Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 367 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Pembangunan karakter bangsa merupakan proses sehingga harus dilakukan sejak usia dini. Oleh karena itu, diperlukan suatu konsepsi yang jealas dan kebijakan yang tepat dengan melibatkan berbagai pihak dalam implementasinya. Implementasi multi arah diasumsikan akan mempercepat proses tersebut dalam rangka menyelaraskan kebutuhan kehidupan di era globalisasi yang erat kaitannya dengan perkembangan IPTEK."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Wibawarta
"ABSTRAK
Utakata no Ki merupakan salah satu dari tiga buah karya awal Mori Ogai, yaitu Miahime, Utakata no Ki dan Fumizukai. Tiga karya ini banyak diilhami oleh pengalaman pribadi Ogai selama tugas belajar di Jerman selama kurang lebih empat tahun. Tiga karya tersebut sering disebut sebagai Doitsu Sambu Saku atau oleh-oleh dari Jerman.
Dalam makalah ini akan dibahas masalah kedirian yang muncul pada tokoh wanita, Marie. Selain itu juga akan diungkapkan hubungan karya ini dengan fakta ataupun tulisan Ogai lainnya.
Kaya ini ada dua sifat Marie yang tumpang tindih, yang pertama adalah marie gadis penjual bunga violet enam tahun yang lalu, sedangkan satunya lagi adalah Marie yang muncul bagaikan Dewi Bavaria yang angkuh seperti yang ditampilkan pada awal cerita ini. Karena tingkah lakunya yang eksentrik, Marie sering dikatakan gila. Tetapi sebenarnya tingkah lakunya yang aneh tersebut justru lahir dari kesadaran akan kediriannya. Hal ini dapat terjadi karena ia mengalami berbagai pengalaman pahit.
Tampak luar sepertinya, sepertinya Marie hancur oleh suatu tenaga besar, tetapi pada bagian dalamnya tidaklah demikian. Ia tetap menjaga dan mempunyai kebangaan serta kepercayaan diri. Ada semacam jarak psikologi antara dirinya dan para mahasiswa di sekitarnya, sehingga mereka tidak dapat memahami Marie. Hanya Kosei seorang yang dapat mengerti akan diri Marie tersebut.
Sesuai dengan judul karya ini, yang menjadi tema adalah seperti kata-kata yang muncul pada bagian akhir karya ini, yaitu : atonaki utakata no utateki yo, atau berarti : dunia yang bagaikan buih yang hilang tak berbekas. Hal ini melangkan sosok Marie dan kefanaan yang muncul dalam karya ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Suwardi
"ABSTRAK
Artikel ini mendeskripsikan etika kebijaksanaan dalam ajaran budi pekerti luhur penghayat kepercayaan. Pendeskripsian dilakukan dengan pemahaman analitis etnografis terhadap aktualisasi budi pekerti luhur penghayat kepercayaan kejawen. Pengumpulan data dilakukan dengan cara participant observation dan wawancara mendalam dengan informan secara snowballing. Hasil kajian menunjukkan bahwa etika kebijaksanaan dalam ajaran budi pekerti luhur penghayat kepercayaan kejawen dapat digolongkan dalam dua hal. Pertama, etika kebijaksanaan di tingkat paguyuban, yaitu hidup yang selalu mengedepankan sikap (1) pasrah, berserah diri kepada Tuhan secara total (sumarah) dan (2) bertindak jujur dan ikhlas. Kedua, penghayat hendaknya tolong-menolong. Etika kebijaksanaan ini merupakan
aktualisasi dari konsep tapa ngrame. Tapa ngrame dilakukan dengan semangat sepi ing pamrih yang diasumsikan akan menjadi perwujudan pandangan hidup ?memayu hayuning bawana.? Dengan cara ini penghayat meyakini bahwa hidup mereka kelak dapat mencapai cita-cita tertinggi, yaitu ?manunggaling kawula-Gusti.?
