Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Santoso
"Latar belakang: Data dari World Health Organization, Centers for Disease Control and Prevention dan Kementerian Kesehatan RI menunjukan bahwa kanker payudara merupakan kanker yang paling umum pada wanita. Penyembuhan kanker melalui berbagai cara telah banyak dilakukan, namun pertumbuhan kembali dari kanker telah banyak dilaporkan. Sel punca kanker diyakini berperan dalam pertumbuhan kanker maupun rekurensi setelah pengobatan. Berdasarkan beberapa riset, CD44+/CD24- sel punca kanker memiliki potensial yang tinggi untuk menimbulkan kanker. Beberapa gen memiliki peran sebagai faktor transkripsi yang berkontribusi dalam pertumbuhan kanker dan beberapa berperan juga dalam mempertahankan tingkat pluripotensi kanker. c-Myc merupakan salah satu gen yang mempertahankan iPS (induced pluripotent stem cells) bersama dengan KLF4, Oct4, SOX2 dan Nanog. Namun demikian, selama pertumbuhan kanker, lingkungan mikro dari kanker menjadi hipoksia. Berhubungan dengan ini, pengaruh hipoksia terhadap ekspresi gen yang berfungsi dalam pluripotensi masih belum jelas. Oleh karena itu, eksperimen ini menyelidiki ekspresi gen c-Myc dalam sel punca kanker yang diinduksi hipoksia.
Metode: Sel punca kanker payudara CD44+/CD24- diinduksi oleh beberapa durasi hipoksia (0 jam, 0.5 jam, 4 jam, 6 jam dan 24 jam). Total RNA sel kemudian diekstraksi dan mRNA gen c-Myc diamplifikasi melalui one-step qRT-PCR. Ekspresi relative dari gen c-Myc dilakukan dengan formula Livak berdasarkan nilai Ct yang diperoleh dengan gen 18S. Sebagai kontrol, konfirmasi ekspresi gen c-Myc dikonfirmasi melalui elektroforesis.
Hasil: Ekspresi c-Myc pada sampel sel punca kanker payudara CD44+/CD24- yang diinduksi hipoksia selama 0.5 jam sedikit mengalami peningkatan dibandingkan dengan sampel 0 jam walaupun tidak signifikan. Ekspresi c-Myc pada sampel yang diinduksi hipoksia selama 4, 6 dan 24 jam menurun dibandingkan sampel yang tidak diinduksi hipoksia.
Kesimpulan: Ekspresi c-Myc pada sel punca kanker CD44+/CD24- yang digunakan dalam eksperimen ini cenderung menurun pada 3 durasi hipoksia yang berbeda (4 jam, 6 jam dan 24 jam) pada kondisi in vitro.

Background: Data from World Health Organization, Centers for Disease Control and Prevention and Kementerian Kesehatan RI show that breast cancer is the most common cancer among women. Eradicating cancer through several treatments have been done but there are cases in which cancer relapse is reported. Cancer stem cells have been found to develop the cancer as well as play important role in cancer regrowth. According to some researches, CD44+/CD24- breast cancer stem cells potential to cancer development is high. Several genes which have role as transcription factors may contribute to cancer growth and some act to maintain the cancer stemness and pluripotency level. c-Myc is one gene which maintains iPS (induced pluripotent stem cells) along with KLF4, Oct4, SOX2 and Nanog. However, during the cancer growth the cancer microenvironment becomes hypoxic. In accordance to this, the effect of hypoxia towards the gene expression acting in cancer pluripotency was not yet clear. Therefore c-Myc expression in hypoxia-induced breast cancer stem cells was assessed in this research.
Method: The CD44+/CD24- breast cancer stem cells (BCSCs) are induced by several hypoxia durations (0 hour, 0.5 hour, 4 hours, 6 hours and 24 hours) in hypoxia chamber. The mRNA of BCSCs is extracted through RNA isolation procedure. Following this, qRT-PCR procedure is done to amplify the mRNA. The Ct (cycle threshold) obtained from qRT-PCR are calculated using Livak formula to get the c-Myc relative expression from the samples. Ct of 18S is used to normalize the c-Myc Ct. Electrophoresis is done next to confirm the c-Myc expression.
