Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
New York: Academic Press , 1983
612.118 BLO (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
DeSousa, Maria
Chichester: John Wiley & Sons, 1981
611.018 5 Des l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Hendra
"Latar Belakang. Remodeling ventrikel bermanifestasi klinis berupa perubahan ukuran, bentuk dan fungsi ventrikel. Remodeling ventrikel pasca infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMAEST) berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas. Dalam keadaan IMAEST, munculnya sirkulasi kolateral koroner (SKK) sebelum tindakan intervensi koroner perkutan primer (IKPP) memberikan tenggang waktu yang lebih lama bagi miokardium untuk mendapat aliran yang cukup sampai tindakan reperfusi dilakukan. Penelitian-penelitian terdahulu pada pasien IMAEST telah menunjukkan bahwa aliran SKK yang baik sebelum tindakan reperfusi terbukti berhubungan dengan remodeling ventrikel yang lebih baik.
Metode. Studi prospektif ini melibatkan 33 pasien IMAEST yang menjalani IKPP di Pusat Jantung Nasional Harapan Kita (PJNHK) selama periode November 2012 ? April 2013. Pasien penelitian diambil secara konsekutif dan dikelompokkan menjadi grup nonkolateral (Rentrop 0 atau 1) dan grup kolateral (Rentrop 2 atau 3). Pasien menjalani pencitraan resonansi magnetik jantung (RMJ) pada minggu pertama dan minggu ke-6 pasca IMAEST.
Hasil. Dalam studi ini 29 pasien mengikuti penelitian sampai selesai. Dari analisa didapatkan nilai left ventricle end diastolic volume (LVEDV) yang lebih kecil pada grup kolateral dibandingkan dengan grup nonkolateral dengan perbedaan sebesar 23,8% (CI:6,6 - 41,1; p=0,008).
Kesimpulan. Sirkulasi kolateral koroner berperan dalam mengurangi proses remodeling ventrikel kiri fase awal pada pasien IMAEST yang menjalani tindakan IKPP yang berhasil.

Background. Ventricle remodeling manifested clinically as changes in size, shape and function of the heart. Ventricle remodeling after ST-segment elevation myocardial infarction (STEMI) is associated with morbidity and mortality rate. In STEMI patients, the presence of coronary collateral prior to primary percutaneous coronary intervention (PPCI) maintains blood flow to the myocardium. Previous studies have shown protective effect of coronary collateral in prevent worsening ventricle remodeling.
Method. This prospective study consists of 33 STEMI patients who underwent PPCI between November 2012 until April 2013 at National Cardiovascular Center Harapan Kita (NCCHK) Jakarta. The patients were taken consecutively and grouped into noncollateral group (Rentrop 0 or 1) and collateral group (Rentrop 2 or 3). The patients underwent cardiac magnetic resonance evaluation in the first and sixth week after onset of STEMI.
Results. Twenty nine patients completed this study. Coronary collateral were associated with better early left ventricle remodeling, with smaller left ventricle end-diastolic volume (LVEDV) in collateral group compared to noncollateral group, with a difference of 23,8% (CI: 6,6 ? 41,1; p=0,008).
Conclusion. Coronary collateral circulation in STEMI was proved to prevent adverse early left ventricle remodeling.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Audrey Darmadi
"Latar Belakang: Retinoblastoma adalah keganasan intraokular paling sering dan juga salah satu tumor padat tersering pada anak-anak. Di negara berkembang dimana terdapat perawatan dan deteksi dini yang baik, prognosis umumnya baik dengan tingkat kesintasan tinggi. Sayangnya, di negara berkembang termasuk Indonesia diagnosis umumnya tertunda dan kesintasan masih rendah. Hitung darah lengkap merupakan uji yang secara relative mudah dan murah serta dikatakan dapat memberikan informasi prognostik yang bernilai dan membantu menilai kesintasan pada berbagai jenis kanker. Namun, studi mengenai hal tersebut masih sangat sedikit pada kasus retinoblastoma.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara profil darah tepi pada presentasi awal dan kesintasan pada retinoblastoma.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang retrospektif dengan cara mengumpulkan rekam medis pasien retinoblastoma yang didiagnosis sejak Januari 2011 sampai Desember 2013 di Rumah Sakit Ibu dan Anak Cipto Mangunkusumo 'Kiara'. Demografi dan profil klinis pasien dikumpulkan dan keluaran dikategorikan menjadi event mati dan censored tidak mati . Analisis kesintasan dilakukan menggunakan metode Kaplan Meier dengan SPSS.
Hasil: Analsis survival dengan metode Kaplan-Meier dan log-rank test menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antar kesintasan pasien, baik berdasarkan status hemoglobin p=0,219 , status leukosit p=0,903 , dan status trombosit p=0,649 sebelum menerima terapi sistemik. Namun demikian, terlihat ada trend kesintasan.

