hampir semua aspek kehidupan bangsa Indonesia. Salah satu yang menjadi garapan dari studi sejarah Indonesia Modern adalah golongan etnis Cina sebagai golongan minoritas di Indonesia dalam pelbagai bentuk ragamnya. Sejak Victor Purcell membukukan hasil penelitiannya ?the Chinese in Southeast Asia" ternyata karya ini mampu mengilhami lahirnya karya-karya baru dalam studi Indonesia Modern. Studi tentang golongan etnis Cina ternyata telah menghasilkan sejumlah ilmuwan antara lain seperti Melly G. Tan, Leo Suryadinata, Liem Twan Djie dan Ong Eng Die.
Golongan etnis Cina seringkali diidentikkan sebagai golongan yang mempunyai peranan penting dalam dalam perekonomian Indonesia. Hal ini tidak dapat dipisahkan dari adanya kenyataan bahwa mereka telah mulai merintis usaha-usaha di bidang perekonomian sejak dulu, dan keberhasilan mereka ditunjang oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut berasal dari berbagai pihak, baik pihak mereka sendiri, pihak pemerintah Belanda maupun dari pihak pribumi.
Bila kita telusuri sejarah perkembangan mereka di bidang perekonomian, maka kita harus melihat kenyataan bahwa bangsa Cina telah mengadakan hubungan dengan bangsa-bangsa di Asia Tenggara, termasuk bangsa Indonesia sejak jaman dinasti Han berkuasa di daratan Cina (206 SM - 221 M). Ada dugaan bahwa hubungan dagang tersebut pada awalnya dilakukan oleh para pedagang.
Beberapa bukti arkeologis antara lain menunjukkan adanya patung-patung batu yang ditemukan di Pasemah, Sumatera Selatan yangmirip dengan patung-patung batu yang terdapat pada kuburan Jenderal Huo K'lu - ping di Propinsi Shenshi, yang bertandakan tahun 117 SM. Di camping itu juga banyak diketemukan barang-barang keramik di Sumatera , Jawa dan Kalimantan yang bertandakan tahun 45 SM (Victor Purcell, 1951: II). Dugaan para ahli, masa tersebut merupakan masa awal hubungan Cina-Indonesia.
Hubungan berikutnya adalah datangnya seorang musafir Cina yang beragama budha ke Indonesia. Fa-Hsien datang ke Jawa pada tahun 413 Masehi. Dari catatan sejarah dinasti Sung (420 - 479 M) dan dinasti Liang (502 - 527 M) dapat diketahui bahwa ada utusan dari negara-negara di Asia Tenggara yang datang ke Cina. Selain utusan yang datang ke Cina, Cina sendiri pada jaman dinasti T'ang (618 - 907 M) pernah mengirim utusan ke Selatan untuk membuka hubungan dagang. Pada tahun 756 - 779 M, pernah datang tiga utusan dari Jawa ke Cina atau sebaliknya, maka hubungan dagang Utara - Selatan menjadi semakin lancar.
Pada jaman pemerintahan dinasti Qing (1644 - 1911) hubungan dagang dengan Barat dibuka. Pelabuhan utama mereka adalah Amoy, Kwangtung dan Fukien. Meskipun hubungan dagang dengan bangsa Barat telah dimulai sejak tahun 1644, namun baru pada tahun 1786 penduduk setempat menyadari bahwa yang banyak mendapatkan keuntungan adalah bangsa Barat. Hal ini mendorong mereka untuk mengadakan migrasi ke tanah jajahan Barat. Apalagi mereka mendengar bahwa di Semenanjung Malaya orang bisa mendapatkan mata pencaharian dengan upah yang lumayan.
Migrasi etnis Cina terjadi secara besar-besaran setelah terjadinya perang Candu (1839 - 1842), yang mengakibatkan dibukanya negara Cina oleh Inggris dan setelah terjadinya pemberontakan Tai Ping (1851 - 1865), yang mengakibatkan hancurnya perekonomian di Cina Selatan. Dengan hancurnya perekonomian di Cina Selatan maka banyak orang "terpaksa" meninggalkan kampung halamannya untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik.
PERMASALAHAN
Penelitian ini mengkaji peranan golongan etnis Cina di sektor ekonomi pada masa kolonial. Secara khusus penelitian ini ingin mengungkapkan faktor-faktor apa yang menyebabkan golongan etnis Cina berperan di sektor ekonomi, bagaimana tingkah laku ekonomi golongan etnis Cina dan kendala-kendala yang dihadapi dalam memainkan peranannya itu.
Uraian berikut ini mencoba untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Uraian dan penjelasan berikut ini mencakup kedudukan golongan etnis Cina pada masa kolonial, dan pola tingkah laku ekonomi golongan etnis Cina. Pola tingkah laku tersebut dihubungkan dengan kegiatan perekonomian yang ada di Indonesia pada waktu itu. Dari uraian dan penjelasan yang ada diharapkan diperoleh suatu pemahaman mengenai peranan golongan etnis Cina di sektor ekonomi."
Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1996
LP 1996 94
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Bonavia, David
Jakarta: Erlangga, 1990
951 BON c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Rianda Silva
"[Skripsi ini mendeskripsikan interpretasi penonton beretnis Tionghoa di Yayasan Pancaran Tridharma, Bekasi terhadap film Babi Buta yang Ingin Terbang. Film tersebut bercerita tentang kegamangan identitas yang dirasakan oleh masyarakat Tionghoa di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan interpretasi yang dilakukan penonton dipengaruhi oleh realita dan pengalaman mereka masing-masing. Oleh karena itu, hasil interpretasi mereka terhadap film ini juga berbeda-beda. Sebagian penonton menganggap film ini adalah gambaran kehidupan mereka, sebagian lain menganggap ini sebuah pembelajaran sejarah dan yang lainnya menganggap film ini sama sekali tidak menggambarkan kepentingannya, justru berbahaya bagi kondisi Indonesia secara umum. Terlepas dari hal tersebut, semua penonton menyetujui jika film ini merepresentasikan sebagian kehidupan etnis Tionghoa di Indonesia., This thesis describes the interpretation from Chinese spectators in Yayasan Pancaran Tridharma, Bekasi about a film-The Blind Pig Who wants to Fly. That film is talk about the nervousness of being Indonesian Chinese. The result of this research shows that the interpretation from the spectators is influenced by their reality and experiences. Therefore, their interpretations about this film are also deliver different meaning. Part of them considers the film as the illustration of their life, the other one considers it as the lesson from the past, and the last one does not feel anything about this film instead, he claims this film can endanger Indonesia situation. Regardless, all of the spectator agree that this film represents a part of Indonesian-Chinese life.]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S59950
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dina Maulida
"Nama adalah kata sebutan atau panggilan khusus yang mengacu kepada seseorang atau sesuatu. Sebutan atau panggilan ini dimaksudkan untuk membedakan diri sendiri dengan yang lain. Nama seseorang umumnya mengandung harapan dan doa orang tua agar sang anak memiliki masa depan ataupun berperilaku sesuai dengan makna yang dikandung pada nama tersebut. Pada masa Cina kuno, masyarakat Cina dapat memiliki tiga jenis nama, yaitu 名 míng (nama pemberian), 字 zì (nama kehormatan), dan 号 hào (nama gelar). Salah satu tokoh utama dalam drama The Untamed 陈情令 Chén Qíng Lìng (2019), yaitu Lan Wangji, memiliki tiga jenis nama, yaitu 湛 Zhàn yang bermakna ‘Sempurna’ sebagai 名 míng (nama pemberian), 忘机 Wàngjī bermakna ‘Melupakan Hal Penting’ sebagai 号 hào (nama gelar), dan 含光君 Hánguāng Jūn bermakna ‘Tuan yang Membawa Cahaya’ sebagai 字 zì (nama kehormatan). Penelitian ini menggunakan teori segitiga semantik Ogden dan Richards untuk melihat hubungan makna ketiga nama Lan Wangji dengan sepak terjangnya di dunia persilatan sebagai acuannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan dipaparkan secara deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga nama Lan Wangji memiliki makna yang sesuai dengan perilaku yang ditunjukkan oleh Lan Wangji dalam drama.

A name is a special designation or nickname that refers to someone or something. This designation or nickname is intended to distinguish oneself from others. A person's name generally contains the hopes and prayers of parents so that the child has a future or behaves according to the meaning contained in that name. In ancient China, Chinese people could have three kinds of names, namely 名 míng (given name), 字 zì (honorary name), and 号 hào (title name). One of the main characters in the drama The Untamed 陈情令 Chén Qíng Lìng (2019), namely Lan Wangji, has three kinds of names, namely 湛 Zhàn which means 'Perfect' as 名 míng (given name), 忘机 Wàngjī means 'Forgetting Important Things' as 号 hào (title), and 含光君 Hánguāng Jūn means 'the Lord Who Brings the Light' as 字 zì (honorary name). This study uses Ogden and Richards' semantic triangle theory to see the relationship between the meanings of the three names of Lan Wangji and his actions in the world of martial arts as a reference. This study uses a qualitative approach and is presented descriptively. The results of this study indicate that the three names of Lan Wangji have meanings that are in accordance with the behavior shown by Lan Wangji in the drama."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Wei, Jie
Beijing: Beijing Language and Culture University Electronic & Audiovisual Press, 2010
306WEIE008
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Wei, Jie
Beijing: Beijing Language and Culture University Electronic & Audiovisual Press, 2010
306WEIE007
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Wei, Jie
Beijing: Beijing Language and Culture University Electronic & Audiovisual Press, 2010
306WEIE006
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Wei, Jie
Beijing: Beijing Language and Culture University Electronic & Audiovisual Press, 2010
306WEIE005
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Wei, Jie
Beijing: Beijing Language and Culture University Electronic & Audiovisual Press, 2010
306WEIE004
Multimedia  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>