Results: c-Myc expression in 0.5 hour hypoxia induced CD44+/CD24- breast cancer stem cells sample is slightly high than in 0 hour hypoxia induced sample, even though the increase is not significant. Meanwhile, c-Myc expression in 4, 6 and 24 hours hypoxia induced samples are lower than 0 hour hypoxia induced sample.
Conclusion: c-Myc expression from the breast cancer stem cell CD44+/CD24- samples used in this experiment tend to have gradual decrease during 3 different periods (0 hour, 0.5 hour, 4 hours, 6 hours and 24 hours) of hypoxia in vitro.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70415
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspita Eka Wuyung
"Di Indonesia kenaikan angka kematian karena kanker mencapai 4,3% pada tahun 1986. Dari studi prospektif dan retrospektif diketahui bahwa karotenoid mengurangi risiko timbulnya kanker payudara. Beta-karoten adalah salah satu karotenoid yang dikandung oleh minyak kelapa sawit (600.000 ug/kg) karena cara pengobatan kanker payudara yang berlaku selama ini (dengan pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi) cukup mahal, dan acapkali tidak terjangkau oleh sebagian golongan masyarakat, maka perlu dicari cara lain, di antaranya memanfaatkan beta-karoten yang ada dalam minyak kelapa sawit, namun perlu diteliti dosis ekstrak minyak kelapa sawit yang tepat.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak minyak kelapa sawit sebesar 120 ug/0,1 ml dan 500 ug/0,1 ml per hari terhadap pertumbuhan sel tumor transplantabel kelenjar susu mencit C3. Penelitian ini menggunakan 42 ekor mencit C3H, dengan berat badan berkisar antara 18 - 20 gram. Mencit tersebut dibagi menjadi 7 kelompok dengan masing-masing 6 ulangan yang terdiri atas 3 kelompok kontrol dan 4 kelompok uji. Dua kelompok uji masing-masing dicekok dengan dosis 1.20 ug dan 500 ug ekstrak per hari selama penelitian, sedangkan kepada 2 kelompok uji lainnya pemberian ekstrak hanya sampai pada hari ke-14. Facia hari ke 14 semua mencit diinokulasi dengan bubur tumor yang diambil dari mencit donor dengan menggunakan trokar secara subkutis di aksila kanan sebanyak 0,2 ml/ekor.
Dengan melakukan analisis varian diketahui hasil pada ketujuh kelompok tidak berbeda bermakna secara statistik, baik pengaruhnya terhadap volume tumor, berat akhir tumor maupun lama bertahan hidup mencit. Namun demikian hasil pengamatan sediaan mikroskopis menuniukkan adanya pengaruh pemberian ekstrak walaupun tidak terlalu menyolok, berupa penambahan fibrosis/kepadatan jaringan stromanya. Ketiadaan pangaruh pemberian ekstrak minyak kelapa sawit mungkin disebabkan oleh beberapa faktor yaitu masih kurang tingginya dosis yang diberikan, tingkat oksidasi menjadi asam retinoat cukup tinggi, terjadinya autooksidasi nonbiologik betakaroten sebelum digunakan dan kekurang cukupan Zn sebagai pembentuk REP."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1993
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Radityo Amien
"Kanker payudara merupakan salah satu penyakit dengan prevalensi dan mortalitas yang tinggi di Indonesia. Asam galat merupakan senyawa alami yang dapat dikembangkan sebagai agen antikanker, terutama setelah dilakukan modifikasi struktur. Penelitian ini menggunakan asam galat dan 14 senyawa derivat alkil ester dan eter galat masing-masing sebanyak 20 L yang dimasukkan ke lini sel MCF-7 yang sudah ditambahkan 100 L DMEM dan diinkubasi selama 24 jam. Sampel diberikan dalam 8 variasi konsentrasi, yaitu 0,067; 0,133; 0,267; 0,533; 1,067; 2,133; 4,267; dan 8,533 g/mL. Setelah diinkubasi selama 24 jam, dilakukan uji MTT Assay dengan panjang gelombang 490 nm. Data yang diperoleh dianalisis sehingga didapatkan nilai IC50 untuk 15 senyawa yang diujikan. Hasil menunjukkan bahwa trans -2-heksenil galat, asam 4 trans -2-heksenil-oksi galat, cis -2-heksenil galat, amil galat, dan asam 4 cis -2-heksenil-oxy galat memilki nilai IC50 yang lebih rendah daripada asam galat. Dapat disimpulkan bah.wa derivat asam galat yang dimodifikasi dengan gugus alkil ester lima karbon rantai lurus, yaitu amil galat, dan derivat asam galat yang memiliki gugus alkil ester berikatan rangkap dengan konfigurasi cis atau trans, yaitu asam 4 trans -2-heksenil-oksi galat, trans -2-heksenil galat, cis -2-heksenil galat, dan asam 4 cis -2-heksenil-oxy galat, menunjukkan peningkatan aktivitas antikanker terhadap lini sel MCF-7 dibandingkan asam galat, sehingga berpotensi dikembangkan sebagai agen antikanker payudara.
