Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 579 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Perawatan payudara setelah melahirkan merupakan titik tolak keberhasilan pemberian laktasi. Banyak metode pengajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu dalam melaksanakan perawatan payudara antara lain penyuluhan dengan metode simulasi dan pemberian leaflet. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang efektivitas metode penyuluhan simulasi dibandingkan dengan leaflet terhadap tingkat kemandirian ibu dalam melaksanakan perawatan payudara, pada ibu-ibu post partum di RSCM Jakarta. Penelitian menggunakan desain deskriptif perbandingan. Pengambilan sampel dilakukan secara cross sectional dari tanggal 8 s / d 22 Mei 2001 di ruang IRANA A Lt II Kanan. Diperoleh sampel sebanyak 30 responden, yang dibedakan dalam dua kelompok yaitu : kelompok I sebanyak 15 responden yang mendapat penyuluhan tentang perawatan payudara post partum dengan metode simulasi dan kelompok II sebanyak 15 responden dengan pemberian leaflet. Data yang terkumpul dianalisa dengan statistik perbandingan dan dilakukan uji perbedaan kemaknaan dengan uji parametric Unpaired t-test. Hasil penelitian : Tidak ada perbedaan bermakna dari segi tingkat pemahaman , sikap dan tingkat kemandirlan pada ibu yang mendapat penyuluhan dengan menggunakan metode simulasi dan dengan pemberian leaflet. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji statistik unpaired t-test dimana nilai t hitung < nilai t tabel atau p > 0,05. Ada perbedaan bermakna dari segi ketrampilan pada ibu yang mendapat penyuluhan dengan menggunakan metode simulasi dan dengan pemberian leaflet. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji statistik unpaired t-test dimana nilai t hitung > nilai t tabel atau p < 0,05. Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan mengulang kembali penelitian ini dengan jumlah sampel yang besar, sampel yang spesifik, desain metodologi pre dan post test group serta tehnik pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi atau check list atau melakukan penelitian lanjutan yang berhubunean denean penelitian ini yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan metode pemberian leaflet claim melaksanakan perawatan payudara secara mandiri."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA4973
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Rahmadhanny
"Pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu bentuk perilaku kesehatan yang ada di masyarakat. ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan tanpa tambahan makanan lainnya. Cakupan ASI eksklusif di Indonesia masih rendah, termasuk kota Pekanbaru yaitu 17,59%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran ASI eksklusif dan penyebab putusnya ASI eksklusif pada ibu menyusui. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional. Sampel sebanyak 56 orang, pengambilan sampel dengan cara accidental sampling. Pengumpulan data dengan cara wawancara menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji Chi-square pada α = 0,05.
Hasil penelitian yang didapat lebih dari sebagian (62,5%) ibu tidak memberikan ASI eksklusif dan kurang dari sebagian (37,5%) ibu memberikan ASI eksklusif. Faktor penyebab putusnya ASI eksklusif yaitu kurangnya pengetahuan ibu mengenai ASI eksklusif, masih ada pengaruh tradisi/budaya di lingkungan sekitar, kurangnya peranan sumber infomasi, kurangnya dukungan dari suami/keluarga dan kader.
Diharapkan peningkatan pemberian ASI eksklusif dengan cara memberikan penyuluhan mengenai ASI eksklusif kepada keluarga, ibu hamil saat ANC, serta meningkatkan peran serta petugas kesehatan (bidan, dokter, perawat) dengan cara memberikan pelatihan mengenai manajemen laktasi.

Exclucive breastmilk is one of healthy behaviour in society. Exclusive breastmilk is feeding the baby with only breastmilk since born untill age sixth months without supply any other food. The coverage of exclusive breastmilk in Indonesia is still below, including Pekanbaru wich is 17,59%.
The research purposed is to understanding the representation of exclusive breastmilk and the caused of exclusive breastmilk drop out in nursing mother. The research mothode is quantitative research with cross sectional design. Includes 56 people as sample, the sampling mothode is used by accidental sampling. the collecting data methode used by questionnaire interview. Used Chi-square data analysis on α = 0,05.
The research result obtained more than half (62,5%) nursing mother aren't give exclusive breastmilk and less than a piece (37.5%) nursing mother give exclusive breastmilk. The causing factor of breastmilk drop out is the minimum knowledge about exclusive breastmilk, culture influence on the environtment, leck of role on information sources, lack of support from family/husband and cadres.
