Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 859 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Karyawan berpendidikan tinggi di dalam suatu organisasi
seringkali menghadapi permasalahan sehubungan dengan
perkembangan karirnya di perusahaan, salah satunya adalah
ketidaksesuaian antara nilai-nilai yang mereka miliki dengan
tuntutan dalam pekerjaan dan jalur karirnya. Oleh karena itu
penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
gambaran mengenai pola sistem nilai karyawan yang berada
dalam karir manajerial dan karir teknis.
Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan menggunakan
alat ukur Personal Values Questionnaire dari England yang
telah dimodifikasi. Subyek penelitiannya adalah sarjana
teknik dan sarjana akuntansi yang bekerja dalam karir
manajerial dan karir teknis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kedua kelompok karir terdapat nilai-nilai operatif dominan yang sama dan
polanya tidak menunjukkan perbedaan yang berarti. Pada tiap
kelompok karir terdapat nilai-nilai yang khas, walaupun
jumlahnya relatif kecil. Nilai-nilai yang khas pada karir
manajerial adalah Kepemimpinan dan Inisiatif, sedangkan pada
karir teknis nilai-nilai yang khas adalah Ketrampilan,
Tenaga Terlatih dan Manajer.
Pola sistem nilai antara karir manajerial dan teknis
memiliki perbedaan yang signifikan bila dikelompokkan
berdasarkan bidang ilmu teknik dan akuntansi. Pola sistem
nilai pada tiap karir juga berbeda bila dibandingkan antara
bidang ilmu teknik dan akuntansi. Pola sistem nilai pada
tiap kelompok karir juga terdapat perbedaan antara yang
berpengalaman 5 tahun ke bawah dengan yang telah
berpengalaman lebih dari 5 tahun. Selain itu juga terdapat
perbedaan yang signifikan antara kelompok karir manajerial
dengan karir teknis yang telah berpengalaman manajerial
lebih dari 5 tahun dengan kelonpok karir teknis yang telah
berpengalaman teknis lebih dari 5 tahun.
Untuk studi selanjutnya disarankan untuk menggunakan
subyek yang telah berada lebih dari 5 tahun pada tiap jalur
karirnya dan memiliki minat yang sesuai dengan jalur
karirnya. Selain itu diperlukan subyek dalam jumlah besar,
terutama bila akan memakai Personal Values Questionnaire."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayub Mandisa
"Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kesesuaian metode penilaian tingkat maturitas Badan Layanan Umum (BLU) sebagai metode untuk menilai kinerja BLU, khususnya perguruan tinggi BLU yang memiliki karakteristik seperti PKN STAN. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif secara kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa penilaian tingkat maturitas BLU, secara garis besar, telah sesuai dengan metode penilaian kinerja lain, seperti penilaian tingkat kesehatan BUMN dan kriteria akreditasi BAN-PT. Meskipun demikian, terdapat penyesuaian yang harus dilakukan yaitu dengan membedakan aspek penilaian berdasarkan jenis layanan dan ukuran sebuah BLU. Selain itu, penilaian tingkat maturitas BLU juga harus disesuaikan untuk mengakomodasi penilaian bagi BLU yang tidak memperoleh pendapatan sehingga tetap dapat memenuhi tingkat kemandirian.

This study aims to evaluate the suitability of the BLU maturity level assessment method as a method for assessing Public Service Agencies’ (BLU) performance, especially BLU university which have characteristics such as PKN STAN. This study uses a qualitative descriptive analysis method with a case study approach. The results of the study show that the assessment of the maturity level of BLU, in general, is in accordance with other performance assessment methods, such as the assessment of the soundness level of BUMN and BAN-PT accreditation criteria. Even so, there are adjustments that must be made, namely by differentiating aspects of the assessment based on the type of service and the size of a BLU. In addition, BLU's maturity level assessment must also be adjusted to accommodate assessments for BLUs that do not receive income so that they can still meet the level of independence."