Breast cancer is one of the diseases which has high prevalence and mortality in Indonesia. Gallic acid is a natural compound which can be developed as an anticancer agent, especially after undergone structural modification. The experiment was done by adding 20 L gallic acid and 14 of its derivates alkyl ester and eter of gallic acid samples to MCF 7 breast cancer cell mixed with 100 L DMEM and then incubated for 24 hours. The samples was given in 8 concentration 0,067 0,133 0,267 0,533 1,067 2,133 4,267 and 8,533 g mL. After incubated for another 24 hours, MTT Assay 490 nm was executed. The data was then analyzed to get IC50 values for each compound. The result showed that asam 4 trans 2 heksenil oksi galat, trans 2 heksenil galat, cis 2 heksenil galat, amil galat, and asam 4 cis 2 heksenil oxy galat each had lower IC50 than gallic acid. It can be concluded that gallic acid derivates modificated by 5 carbon straight chain alkyl ester amil galat and have double bond with cis trans configuration asam 4 trans 2 heksenil oksi galat, trans 2 heksenil galat, cis 2 heksenil galat, and asam 4 cis 2 heksenil oxy galat shows higher anticancer activity to MCF 7 breast cancer cell compared to gallic acid, so they can be developed as anticancer agent for breast cancer."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70339
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Priharja Putri
"Kanker payudara menempati urutan pertama dengan jumlah kasus baru 43,3 dan kematian akibat kanker 12,9 pada wanita di dunia. Lebih dari 70 pasien datang kelayanan kesehatan pada stadium kenker yang telah lanjut. Pemeriksaan Payudara Sendiri SADARI yang dilakukan setiap bulan merupakan metode deteksi dini termurah dan paling sederhana yang dapat dilakukan secara mandiri oleh wanita. Meskipun telah direkomendasikan selama bertahun-tahun, praktik BSE masih rendah. Lebih dari 80 orang tidak memahami praktik SADARI. Program ini tidak dapat dipisahkan dari literasi kesehatan. Teori Health Belief Model dianggap sesuai untuk melihat mengapa beberapa orang memilih untuk tidak melakukan SADARI. Penelitian ini untuk melihat asosiasi literasi kesehatan dan Health Belief Model dengan praktik SADARI, menggunakan desain cross-sectional dengan sampel 251 mahasiswa S1 Reguler dari Universitas Indonesia angkatan 2018/2019. Hasil yang diperoleh 156 mahasiswi 62,2 melakukan SADARI, 66,9 mahasiswi pernah mendapakan informasi terkait SADARI, mempunyai pengetahuan sedang 66,41, mempunyai persepsi keseriusan tinggi terhadap kanker payudara 66,66 dan persepsi rentan terkena kanker payudara yang rendah 48,00, mempunyai manfaat tinggi pada SADARI 80,00 dan hambatan tinggi untuk melakukan SADARI 80,00, mempunyai kemampuan melakukan SADARI rendah 51,37, dan mempunyai literasi kesehatan tinggi 76,63. Persepsi terhadap kemampuan diri melakukan SADARI mempunyai hubungan bermakna dengan praktik SADARI p = 0,000; OR=10; 95 CI 3,695-25,563 setelah dikontrol oleh rumpun ilmu, keterpaparan informasi, dan pengetahuan. Literasi kesehatan mempunyai hubungan yang bermakna dengan praktik SADARI p =0,000; OR=17; 95 CI 5,452-52,211 setelah dikontrol oleh rumpun ilmu, sumber informasi, dan pengetahuan.

