Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Ursula Noviyanti Lagawurin
"Skripsi ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai perempuan yang berkecimpung di dunia olahraga. Kajian dilakukan terhadap tim futsal putri KBF UI yang ternyata mengalami dinamika untuk menjadi satu tim futsal putri yang memiliki prestasi. Pada awalnya terjadi diskriminasi terhadap mereka yang direspon dengan melakukan perubahan di dalam tim. Perubahan tersebut awalnya diusahakan oleh orang tertentu saja. Dalam proses perubahan, timbul kesadaran di dalam diri anggota tim futsal putri KBF UI mengenai pentingnya social bonding di dalam tim. Timbulnya social bonding ini memberikan pengaruh terhadap kemampuan bermain futsal anggota-anggotanya. Konsep-konsep seperti diskriminasi, agency, dan social bonding menjadi konsep utama untuk menjawab pertanyaan penelitian dalam skripsi ini. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan autoetnografi, wawancara mendalam terhadap delapan informan, dan juga studi kaji dan literatur.

This thesis aims to give an image of women who involve in sports. The research is based on an observation to KBF UI women futsal team which experienced some dynamics in pursuing an achievement as a team. In the beginning, there is discrimination which happened to them and they responded by doing a change. However, this changes only attempted by a particular member. In the process of changing, emerged a consciousness about the importance of social bonding as a team. The emergence of social bonding gave differences in skill to playing futsal of each member. Concepts like discrimination, agency, and social bonding becomes the main concept to answer the research question. The method used in this research is autoethnography, deep interviews to eight informers, and also literature study.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S59364
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisna Yuanitasari
"ABSTRAK
Olahraga berperan sebagai national character building suatu bangsa, sarana strategis untuk membangun kepercayaan diri, identitas bangsa, dan kebanggaan nasional. Sebagai alat pemersatu bangsa, sayangnya olahraga belum menjadi prioritas pemerintah. Hal ini ditandai dengan makin menurunnya prestasi olahraga nasional. Penurunan prestasi ini juga terjadi pada cabang olahraga bulutangkis, terlebih pada sektor putri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlu adanya strategi-strategi khusus yang harus diambil oleh SKO Ragunan guna meningkatkan prestasi atlet perempuan bulutangkis. Strategi tersebut antara lain: menghidupkan pendidikan jasmani di sekolah, koordinasi dengan Dinas Olahraga di kota dan/atau kabupaten, kerjasama dengan pihak swasta untuk mendukung fasilitas latihan dan kebutuhan atlet, penataran, pelatihan, dan standarisasi untuk pelatih, pemberian penghargaan untuk setiap atlet berprestasi, pengiriman atlet ke kompetisi secara teratur, pembangunan PPLM khusus cabang olahraga bulutangkis, promosi bakat atlet bulutangkis SKO Ragunan, serta penerapan Iptek olahraga.

ABSTRACT
Sports has a role as national character building of a nation, build self confidence, national identity, and national pride. As a unifying tool of the nation, unfortunately sports have not become a government priority. This is marked by the declining achievement of national sport. The decrease in this achievement also occurs in badminton sport, especially in the women 39 s sector. The results of this study indicate that the need for special strategies that must be taken by SKO Ragunan in order to improve the performance of female athletes badminton. These strategies include enabling physical education in schools, coordinating with the Sports Department in cities and or districts, collaborating with private parties to support training facilities and athlete needs, upgrading, training, and standardization for trainers, awarding awards for every outstanding athlete, sending athletes to the competition on a regular basis, the construction of PPLM special badminton sports, promotion talent badminton athletes of SKO Ragunan, and application of sports science and technology."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febriyanti Winahyu
"Kondisi kesejahteraan para disabilitas yang masih minimal seringkali membuat mereka berada dalam kondisi putus asa. Namun para atlit pelatnas paralimpik Indonesia mampu mencapai prestasi dalam beberapa ajang olahraga nasional dan internasional dimana perlu motivasi dan kemampuan dalam diri para atlit serta dukungan sosial untuk bangkit dari situasi sulit yaitu resiliensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik dan dukungan sosial dengan tingkat resiliensi atlit pelatnas paralimpik Indonesia. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik korelasi menggunakan pendekatan study cross sectional. Penelitian dilakukan terhadap 85 orang atlit pelatnas paralimpik Indonesia yang diukur dengan kuesioner dukungan sosial Medical Outcomes Study: Social Support System (MOS MSSS) dan kuesioner skala resiliensi Connor Davidson Resilience Scale (CD-RISC). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara karakteristik demografi dengan tingkat resiliensi dan terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan tingkat resiliensi Atlit Pelatnas Paralimpik Indonesia. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi dasar pengembangan program pemberian pelayanan kesehatan jiwa kepada para atlit disabilitas.