Depok: 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Weber, Janet
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2003
610.73 WEB h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Weber, Janet
New York : Lippincott Williams & Wilkins , 2003
610.73 WEB h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mendy Arifandy
"Salah satu aktivitas di PT JICT adalah bongkar muat kontainer yang mempunyai resiko tinggi terhadap kerugian baik terhadap manusia, properti dan proses, dimana penulisan ini Iebih menekankan kepada sisi kerugian terhadap manusia dengan juga mengutarakan kerugian umum terhadap properti dan proses. PT JICT sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja karyawannya, dengan mempunyai salah satu kebijakan adalah pelaksanaan pengkajian resiko pada aktivitas bongkar muat kontainer untuk mengetahui resiko apa yang terkadung dalam aktivitas tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran resiko dan resiko utama aktivitas bongkar muat kontainer, mendapatkan kerugian akibat aktivitas tersebut serta mendapatkan pengendalian resiko.yang sesuai untuk subaktivitas dalam aktivitas bongkar muat kontainer, selanjutnya dilakukan perhitungan tingkat resiko residu apabila pengendalian resiko dilaksanakan sehingga didapatkan bahwa apakah pengendalian resiko yang direkomendasikan sesuai dan bermanfaat.
Menurut ILCI, 1991 penyebab kecelakaan terdiri dari beberapa sumber antara lain manusia, peralatan, material dan lingkungan yang satu sama lain sating mempunyai hubungan dalam menghasilkan kecelakaan.
Metode penelitian menggunakan deskriptif analitis yang menggambarkan keadaan sebenarnya dengan memberikan resiko-resiko yang diamati dengan memberikan pengendalian yang dapat dilakukan untuk menurunkan tingkat resiko tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan pada tahapan identifikasi resiko ditemukan hampir seluruh subaktivitas bongkar muat kontainer mempunyai resiko terhadap manusia sebagai unit of analyses serta terhadap properti dan proses. Pada tahapan penilaian resiko yang terdiri dari analisa dan evaluasi resiko dengan pertimbangan tertentu, mendapatkan bahwa subaktivitas yang mempunyai resiko tertinggi adalah tango menuju tempat penumpukkan dan persiapan pembongkaran di kapal. Pengendalian resiko yang dapat dilakukan antara lain penghilangan resiko, pengalihan resiko dan pengurangan resiko. Dengan hasil perhitungan residu resiko didapatkan bahwa pengendalian resiko yangirekomendasikan dapat bermanfaat karena menurunkan tingkat resiko cukup besar. Residu resiko yang bersisa tergantung terhadap kondisi peralatan, keadaan lingkungan sekitar dan kapabilitas manusia yang tidak terlepas dari fungsi manajemen puncak.
Telah begitu banyak usaha yang dilakukan untuk mencegah kecelakaan di PT JICT seperti penetapan Surat Keputusan Direksi HK No 561/I/I/JICT12001 tentang Aturan Umum Keselamatan di PT JICT. Namun di lapangan masih banyak terjadi pelanggaran aturan tersebut seperti batas kecepatan maksimal tidak dipatuhi. Dengan demikian kegiatan sosialisasi aturan umum akan sangat bermanfaat

The Risk Assessment of Loading and Unloading Container Activities at PT Jakarta International Container Terminal (PT JICT), Tanjung Priok - Jakarta Loading and unloading container is one of the activities at PT JICT which posses the highest risk which can cause losses of people, property and process whereas in this thesis put more stress on the losses of people as well as discuss on the losses in general for the property and the process. PT JICT is very concerned for its employee's health and safety by having on of its policy in doing the risk assessment in loading and unloading container activities with its purpose to know what risk will occur during the activities done.
The aim of this research is to know about risks and the main risk at loading and unloading container activities also to get data about losses on these activities, then to treat the risk according to the subactivities in loading and unloading containers, finally calculate the level of residu risk whether the treat risk done and recommended is appropriate and useful[.
