Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jihan Namirah
"Minyak biji jintan hitam merupakan minyak yang berasal dari hasil ekstraksi biji tanaman Nigella sativa L. yang kaya akan aktivitas farmakologi yang berasal dari komponen bioaktif utamanya yaitu timokuinon. Aroma menyengat serta rasa yang kurang enak merupakan salah satu faktor kurang nyamannya minyak ini dikonsumsi secara oral. Untuk membuat minyak tersebut nyaman dikonsumsi secara oral, maka pada penelitian ini dilakukan modifikasi minyak sebagai emulsi dengan menambahkan sukrosa palmitat sebagai emulgator oral serta mengevaluasi secara fisik dan kimia dari kestabilan emulsi. Kestabilan emulsi diperoleh dari penggunaan 3% sukrosa palmitat dengan konsentrasi minyak sebesar 5% (F1) dan 7,5% (F2) yang telihat dari penampilan fisik yang menunjukkan tidak terjadinya pemisahan fase selama penyimpanan, cycling test dan uji sentrifugasi. Formulasi F1 memiliki kestabilan fisik yang lebih baik daripada formulasi F2. Uji hedonik pada 30 panelis menunjukkan bahwa kedua formulasi diterima. Formulasi F1 (mean = 3,1667) lebih diterima daripada formulasi F2 (mean = 3,) dari skala hedonik pada rentang 1-5. Nilai signifikansi (P < 0,05) menunjukkan bahwa formulasi emulsi berbeda nyata dengan minyak biji jintan hitam, dan dinyatakan mampu menutupi aroma serta rasa dari minyak biji jintan hitam. Penurunan pH terjadi selama 12 minggu penyimpanan. Formulasi dengan konsentrasi minyak 5% memiliki kestabilan fisik yang lebih baik dan pada penetapan kadar, komponen bioaktif timokuinon dalam minyak mengalami sedikit penurunan kadar setelah di formulasi, dan mengalami penurunan kadar secara drastis setelah 60 hari penyimpanan. Dapat disimpulkan bahwa formulasi F1 lebih baik daripada formulasi F2.

Black cumin seed oil is one of vegetable oil that was extracted from the seed of Nigella sativa L. plant. Its bioactive component, thymoquinones, has a wide pharmacological activity such as antioxidant and antiinflamatory. Its smell and bitter taste make it so uneasy to consume it directly in its original form. A modification was made to make this oil more comfortable to consume. An emulsion based on this oil using orally safe surfactant, sucrose palmitate, was inspected. Its physical and chemical stability was evaluated. A 3% concentration of sucrose palmitate was used to emulsify 5% (F1) and 7,5% (F2) black cumin seed oil, and were studied to be stable with no phase seperation during storage, cycling test, and centrifugation test judging from their physical appearance. Hedonic test was applied to 30 panelists, and it showed that both formulation was accepted. The F1 formula (mean = 3,1667) is more accepted than the F2 formula (mean = 3) of 1-5 hedonic scale, with the significance score (P) valued less than 0,05 and considered to be significantly different from its origin form. The pH value of each formulation degraded during 12 weeks of storage. The formula of 5% oil (F1) has a better physical stability, and Its bioactive component, thymoquinone, showed small degradation after being formulated but it showed a rapid degradation during 60 days of storage due to its instability in a solution. In conclusion, the F1 formula was better than the F2 formula."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Dari tahun ke tahun, terdapat kecenderungan peningkatan prevalensi kasus penyakit demam tifoid yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Telah banyak dilaporkan hasil penelitian mengenai aktivitas antibiotik untuk menangani infeksi S. typhi yang sudah tidak sensitif. Oleh karena itu diperlukan tatalaksana alternatif untuk infeksi S. typhi. Di berbagai negara, Nigella sativa Linn. dipercaya oleh masyarakat untuk mengobati berbagai macam penyakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi ekstrak Nigella sativa Linn. sebagai antibakteri Salmonella typhi. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dengan desain eksperimental secara in vitro pada agar nutrisi menggunakan metode difusi cara sumuran. Nigella sativa Linn. diuji potensinya sebagai antibakteri dalam bentuk ekstrak dengan pelarut metanol pada konsentrasi 1000 mg/mL, 500 mg/mL, 250 mg/mL, 125 mg/mL, dan 62,5 mg/mL sebanyak empat kali pengulangan, serta diukur dalam bentuk zona hambat yang dibandingkan dengan larutan antibiotik siproflokasasin konsentrasi 5 μg/mL sebagai kontrol positif dan akuades sebagai kontrol negatif. Penelitian menunjukan bahwa ekstrak Nigella sativa Linn. tidak berpotensi sebagai antibakteri Salmonella typhi., There is a trend of increasing prevalence of typhoid fever cases caused by Salmonella typhi. It has been widely reported, some research results on the activity of antibiotics to deal with S. typhi infections that are not sensitive. Therefore, we need an alternative for the treatment of S. typhi infection. In many countries, Nigella sativa Linn. is trusted by the community to treat various diseases. The purpose of this study was to determine the potential of Nigella sativa Linn. extract as an antibacterial agent for Salmonella typhi. The study was conducted at the Laboratory of Clinical Microbiology, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia with experimental design, in vitro on nutrient agar using well diffusion method. The potential of Nigella sativa Linn. was tested in the form of extract with methanol at a concentration of 1000 mg/mL, 500 mg/mL, 250 mg/mL, 125 mg/mL, and 62.5 mg/mL, four times repetition, and measured in terms of inhibition zone that were compared to antibiotic ciprofloxacin solution at a concentration of 5 mg/mL as a positive control and to distilled water as a negative control. The experiment showed that the extract of Nigella sativa Linn. has no potential as an antibacterial agent for Salmonella typhi.]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Vizzi Alvi Fitrah
"Penyakit yang disebabkan oleh infeksi merupakan penyebab kematian tertinggi nomor dua di Indonesia. Staphylococcus aureus (S. aureus) adalah salah satu patogen tersering yang dapat menyebabkan penyakit infeksi. Resistensi terhadap antibiotik untuk mengobati S. aureus adalah masalah yang perlu dicari solusinya. Salah satu alternatif yang digunakan sebagai pengobatan adalah ekstrak Nigella sativa Linn. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antimikroba dari ekstrak Nigella sativa Linn.terhadap bakteri S. aureus. Ekstrak Nigella sativa Linn. diekstrak dari bijinya menggunakan pelarut metanol di Laboratorium Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan kemudian disiapkan dalam lima konsentrasi berbeda, yaitu 1000 mg/mL, 500 mg/mL, 250 mg/mL, 125 mg/mL, dan 62,5 mg/mL. Masing-masing ekstrak kemudian diuji secara in vitro dengan cara sumuran dan dibandingkan dengan kontrol positif antibiotik siprofloksasin 1 mg/mL dan kontrol negatif akuades. Pengujian dilakukan sebanyak dua kali dengan pengulangan masing-masing sebanyak empat kali di Laboratorium Mikrobiologi Klinik FKUI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak Nigella sativa Linn. tidak memiliki efek antibakteri terhadap S. aureus. Faktor yang dapat memengaruhi hasil penelitian diantaranya adalah sifat bahan dasar, pelarut ekstrak, serta pemilihan metode uji.

Infectious disease is the second cause of death in Indonesia. Staphylococcus aureus (S. aureus) is one of the most pathogen that can cause those diseases. The resistance of antibiotic to treat S. aureus is a problem that needs to be resolved. The alternative treatment which can be used is Nigella sativa Linn.’s extract. This research aimed to find out the antimicrobial effect of Nigella sativa Linn.’s extract against S. aureus. Nigella sativa Linn.’s extract was extracted from the seeds using methanol in the Pharmacy Laboratory of Faculty of Medicine Universitas Indonesia (FMUI). The extract then prepared in five different concentrations : 1000 mg/mL, 500 mg/mL, 250 mg/mL, 125 mg/mL, and 62,5 mg/mL. Each extract was tested in vitro using agar well plate method and compared with ciprofloxacin 1 mg/mL as positive control and aquadest as negative control. The experiment was done twice with each repetition as much as four times in Clinical Microbiology Laboratory of FMUI. The result showed that Nigella sativa Linn.’s extract does not have antimicrobial effect against S. aureus. Some factors that may affected the result were characteristic of the seeds, solvent extract, and the test method."