The Expectation on improving exclusive breastmilk by providing counseling about exclusive breastmilk to family, expectant mother when ANC, and increasing the participation from the health workers (midwives, doctors, nurses) by providing training on lactation management.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Agnes Stephanie
"Latar belakang. Reseptor estrogen β (RE β) dapat berperan dalam progresi kanker payudara sesuai teori karsinogenesis multistep. Reseptor estrogen β berperan sebagai supresor tumor dan ekspresinya menurun seiring progresifitas tumor. Atypical ductal hyperplasia (ADH) adalah lesi proliferatif intraduktal payudara yang memiliki risiko 4-5 kali menjadi karsinoma payudara. Diperlukan penanda prediktif ADH yang dapat menjadi karsinoma atau tidak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penanda potensi ganas pada lesi ADH melalui ekspresi RE β.
Bahan dan cara. Penelitian menggunakan metode potong lintang, analitik dan deskriptif. Sampel terdiri atas 24 kasus ADH tanpa karsinoma dan 24 kasus ADH yang disertai karsinoma. Dilakukan pulasan RE β dan penilaian dilakukan menggunakan H score.
Hasil. H score RE β pada ADH yang disertai karsinoma lebih rendah secara bermakna dibandingkan ADH tanpa karsinoma (p 0,006). RE β dinyatakan tinggi bila H score ≥ 229,2.
Kesimpulan. REβ potensial dijadikan penanda prediktif ADH yang akan menjadi karsinoma.

Background. Estrogen receptor β (ER β) have a role in breast cancer progression through multistep carcinogenesis. ER β is a tumor supressor and its expression decreases during the tumor progression. Atypical ductal hyperplasia (ADH) is an intraductal proliferative lesion of the breast and has 4-5 times of a risk in becoming a carcinoma. The aim of this study is to obtain a marker that can predict malignant potential in ADH through expression of ER β.
Patients and methods. This is a descriptive-analytic cross-sectional study using 24 cases of ADH without carcinoma and 24 cases of ADH with carcinoma. Estrogen receptor β status were assessed by immunohistochemistry and the H score was calculated.
Results. Estrogen receptor β H score in ADH with carcinoma is significantly lower than ADH without carcinoma (p 0,006). ER β is catagorized as high if the H score ≥ 229,2.
Conclusion. ER β can potentialy be used as a malignant predictive marker in ADH.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T33083
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Muharani Putri
"ABSTRAK
Telah dilakukan analisis citra secara kuantitatif dan kualitatif pada pesawat Siemens Mammomat Inspiration menggunakan fantom 3D mamografi yang berisi 15 lesi target (5 massa berspikula, 5 massa tanpa spikula, dan 5 grup mikrokalsifikasi) dengan ukuran yang berbeda dalam latar yang inhomogen. Variasi jenis, ukuran diameter objek, dan dosis yang diberikan berpengaruh pada analisis citra secara kualitatif -bergantung pada kemampuan mata pengamat- yang direpresentasikan sebagai percentage correctly detected (PC) dan kuantitatif - berdasarkan parameter nilai piksel, kontras, signal to noise difference ratio (SDNR), dan indeks detektabilitas (d?). Dari hubungan parameter kuantitatif dengan PC dapat ditentukan nilai ambang yang sesuai dengan PC=62.5% berdasarkan kurva psikometrik berbasis fungsi logistik. Nilai ambang yang diperoleh untuk nilai piksel, kontras, SDNR, dan d? pada massa spikula adalah 313,4±129, 4,49%±0,70%, 1,57±0,27, dan 4,19±0,66, pada massa tanpa spikula adalah 315,7±5,8, 3,24%±0,94%, 1,11±0,35, dan 3,00±0,86, sedangkan untuk mikrokalsifikasi bernilai 310,2±0,1, 5,37%±0,00%, 1,91±0,00, dan 0,15±0,00. Parameter kuantitatif yang mendekati analisa kualitatif adalah kontras (R2=0,92) untuk massa berspikula, d? untuk massa tanpa spikula (R2=0,83), dan untuk