The prosperous conditions of persons with disabilities, which are still minimal, often put them in a state of despair. However, the athletes of the Indonesian National Paralympic National Training Center have been able to achieve achievements in several national and international sporting events, where the athletes need motivation and ability as well as social support to rise from difficult situations, namely resilience. This study aims to determine the relationship between characteristics and social support with the level of resilience of Indonesian paralympic national training athletes. The research design used in this research is descriptive analytic correlation using a cross sectional study approach. The study was conducted on 85 Indonesian paralympic national training athletes as measured by the social support questionnaire Medical Outcomes Study: Social Support System (MOS MSSS) and the Connor Davidson Resilience Scale (CD-RISC) resilience scale questionnaire. The results of this study indicate that there is no relationship between demographic characteristics and the level of resilience and there is a relationship between social support and the level of resilience of Indonesian Paralympic National Training Athletes. It is hoped that the results of this research can become the basis for developing programs for providing mental health services to athletes with disabilities"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putra Rizki
"Latar Belakang. Elektrokardiogram (EKG) merupakan salah satu alat yang direkomendasikan pada pemeriksaan prepartisipasi atlet. Penggunaan kriteria EKG khusus pada atlet, dapat menurunkan angka rujukan selama pemeriksaan prepartisipasi atlet. Metode. Penelitian ini bersifat observasional dengan desain potong lintang pada 243 atlet PPOP DKI Jakarta yang tersebar pada 17 cabang olahraga. Atlet yang memenuhi kriteria inklusi dilakukan pemeriksaan EKG istirahat, hasil rekaman EKG dibaca oleh dua spesialis jantung secara terpisah. Hasil pembacaan EKG dikelompokkan berdasarkan kriteria populasi umum dan kriteria khusus atlet yaitu Kriteria Internasional. Kemudian dianalisis perbedaan hasil abnormalitas dari masing-masing kriteria. Hasil. Atlet PPOP DKI Jakarta terdiri dari 57,2% laki-laki, berusia 15,5±1,36 tahun. Terdapat perbedaan nilai proporsi abnormalitas EKG atlet berdasarkan kriteria populasi umum dengan Kriteria Internasional, dimana 98,6% EKG abnormal dengan kriteria populasi umum dianggap normal dengan Kriteria Internasional (p<0,0001). Remodeling jantung yang tergambar melalui EKG lebih banyak ditemukan pada atlet laki-laki, ≤15 tahun, lama berlatih ≤5 tahun dan kelompok olahraga moderate to high dynamic demands. Kesimpulan. Sebagian besar abnormalitas EKG berdasarkan kriteria populasi umum dianggap sebagai remodeling berdasarkan Kriteria Internasional. Remodeling terjadi karena proses adaptasi jantung terhadap latihan intensif yang dilakukan oleh atlet. Penggunaan Kriteria Internasional diharapkan dapat menurunkan angka rujukan akibat kesalahan interpretasi EKG pada atlet.