Breast cancer ranks first with the number of new cases 43.3 and cancer deaths 12.9 in women in the world. More than 70 of patients come to health care at an advanced cancer stage. Breast Self Examination BSE carried out every month is the cheapest and simplest early detection method that can be done independently by women. Although it has been recommended for many years, the practice of BSE is still low. More than 80 of people do not understand the practice of BSE. This program cannot be separated from health literacy. The Health Belief Model theory is considered appropriate to see why some people choose not to do BSE. This study looked at the health literacy association and Health Belief Model with BSE practice, using a cross-sectional design with a sample of
251 regular bachelor students from the Universitas Indoenesia 2018/2019 class. The results obtained by 156 female students 62.2 did BSE, 66.9 of students had obtained BSE-related information, had moderate knowledge 66.41, had a high perception of seriousness towards breast cancer 66.66 and perceptions were susceptible to low breast cancer 48.00, has high benefits on BSE 80.00 and high barriers to doing BSE 80.00, has the ability to do low BSE 51.37, and has high health literacy 76 , 63. Perceptions of the ability to do BSE have a significant relationship with BSE practice p = 0,000; OR = 10; 95 CI 3,695-25,563 after being controlled by science groups, sources of information, and knowledge. Health literacy has a meaningful relationship with BSE practice p=0,000; OR=17; 95 CI 5,452-52,211 after being controlled by scienceclusters, information sources, and knowledge.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53853
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monika Rini Puspitasari
"Kanker payudara merupakan kanker paling umum pada wanita tidak hanya di dunia tetapi juga di Indonesia. Jumlah kasus baru semakin meningkat setiap tahun dan terdeteksi pada stadium lanjut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran tingkat pengetahuan tentang kanker payudara dan perilaku SADARI perawat di ruang rawat RS Kanker Dharmais. Penelitian ini menggunakan metode survey deskriptif dengan populasi 198 responden dan diambil sampel sebanyak 132 orang menggunakan menggunakan metode Disproportionate Stratified Random Sampling. Hasil menunjukkan tingkat pengetahuan perawat tentang kanker payudara sebagian besar memiliki pengetahuan baik. perilaku SADARI perawat cukup. Penelitian ini menyarankan diadakannya pelatihan kanker berkelanjutan bagi perawat dan sosialisasi SADARI di masyarakat.

Breast cancer is the most common cancer in women not only in the world but also in Indonesia. The number of new cases is increasing every year and detected at an advanced stage. The purpose of this research is to know an overview level knowledge of breast cancer and behavior nurses BSE in the Dharmais Hospital. The results indicate the level of nursing knowledge about breast cancer is good and behavior BSE is enough. This research suggests an ongoing training for nurses and socialization BSE in the community."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S42494
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aldrin Neilwan Pancaputra
"ABSTRAK
Latar Belakang : Kanker merupakan penyebab kematian yang utama didunia, Kanker
payudara merupakan banker yang paling banyak diderita oleh perempuan di dunia , dengan
insiden yang terns meningkat dan merupaakan penyebab kematian terbanyak pada wanita.
Terapi utama kanker payudara adalah pembedahan, namun untuk mencapai kelangsungan
hidup yang lebih baik diperlukan modalitas terapi lain. Pemahaman yang semakin mendalam
terhadap karsinogenesis kanker payudara memberi dampak terhadap tempi non bedah.
Sejak kurang lebih 30 tahun yang lalu , National Cancer Institute melakukan penelitian
terhadap penggunaan tumbuhan sebagai obat tradisional untuk menjadi obat anti kanker.
Berdasarkan pengalaman ini maka Stem Cell and Cancer Institute melakukan penelitian
terhadap tanaman obat tradisional suku dayak untuk dikembangkan menjadi obat antikanker.
Tujuan : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antiproliferasi serta mekanisme kerja
dari ekstrak daun Piper crocatum Rulz & Pfn terhadap galur sel kanker payudara (T47D).
Metode : efek antiproliferasi dan mekanisme kerja ekstrak dite!iti berdasarkan efeknya
terhadap viabilitas se1 gambaran morfologi inti, slkJus se1~ serta ekspresi dari p44 dan
p42 yang terfosforilasi sebagai petanda terjadinya sinyal prolirerasisel.
