Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wheeler, Sally
London: Harmondsworth , 1993
616.994 WHE c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Di Indonesia kanker leher rahim menjadi kanker terbanyak pada wanita yaitu sekitar 34% dari
seluruh kanker pada perempuan dan 48 juta perempuan Indonesia dalam risiko mendapat kanker
leher rahim. Angka skrining kanker Ieher rahim di Indonesia sangat rendah yaitu 5%, idealnya
sekitar 80% (Dharmawan, 2007). Penyakit ini dapat dicegah dengan deteksi dini. Skrinning dapat
dilakukan sebagai upaya deteksi dini. Angka skrining kanker rahim yang rendah disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan perempuan tentang kesehatan reproduksi, khususnya kebersihan
perineum (perineal hygiene). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara
tingkat pengetahuan mahasiswi UI tentang kesehatan rahim dengan perilaku perineal hygiene
sebagai upaya preventif kanker rahim pranikah. Penelitian ini menggunakan desain korelatif
dengan uji Chi Square. Sampel diambil di Universitas Indonesia Depok sebanyak 100 responden.
Hasil yang diperoleh bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kesehatan rahim
dengan perilaku perineal hygiene (p vaIue= 0,038 pada alfa= 0,05). Peningkatan komunikasi
lnformasi dan Edukasi (KIE) masyarakat dan skrining kanker rahim perlu dilakukan untuk
menurunkan insiden kanker rahim."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5877
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Chairunnisa
"Penelitian tentang potensi pencegahan kanker dari ekstrak kasar H. atra di Indonesia belum pernah dilakukan. Penelitian dilakukan untuk menguji ekstrak kasar Holothuria atra sebagai pencegah kanker melalui uji mikronukleus terhadap sumsum tulang Mus musculus jantan galur DDY. Potensi ekstrak kasar H. atra sebagai pencegah kanker diketahui dengan menentukan persentase jumlah mikronukleus (MN) pada 2000 sel eritrosit polikromatik (PCE).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi MN pada 4 kelompok perlakuan yang dicekok larutan ekstrak kasar H. atra dosis 0,33; 0,66; 0,99 dan 1,32 g/kg bb selama 7 hari berturut-turut dan diinjeksi kolkisin pada hari ke-7 (KP1, KP2, KP3, KP4) berbeda secara nyata (p < 0,05) dibandingkan dengan kelompok kontrol positif yang hanya dicekok akuades dan disuntik kolkisin pada hari ke-7. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian larutan ekstrak kasar H. atra dengan dosis 0,33; 0,66; 0,99 dan 1,32 g/kg bb berpotensi mencegah kanker dengan parameter penurunan jumlah MN pada 2000 PCE mencit galur DDY.

Research about the cancer-prevention activity of crude extract from Holothuria atra Jaeger in Indonesia has never been done. Therefore, this study were performed to test the cancer-prevention potency of H. atra crude extract using the micronucleus test of male mice (Mus musculus L.) DDY bone marrow. The cancer-prevention potency was knew by counting micronucleus (MN) in 2000 polychromatic erythrocyte cells (PCE).
In this study, MN frequency in 4 treatment groups which given H. atra dose 0,33; 0,66; 0,99 and 1,32 g/kg body weight orally (KP1, KP2, KP3 and KP4) significantly decrease if compare to positive control group. Our data showed that treatment of H. atra crude extract's solution with dose 0,33; 0,6; 0,99 and 1,32 g/kg body weight can reduce the frequency of micronucleus in PCE from bone marrow smears induced by 1 mg/kg body weight colchicine intraperitoneally.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1321
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Susie Susilawati
"ABSTRAK
Latar belakang
Kematian akibat kanker serviks masih tinggi karena sekitar 90% terdiagnosis pada stadium lanjut. Kanker serviks merupakan penyakit yang dapat dicegah. Rumah sakit memiliki peran penting dalam pencegahan kanker serviks, baik dalam pencegahan primer (vaksinasi HPV) maupun pencegahan sekunder (skrining kanker serviks dan tatalaksana kasus dengan hasil skrining yang positif).
Tujuan
Mengetahui peran rumah sakit di DKI Jakarta dalam pencegahan primer dan sekunder kanker serviks.
Metode
Penelitian ini adalah survey yang dilakukan pada 25 rumah sakit yang dipilih secara simple random sampling dari 109 rumah sakit yang ada di DKI Jakarta. Dilakukan wawancara menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai aspek pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap 117 tenaga kesehatan serta identifikasi kesiapan fasilitas terkait pencegahan kanker serviks pada 25 rumah sakit tersebut.
