Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Henda Gandamanah
"ABSTRAK
Angka Kematian Bayi yang tinggi di Kabupaten Bandung mendorong Save the Children melalui Program SELARAS (Sederhana Berdampak Luar Biasa) menjalankan aktivitas Pemasaran Sosial di Kecamatan Kertasari. Program SELARAS melibatkan masyarakat lokal dalam berbagai kegiatan kampanye untuk menambah pengetahuan dan melakukan perubahan prilaku masyarakat yang dapat mengurangi resiko kematian bayi. Berbagai bentuk kegiatan pemasaran sosial seperti sosialisasi melalui konseling hingga kampanye mobilisasi massa telah dilakukan melalui media komunikasi.
Tesis ini membahas sejauh mana Pemasaran Sosial dapat mempengaruhi prilaku masyarakat, mengetahui tantangan dan dukungan ketika menjalankan aktivitas pemasaran sosial dan upaya lebih lanjut yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan program. Setelah satu tahun menjalankan aktivitas pemasaran sosial, terdapat beberapa hasil yang telah dicapai, seperti angka persalinan di tenaga kesehatan meningkat dan menciptakan kemitraan bidan dan paraji.

ABSTRACT
Save the Children through SELARAS Program Simple with Tremendous Impact create the social marketing activities in Kertasari Sub District to response the high number of infant mortality rate SELARAS involving local communities in various campaigns to increase knowledge and change people s behavior that can reduce the risk of infant mortality Various social marketing activities such as counseling to community mobilization has been done through various media communication.
This Thesis discusses how social marketing can affect people behavior knowing the challenges and support and further attempts to do to achieve the program objectives After one year running the social marketing activity there are some results that have been achieved such as increasing the number of deliveries in health facility and creating partnerships between midwife and traditional birth attendance.
"
2015
T45485
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Diyah Patni
"Salah satu akibat dari pandemi Covid-19 adalah meningkatnya angka kemiskinan dan jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Jakarta salah satunya adalah anak jalanan. Kondisi mereka yang bebas menyebabkan mereka lebih rentan terhadap perilaku seksual yang berisiko. Hal tersebut dapat meningkatkan jumlah angka penyebaran IMS, HIV kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi yang tidak aman. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual berisiko pada anak jalanan di rumah singgah X wilayah Jakarta Utara. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional yang dilakukan di rumah singgah X wilayah Jakarta Utara. Data dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner kepada 130 anak jalanan yang ada di rumah singgah X wilayah Jakarta Utara. Data dianalisis menggunakan uji regresi logistic sederhana dan regeresi logistic ganda. Hasil penelitian menemukan 22.3% anak jalanan memiliki perilaku seksual berisiko yaitu pernah melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Variabel keterpaparan media pornografi (p=0.040) dan peran teman sebaya (p=0.041) dengan pvalue <0.05 dinyatakan berhubungan signifikan dengan perilaku seksual berisiko pada anak jalanan. Keterpaparan media pornografi menjadi variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi perilaku seksual berisiko pada anak jalanan. Kolaborasi antar berbagai Lembaga terkait dalam menjalankan atau mengembangkan program terkait kesehatan reproduksi pada anak jalanan dapat meningkatkan pengetahuan terhadap pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan meningkatkan kesadaran, sehingga dapat mengurangi perilaku seksual berisiko pada anak jalanan.

One of the consequences of the Covid-19 pandemic is the increasing number of poverty and the number of PMKS in Jakarta, one of which is street children. Their free condition makes them more susceptible to risky sexual behavior. This colud increase the number of spread of STIs, HIV, unwanted pregnancies and unsafe abortions. The purpose of this study was to determine the factors associated with risky sexual behavior in street children in the X halfway house in North Jakarta. This research is a quantitative study with a cross sectional design which was carried out at the X halfway house in North Jakarta. Data was collected by filling out questionnaires to 130 street children in the X shelter in North Jakarta. Data were analyzed using simple logistic regression and multiple logistic regression. The results of the study found that 22.3% of street children had risky sexual behavior, namely having had sexual relations before marriage. The variabels of pornographic media exposure (p=0.040) and the role of peers (p=0.041) with p-value <0.05 were stated to be significantly related to risky sexual behavior in street children. Exposure to pornographic media is the most dominant variabel in influencing risky sexual behavior in street children. Collaboration between various related institutions in running or developing programs related to reproductive health in street children can increase knowledge about the importance of maintaining reproductive health and increase awareness, so as to reduce risky sexual behavior in street children."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Normawati Wahid
"ABSTRAK
Budaya yang dianut oleh orang tua dan masyarakat dapat mempengaruhi asupan nutrisi pada anak terkhusus pada periode 1000 HPK. Penelitian kualitatif etnografi deskriptif ini bertujuan untuk mengeksplorasi budaya pemberian makan pada anak suku Bugis usia 0-23 bulan. Observasi dan FGD dilakukan pada 22 informan pengasuh utama,wawancara mendalam pada tokoh adat, kader dan bidan desa. Analisis data dengan analisis tematik pendekatan etnhonursing, menghasilkan tujuh tema yaitu larangan membawa bayi keluar rumah sebelum tradisi turun tanah, memberikan kopi pada bayi yang baru lahir, memberikan makan manis, memilih pisang sebagai makanan pertama, memilih orang yang dianggap baik untuk memberikan suapan pertama, menunda pemberian makanan sumber hewani sebelum usia diatas satu tahun, dan memberi peong dan telur saat anak mulai berjalan. Aspek budaya merupakan salah satu aspek yang memiliki pengaruh besar dalam pemberian makan pada anak. Oleh karena itu, dalam membuat perencanaan tindakan pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan terkhusus perawat anak harus mempertimbangkan aspek budaya. Namun tetap memperhatikan kesesuaian praktik budaya tersebut dengan teori keperawatan.