Hasil : Berdasarkan hasil yang diperoleh terlibat hahwa terjadi penurunan partumbuban sel pada
pemberian ekstrak konsentrAsi tertentu yang tidak disertai dengan perubahan morfologi inti serta
tidak tetjadi perubahan gambaran siklus sel pada mse Suh-G l. Pada pamberlan ekstrak terjadi
penurunan ekspresi dari p44/42 yang terfosforilasi. Penurunan ekspresi p44/42 juga terjadi pada
pemberian ekstrak pada medium yang telah diinkubasi dengan insulin. Penurunan ekspresi
p44/42 terfosforilasi ini menunjukan bahwa efek antiproliferasi ekstrak berlangsung meialuijalur
aktivasip44/42.
Kesimpulan : berdasarkan data yang diperoleh menunjukan bahwa ekstrak Piper crocatum Ruiz
& Pav dapat menghambat pertumbuhan galur sel kanker payudara (T47D) melalui
panghambatan fosforlIasi p44142

Abstract
Background : Cancer is a leading cause of death in the world. Breast cancer is most common
disease in V.'Omen. Major therapy for breast cancer is surgery1 but to achieve a better result needs
another modality. Good understanding about breast cancer carcinogenesis will give a better
impact for non surgery therapy. Natural products have been the mainstay of cancer
chemotherapy for the past 30 years. Inspired by folk medicine - encouraged the National
Cancer Institute (NCI) to begin a large-scale screening program for antitumour agents.
Inspired by the National Cancer Institute (NC!}.
screening program for antitumour agent from east Kalimantan Forest.
Purpose : We investigate antiprolliferative properties of extract Piper crocatum Ruiz & Pav
leaves and its mode of action human breast cancer (f47D) ceUs.
Metbods: Anti proliferative properties and mechanism of extract were evaluated by its
effect on cell viability, nuclear morphology, cell cycle progression and the expression of
phosphorylated p44/p42 as a marker for cell proliferation.
Result: The results showed that there was a reduction of cell viabHity by the extract in
concentration dependent manner and no alteration of nuclear morphology observed. There were
negligible changes observed in Sub..Ql phase foundation after extract treatment. Expression of
phosphorylated p44 I p42 was decreased due to the extract only. Inclusion the extract in
the incubation medium decreased insulin - stimulated phosphorylation of p44 I p42
indicating that antiproliferative effect of the extract was via p44 I p42 pathway.
Conclusion: AU together, the data indicated that Piper rectum extract inhibits the growth of
human breast cancer(T47D) ceHs via inhibition of p44/42 phosphorylation"
2009
T32818
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sianipar, Imelda Rosalyn
"ABSTRAK
Latar Belakang: Kanker payudara adalab salab satu kanker yang paling sering terjadi pada wanita. Dalam perkembangannya, sel kanker payudara membutubkan vsairularisasi baru. Sel kanker mampu menginisiasi pembentukan pembulub darab baru bagi dirinya sendiri dengan cara mengubah keseimbangan antara faktor proangiogenik dan antiangiogenik. Kurkumin adalab molekul yang pleiotropik, dapat memodulasi berhagai target pada sel kanker, tennasuk aktivasi berbagai faktor transkripsi, reseptor, protein kinase, reseptor, sitokin, enzim dan faktor pertumbuban yang diperlukan dalam pertumbuhan sel kanker payudara. Tujuan: Untuk mengetabui pengaruh pemberian kurknmin kadar tinggi temadap kadar VEGF pada kultur jaringan sel kankar payudara MCF-7. Metode: subkultur jaringan kanker payudara MCF-7 dalam medium RPMI komplit+ FBS I 0% sejumlah 9 sampal tiap kelompok perlakuan. lnkubasi 72 jam. Cairan kultur diambil, kadar VEGF diperilc!a secara kuantitatif dengan ELISA. Basil: kadar VEGF kelompok MCF-7+kurknmin O,OSmM berbeda bermakua dengan kadar VEGF kelompok MCF-7 tanpa kurkumin (1'= 0,0 14). Kadar VEGF kelompok perlakuan MCF-7+kurknmin O,lmM juga berbeda bermakua dibandingkan dengan kelompok MCF-7 tanpa kurknmin (1'=0,001 ). Namun kadar VEGF kelompok MCF-7+kurkumin 0,05mM jika dibandingkan dengan kelompok MCF-7+kurkumin O,lmM tidak berbeda bermakua (1'=0,262). Kesimpulan: Kurkumin kadar O,05 mM dan 0,1 mM dapat menurunkan kadar VEGF pada kultur jaringan kanker payudara MCF-7. Kurkumin kadar 0,05 mM dan O,1 mM dapat menghambat proliferasi sel yang diikuti dengan penurunan kadar total VEGF pada kultur jaringan kanker payudara MCF-7.