massa mikrokalsifikasi semua parameter menggambarkan PC dengan baik. PV, kontras, dan SDNR sangat bergantung pada spesifikasi sistem. Nilai d? yang merepresentasikan hasil model non prewhitening with eye filter (NPWE) yang tidak bergantung pada spesifikasi sistem, juga memiliki hubungan yang cukup dekat dengan PC dengan R2 bernilai 0,91 untuk massa berspikula, 0,83 untuk massa tanpa spikula, dan 1,00 untuk mikrokalsifikasi.Telah dilakukan analisis citra secara kuantitatif dan kualitatif pada pesawat Siemens Mammomat Inspiration menggunakan fantom 3D mamografi yang berisi 15 lesi target (5 massa berspikula, 5 massa tanpa spikula, dan 5 grup mikrokalsifikasi) dengan ukuran yang berbeda dalam latar yang inhomogen. Variasi jenis, ukuran diameter objek, dan dosis yang diberikan berpengaruh pada analisis citra secara kualitatif -bergantung pada kemampuan mata pengamat- yang direpresentasikan sebagai percentage correctly detected (PC) dan kuantitatif - berdasarkan parameter nilai piksel, kontras, signal to noise difference ratio (SDNR), dan indeks detektabilitas (d?). Dari hubungan parameter kuantitatif dengan PC dapat ditentukan nilai ambang yang sesuai dengan PC=62.5% berdasarkan kurva psikometrik berbasis fungsi logistik. Nilai ambang yang diperoleh untuk nilai piksel, kontras, SDNR, dan d? pada massa spikula adalah 313,4±129, 4,49%±0,70%, 1,57±0,27, dan 4,19±0,66, pada massa tanpa spikula adalah 315,7±5,8, 3,24%±0,94%, 1,11±0,35, dan 3,00±0,86, sedangkan untuk mikrokalsifikasi bernilai 310,2±0,1, 5,37%±0,00%, 1,91±0,00, dan 0,15±0,00. Parameter kuantitatif yang mendekati analisa kualitatif adalah kontras (R2=0,92) untuk massa berspikula, d? untuk massa tanpa spikula (R2=0,83), dan untuk massa mikrokalsifikasi semua parameter menggambarkan PC dengan baik. PV, kontras, dan SDNR sangat bergantung pada spesifikasi sistem. Nilai d? yang merepresentasikan hasil model non prewhitening with eye filter (NPWE) yang tidak bergantung pada spesifikasi sistem, juga memiliki hubungan yang cukup dekat dengan PC dengan R2 bernilai 0,91 untuk massa berspikula, 0,83 untuk massa tanpa spikula, dan 1,00 untuk mikrokalsifikasi.

ABSTRAK
Qualitative and quantitative image analysis has been carried out on SIEMENS Mammomat Inspiration mammography system using 3D structured phantom containing 15 lesion (5 spiculated masses, 5 non spiculated masses, and 5 groups of micro calcification) with different sizes in inhomogeneous background. The variations of object type, object diameter and dose given in data acquisition affect qualitative image analysis - depends on the ability of the eyes- which represented by percentage correctly detected (PC) and the quantitative parameters -pixel values, contrast, SDNR, and detectability index (d '). The relationship of quantitative parameters with PC can be specified by the threshold value which corresponding to PC = 62.5% by psychometric curve based on logistic function. The threshold value obtained for pixel value, contrast, SDNR, and d ' for spiculated masses are 313.4 ± 129, 4.49 ± 0.70%, 1.57 ± 0.27 and 4.19 ± 0.66, for non spiculated masses are 315.7 ± 5.8, 3.24 ± 0.94%, 1.11 ± 0.35 and 3.00 ± 0.86, while for micro calcifications are 310.2 ± 0, 1, 5.37 ± 0.00%, 1.91 ± 0.00 and 0.15 ± 0.00. Quantitative parameters fairly describe the qualitative analysis is contrast (R2=0.92) for spiculated masses, d? with R2=0.83 for nonspiculated mases, and for micro calcification all the parameters have good relationship with PC. PV, contrast, and SDNR depends on system specification, meanwhile d? value which obtained by NPWE model observer is system independent and has a close relationship with the PC with R2 value 0.91 for spiculated masses, 0,83 for non spiculated masses, and 1,00 for micro calcifications."