According to ILCI, 1991 the cause of accident consists of many sources such as people, equipment, material and environment whereas they have connection to each other in causing the accident.
In this research method used descriptive analyses which illustrates facts by giving the risks observed and treated furthermore reduced the risk.
The result of this research shows that risk identification found nearly all subactivities at loading and unloading containers have got risk to people as unit of analyses and risk evaluation with fully consideration found that the highest risks are tango movement to yard and prepare for unloading on the ship. Risk treatment can be done by eliminate risk, substitute risk and reduce risk. By calculating the residu risk found that risk treatment recommended can be useful because decrease risk level. The hazardous of residu risk depends on equipment condition, environment. and personal capability which is rely on by top management vision.
Much effort have been done to prevent the accident at PT JICT such as regarding the general risk regulation at PT JICT. However many people disobey the regulation. One of example the truck drive over limit the maximum speed. Therefore the socialization of the general regulation will have advantages.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T476
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Indra
"Dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya, Indonesia termasuk diantara negara yang terburuk dalam hal implementasi corporate governance, karena itu tidak mengherankan jika krisis ekonomi di Indonesia termasuk yang paling berat.
Perbankan nasional sebagai garda terdepan dalam menghadapai volatilitas nilai tukar justru telah menjadi pendorong memburuknya perekonomian akibat sangat minimnya penerapan prinsip - prinsip corporate governance terutama dalam pengelolaan risiko.
Tidak berbeda dengan bank lainnya, implementasi corporate governance dalam pengelolaan Bank BNI juga lemah. Karena itu dalam proses rekapitalisasi Bank BNI, negara-negara donor yang diwakili oleh IMF sangat concern akan pelaksanaan implmentasi corporate governance di Bank BUMN tersebut.
Bahkan akibat ketidak sepahaman antara Bank BNI di satu pihak dan IMF di pihak lain dalam mendefinisikan corporate governance secara operasional, Rekapitalisasi Bank BNI sempat mengalami beberapa kali penundaan. Hal ini dapat terjadi akibat belum adanya rumusan ideal dari implementasi corporate governance di Indonesia serta berbagai kendala lapangan yang dihadapi.
Luasnya cakupan yang dapat dikatagorikan kedalam corporate governance, menyebabkan sudut pandang masing-masing pihak terhadap implementasi corporate governance juga berbeda-beda. Oleh karena itu guna memudahkan manajemen perusahaan di Indonesia dalam merumuskannya dipandang perlu untuk membuat pendekatan yang mudah di pahami.
Salah satu pendekatan yang cukup representatif dan telah teruji baik secara teori maupun praktek dalam manajemen perbankan intemasional adalah melalui pendekatan peran stakeholders.
Untuk itu, dengan fokus penelitian pada peran masing-masing stakeholders dalam pengelolaan risiko di Bank BNI, penulis mencoba untuk merumuskan bagaimana sebenarnya implementasi corporate governance di Indonesia, serta berbagai kendala yang dihadapi jika peran tersebut diimplementasikan. Pemilihan pengelolaan risiko sebagai area implementasi di dasari oleh pengalaman perbankan dalam menghadapi volatilitas pasar pada tahun 1997.