ABSTRACT
Parents rsquo beliefs and cultures may affect nutritional intake in children especially during first 1000 days of life. A qualitative research using descriptive ethnography which aimed to explore parents rsquo feeding practice on children aged 0 23 months was conducted in Bugis culture. Observations and FGDs were conducted on 22 primary caregiver as informant, as well as in depth interviews with a traditional leader, cadres and a village midwife. Data analysis using ethno nursing thematic analysis was applied and resulted in seven themes the prohibition of bringing the baby out of the house before turun tanah, giving coffee to the newborn, feeding the banana as the first food, choosing the person who is considered good to give the first bribe, postpone animal feeding before the age of one year, and give peong and eggs as the child begins to walk. Cultural aspect is one aspect that has a great influence in feeding on children. Therefore, in communicating and making health care action plans, a special health care provider should take into account cultural aspects however still consider the perspective of health. "
2018
T50894
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nilovar Zalsabillah
"Seiring bertambahnya usia, kemampuan anak untuk melakukan perilaku berbohong cenderung meningkat. Salah satu motif yang menyebabkan anak berbohong adalah untuk melindungi perasaan orang yang disayang oleh anak. Perilaku berbohong ini disebut dengan prosocial lying. Prosocial lying adalah perilaku berbohong yang memiliki motif menguntungkan bagi orang lain, perilaku ini memiliki fungsi sosial dalam interaksi sehari-hari. Kemampuan berbohong menjadi salah satu indikasi perkembangan sosial dan moral pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran empati terhadap perilaku prosocial lying pada anak usia 7-11 tahun. Penelitian ini juga menguji peran faktor lain seperti semantic leakage control dan usia terhadap perilaku prosocial lying. Semantic leakage control merupakan kemampuan anak dalam mempertahankan kebohongan. Sebanyak 74 partisipan siswa/i SDN Beji 05 berpartisipasi pada penelitian ini (M= 9,11 , SD= 1,299). Pengambilan data dilakukan menggunakan disappointing gift paradigm serta kuesioner empati yang diberikan kepada orang tua siswa. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan hierarchical logistic regression. Analisis regresi menunjukkan hasil tidak signifikan secara statistik pada dimensi affective χ2 = .281, p >.05, Nagelkerke R2 = .114 dan cognitive χ2 = .281, p > .05, Nagelkerke R2 = .114, namun analisis point biserial correlation menunjukkan bahwa terdapat hasil yang signifikan negatif antara prosocial lying dan usia partisipan rpb= -0,287, n=74, p<0,05. Hasil ini mengindikasikan bahwa empati tidak menjadi prediktor prosocial lying, oleh sebab itu, perlu dilihat faktor lain yang menjadi prediktor prosocial lying lain nya seperti executive functions, parenting dan emotional understanding.

As children grow older, their ability to engage in lying behavior tends to increase. One of the motives that leads children to lie is to protect the feelings of people they care about. This type of lying is called prosocial lying. Prosocial lying is a behavior that involves lying for the benefit of others and has a social function in daily interactions. The ability to lie is an indication of social and moral development in children. This study aims to examine the role of empathy in prosocial lying behavior in children aged 7-11 years. This research also tests the role of other factors such as semantic leakage control and age in prosocial lying behavior. Semantic leakage control is the ability of children to maintain a lie. A total of 74 participants from SDN Beji 05 elementary school participated in this study (M=9.11, SD=1.299). Data was collected using the disappointing gift paradigm and empathy questionnaires given to the parents of the students. The data obtained was then analyzed using hierarchical logistic regression. Regression analysis showed statistically non-significant results in the affective dimension χ2 = .281, p > .05, Nagelkerke R2 = .114 and cognitive dimension χ2 = .281, p > .05, Nagelkerke R2 = .114, but point biserial correlation analysis showed a significant negative result between prosocial lying and participant age rpb = -0.287, n = 74, p < 0.05. These results indicate that empathy is not a predictor of prosocial lying, therefore, other factors that may be predictors of prosocial lying, such as executive functions, parenting, and emotional understanding, need to be examined."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hofer, Myron A
New York: W.H. Freeman and Company , 1981
152 HOF r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ames, Iowa: Wiley Blackwell, 2014
617.6 BEH (1);617.6 BEH (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Gambhir, Natasha
Saarbrücken: LAMBERT Academic Publishing, 2013
613 GAM o
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library