Background: Retinoblastoma is the most common intraocular malignancy and is also one of the most common solid tumors in children. In developed countries where treatment is good and early detection is available, the prognosis and survival is good. Unfortunately, in developing countries including Indonesia diagnosis is still often delayed and survival is still low. Complete blood count as a relatively accessible and affordable test has been studied to provide valuable prognostic information and help in assessing the survival in various types of cancers. However, such studies is still very limited in retinoblastoma cases.
Objectives: This study aims to identify the relation between peripheral blood profile on first presentation and survival in retinoblastoma.
Methods: This study uses retrospective cross sectional study design by collecting medical records of retinoblastoma patients diagnosed from January 2011 to December 2013 in Cipto Mangunkusumo Children and Maternal Hospital 'Kiara'. The demography and clinical profile of patients is collected and outcome is categorized into event dead and censored not dead. Survival analysis is done using Kaplan Meier with SPSS.
Results: Survival analysis using Kaplan Meier method and log rank test shows no significant difference in survival between patients, either according to hemoglobin status p 0,219 , leukocyte status p 0,903 , and thrombocyte status p 0,649 before receiving systemic therapy. Nevertheless, there seem to be a trend of lower mean survival in group with abnormal Hb and leukocyte, although such relation is not seen in thrombocyte.Conclusion Although there is no significant relation, there seem to be a trend in which patients with worse peripheral blood profile has worse survival.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Alfa Fauziah
"Gangguan rasa nyaman adalah perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial. Perawat perlu menggunakan beberapa metode dalam mengurangi ketidaknyamanan anak saat di rumah sakit agar tidak memberikan dampak negatif dan trauma dimasa yang akan datang. Tujuan karya tulis ilmiah ini adalah untuk menganalisis penerapan Teori Comfort Kolcaba dalam proses asuhan keperawatan pada anak dengan masalah gangguan rasa nayaman. Metode karya ilmiah ini adalah studi kasus. Terdapat lima kasus anak di ruang IGD anak zona kuning yang diberikan asuhan keperawatan dengan pendekatan Teori Comfort Kolcaba. Aplikasi Comfort Kolcaba membagi tingkat kenyamanan dalam empat konteks yaitu kenyamanan fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosiokultural. Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah berdasarkan pendekatan berbasis bukti seperti distraksi, modifikasi lingkungan dan keterlibatan keluarga untuk meningkatkan kenyamanan anak. Penggunaan skerem bermotif kartun terbukti kurang efektif dalam menurunkan kecemasan anak saat dilakukan prosedur penusukan vena.

Comfort disorders is feeling less happy, relieved, and perfect in physical, psychospiritual, environmental, and social dimensions. Nurses need to use several ways to reduce the child's discomfort while in hospital so that it does not have a negative impact and trauma in the future. The purpose of scientific writing is to analyze the application of Kolcaba's Comfort Theory in the nursing care process for children with comfort problems. The method of this scientific work is a case study. There are five cases of children in the yellow zone children's ER who were given nursing care with the Kolcaba Comfort Theory approach. The Comfort Kolcaba application divides the comfort level into four contexts: physical comfort, psychospiritual, environmental, and socio-cultural. Nursing interventions that are carried out are based on evidence-based approaches such as distraction, environmental modification, and family involvement to increase child comfort. The use of cartoon-patterned series proved to be less effective in reducing children's anxiety during the venipuncture procedure."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library