Untuk memudahkan pelaksanaan analisa, maka terlebih dahulu dirumuskan seperti apa peran yang dianggap ideal. Perumusan ini dilakukan dengan mencontoh pelaksanaan corporate governance pada perbankan di negara-negara maju dengan melakukan berbagai penyesuaian agar sesuai dengan infrastruktur yang ada di Indonesia. Pelaksanaan analisa sendiri dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama adalah membandingkan partisipasi stakeholders di Bank BNI dengan peran ideal seperti yang telah dirumuskan sebelumnya, sedangkan berikutnya di analisa bagaimana sebaiknya pengambilan keputusan dilaksanakan agar sesuai dengan prinsip-prinsip corporate governance.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa di samping faktor yang controlable oleh manajemen, masih terdapat banyak kendala/permasalahan yang diluar kemampuan perusahaan untuk mengatasinya, kondisi ini tentunya tidak hanya menghambat pelaksanaan corporate governance di Bank BNI namun juga seluruh perbankan. Sebagai contoh misalnya adalah permasalahan perundang-undangan. Guna memperbaiki posisi Indonesia agar tidak lagi menjadi negara yang buruk dalam implementasi corporate governance maka diharapkan pemerintah (eksekutif, legeslatif dan yudikatif) dapat mendorong terciptanya infrastruktur seperti yang dibutuhkan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T3070
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonhadji S.R.
"Jalan Tol diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi pelayanan jasa distribusi serta efisiensi dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pemeliharaan Jalan Tol adalah salah satu kegiatan untuk menjaga kondisi permukaan jalan dan fasilitasnya sesuai standard. Dilingkungan PT Jasa Marga (persero), pekerjaan ini ditangani secara bersama oleh unit Pemeliharaan kantor pusat sebagai pembina dan unit Pemeliharaan kantor Cabang yang akan melaksanakannya. Sedangkan kontraknya didasarkan pada Jadwal. Harga satuan dan perkiraan volume yang dikerjakan, dan pembayarannya dilaksanakan setelah pengukuran pekerjaan selesai (Harga satuan tetap-Fixed Unit Price). Namun dalam pelaksanaannya masih dilakukan secara parsial berdasarkan jenis pekerjaan, lokasi dan kerusakan sesuai kondisinya. Kondisi ini dinilai tidak efisien, balk dari segi administrasi yang memerlukan waktu lama maupun dari segi teknis yang memerlukan pengawasan dengan sumberdaya manusia yang lebih banyak.
Untuk mengatasi hal tersebut ditempuh strategi pengadaan dengan sistem Kontrak Pemeliharaan berdasarkan Kinerja atau sering dikenal dengan istilah Performance Base Maintenace Contract (PBMC), dimana untuk suatu proyek pemeliharaan, kontrak didasarkan atas kemampuan kontraktor dalam mempertahankan kondisi minimum yang telah tercantum dalam kontrak dan bukan terhadap volume pekerjaan yang telah diselesaikan. Sifat kontrak PBMC ini adalah mengalokasikan tanggung jawab dalam desain dan pelaksanaan pekerjaan secara efisien dan efektif sepenuhnya tergantung pada kontraktor. Pengalaman di beberapanegara-menunjukkan bahwa sistem ini memiliki banyak keuntungan yang salah satunya adalah menurunkan biaya pemeliharaan serta dapat memperbaiki kondisi jalan yang diinginkan.
Namun demikian masih dimungkinkan terjadinya ketidakpastian yang dapat mengakibatkan tidak tercapainya sasaran yang diinginkan. Maka dengan pendekatan Risk Assesment, dapat diidentifikasi risiko-risiko yang mungkin timbul, yang selanjunya dengan Proses Hirarki Analisis (Analytic Hierarchy Process) dapat diketahui bobot masing-masing kriteria risiko yang berpengaruh terhadap penerapan PBMC pada pemeliharaan Jalan tol.

The Toll road carried out as a mean to improve distribution service activities efficiency and also General Revenues and Expenditure Budget fund (APBN) efficiency. Toll Road Maintenance is one of the activities to take care of the condition of road surfaces and its facility according to standard. In Jasa Marga's environment, this work handled collectively by Maintenance Division of head office as builder and Maintenance unit of branch office to executing it. While its contract is relied on Schedule, Unit Price and Estimate of done volume, and its payment executed after measurement of work finish. However, in its execution still conducted by partial pursuant to work type, damage and location according to its condition. This condition assessed is inefficient, either from administration facet needing old time or also from technical facet, which need observation with human being source, which is more.