Background. Electrocardiogram (ECG) is one of the recommended tools for athlete’s pre-participation examination. Using specific ECG criteria for athletes can reduce the number of referrals during the athlete's pre-participation examination. Method. This study was a cross-sectional design in 243 DKI Jakarta PPOP athletes who spread across 17 sports. Athletes who accept the inclusion criteria are given a rest ECG examination, the results of the ECG record are read by two cardiologists independently. ECG results are grouped based on general population criteria and athlete specific criteria, International Criteria. Then analyzed the differences of the abnormalities each criteria. Results. PPOP DKI Jakarta athletes consisted of 57.2% of men, age 15.5 ± 1.36 years. There are differences in abnormalities ECG proportion, between general population criteria and International Criteria, where 98.6% of abnormal ECGs with general population criteria are considered normal with International Criteria (p <0.0001). Remodeling is more commonly found in male athletes, ≤15 years old, ≤5 years old and moderate to high dynamic sports groups. Conclusion. Most ECG abnormalities based on general population criteria are considered remodeling based on International Criteria. Remodeling happens because of the adaptation process of the heart to intensive exercise by athletes. The use of International Criteria is expected to reduce the reference rate due to misinterpretation of ECG in athletes."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Titik Khusumawati
"

Abstrak

 

Pembinaan dan latihan melalui sekolah olahraga bertujuan untuk meningkatkan prestasi atlit. Peningkatan prestasi pada atlit SMAN Olahraga Jawa Timur yang belum optimal terdapat sejumlah faktor yang berkorelasi dengan peningkatan prestasi atlit. Kepemimpinan sebagai suatu proses berkomunikasi dan interaksi sosial yang saling mempengaruhi di antara unsur-unsur pimpinan dengan unsur staf atau guru maupun pelatih. Faktor kemampuan atlit yang relatif rendah, semakin menghambat dalam peningkatan prestasi. Sedangkan Motivasi merupakan suatu dorongan keinginan, kebutuhan atau harapan atlit dalam berprestasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan, kemampuan dan motivasi terhadap prestasi atlit di UPT SMAN Olahraga Jawa Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah mixed methods. Sampel penelitian berjumlah 100 atlit. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan wawancara. Pengolahan data menggunakan bantuan dari program SPSS versi 22. Pengaruh dari variabel Kepemimpinan, Kemampuan, dan Motivasi terhadap Prestasi adalah sebesar 56,1%. Adanya faktor kesehatan yang menghambat aktifitas atlit untuk berlatih karena tidak terpenuhinya kebutuhan atlit seperti suplemen untuk mendukung kondisi fisik atlit. Faktor lain yang berpengaruh terhadap prestasi atlit yaitu budaya organisasi. Harapan dari kepala sekolah tidak seimbang dengan kondisi yang ada di  sekolah. Selain itu, Pihak dari pusat tidak pernah melakukan pengamatan langsung terhadap atlit.

 

Kata kunci: Kepemimpinan, Kemampuan, Motivasi dan Prestasi atlit


Abstract

 

Coaching and training through sports schools programs have the purpose or aims to improve the performance of the athletes.  Improvement of achievement in high school athletes in East Java who have not been optimal there are a number of factors that correlate with an increase in the athletes achievement at the  school. Leadership as a process of communication and social interaction that affect each other, along with other elements have the potential to become the factor which affect the students achievement. The skill factor of the athletes which are relatively low, inhibits the improvement in their achievement. While Motivation is form an encouragement towards their desire, needs or expectations of athletes in achievement. This study was conducted to determine the effect of leadership, ability and motivation on the achievements of athletes at the UPT of Public High School of Sport in East Java. The method used is a mixture of several methods. The research samples are 100 athletes. The data was collected through questionnaires and interviews. The Data is the processed through the SPSS version 22 program. The effect of the  Leadership, Skills, and Motivation on the students’ Achievement was 56.1%. The existence of health factors which might inhibit the activities of athletes to practice their exercise according to their needs such as nutrition or supplements to support the physical condition of athletes. Other factors that influence athlete achievement are organizational culture. The expectations from school principals are not in line with the conditions of the school. In addition, officials have never made direct observations towards the athletes.