Abstract
Background: Breast cancer is one of the most prevalent cancer in women. In order to grow, the tumor cells require new vascularization, New vascularization is initiated by the tumor cells themselves by recruitment of their own blood supply by shifting the balance between proangiogenic and antiangiogenic factors. Curcumin is a p1eiotropic factor which can modulate various targets on cancer celts, including activation of transcription fuctors, receptors, protein kinase&, cytokines, enzymes, and growth factors needed for breast cancer cells' growth. Objective: To identify the influence of high dose curcumin towards VEGF level in breast cancer cell line MCF-7. Method: In this study, breast cancer cell line MCF-7 was subcultured in complete RPM! medium + FBS 10%, with 9 samples for each treatment group; then incubated for 72 hours. VEGF concentration was measured with ELISA from the supernatant of the cell culture. Result: The VEGF levels of both MCF-7 + curcumin 0.05 mM treatment group and MCF-7 + curcumin 0.1 mM treatment group are significantly lower than the VEGF level of MCF-7 without curcumin treatment group (p = 0.014 and p = 0.001). The VEGF level of MCF-7 + curcumin 0.05 mM treatment group is not significantly different from the VEGF level of MCF-7 + curcurnin 0.1 mM treatment group (p = 0.262). Conclusion: Corcurnin dose of 0.05mM and O.lmM lower the VEGF level in breast cancer cell line MCF-7. Corcurnin dose of 0.05 mM and 0,1 mM lower !he proliferation of breast cancer cell line MCF-7. "
2009
T32835
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Khotimah Jannah
"Operasi payudara merupakan salah satu jenis penatalaksaan yang lebih dipilih oleh pasien kanker payudara. Tak jarang operasi kanker payudara juga melibatkan kelenjar getah bening yang ada di sekitarnya. Rasa sakit yang muncul pascaoperasi merupakan hal yang lazim ditemukan, namun seringkali hal ini membuat pasien kanker payudara menjadi enggan untuk menggerakkan lengan dan bahunya karena berusaha untuk menjaga area yang terasa sakit. Kurangnya mobilisasi pada lengan dan bahu di sekitar daerah operasi dapat menimbulkan kekakuan otot dan limpodema sebagai bagian dari komplikasi pembedahan. Studi kasus ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan yang dilakukan pada pasien kanker payudara dengan intervensi berupa latihan rentang gerak sendi bahu dan lengan. Hasil yang didapatkan setelah intervensi dilakukan pada pasien yaitu kekakuan otot pada pasien berkurang dibandingkan dengan sebelum pasien menjalani latihan. Rentang gerak bahu dan lengan pasien juga mengalami peningkatan, pasien mulai bias meraih kedua tangannya di belakang tubuh. Hasil karya ilmiah ini menunjukkan bahwa latihan rentang gerak sendi bahu dan lengan penting untuk dilakukan sedini mungkin pada pasien pascaoperasi payudara dengan tujuan untuk mencegah kekakuan otot dan mempercepat proses pemulihan pasien. Rekomendasi dari penulisan ini yaitu agar perawat dapat melakukan edukasi tentang latihan rentang gerak sendi bahu dan lengan pada pasien kanker payudara sebelum melakukan prosedur operasi, sehingga pada saat pascaoperasi pasien sudah siap untuk melakukan latihan sedini mungkin.