To overcome mentioned gone through levying strategy with system Contract Conservancy pursuant to Performance or often recognized with Performance Base Maintenance Contract (PBMC) term, for the maintenance project, contract based to the ability of contractor in maintaining the condition of minimum which have been contained in bond and non to work volume which have been finished. Nature of this PBMC contract is responsibility allocation in work execution and design efficiently fully depends at contractor. Experience in some country show that the system have many advantage which one of them is to degrade maintenance cost and also can improve the condition of wanted road.
However, that way still enabled by the happening of uncertainly able to result not reach of wanted target. Hence with approach of Risk Assessment, earn risk identification which possible arise, what its with Analytic Hierarchy Process can know by Wight of each risk criterion having an effect on to applying of PBMC at toll road maintenance.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T8811
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharti
"Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja antara lain pemaparan bahan kimia menjadi panting di Indonesia terutama dalam hubungan dengan proses Industrialisasi yang kian meningkat, Proses Industrialisasi mengakibatkan interaksi antara Pekerja dengan Bahan Kimia. Upaya pengendalian pemaparan bahan kimia umumnya ditempuh dengan cara pemantauan lingkungan dan pemantauan biologik.
Namun dalam penelitian ini penilaian pemaparan bahan kimia terhadap Pekerja laboratorium menggunakan perhitungan matematis (generic model) dari U.S. Environmental Protection Agency (EPA ,I989) sebagai gambaran awal dari keadaan Pekerja dalam rangka perlindungan kesehatan Pekerja .
Penelitian ini bertujuan uniuk mengetahui Identifikasi dan Proses Pemaparan bahan kimia pada Pekerja laboratorium Bidang Pengujian Pangan dan Bahan Berbahaya Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Palembang .
Menurut Informasi dan Pedoman Penilaian Pemaparan yang dipublikasikan EPA , faktor- faktor yang mempengaruhi pemaparan pada Pekerja laboratorium antara lain Sumber Bahan Kimia , Proses Pemaparan dan Pekerja yang terpapar.
Metode penelitian ini adalah Diskriptik Analitik , dengan jumlah Responden (Pekerja) 31 orang yang berasal dari Bidang Pengujian Pangan dan Bahan Berbahaya Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Palembang .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sumber bahaya adalah sifat mudah terbakar,mudau meledak dan sifat korosif J iritant dari bahan kimia yang banyak digunakan dalam analisa laboratorium Bidang Pengujian Pangan dan Bahan Berbahaya dengan rute pemaparan tunggal atau kombinasi inhalasi, dermal, dan ingesti.
Hasil perhitungan generik model bahan kimia yang masuk dalam tubuh relatif masih aman karena konsentrasi bahan kimia yang digunakan dalam analisa laboratorium kecil ( 0,002 mgll - 2,5 mg/l ) sehingga bahan kimia yang intake kedalam tubuh Pekerja juga kecil.
Agar program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat terlaksana diharapkan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan mengimplementasikan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja antara lain adanya Tim K3, penyediaan Alat Pelindung diri (APD) yang sesuai, pemeliharaan lingkungan kerja yang memenuhi persyaratan dan peningkatan kualitas pemeriksaan kesehatan Pekerja
Daftar bacaan : 33 ( 1980 - 2002 )

Risk Assessment Exposure Chemical Substances to Laboratory Worker in Food Testing Sector and Hazardous Materials Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Palembang 2001The problem Occupational Health and Safety among the other exposure with chemical substances became important in Indonesian with the relation Industry process increased.
The control effort exposure chemical substances always in path way at environment monitoring and biologic monitoring .
In this research exposure assessment chemical substances to laboratory worker use calculation equation generic model from US. EPA ( 1989 ) as the first step to see healths condition to protect health worker Food testing sector and hazardous material Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Palembang .
This research purpose to know identify and exposure assessment chemical material to laboratory worker food testing sector and hazardous materials Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Palembang .
