Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fahmi Adhi Prayoga
"ABSTRAK
Penggunaan agregat daur ulang dalam bidang konstruksi sudah sering digunakan di berbagai negara di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisik dan mekanik mortar akibat penambahan agregat halus daur ulang dan admixture kalsium klorida. Jumlah agregat halus daur ulang yang digunakan yaitu 20 dari total agregat halus alami dan jumlah kalsium klorida yang digunakan yaitu memiliki variasi 1 , 2 , 3 , 4 , dan 5 dari jumlah semen yang digunakan. Hasil didapatkan bahwa mortar dengan kalsium klorida sebanyak 5 mengasilkan mortar dengan kuat tekan yang paling tinggi yaitu 31,75MPa pada umur 56 hari. Kuat lentur tertinggi pada penggunaan 4 kalsium klorida yaitu sebesar 4,324MPa. Penyusutan tertinggi pada penggunaan 5 kalsium klorida. Daya serap air tertinggi pada penggunaan 1 kalsium klorida yaitu sebesar 112,24 g/100cm2.

ABSTRACT
The use of recycled aggregate in the construction field has been frequently used in various countries around the world. This study aims to determine the physical and mechanical properties of mortar due to the addition of recycled fine aggregate and admixture of calcium chloride. The amount of recycled fine aggregate used is 20 of the total natural fine aggregate and the amount of calcium chloride were used that have a variety of 1 , 2 , 3 , 4 and 5 of the amount of cement used. The result showed that mortar with calcium chloride as much as 5 resulting mortar with the highest compressive strength that is 31,75MPa at age 56 days. The highest bending strength in the use of 4 calcium chloride is 4,324MPa. The highest depreciation on the use of 5 calcium chloride. The highest water absorption in the use of 1 calcium chloride is 112,24 g 100cm2."
2017
S69895
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Rahmatika Chania
"ABSTRAK
Formalin merupakan pengawet utama kadaver karena kemampuan pengawetan dan disinfektannya. Namun, sifatnya yang mudah menguap dan karsinogenik menyebabkan efek samping berbahaya yang dapat membahayakan nyawa dalam jangka panjang. Untuk itu, dibutuhkan larutan pengawet baru pengganti formalin. Studi eksperimental ini bertujuan untuk menganalisis hasil pengawetan dua jenis larutan bebas formalin (CaCl2 dan gliserin) pada otot rangka (musculus gastrocnemius) tikus Sprague-Dawley dibandingkan dengan larutan kontrol berformalin. Pengamatan dilakukan dengan melihat struktur makroskopik berupa konsistensi dan keberadaan jamur, dan struktur mikroskopik berupa persentase nekrosis dan abnormalitas struktur jaringan dalam sepuluh lapang pandang besar. Pengamatan strktur makroskopik dilakukan setiap bulan pada 6 bulan pertama dan setelah satu tahun. Pengamatan mikroskopik dilakukan pada jaringan yang diwarnai Hematoksilin-Eosin. Pengamatan struktur makroskopik menunjukkan bahwa pengawetan dengan 15% dan 20% CaCl2 kurang baik karena ketidakmampuannya untuk mempertahankan konsistensi jaringan otot, sehingga pengamatan struktur mikroskopik tidak bisa dilakukan. Pada pengawetan dengan larutan kontrol (larutan pengawet standar) dan larutan gliserin, konsistensi jaringan lebih baik, sehingga pengamatan struktur mikroskopik dapat dilakukan. Jamur ditemukan pada permukaan larutan pengawet (tidak ditemukan pada jaringan) terutama larutan CaCl2, tetapi tidak didapatkan pada larutan kontrol dan gliserin. Pengamatan struktur mikroskopik menunjukan bahwa gliserin dapat mempertahankan struktur jaringan otot. Studi ini menunjukan bahwa CaCl2 memiliki efek pengawetan yang kurang baik dibandingkan larutan kontrol berformalin, sedangkan larutan gliserin memiliki efek pengawetan sebanding dengan larutan kontrol berformalin.

ABSTRACT
Formalin has become a choice of cadaver preservative due to its preservation and disinfectant properties. However, its volatile and carcinogenic property are life threatening in long run. Therefore, new preservative technique is needed to replace formalin. This experimental study aimed to analyse the preservative effects of two formalin-free solutions (CaCl2 and glycerine) on gastrocnemius muscle of Sprague-Dawley rats. Observation was conducted by examining macroscopic structure, as in consistency and existence of fungi, and microscopic structure, as in percentage of necrotic and damaged tissue structure in ten large microscopic fields. Macroscopic structure observation was conducted every month in the first six month and after one year. Microscopic examination was conducted on tissues stained with Hematoxillin-Eosin. Macroscopic observation showed ineffective preservating ability of 15% and 20% CaCl2 due to its inability to preserve tissue consistency, therefore microscopic observation could not be conducted. Consistency of tissues were better in those preserved in control (standard preservative solution) and glycerine, allowing the proceeding microscopic observation. Fungal growth was noted and it was found to grow on the surface of solution instead of within the tissue, with more extensive fungal growth was found on CaCl2 groups compared to control and glycerine groups. Microscopic observation showed the ability of glycerine in maintaining tissue structures of skeletal muscle. This study also showed that CaCl2 has lessened efficacy compared to glycerinated solution, and the preservative ability of glycerine solution is comparable to formalin."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70447
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yustian Heri Suprapto
"Proses bio-sementasi atau yang biasa dikenal dengan MICP (Microbial Induced Calcite Precipitation) pada tanah sangat dipengaruhi oleh aktivitas enzim urease. Aktivitas urease yang tinggi, presipitasi urea dan kalsium klorida menjadi partikel kalsit juga akan meningkat. Enzim urease diperoleh dari B.subtilis dan Oceanobacillus sp. dengan nomor isolat P3BG41 dan P3BG43. Bakteri ditumbuhkan di bawah media B4 urine dan M63 dengan asam glutamat pada suhu 37oC dan pH +7 selama lima hari pengamatan. Isolat kemudian diukur harian kepadatan optik dan aktivitas urease. Bakteri dan kombinasi urea (CO(NH2)2) dan kalsium klorida (CaCl2) disuntikkan setiap hari ke dalam pasir untuk mendapatkan hasil optimum dari presipitasi kalsit. Nilai tertinggi aktivitas enzim urease terjadi pada hari kedua inkubasi. Sementara kepadatan optik berkurang pada hari kedua, kohesi tanah mencapai nilai tertinggi pada hari itu. Namun, nilai sudut gesekan pada hari kedua memiliki titik terendah dibandingkan dengan hari lainnya.

Bio-cementation process or commonly known as MICP (Microbial Induced Calcite Precipitation) on soil is strongly influenced by urease enzyme activity. High of urease activity the precipitation of urea and calcium chloride into calcite particles will also increase. The urease enzyme is obtained from B.subtilis and Oceanobacillus sp. with isolat number P3BG41 and P3BG43. The bacteria were grown under B4 urine medium and medium M63 with glutamic acid at 37oC and pH +7 for five days observation. The isolats were then daily measured its optical density and urease activity. The bacteria and combination of urea (CO(NH2)2) and calcium chloride (CaCl2) were daily injected into the sand to obtain the optimum results from the calcite precipitation. The highest value of urease enzyme activity occurs on the second day incubation. While the optical density was reduced on the second day, the soil cohesion reaches the highest value at that day. However, the friction angle value on the second day has the lowest point compared to the other day."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library