Breast surgery is one of the treatment which preferred by breast cancer patients. Breast cancer surgery also involves lymph nodes around it. Common things that happen during breast surgery was postoperative pain, but it usually makes breast cancer patients reluctant to move their arms and shoulders because they try to keep in the pain area. The lack of mobilization of the arms and shoulders around the surgery area can lead to muscle stiffness and lymphodema as part of surgical complications. This case study was conducted with the aim of analyzing nursing care in breast cancer patients with interventions range of motion of the arms and shoulders joints. The results obtained that muscle stiffness in patients was reduced compared to before the patient did range of motion. The patients arm and shoulder range also increases, the patient begins to be able to reach both hands behind her body. The results of this research show that range of motion of the arm and shoulder joints is important to be done as soon as possible in patients after breast surgery to prevent muscle stiffness and accelerate the patient's recovery process. The recommendation of this paper is that nurses can educate about the range of motion of the arm and shoulder joints in breast cancer patients before performing the surgical procedure, so the postoperative patients are ready to do the exercise after surgery."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Puspa Dewi
"Latar belakang: Complex cystic and solid mass payudara merupakan massa kistik dengan konten anekoik (cairan) dan konten ekogenik (padat), termasuk di antaranya adalah dinding tebal, septasi tebal, massa intrakistik atau mural, dan massa dominan padat dengan komponen kistik. Complex cystic and solid mass payudara yang tergolong sebagai kategori BI-RADS 4, yaitu lesi yang mencurigakan ganas dengan tingkat keganasan 2-95%, sebuah rentang yang sangat lebar. Berdasarkan temuannya complex cystic and solid mass payudara memiliki temuan dibagi menjadi 3 tipe berdasarkan temuannya: tipe 1 adalah lesi dengan penebalan dinding atau septasi interna atau keduanya; tipe 2 adalah lesi dengan massa intrakistik atau massa campuran kistik-padat dominan kistik (komponen kistik >50%); dan tipe 3 adalah lesi dengan massa dominan padat (komponen padat >50%) dengan komponen kistik / fokus kistik eksentrik. Telaah sistematis dan meta-analisis ini dibuat dengan tujuan untuk mendapatkan nilai prediktif positif dari masing-masing temuan tersebut. Metode: Pencarian sistematis dilakukan untuk mengidentifikasi studi yang menilai prediktif positif keganasan berdasarkan temuan USG pada complex cystic and solid mass payudara, dengan referensi baku pemeriksaan patologi. Pencarian dilakukan pada Juni 2022 melalui data dasar Pubmed, Embase, Scopus, Cochrane, GARUDA, dan Indonesian Journal of Cancer, daftar pustaka dari artikel terpilih, dan grey literature. Temuan utama yang diekstraksi dari tiap studi adalah jumlah positif benar dan positif palsu untuk mendapatkan nilai prediktif positif masing-masing temuan USG. Penilaian kualitas metodologi dan kualitas bukti studi dilakukan menggunakan QUADAS-2 dan GRADE. Hasil: 10 studi (255 lesi) yang menilai temuan USG tipe 1, sembilan studi (347 lesi) tipe 2; dan 10 studi ( 277 lesi) tipe 3 diidentifikasi. Dua studi menunjukkan setidaknya satu risiko bias yang tinggi pada salah satu domain. Tujuh studi menunjukkan setidaknya dua risiko bias tidak jelas. Empat studi menunjukkan terdapat satu risiko bias tidak jelas. Pada analisis subgrup studi-studi dengan risiko bias dan penerapan yang relatif rendah, didapatkan PPV tipe 1 13% (95% CI 4-22%), tipe 2 20% (95% CI 12-29%), dan tipe 3 30% (95% CI 13-48%). Kesimpulan: Temuan USG tipe 1 dapat dikategorikan sebagai BI-RADS 4a, sedangkan temuan USG tipe 2 dan 3 dapat dikategorikan sebagai BI-RADS 4b. Kecenderungan peningkatan risiko keganasan ditemukan meningkat sesuai dengan bertambahnya komponen padat. Akan tetapi, penerapan temuan telaah sistematis ini terbatas karena kualitas metodologi studi dan kualitas bukti yang terbatas