Hasil
Dari aspek pengetahuan penelitian ini menunjukkan bahwa semua tenaga kesehatan (100%) mengetahui bahwa vaksinasi HPV dilakukan sebagai pencegahan primer kanker serviks, 98,3% mengetahui bahwa vaksin HPV disuntikkan intra muskular, 91,5% mengetahui bahwa vaksinasi HPV diberikan 3x yaitu pada bulan ke 0, 1, 6 atau 0, 2, 6, dan 71,8% mengetahui bahwa vaksin HPV disuntikkan pada deltoid. Sebagian besar tenaga kesehatan (99,1%) mengetahui bahwa tes IVA (Inspeksi Visual dengan Aplikasi Asam Asetat) dapat digunakan untuk deteksi dini kanker serviks, 76,9% mengetahui cara menginterpretasi hasil tes IVA yang positif, dan 60,7% tahu bagaimana cara melakukan tes IVA. Sebanyak 93,2% tenaga kesehatan mengetahui tujuan tes pap dan 82,1% mengetahui bagaimana cara melakukan tes pap. Dari aspek sikap, sebagian besar tenaga kesehatan (96,6%) setuju untuk memberikan vaksinasi HPV, 94% setuju untuk melakukan tes IVA dan 98,3% setuju untuk melakukan tes pap. Dari aspek perilaku, sebagian besar tenaga kesehatan (76,9%) menawarkan pada klien/pasiennya vaksinasi HPV dan 62,4% pernah melakukan vaksinasi HPV, 52,1% menawarkan dan 30,8% pernah melakukan pemeriksaan IVA serta 86,3% menawarkan dan 71,8% melakukan tes pap. Sebagian besar tenaga kesehatan perempuan yang sesuai dengan persyaratan (75%) sudah melakukan tes pap bagi dirinya sendiri, tetapi hanya 32,5% yang sudah mendapatkan vaksinasi HPV.
Dari segi fasilitas, 20 rumah sakit (80%) di DKI Jakarta menyediakan vaksinasi HPV, dan semua (100%) rumah sakit menyediakan tes pap. Hanya 11 rumah sakit (44%) yang menyediakan tes IVA dan 10 rumah sakit (40%) yang menyediakan kolposkopi.
Kesimpulan
Sebagian besar rumah sakit di DKI Jakarta sudah mempunyai tenaga kesehatan dengan pengetahuan dan sikap yang baik dalam pencegahan kanker serviks, namun dari aspek perilaku sebagian besar belum menunjukkan perilaku yang baik dalam pencegahan primer kanker serviks. Sebagian besar rumah sakit di DKI Jakarta sudah menyediakan fasilitas pelayanan vaksinasi HPV dan tes pap, namun sebagian besar belum menyediakan fasilitas IVA dan kolposkopi.

ABSTRACT
Introduction
Mortality caused by cervical cancer remains high because 90% of cases are diagnosed at advanced stage. Cervical cancer is a preventable disease. Hospitals have an important role in cervical cancer prevention, including primary prevention (HPV vaccination) and secondary prevention (cervical cancer screening and treatment of positive screening results).
Objective
To evaluate the role of hospitals in DKI Jakarta on primary and secondary cervical cancer prevention
Method
This was a survey conducted to 25 hospitals, chosen with simple random sampling from 109 hospitals in DKI Jakarta. Questionnaire used for interview contained statements regarding knowledge, attitude and behavior of 117 health care professionals along with identification of facility preparedness for cervical cancer prevention within those 25 hospitals.
Result
The assessment of knowledge shows that all health care professionals (100%) knew that HPV vaccination is used as a primary prevention for cervical cancer. About 98.3% responden knew HPV vaccine injected intramuscularly. As much as 91.5% of the responden knew HPV vaccine is given three times either at month 0,1, 6 or at month 0,2,6. About 71.8% responden knew deltoid as site for vaccine injection.