This article aims to describe wisdom etic in the dedactic of budi pekerti luhur on Javanese believe (vivify). The description is provided using ethnographic analytic on the actualization of budi pekerti luhur on Javanese believe. The data collection was held by taking participant observation and indepth interview with the informant using snowballing method. The study shows that budi pekerti luhur on Javanese believe can be categorized into two matters: The first, wisdom etic in congregation level i.c. life that always attitude of: (1) pasrah, submit to God totally (sumarah), and (2) the honest and sincere. The second, help mutual. This wisdom etic as actualization of concept tapa ngrame. Tapa ngrame conducted by sepi ing pamrih spirit than as shape of world view on memayu hayuning bawana. This way vivify believe that their the next time life can achievement of the desired high level on manunggaling kawula-Gusti."
Universitas Negeri Yogyakarta. Fakultas Bahasa dan Seni; Universitas Negeri Yogyakarta. Lembaga Penelitian, 2010
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Heni Lestari
"Berbicara mengenai lingkungan dalam perkembangan kepribadian seorang anak, tentunya yang pertama kali kita ingat adalah lingkungan keluarga di mana anak itu hidup dan tinggal sejak ia dilahirkan ke dunia ini.
Terkait dengan pembentukan karakter anak, keteladanan dan kasih sayang orang tua merupakan dua unsur yang diperlukan dalam membimbing dan mengarahkan anak agar mereka dapat bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai moral yang dianut agama dan masyarakatnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan keteladanan dan kasih sayang orang tua dalam pembentukan karakter anak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus pada empat orang murid di SDIT Insan Mandiri Jakarta. Keteladanan merupakan metode efektif dalam mengajarkan nilai-nilai moral kepada anak, karena sifat anak yang peniru. Teori social learning (belajar sosial) Bandura menyebutkan bahwa sebagian besar dari yang dipelajari manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Menurut Bandura, usia mempengaruhi dalam proses belajar seorang anak. Apabila fisik dan mental sudah matang, panca indera sudah siap menerima stimulus-stimulus dari lingkungan. Oleh karena itu, dalam hal pemberian stimulus kepada anak berupa keteladanan, maka harus diperhatikan perkembangan ranah kognitif anak. Sebab ranah kognitif adalah ranah kejiwaan yang berkedudukan di otak, yang dalam perspektif psikologis merupakan sumber sekaligus pengendali ranah-ranah kejiwaan lainnya, yakni ranah afektif (rasa) dan ranah psikomotor (karsa).
Sedangkan kasih sayang orang tua, rnerupakan sumber bagi sehatnya lahir dan batin seorang anak, karena anak yang dididik dengan penuh kasih sayang akan tumbuh menjadi manusia dewasa yang sehat lahir dan batin. Fromm mengiklasifikasikan cinta dalam lima tipe, yaitu cinta persaudaraan, cinta keibuan, cinta erotis, cinta diri sendiri, dan cinta kepada Tuhan. Cinta keibuan, menurut Erich Fromm adalah penguatan cinta tanpa syarat terhadap hidup dan kebutuhan anak-anaknya. Sedangkan Mubarok, memasukkan cinta orang tua kepada anak termasuk dalam cinta rahmah dan cinta kulah, di mana dalam kedua cinta ini terdapat kasih sayang yang tulus dan kesadaran untuk mendidik anaknya.
Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa orang tua yang dapat memberikan keteladanan dan kasih sayang yang tulus dengan disertai kesadaran untuk mendidik anaknya terbukti dapat membentuk 9 karakter anak.

Talking about environment in the personal development of children, the first thing comes up to our mind is family circumference where children have lived and stayed since they were born in the world.
With respect to children's character development, parents' modeling and affection are the two elements needed to guide and direct children so they can behave in accordance with the moral values in their religion and community.
The objective of this research is to find out the role of parents' modeling and affection in developing children's character. This research makes use of qualitative method using case study approach to four students of SDIT (Integrated Islamic Elementary School) Insan Mandiri Jakarta. Good modeling is an effective method for teaching moral values to children for their characteristic as imitators. Bandura's social learning theory states that most of the things human beings learn occur through imitating and modeling. According to Bandura, age affects a child's learning process. When physic and mental are already mature, the five senses are ready to receive stimulus from the environment. Therefore, in giving a child stimulus in the form of good modeling, we must pay attention on the development of child's cognitive domain. This is true since cognitive domain is a spiritual domain located in the brain, which is in the perspective of psychology constitutes a source and at the same time controller of the other spiritual domains, namely affective domain (feeling) and psychomotor domain (intention).