Background: Complex cystic and solid breast masses are cystic masses with anechoic (fluid) and echogenic (solid) content, including thick walls, thick septations, intracystic or mural masses, and predominantly solid masses with cystic components. Complex cystic and solid breast masses is categorized as BI-RADS 4, i.e. suspicious lesions with a malignancy rate of 2-95%, thus a very wide range. Based on ultrasonography findings, complex cystic and solid mass breasts are divided into 3 types: type 1 with wall thickening or internal septation or both; type 2 with an intracystic mass or a mixed cystic-solid mass predominantly cystic (cystic component >50%); and type 3 with a predominantly solid mass (solid component >50%) with a cystic component/eccentric cystic foci. This systematic review are written to obtain a positive predictive value from each of these findings. Methods: Studies that detect predictive positive value of malignancy based on ultrasound findings of complex cystic and solid breast masses, with reference to pathological examinations were identified. The search was conducted in June 2022 through the Pubmed, Embase, Scopus, Cochrane, GARUDA, and Indonesian Journal of Cancer, bibliography of selected articles, and grey literature. Findings extracted from each eligible study included including number of true positives and false positives to obtain the positive predictive value. Methodological quality dan evidence quality were assessed using QUADAS-2. Results: Ten studies in type 1 US features (255 lesions), nine studies in type 2 US features (347 lesions), and ten studies in type 3 US features (277 lesions) were identified. Two studies demonstrated at least one high risk of bias in one domain. Seven studies demonstrated at least two unclear risks of bias. Four studies demonstrated one unclear risk of bias. Subgroup analysis based on risk of bias and applicability was performed, from those studies type 1 US features has PPV 13% (95% CI 4-22%), type 2 has PPV 20% (95% CI 12-29%),a nd type 3 has PPV V type 1 has a range of 3.2% to 30.4%, type 2 has a range of 12.2 to 38.9%, and type 3 has PPV 30% (95% CI 13-48%). Conclusion: Type 1 ultrasound findings can be categorized as BI-RADS 4a, while type 2 and 3 ultrasound findings can be categorized as BI-RADS 4b. The increased risk of malignancy also corresponds to an increase in its solid component. However, the application of the findings of this systematic review is limited due to limited quality of the methodology and evidence quality of studies"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alisya Rahmah
"Kanker payudara menempati urutan pertama sebagai salah satu penyebab kematian akibat kanker bagi wanita. Banyak upaya yang dilakukan dalam pengembangan obat antikanker, khususnya dari senyawa bahan alam. Senyawa ester gula dapat digunakan sebagai salah satu kandidat obat antikanker karena ester gula diketahui memiliki aktivitas antikanker. Pengujian aktivitas antikanker dilakukan dengan uji MTT terhadap sel MCF-7 sebagai salah satu model lini sel kanker payudara yang banyak digunakan. Pada penelitian ini, esterifikasi asam palmitat dengan gula D-fruktosa, D-manosa, dan manitol dilakukan secara enzimatik menggunakan lipase Eversa® Transform 2.0 dengan pelarut n-heksana pada suhu 40°C selama 48 jam dalam penangas minyak. Karakterisasi ester gula dengan FTIR menunjukkan adanya puncak serapan C=O pada daerah bilangan gelombang 1734 cm-1 . Hasil %konversi asam lemak pada reaksi esterifikasi pembentukan ester fruktosa, ester manosa, dan ester manitol, masing-masing, diperoleh sebesar 27,3%, 21,4%, dan 11,7%. Hasil pengujian emulsifier menunjukkan bahwa ketiga ester gula dapat membentuk emulsi W/O yang stabil. Berdasarkan uji MTT, diperoleh nilai IC50 untuk masing-masing ester fruktosa, ester manosa, dan ester manitol sebesar 70,3 µg/mL, 86,6 µg/mL, dan 32,1 µg/mL. Ester fruktosa dan ester manosa masuk ke dalam kategori aktivitas sitotoksik yang lemah, sementara ester manitol masuk ke dalam kategori aktivitas sitotoksik yang sedang.

Breast cancer ranks first as one of the causes of death for women. There have been many efforts to develop an anticancer drug, especially from natural compounds. Sugar ester compounds can be used as a candidate for anticancer drugs because sugar esters are known to have anticancer activity. Anticancer activity was carried out using the MTT test on MCF-7 cells as one of the most widely used models of breast cancer cell lines. In this study, enzymatic esterification of palmitic acid with D-fructose, D-mannose, and mannitol sugars used Eversa® Transform 2.0 lipase with n-hexane solvent at 40°C and incubated for 48 hours. Sugar esters characterized by FTIR showed a C=O absorption peak in the wavenumber region of 1734 cm-1 . The %conversion of fatty acids in the esterification reaction for fructose esters, mannose esters, and mannitol esters were 27.3%, 21.4%, and 11.7%, respectively. The results of the emulsifier test showed that the three sugar esters could form a stable W/O emulsion. Based on the MTT test, the IC50 values for each fructose ester, mannose ester, and mannitol ester were 70.3, 86.6, and 32.1 µg/mL. Fructose ester and mannose ester have weak cytotoxic activity, while mannitol ester has moderate cytotoxic activity."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>