Most of health care professionals (99.1%) knew VIA (visual inspection with acetic acid) can be used for early detection of cervical cancer. About 76.9% responden knew how to intepret positive VIA results and 60.7% responden knew how to do VIA test. As much as 93.2% health care professional knew the purpose of Pap test and about 82.1% knew how to do it. From attitude aspect, most of health care professionals (96.6%) agreed in giving HPV vaccination. About 94% of them agreed to do VIA test and about 98.3% agreed in conducting Pap test. From behavioral aspect, most of the responden (76.9%) offered HPV vaccination to their clients/patients and 62.4% responden did HPV vaccination. VIA test was offered and conducted by 52.1% and 30.8% of them, respectively. About 86.3% responden offered Pap test and 71.8% did the Pap test. As many as 75% of female health care professionals who meet the qualification already had a Pap test for themselves, but only 32.5% ever been vaccinated for HPV. From facility aspect, twenty hospitals (80%) in DKI Jakarta offered HPV vaccination with Pap test can be done in all of them. VIA test and colposcopy were only available in eleven (44%) and ten (40%) hospitals respectively.
Conclusion
Most hospitals in DKI Jakarta have health care professionals with good knowledge and attitude in cervical cancer prevention. However, not many have shown expected behavior in the primary prevention. Most hospitals in DKI Jakarta provide facilities for HPV vaccination and Pap test, but only few have VIA facilities and colposcopy."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T32680
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Purwanti
"Tujuan Pemeriksaan: Melakukan analisis nilai DNA EBV dalam serum penderita KNF Stadium Awal (I/II) dan Stadium Lanjut (III/IV).
Material dan Metode: Sebanyak 83 serum darah penderita kanker nasofaring (ICNF) bClj8IliS undWerenzia1e¢ diambil sebelum pcmberian tempi. Sampel dibagi menjadi 2 group berdasarkan sistem TNM (UICC) dan didapatkan: 25 sampel berasal dari sennn pendcrita KNF stadium awal (I/ll) dan 58 dari penderita stadium Ianjut (III/IV). Mcnggtmakan real time pobwmerase chain reaction (PCR) dilakukan pengukuran kadar DNA EBV dengan LMP2 sebagai gen target. Perbedaan kadar DNA EBV ditentukan menggunakan analisa dcskriptif menggunakan test non parametrik antara penderita KNF stadium awal dan stadium lanjut dan terhadap status T,N dan M.
Hasil: Pengukuran kadar senun DNA EBV pada penderita KNF stadium awa! (I/Il) sebelum memulai pengobatan, menunjukkan sebanyak I7 dari 25 sampei (66.7%) tidak terdeieksi adanya copy DNA EBV dan 8 sampe] (33.3%) terdeteksi. Pada penderita KNF stadium lanjut (Ill/IV), 37 dari 58 sampel (63.I5%) terdeteksi adanya copy DNA EBV dan 21 sampel (36.84%) tidak terdeteksi. Kadar DNA EBV pada penderim KNF stadium lanjut menunjukkan hasil yang lcbih tinggi dibandingkan dengan hasil penderita KNF stadium awal (median 24.8 copy/ml vs 0 copy/ml), dengan nilai cut off pada 7.15 copy/ml (sensitititas 60.3% dan spcsifisitas 72.0%). Kadar DNA EBV yang lcbih tinggi terdapai pula pada hasil pengukuran serum DNA EBV antara penderita KNF dengan status T3-T4, N2-N3 dan Ml dibandingkan dengan penderita KNF dengan status Tl-'I`2, N0-Nl dan M0.
Kesimpulan: Pengukuran kadar serum DNA EBV merupakan cam yang potensial untuk membedakan antara pcnderita IONIF stadium awatl (l/ll) dan Qadium lanjut (III/IV) dengan perkiraaan nilai cut off pads 7.15 copy/ml. Termasuk pula untuk membedakan antara status T,N dan M. Pcngukumn kadar DNA EBV dapat menyempurnakan penggunaan sistem TNM pada tingkst molekuler.

To analyze the difference of pretreatment serum EBV DNA concentration between early stage (l/II) and advance stage (Ill/IV) nasopharyngeal carcinoma (NPC) patient.
Methodes: Eighty-three (83) pretreatment serum of undifferentiated with all stages of NPC were studied and devided into two groups: 25 samples cattle from early stage (I/II) NPCand 58samplesB~omadvancestage(IIl/IV)NPCasbyUlCCTNM staging system. LMP2 was used as target gene and the concentration were quantified by real-time polymerase chain reactant assay. EBV DNA concentration of the two groups were measured and the difference were accessed, including the T,N,M status with non parametric test.
Result: Pretreatment EBV DNA serum concentration from early stage (I/ll) NPC patients showed: I7 of 25 sampels (66.7%) were undetectable for copy of EBV DNA, and 8 sampels (33.3%) were detectable. Pretreatment EBV DNA from advance stage NPC showed: 37 of 58 patiens (63.l5%) were detectable for copy of EBV DNA and 21 patients were not. Pretreatment EBV DNA serum consentration ti-om advance stage NPC showed higher senzm concentration than early stage (median 24.8 copylml vs 0 copy/ml), on cuz of point prediction at 7.15 copy/ml. Higher concentration as well, were found among those patients whose had T3-T4, N2-N3 and Ml stages compared with Tl-T2, N0-Ni and M0 stages NPC.