Meanwhile, parents' affection is the source physical and spiritual health of a child. Therefore, a child educated with full affection will grow to become an adult human being that is healthy physically and spiritually. Fromm classifies Love into five types, namely brotherhood love, motherhood Love, erotic love, love to one self and love to God. Motherhood love, according to Erich Fromm, is reinforcement to love without condition to the lives and needs of her children. While Mubarok includes love of parents to their children in rahmah love and kulfah love, in which there exist a sincere affection and consciousness to educate their children.
The outcome of this research shows that parents that are able to provide good model and sincere affection accompanied with consciousness to educate their children prove to be able to form 9 characters of children."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20762
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soemarno Soedarsono
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2004
658.827 SOE c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Fedyani Saifuddin
Rajawali, 2009
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Fedyani Saifuddin
"Karakter bangsa adalah salah satu isu yang melekat pada antropologi, terutama sebelum dan pada masa kolonial, ketika antropologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari bangsa-bangsa. Pada masa kolonial, negara- negara Eropa mengembangkan kajian-kajian mengenai masyarakat dan kebudayaan di berbagai penjuru dunia demi memperoleh data tentang sifat­sifat dan kepribadian dasar masyarakat-masyarakat·atatu .. bangsa-bangsa terse but. Hasil kajian dari apa yang biasa disebut sebagai kajiaan karakter bangsa a tau national character ini kemudian digunakan untuk memperkuat landasan kebijakan kolonial di negeri-negeri jajahan mereka. "
2010
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Triana Noermalia
"ABSTRAK
Cerpen Musik di Malam Hari (Wan Chang 晚唱) adalah karya yang dihasilkan oleh Jia Pingwa pada tahun 1987, sepuluh tahun lebih setelah Revolusi Kebudayaan di Cina (1966-1976) berakhir. Wan Chang menceritakan tentang seorang pria berusia 40 tahun lebih bernama Mu Renwen, yang hidup menyendiri di rumah kayunya dan memiliki kebiasaan hidup yang sangat berbeda dengan orang-orang di sekitarnya. Kebiasaan hidupnya antara lain adalah selalu bermain musik di malam hari, hidup menyendiri, melakukan refleksi diri di malam hari dan menerapkan prinsip-prinsip hidup keras atas dirinya. Dari dulu, kondisi hidupnya ini nyaris tak pernah berubah dan ia juga tidak menyadari bahwa kondisi masyarakat sudah berubah. Mengapa pola hidupnya bisa terbentuk seperti itu, dan apa penyebab pola hidup tokoh Mu
Renwen akan menjadi materi yang akan diulas dalam artikel ini. Melalui analisis atas tokoh dan penokohan Mu Renwen, sifat, pemikiran, pola hidup, kondisi sosial yang tergambar dalam cerita serta sumber rujukan di luar sastra, akan ditemukan bahwa penyebab dari pola hidup Mu Renwen adalah kebijakan yang
diterapkan semasa Revolusi Kebudayaan yang diikuti dengan taat oleh Mu Renwen.

ABSTRACT
Music in the Night short story is the work of Jia Pingwa in 1987, over 10 years after the China Cultural Revolution ended. Wan Chang tells a story about a 40 years old man named Mu Renwen who lives alone in his wooden house and has a unique habits of living compared to the people around him. One of his habits is to play music during nighttime, living solitarily, self-reflecting, and enforcing a tough standard of living upon himself. His living condition barely changes over time and he also never realized that the society has changed. Why his lifestyle took that particular path and what is the cause of Mu Renwen s lifestyle will the the focus of this article. Analyzing the characterization of Mu Renwen s traits, lifestyle choices, way of thinking, and social condition on which pictured in the story and also the non-literature sources, will explain
the cause of Mu Renwen s lifestyle which consists of the policies enacted during the Cultural revolution that Mu Renwen so religiously follows."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Cheppy Haricahyono
Semarang: IKIP Semarang Press, 1995
370.114 CHE d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hanna Djumhana
1971
S2127
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>