"
2019
T53742
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nahum
"Latar Belakang. Atlet pelajar yang masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik serta psikologis yang belum matang rentan mengalami cedera olahraga. Landing Error Scoring System (LESS) merupakan salah satu alat skrining menilai risiko cedera dengan menilai kesalahan gerakan melompat dan mendarat seseorang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan bukti ilmiah mengenai peran LESS dalam hubungannya dengan cedera ekstremitas bawah. Metode. Penelitian ini menggunakan studi potong lintang yang melibatkan delapan puluh tujuh atlet dari enam cabang olahraga di pusat pelatihan olahraga pelajar (PPOP) DKI Jakarta. Subjek dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan gerakan fungsional mendarat dan melompat dengan LESS. Subjek akan dipantau untuk mengetahui ada tidak cedera ekstremitas bawah yang dialami dalam 3 bulan pasca pemeriksaan. Selain hasil LESS, jenis kelamin, riwayat cedera sebelumnya dalam enam bulan terakhir dan postur tubuh juga akan dianalisa hubungannya dengan cedera ekstremitas bawah dengan menggunakan perangkat lunak SPSS v.20.0. Hasil. Rata-rata subjek berusia 16 tahun dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak dibanding perempuan (60,9%). Hasil LESS, jenis kelamin dan postur tubuh tidak memperlihatkan hubungan yang signifikan dengan cedera ekstremitas bawah (p > 0,05). Riwayat cedera sebelumnya dan lama berlatih kurang dari lima tahun memiliki hubungan yang signifikan terhadap cedera ekstremitas bawah (p <0,01 dan p < 0,05). Kesimpulan. Penggunaan LESS untuk menilai risiko cedera ekstremitas bawah pada atlet PPOP DKI perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Oleh karena cedera ekstremitas bawah dapat disebabkan karena adanya faktor risiko lain seperti riwayat cedera sebelumnya dan lama berlatih, maka dalam pemeriksaan pre partisipasi atlet diperlukan pemeriksaan faktor risiko cedera yang lebih mendalam.

Background, Student athletes who are still experiencing growth in physical and psychological immature development prone to get sports injuries. Landing Error Scoring System (LESS) is a screening tool to assess the risk of injury to assess error movement of jump and landing. Objective. The purpose of this study was to find the scientific evidence regarding the role of LESS in relation with lower limb
injuries. Method. This cross-sectional study involving eighty-seven participants from six sports division at the Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar (PPOP) DKI Jakarta. The participants performed history taking, physical examination, and functional movement screening using LESS examination. Participants will be monitored to determine lower extremity injuries event during three months followup. In addition to the results of LESS, gender, history of previous injuries in the last six months and body posture alignment will also be analyzed in conjunction with lower extremity injuries by using SPSS v.20.0 software. Results. The average of 16-year-old participants with boys more than girls (60.9%). LESS result, gender and body posture alignment did not show significant association with lower extremity injuries (p> 0.05). History of previous injuries in last six months and duration of training less than five years had a significant relationship with lower extremity injuries (p <0.01 and p <0.05). Conclusion. The application of LESS test for assessing the risk of lower extremity injuries in athletes PPOP need to do further research. Because of lower extremity injuries may be due to other risk factors such as a history of previous injuries and duration of training, the deeper preparticipation examination on athtletes for injury risk factor screening is needed.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58901
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eisenman, Patricia A.
Champaign: Leisure Press, 1990
613.2 EIS c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Senza Arsendy
"Masalah perkembangan karir merupakan masalah yang menonjol pada pelajar-atlet. Beberapa penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa pelajar-atlet memiliki kematangan karir yang rendah. Status identitas diduga merupakan faktor yang paling berperan pada kematangan karir pelajar-atlet. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara status identitas dengan kematangan karir pada pelajar-atlet. Sebanyak 87 pelajar-atlet di Sekolah Atlet Ragunan terlibat dalam penelitian ini. EOM-EIS digunakan untuk mengukur status identitas dan CDI digunakan untuk mengukur kematangan karir.
Hasil utama penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara status identitas dengan kematangan karir (F = 4,503, n = 87, p < 0,05). Hasil yang sama terjadi pada pengujian hubungan antara status identitas dengan dimensi sikap kematangan karir. Sementara, pengujian hubungan antara status identitas dengan dimensi kognitif tidak menunjukkan hubungan. Perbedaan rata-rata skor kematangan karir pada variabel jenis kelamin dan tingkatan kelas juga tidak berhasil ditemukan.