2016
S64169
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Radityo Amien
"Kanker payudara merupakan salah satu penyakit dengan prevalensi dan mortalitas yang tinggi di Indonesia. Asam galat merupakan senyawa alami yang dapat dikembangkan sebagai agen antikanker, terutama setelah dilakukan modifikasi struktur. Penelitian ini menggunakan asam galat dan 14 senyawa derivat alkil ester dan eter galat masing-masing sebanyak 20 L yang dimasukkan ke lini sel MCF-7 yang sudah ditambahkan 100 L DMEM dan diinkubasi selama 24 jam. Sampel diberikan dalam 8 variasi konsentrasi, yaitu 0,067; 0,133; 0,267; 0,533; 1,067; 2,133; 4,267; dan 8,533 g/mL. Setelah diinkubasi selama 24 jam, dilakukan uji MTT Assay dengan panjang gelombang 490 nm. Data yang diperoleh dianalisis sehingga didapatkan nilai IC50 untuk 15 senyawa yang diujikan. Hasil menunjukkan bahwa trans -2-heksenil galat, asam 4 trans -2-heksenil-oksi galat, cis -2-heksenil galat, amil galat, dan asam 4 cis -2-heksenil-oxy galat memilki nilai IC50 yang lebih rendah daripada asam galat. Dapat disimpulkan bah.wa derivat asam galat yang dimodifikasi dengan gugus alkil ester lima karbon rantai lurus, yaitu amil galat, dan derivat asam galat yang memiliki gugus alkil ester berikatan rangkap dengan konfigurasi cis atau trans, yaitu asam 4 trans -2-heksenil-oksi galat, trans -2-heksenil galat, cis -2-heksenil galat, dan asam 4 cis -2-heksenil-oxy galat, menunjukkan peningkatan aktivitas antikanker terhadap lini sel MCF-7 dibandingkan asam galat, sehingga berpotensi dikembangkan sebagai agen antikanker payudara.
Breast cancer is one of the diseases which has high prevalence and mortality in Indonesia. Gallic acid is a natural compound which can be developed as an anticancer agent, especially after undergone structural modification. The experiment was done by adding 20 L gallic acid and 14 of its derivates alkyl ester and eter of gallic acid samples to MCF 7 breast cancer cell mixed with 100 L DMEM and then incubated for 24 hours. The samples was given in 8 concentration 0,067 0,133 0,267 0,533 1,067 2,133 4,267 and 8,533 g mL. After incubated for another 24 hours, MTT Assay 490 nm was executed. The data was then analyzed to get IC50 values for each compound. The result showed that asam 4 trans 2 heksenil oksi galat, trans 2 heksenil galat, cis 2 heksenil galat, amil galat, and asam 4 cis 2 heksenil oxy galat each had lower IC50 than gallic acid. It can be concluded that gallic acid derivates modificated by 5 carbon straight chain alkyl ester amil galat and have double bond with cis trans configuration asam 4 trans 2 heksenil oksi galat, trans 2 heksenil galat, cis 2 heksenil galat, and asam 4 cis 2 heksenil oxy galat shows higher anticancer activity to MCF 7 breast cancer cell compared to gallic acid, so they can be developed as anticancer agent for breast cancer."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70339
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Priharja Putri
"Kanker payudara menempati urutan pertama dengan jumlah kasus baru 43,3 dan kematian akibat kanker 12,9 pada wanita di dunia. Lebih dari 70 pasien datang kelayanan kesehatan pada stadium kenker yang telah lanjut. Pemeriksaan Payudara Sendiri SADARI yang dilakukan setiap bulan merupakan metode deteksi dini termurah dan paling sederhana yang dapat dilakukan secara mandiri oleh wanita. Meskipun telah direkomendasikan selama bertahun-tahun, praktik BSE masih rendah. Lebih dari 80 orang tidak memahami praktik SADARI. Program ini tidak dapat dipisahkan dari literasi kesehatan. Teori Health Belief Model dianggap sesuai untuk melihat mengapa beberapa orang memilih untuk tidak melakukan SADARI. Penelitian ini untuk melihat asosiasi literasi kesehatan dan Health Belief Model dengan praktik SADARI, menggunakan desain cross-sectional dengan sampel 251 mahasiswa S1 Reguler dari Universitas Indonesia angkatan 2018/2019. Hasil yang diperoleh 156 mahasiswi 62,2 melakukan SADARI, 66,9 mahasiswi pernah mendapakan informasi terkait SADARI, mempunyai pengetahuan sedang 66,41, mempunyai persepsi keseriusan tinggi terhadap kanker payudara 66,66 dan persepsi rentan terkena kanker payudara yang rendah 48,00, mempunyai manfaat tinggi pada SADARI 80,00 dan hambatan tinggi untuk melakukan SADARI 80,00, mempunyai kemampuan melakukan SADARI rendah 51,37, dan mempunyai literasi kesehatan tinggi 76,63. Persepsi terhadap kemampuan diri melakukan SADARI mempunyai hubungan bermakna dengan praktik SADARI p = 0,000; OR=10; 95 CI 3,695-25,563 setelah dikontrol oleh rumpun ilmu, keterpaparan informasi, dan pengetahuan. Literasi kesehatan mempunyai hubungan yang bermakna dengan praktik SADARI p =0,000; OR=17; 95 CI 5,452-52,211 setelah dikontrol oleh rumpun ilmu, sumber informasi, dan pengetahuan.