2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Trecy
"Penderita diabetes melitus terus meningkat di Indonesia. Diabetes melitus dapat menyebabkan komplikasi dan kerusakan berbagai organ tubuh lainnya. Dalam rangka mengontrol kadar gula darah pada penderita DM diperlukan diet khusus. Penderita diabetes melitus dianjurkan untuk mengonsumsi makanan selingan diantara waktu makan. Salah satu makanan selingan yang populer di masyarakat adalah cookies. Namun, cookies yang beredar di masyarakat mayoritas menggunakan bahan dasar seperti tepung terigu, telur, susu, mentega, dan gula sederhana yang kurang dianjurkan bagi penderita diabetes melitus. Di samping itu, bahan pangan seperti sorgum dan kacang merah yang memiliki indeks glikemik yang rendah sehingga dapat dijadikan alternatif bahan pangan untuk pembuatan cookies. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk cookies yang dapat dijadikan makanan selingan bagi penderita diabetes melitus menggunakan bahan dasar tepung sorgum dan kacang merah serta penambahan rempah yang memiliki efek antidiabetik yakni jintan hitam. Adapun formulasi yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan oleh perbandingan jumlah tepung sorgum dan kacang merah yang digunakan, yaitu R1 1:3; R2 2:2; dan R3 3:1, selain itu terdapat R4 sebagai formulasi kontrol dengan formulasi yang dibuat seperti cookies konvensional yang umum beredar di masyarakat. Uji hedonik dilakukan di Laboratorium Gizi FKM UI pada bulan April 2024. Uji tersebut dilakukan kepada 30 orang panelis tidak terlatih yakni karyawan FKM UI. Hasil penelitian menunjukkan cookies yang paling disukai oleh panelis adalah cookies R2 dengan rata-rata nilai kesukaan tertinggi dibandingkan formulasi lainnya yaitu sebesar 3.80. Kandungan gizi setiap satu takaran saji cookies R2, yaitu energi sebesar 191,4 kkal, 24,6 g karbohidrat, 5,6 g protein, 7,8 g lemak, dan 2,7 g jintan hitam. Biaya produksi satu takaran saji cookies formulasi R2 adalah sebesar Rp3.705.

Patients with diabetes mellitus have increased in Indonesia. Diabetes mellitus can cause complications and damage to various organs. In order to control blood sugar levels in people with DM, a special diet is needed. Patients with diabetes mellitus are encouraged to consume snacks between meals. One of the popular snack in the community is cookies. However, cookies circulating in the community mostly use basic ingredients such as wheat flour, eggs, milk, butter, and simple sugar which are not recommended for people with diabetes mellitus. In addition, food ingredients such as sorghum and red beans have a low glycemic index so that they can be used as alternative food ingredients for making cookies. This study aims to develop a cookies product that can be used as a snack for people with diabetes mellitus using the basic ingredients of sorghum flour and red beans and the addition of spices that have antidiabetic effects, namely black cumin. The formulations used in this study are distinguished by the ratio of the amount of sorghum flour and red beans used, namely R1 1:3; R2 2:2; and R3 3:1, besides that there is R4 as a control formulation with formulations made like conventional cookies commonly circulated in the community. The hedonic test was conducted at the Nutrition Laboratory of FKM UI in April 2024. The test was conducted on 30 untrained panelists, FKM UI employees. The results of the study showed that R2 cookies is most selected by panelist with the highest average score of 3,80. The nutritional content of each serving size of R2 cookies, energy of 191,4 kcal, 24,6 g carbohydrate, 5,6 g protein, 7,8 g fat, and 2,7 g black cumin. The production cost of one serving size of cookies formulation R2 is Rp3,705."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library