According information and guidance exposure assessment which EPA publication, the factors which influence exposure to laboratory worker among others chemical material source , exposure process and and exposure have by the workers.
The method of this research are descriptive Analitic with totally 31 respondence that came from food testing sector and hazardous materials with path way exposure are inhalation, dermal and ingestion.
The result generic model calculation that chemical substances intakes to body relatively still safe because chemical substances's concentration are use in laboratory analysis was little ( 0,002mg!! - 2,5 mg/1 ) there fore chemical substances intake to body worker little too.
In other to Program Occupational Health and Safety can carried out Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan to implementation Occupational Safety and Health Management Sistem with makes K3 team, prepare personal protection equipment , protect the work's environtment in other regulation and increase the quality of the health worker .
Reference : 33 ( 1980 - 2002 )"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T 10786
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Efni
"Seorang investor akan menanamkan modal pada suatu perusahaan di Bursa Efek setelah melihat prospek perusahaan tersebut. Prospek perusahaan sangat berkaitan erat dengan keadaan perekonomian secara nasional dan internasional serta lingkungan dimana perusahaan tersebut berada. Karena keadaan perekonomian nasional dan internasional secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi return yang diharapkan dan besarnya resiko yang akan ditanggung investor. Demikian juga halnya dengan lingkungan perusahaan tentu akan mempengaruhi return dan resiko bagi investor.
Untuk mendapatkan return yang layak tidaklah lepas dari harga sekuritas itu sendiri. Harga dari sekuritas ini tentunya sudah mencerminkan resiko yang akan ditanggung oleh Investor. Karena berdasarkan model CAPM maupun market model resiko mempunyai hubungan yang positif dan linier dengan tingkat return yang diharapkan. Sedangkan pengukur resiko yang relevan adalah beta. Beta itu sendiri adalah resiko yang tidak dapat dihilangkanItau disebut juga dengan resiko sistimatis ( resiko pasar ).
Berkaitan dengan hal diatas maka dalam penelitian ini penulis mencoba untuk mengamati faktor - faktor yang mempengaruhi resiko sistimatis. Pada penelitian ini penulis mencoba menganalisa faktor - faktor apa yang mempunyai pengaruh terhadap resiko sistimatis ( ß ) dengan cara melihat hubungan faktor - faktor sensitivitas penjualan, total biaya dan total hutang akibat perubahan GDP, inflasi dan tingkat bunga, rasio-rasio keuangan dan ukuran perusahaan ( firm size ) dengan resiko sistimatis (ß ). Dalam menganalisa pengaruh faktor - faktor sensitivitas penjualan, total biaya dan total hutang akibat perubahan GDP, inflasi dan tingkat bunga terhadap perubahan resiko sistimatis maka pada penelitian ini menggunakan variabel ekonomi makro yaitu GDP, inflasi dan tingkat bunga yang dikaitkan dengan sensitivitas penjualan, total biaya dan total hutang.
Sedangkan untuk menganalisa pengaruh rasio - rasio keuangan terhadap perubahan resiko sistimatis digunakan rasio-rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio-rasio pasar modal. Dan untuk menganalisa pengaruhi ukuran perusahaan ( firm size ) terhadap perubahan resiko sistimatis digunakan total aktiva untuk menentukan ukuran perusahaan. Adapun periode pengamatan yang dilakukan adalah mulai dari tahun 1993 sampai dengan tahun 1997.