Breast cancer ranks first with the number of new cases 43.3 and cancer deaths 12.9 in women in the world. More than 70 of patients come to health care at an advanced cancer stage. Breast Self Examination BSE carried out every month is the cheapest and simplest early detection method that can be done independently by women. Although it has been recommended for many years, the practice of BSE is still low. More than 80 of people do not understand the practice of BSE. This program cannot be separated from health literacy. The Health Belief Model theory is considered appropriate to see why some people choose not to do BSE. This study looked at the health literacy association and Health Belief Model with BSE practice, using a cross-sectional design with a sample of
251 regular bachelor students from the Universitas Indoenesia 2018/2019 class. The results obtained by 156 female students 62.2 did BSE, 66.9 of students had obtained BSE-related information, had moderate knowledge 66.41, had a high perception of seriousness towards breast cancer 66.66 and perceptions were susceptible to low breast cancer 48.00, has high benefits on BSE 80.00 and high barriers to doing BSE 80.00, has the ability to do low BSE 51.37, and has high health literacy 76 , 63. Perceptions of the ability to do BSE have a significant relationship with BSE practice p = 0,000; OR = 10; 95 CI 3,695-25,563 after being controlled by science groups, sources of information, and knowledge. Health literacy has a meaningful relationship with BSE practice p=0,000; OR=17; 95 CI 5,452-52,211 after being controlled by scienceclusters, information sources, and knowledge.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53853
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatiadis, Michail
"This important book provides up-to-date information on a series of topical issues relating to the approach to minimal residual disease in breast cancer patients. It first explains how the study of minimal residual disease and circulating and disseminated tumor cells (CTCs/DTCs) can assist in the understanding of breast cancer metastasis. A series of chapters then discuss the various technologies available for the detection and characterization of CTCs and DTCs, pinpointing their merits and limitations. Detailed consideration is given to the relevance of CTCs and DTCs, and their detection, to clinical research and practice. The role of other blood-based biomarkers is also addressed, and the closing chapters debate the challenges facing drug and biomarker co-development and the use of CTCs for companion diagnostic development. This book will be of interest and assistance to all who are engaged in the modern management of breast cancer."
Berlin : Springer, 2012
e20426191
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
New Delhi: Vikas Publishing House , 1983
616.994 TEX
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Asmijati
"Untuk mendapatkan gizi yang baik pada bayi baru lahir, ibu harus segera menyusui bayinya karena ASI sangat berperan penting untuk mempertahankan kelangsungan hidup bayi. Oleh karena itu, bayi yang berurnur 0-4 bulan dianjurkan hanya diberi ASI tanpa pengganti ASI ataupun makanan pendamping.
Berdasarkan laporan Profil Kesehatan di Tangerang target pemberian ASI eksklusif 47% pada tahun 2000. Mengingat pentingnya pemberian ASI eksklusif dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka perlu adanya usaha yang keras melalui penyuluhan-penyuluhan pada masyarakat luas.Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tiga Raksa Dati II Tangerang pads tahun 2000.
Adapun rancangan penelitian ini menggunakan Cross Sectional dengan populasi ibu-ibu yang melahirkan bayi hidup dalam kurun waktu bulan Maret s/d Desember 2000 yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Tiga Raksa Tangerang.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara langsung, kemudian diolah secara statistik dengan teknik analisis Chi Square dan Multiple Regression Logistic. Dari analisis bivariat diketahui ada 2 variabel yang mempunyai hubungan yang bennakna dengan pemberian ASI eksklusif yaitu variabel dukungan petugas dan dukungan keluarga atau masyarakat. Variabel pengetahuan, pekerjaan pokok, sikap, kemampuan petugas, dukungan petugas, dan dukungan keluargalmasyarakat masuk dalam model karena p value < 0,25.
Analisis multivariat dengari Regresi Logistik diketahui bahwa pengetahuan dan dukungan keluargalmasyarakat merupakan variabel yang berhubungan dalam pemberian ASI eksklusif. Sedangkan pengetahuan merupakan vanabel paling berhubungan: pemberian ASI eksklusif dengan Odds Ratio terbesar yaitu 6,7941 (CI 95%1,2955--35,6309) yang berarti ibu berpengetahuan balk kemungkinan memberikan ASI eksklusif 6,7941 kali lebih besar daripada ibu dengan pengetahuan kurang."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T579
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristina
"Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan pemberian ASI eksklusif sebesar 53,7% pada tahun 1991, 47,3% tahun 1994, dan 52,2% tahun 1997. Pemberian ASI eksklusif berdasarkan hasil analisis data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) adalah 63,2% tahun 1995 dan 72,1% tahun 1998. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif 0 sampai 4 bulan di Indonesia berdasarkan data Kor Susenas 2001.