Conclusion: EBV DNA semm concentration was found potential to differentiate between early and advance stage NPC, on out ojfpoinr prediction at 7.l5 copy/ml, as well as to differentiate T,N and M stages. EBV DNA measurement was good to improve UICC TNM staging system in clinical practice based, on molecular level.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
T32046
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Trivini Valencia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat motivasi mahasiswa regular putri FIK UI untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dalam rangka mencegah kanker payudara. Sampel penelitian adalah 96 orang mahasiswa reguler putri dengan tahun masuk FIK UI pada tahun 2005-2008. Data dan informasi dikumpulkan dari sampel penelitian kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan metoda desain penelitian deskriptif sederhana Hasil penelitian menunjukkan tingkat motivasi mahasiswa reguler putri FIK UI untuk melakukan SADARI. Mahasiswa dengan motivasi tinggi sebesar 47% dan motivasi rendah sebesar 53%. Penelitian ini sangat merekomendasikan untuk menambah jumlah responden yang lebih besar, menambah jumlah pertanyaan dalam angket penelitian dan melakukan analisis faktor intrinsik dan ekstrinsik secara lebih spesifik pada penelitian selanjutnya.

This research have aim to know level of motivation reguler students in nursing faculty in university of Indonesia to do breast examination self (BSE) for prevent breast cancer. The sample of research is 96 woman reguler students with registering year at 2005-2008. Data and information collected from sample of research and than done analyze with use methode sample descriptive design. The result of reserch has described that level of motivation reguler student in nursing faculty in university of Indonesia to do BSE. Student with high motivation are 47% and low motivation are 53%. This research hardly recommends for apply research with larger number of responders, larger number of quisoner, and use analyze intrinsic factor and extrinsic factor as more spesific at research here in after.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5771
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yenni Malkis
"Penelitian deskriptif korelatif ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan remaja puteri tentang kanker payudara dengan persepsi tentang cara pencegahannya di SMA 30 Jakarta dengan pendekatan potong lintang. Penelitian ini melibatkan 178 siswi kelas X dan XI SMA 30 Jakarta Teknik sampling yang digunakan adalah stratified random sampling. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa chi square dengan alpha 0,05. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut dengan nilai p 0,148. Oleh karena itu perlu diupayakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor determinan terhadap pengetahuan dan persepsi ini dengan mencoba mengeksplorasi pengaruh faktor lainnya dan menguji instrumennya sampai valid.

The goal of this descriptive correlative was investigated the eject of knowledge girls adolescence about breast cancer with perception about the prevention of breast cancer at SMA 30 Jakarta. The study examined students from X-XI grade in SMA 30 Jakarta. Sampling methode of this study was using stratified random sampling technique. This research used the chi square analysis with aloha 0.05. The result suggest that no correlation between those two variables, with p value 0, 148. Therefore it needs to be carried out further research in order to know determinant factors towards knowledge and perception by trying to explore other factor and testing the instruments until valid.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5775
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Rahmalia
"Kanker serviks adalah masalah kesehatan utama pada perempuan, menyebabkan ratusan ribu kematian setiap tahunnya di seluruh dunia. Deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA merupakan prioritas pemerintah Indonesia dalam mengendalikan penyakit ini. Namun, cakupan pemeriksaannya masih rendah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan perilaku deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA pada WUS usia 30-50 tahun di Puskesmas IV Koto Kabupaten Agam. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner kepada 145 WUS. Sampel diambil dari 24 Jorong yang berada di Kecamatan IV Koto, dan menggunakan teknik cluster random sampling. Data dianalisis menggunakan uji chi-square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan 29% WUS melakukan deteksi dini metode IVA. Penelitian ini membuktikan pengetahuan, sikap, motivasi, keterpaparan informasi, dukungan suami, dan dukungan tenaga kesehatan berhubungan dengan perilaku deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA. Keterpaparan informasi merupakan variabel yang paling dominan, WUS yang yang terpapar informasi mengenai kanker serviks berpeluang 5,73 kali lebih besar untuk melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA, dibandingan WUS yang tidak terpapar informasi, setelah di kontrol variabel pengetahuan, sikap, dan dukungan suami (OR ; 5,736, 95% CI, 2,156-15,256). Oleh karena itu, penting dilakukan upaya untuk meningkatkan akses dan penyampaian informasi kesehatan yang relevan dan akurat kepada masyarakat, terutama kepada WUS dalam program pencegahan dan deteksi dini kanker serviks.