The issue of career development is a prominent issue for student-athletes. Several studies illustrate that student-athletes may show low career maturity. Identity status assumed as the main cause that mostly contributes in maturity of student-athletes' careers. This study aimed to examine the relationship between each form of identity status with the career maturity in student-athletes. A total of 87 student-athletes in Ragunan Sports School involved in this study. EOM-EIS used to measure the four identity statuses and CDI used to measure career maturity.
The results of the study showed that there was a significant relationship between identity status with career maturity (F = 4,503, n = 87, p < 0,05). The same results occurred in the testing of relationship between identity status and dimensions of career maturity attitude. Furthermore, the testing of relationship between identity statuses with cognitive dimension did not show any kind of relationship. The difference in the average scores of career maturity on variables of gender and grade level was not found as well.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45521
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Arifai Arrieta
"Perilaku makan menyimpang merupakan penyimpangan psikologis yang melibatkan perilaku dan komplikasi yang berhubungan dengan gizi dan atlet putri memiliki resiko untuk mengalaminya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku makan menyimpang yang meliputi faktor internal yaitu citra tubuh, rasa percaya diri, riwayat diet, dan tingkat stress serta faktor eksternal yaitu pengaruh dari pelatih, teman, keluarga, durasi olahraga dan tuntutan sebagai atlet. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan total responden sebanyak 97 atlet putri DKI Jakarta cabang olahraga estetik, ketahanan, dan bela diri. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014. Pengumpulan data menggunakan kuesioner termasuk EDDS untuk melihat perilaku makan menyimpang serta pengukuran tinggi dan berat badan responden. Analisis data menggunakan uji chi square dan uji t independen. Hasil penelitian menunjukkan 37,1% responden memiliki perilaku makan menyimpang dengan spesifikasi anoreksia nervosa 0%, bulimia nervosa 12,4%, binge eating disorder 10,3% dan EDNOS 14.4%. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara citra tubuh (p=0.000), riwayat diet (p=0.034), tingkat stress (p=0.019) sebagai faktor internal dan pengaruh pelatih (p=0.001), teman (p=0.047), keluarga (p=0.005), durasi olahraga (p=0.005), tuntutan sebagai atlet (p=0.000) sebagai faktor eksternal dengan perilaku makan menyimpang. Berdasarkan hasil tersebut, diharapkan KONI DKI Jakarta dapat memberikan intervensi terhadap atlet dan pelatih mengenai citra tubuh dan gizi untuk mencegah atlet memiliki perilaku makan menyimpang.
Eating disorders is psychological aberrations that involve behavior and complications associated with nutrition and female athletes have a high risk to have it. The purpose of this study is to know the factors related to eating disorders that include internal factors namely, body image, self-esteem, diet history and level of stress as well as the external factors that include influence from coaches, friends, family, duration of excercise and presssure as athletes. The study design used was cross sectional with total respondents as much as 97 DKI Jakarta aesthetic, endurance, and martial art female athletes. This study conducted in April-May 2014. Data collected using the questionnaire including EDDS to see distorted eating behavior as well as measurement of height and weight of the respondents. Data analysis using the chi square test and t-test. The results showed 37,1% of respondents have distorted eating behavior with specification of anorexia nervosa 0%, bulimia nervosa 12.4%, binge eating disorder 10.3% and EDNOS 14.4%. Results of bivariate analysis showed there were significance relationship between body image (p=0.000), diet history (p=0.034), stress level (p=0.019) as internal factors and the influence of coaches (p=0.001), friends (p=0.047), family (p=0.005), duration of exercise (p=0.043), and pressure as athletes (p=0.000) as external factors with eating disorders. Based on those results, KONI Jakarta is expected can provide interventions for athletes and coaches about body image and nutrition to prevent athlete develop eating disorders."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S55968
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>