Rancangan penelitian adalah survei dengan menganalisis data sekunder, data Kor Susenas 2001. Susenas merupakan survei rumah tangga yang diselenggarakan setiap tahun oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Populasi penelitian adalah bayi yang berumur 0 sampai 4 bulan dan yang menjadi sampel dan penelitian ini adalah seluruh populasi, sebanyak 4.610 bayi.
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan cara univariat, bivanat dan multivariate dengan menggunakan program SPSS 10.
Hasil penelitian menunjukkan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0 sampai 4 bulan adalah 34,6% dan tidak eksklusif adalah 65,4%. Berdasarkan kelompok umur pemberian ASI eksklusif paling tinggi pada kelompok umur <1 bulan yaitu 43,2%. Hasil tersebut masih jauh di bawah target nasional yaitu pemberian ASI eksklusif sebesar 80% pada tahun 2000. Faktor yang berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif adalah kegiatan ibu, keluarga berencana, pendidikan suami dan pengeluaran makan keluarga dalam sebulan sedangkan variabel umur ibu, pendidikan ibu, tempat tinggal, baca/tulis huruf latin, jumlah paritas, penolong persalinan terakhir tidak berpengaruh dengan pemberian ASI eksklusif.
Tidak ada interaksi antara kegiatan ibu, keluarga berencana, pendidikan suami dan pengeluaran makan keluarga dalam bulan. Ibu yang mempunyai kegiatan utama mengurus rumah tangga berpeluang 1,552 kali memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan yang bekerja di luar rumah; ibu yang tidak memakai alat keluarga berencana berpeluang 1,513 kali memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan yang memakai alat KB; ibu yang mempunyai suami pendidikan tamat SMU-S2/S3 berpeluang 1,321 kali memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan yang mempunyai suami tidak sekolah-SMP; dan ibu yang pengeluaran makan keluarga dalam sebulan lebih dari 60% berpeluang 1,367 kali memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan yang pengeluaran makan keluarga sebulan kurang atau sama dengan 60%.

Exclusive Breastfeeding among Infants 0 To 4 Months Old and Its Influencing Factors In Indonesia (Data Analysis on Susenas 2001 Core Data)The Indonesian Demographic and Health Survey (SDKI) showed the prevalence of exclusive breastfeeding of 53.7% in 1991, 47.3% in 1994, and 52.2% in 1997. Based on data analysis on Susenas data, prevalence of exclusive breastfeeding were 63,2% in 1995 and 72.1% in 1998. The aim of this study is to investigate factors influencing exclusive breastfeeding 0-4 months in Indonesia based on Susenas 2001 core data.
Design of this study is survey that is Susenas 2001 core data. Susenas is a household survey conducted yearly by Central Bureau of Statistics (BPS). Population of this study is infant age 0 to 4 months old and the whole population, that is 4610 infants, served as sample in this study. Data analysis was conducted by univariate, bivariates, and multivariates employing SPSS 10.0 software.
The study shows that prevalence of exclusive breastfeeding among infant age 0 to 4 months old was 34.6% and 65.4% of infant was not exclusively breastfed. Based on age group, the highest prevalence was found for age group < 1 months old, that is 43.2%. This is still far from national target of 80% in 2000.
The most influencing factor for exclusive breastfeeding were mother's activity, family planning participation, husband's education, and family monthly expenditure for food, while mother's age, mother's education, location, literacy, parity, and delivery attendant were not influencing exclusive breastfeeding (p>0.05). No interaction was found between mother's activity, family planning participation, husband's education, and family monthly food expenditure. Mothers with main activity of household chore were 1.552 times higher chance to provide exclusive breastfeeding compared to those who work outside house; mothers who did not participate in family planning were 1.513 times higher chance to provide exclusive breastfeeding compared to those who participate; mothers with husband finished high school-university graduates were 1.321 times higher to provide exclusive breastfeeding compared to those with husband not going to school junior high school; and mothers with monthly food expenditure more than 60% were 1.367 times higher chance to provide exclusive breastfeeding compared to those with expenditure equal or less than 60%."
2003
T 3787
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>