Didalam menganalisa pengaruh senstivitas penjualan akibat perubahan GDP, sensitivitas total biaya akibat perubahan inflasi dan total hutang akibat perubahan tingkat bunga dari individu perusahaan terhadap perubahan resiko sistimatis maka analisa dilakukan terhadap seluruh perusahaan yang menjadi sampel tanpa membedakan ukuran perusahaannya. Maka hasil regresi linier berganda menunjukkan bahwa R2 ( koefisien determinasi) yang sangat kecil yaitu 0.02931 ( 2.93%) sedangkan nilai F sebesar 1.0064 dengan level signifikan 0.3933 (tidak signifikan ). Sedangkan berdasarkan uji t statistik ketiga variabel sensitivitas penjualan, total biaya dan total hutang akibat perubahan GDP, inflasi dan tingkat bunga dari perusahaan juga tidak signifikan, meskipun dengan membedakan analisa berdasarkan ukuran perusahaan ( firm size ) yaitu perusahaan besar dan perusahaan kecil. Untuk analisa terhadap perusahaan besar R2 (koefisien determinasi ) sebesar 0,0465 sedangkan nilai F sebesar 0.5364 denlgan level signifikan 0.6606. Bila dilihat dari nilai Fnya berarti secara bersama-sama sensitivitas penjualan, total biaya dan total hutang akibat perubahan GDP, inflasi dan tingkat bunga tidak mempunyai pengaruh terhadap perubahan resiko sistimatis. Demikian halnya dengan uji t dimana secara individu sensitivitas penjualan, total biaya dan total hutang akibat perubahan GDP, inflasi dan tingkat bunga tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap perubahan resiko sistimatis pada level 10%.
Walau hasil pengujian tanda ketiga variabel tersebut tidak semuanya sesuai dengan yang diharapkan yaitu tingkat bunga yang mempunyai tanda negatif. Untuk pengujian perusahaan kecil menghasilkan R2 sebesar 0.02166 dan nilai F sebesar 0.43537 dengan level signifikan sebesar 0.7285 berarti ketiga variabel sensitivitas penjualan, total biaya dan total hutang akibat perubahan GDP, inflasi dan tingkat bunga secara bersama sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan pada level 10%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tanda koefisien regresi ketiga variabel tersebut tidak sesuai dengan harapan yaitu sensitivitas penjualan akibat perubahan GDP mempunyai tanda negatif.
Untuk menganalisa pengaruh rasio- rasio keuangan terhadap perubahan resiko sistimatis maka pada penelitian ini jugs dibedakan atas analisa pengaruh faktor-faktor rasio keuangan terhadap perubahan resiko sistimatis untuk keseluruhan, perusahaan yang diambil sebagai sampel tanpa membedakan ukuran perusahaan ( firm size ).
Maka berdasarkan hasil regresi linier berganda didapat R2 sebesar 0.62150 dan nilai F sebesar 17.8570 dengan level signifikan sebesar 0.0000. Hal ini berarti secara bersama - sama variabel rasio keuangan yaitu Current Ratio ( CR ), Debt Equity Ratio ( DER ), Gross Profit Margin (GPM ), Long Tenn. Debt to Equity Ratio ( LDE ), Operating Profit Margin (OPM ), Price Earning Ratio ( PER) , Dividend Yield ( DY ) dan rata rata Total Aktiva ( ATA). Sedangkan berdasarkan uji t maka 7 variabel dari 8 rasio keuangan yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan resiko sistimatis yaitu CR, DER, GPM, LDE, OPM, PER dan ATA. Sedangkan berdasarkan hasil regresi tersebut ternyata ada beberapa variabel yang tandanya tidak sesuai dengan yang diharapkan yaitu ATA, CR, LDE, OPM dan DY.
Sedangkan membedakan perusahaan yang menjadi sampel berdasarkan ukuran perusahaan ( firm size ), maka rasio - rasio keuangan yang mempengaruhi perubahan resiko sistimatis juga berbeda. Untuk perusahaan besar rasio keuangan yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan resiko sistimatis yaitu Current Ratio ( CR ), Debt Ratio ( DR ), Gross Profit Margin(GPM ), Inventory Turn Over (ITO ) dan Operating Profit Margin ( GPM) dan variabel yang tidak signifikan yaitu Net Profit Margin (NPM) dan Earning Per Share (EPS ). Sedang berdasarkan hasil regresi linier berganda diperoleh R2 sebesar 0.3252 dan nilai F sebesar 2.0403 dengan level signifikan sebesar 0.0825 (signifikan pada level 10 %). Sedangkan tanda koefisien regresi yang sesuai dengan yang diharapkan yaitu CR, DR, GPM, ITO dan OPM.