Cervical cancer is a major health issue for women, causing hundreds of thousands of deaths annually worldwide. Early detection of cervical cancer using the IVA method is a priority for the Indonesian government in controlling this disease. However, the coverage of this examination remains low. This study aims to identify the determinants of early detection behavior of cervical cancer using the IVA method among WUS aged 30-50 years at Puskesmas IV Koto, Agam Regency. This research uses a cross-sectional design, with data collected through interviews using questionnaires from 145 WUS. The sample was taken from 24 Jorong in IV Koto District using cluster random sampling. Data were analyzed using chi-square tests and multiple logistic regression. The results showed that 29% of WUS performed early detection using the IVA method. The study found that knowledge, attitudes, motivation, information exposure, husband support, and health worker support were related to early detection behavior of cervical cancer using the IVA method. Information exposure was the most dominant variable; WUS exposed to information about cervical cancer were 5.73 times more likely to perform early detection using the IVA method compared to those who were not exposed, after controlling for knowledge, attitudes, and husband support variables (OR: 5.736, 95% CI, 2.156-15.256). Therefore, efforts to improve access to and dissemination of relevant and accurate health information to the community, especially to WUS, in cervical cancer prevention and early detection programs are essential."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tita Dewi Maharani
"Kanker kolorektal merupakan salah satu masalah kesehatan yang terjadi di daerah perkotaan. Salah satu bagian dari kanker kolorektal adalah kanker rekti. Pasien paska pembedahan kolostomi biasanya mengalami ketakutan menangani perawatan kolostomi. Edukasi perawatan kolostomi yang tidak optimal dapat menyebabkan obstruksi, infeksi, retraksi stoma, perdarahan stoma.
Tujuan penulisan ini adalah menunjukkan pentingnya melakukan discharge planning edukasi perawatan kolostomi setiap kasus klien baru operasi kolostomi. Rekomendasi penulisan ini agar klien kanker kolorektal paska kolostomi terhindar dari resiko komplikasi dan klien menjadi lebih mandiri.

Colorectal cancer is one of the health problems that occur in urban areas. One part of colorectal cancer is rectal cancer. Post-surgical patients usually experience fear to handle colostomy care. Lack of colostomy care education can causes obstruction, infection, retracted stoma, stoma bleeding.
The purpose of this paper is to show the importance of discharge planning education of colostomy care every new client post colostomy surgery. Recommendations of this paper is help the colorectal cance rpost colostomy avoids the risk of complications and become more independent.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Santi Susanti R.
"Deteksi dini kanker serviks dengan tes IVA merupakan tindakan pencegahan terhadap penyakit kanker serviks. Tingkat pengetahuan dan sikap terhadap tes IVA sangat mempengaruhi perilaku perempuan yang sudah menikah untuk mnelakukan deteksi dini. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik, pengetahuan dan sikap 412 responden yang berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cakung. Usia responden antara 17-61 tahun, mayoritas sudah menikah, mayoritas ibu rumah tangga. Responden mayoritas sudah pernah terpapar informasi melalui internet dan petugas kesehatan akan tetapi masih sedikit responden yang telah melakukan tes IVA, hambatan yang dialami oleh responden adalah ketidaktahuan puskesmas dapat melakukan tes IVA. Responden memiliki tingkat pengetahuan yang rendah dan sikap yang negatif terhadap tindakan tes IVA. Petugas Kesehatan seharusnya lebih giat memberikan edukasi tentang puskesmas memiliki layanan tes IVA baik melalui media internet.

Early detection of cervical cancer by VIA test is a preventive action for cervical cancer. The level of knowledge and attitude on VIA test strongly affect the behaviors of married women to perform early detection. The purpose of this study was identifying the characteristics, knowledge and attitude of 412 respondents domiciled in the working area of Public Health Center of Cakung Sub district. The respondents rsquo ages were 17 61 years old, most were married, most were housewives. Most respondents were exposed to information via internet and health workers, but only few respondents performed VIA test. The obstacle faced by the respondents was not knowing that public health center can perform VIA test. The respondents had low level of knowledge and negative attitude on VIA test. Health workers should work harder in giving education via internet that public health center provides VIA test service."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>