Sedang pada Perusahaan Kecil berdasarkan hasil regresi linier berganda diperoleh R2 sebesar 0.4671 dan nilai F sebesar 6.1357 dengan level signifikan sebesar 0.000. Hal ini berarti bahwa secara bersama - sama rasio keuangan yaitu Account Receivable Turn Over ( ARTO ), Dividend Yield ( DY ), Long Term Debt to Total Asset ( LTDA ), Net Profit Margin (NPM ), Price Book Value ( PBV ), Total Asset Turn Over ( TAS ), Inventory Turn Over ( ITO ), dan Operating Profit Margin ( OPM ) mempunyai kontribusi terhadap perubahan resiko sistimatis. Berdasarkan uji t maka dari 8 variabel rasio keuangan diatas hanya 6 variabel saja yang mempunyai pengaruh yang signifikan yaitu ARTO, DY, LTDA, NPM, PBV dan TAS. Sedangkan tanda koefisien regresi yang dihasilkan yang sesuai dengan yang diharapkan adalah ARTO, LTDA, NPM, dan ITO."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius Loyola Arisdiyo
"Teknologi penginderaan jauh dari satelit yang dikembangkan sejak tahun enam puluhan telah memberikan banyak manfaat untuk berbagai kegiatan terutama dalam aktifitas evaluasi dan monitoring sumber daya alam dan lingkungan di seluruh dunia. Kegunaan datanya yang multi sektor telah dimanfaatkan secara luas untuk berbagai jenis aplikasi pembangunan dalam bidang kehutanan, pertambangan dan geologi, pertanian, kelautan, perikanan, penataan ruang wilayah dan kota. Di tanah air, organisasi yang telah memanfaatkan jasa satelit ini telah cukup banyak baik dari perusahaan swasta ataupun instansi pemerintah seperti Departemen Kehutanan dan Departemen Lingkungan Hidup serta Badan Perencana Daerah seperti di Nusa Tenggara Barat dan Bekasi.
Teknologi tinggi ini tentunya berbeda dari produk konsumen (consumer goods) dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Oleh karena itu, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah : "Bagaimana strategi mengoptimalkan pelayanan prima data satelit penginderaan jauh di LAPAN ?"
Temuan lapangan memperlihatkan bahwa (1) Pemahaman Kedeputian Penginderaan Jauh (baik karyawan maupun pimpinannya) serta (2) kemauan karyawan dalam memberikan pelayanan prima kepada pelanggan telah cukup baik. Orientasi pada pelayanan telah berkembang di Kedeputian Penginderaan Jauh LAPAN, namun standar mengenai pelayanan prima serta sistem-prosedur dalam memberikan layanan prima hingga saat ini masih lebih menekankan pada aspek teknis-metodologi ilmiah dibandingkan dengan formula yang didasarkan pada konsep-konsep layanan prima.
Oleh karenanya, masih terdapat beberapa kesenjangan/gap antara harapan pelanggan dengan apa yang dipersepsikan oleh LAPAN, khususnya mengenai atribut pelayanan yang dianggap penting. Adapun kendala yang dihadapi oleh karyawan LAPAN dalam memberikan pelayanan prima terutama disebabkan oleh koordinasi antar bagian yang kurang lancar. Secara stratejik, hal-hal yang cukup menjadi persoalan bagi Kedeputian Penginderaan Jauh LAPAN dalam memberikan layanan prima kepada pelanggannya adalah keterikatan dengan prinsipal serta landasan hukum yang mengikat operasional LAPAN."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12376
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>