Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dimas Seno Bismoko
"Masjid Cipari merupakan bangunan pada masa periode kolonial yang ada di kota Garut yang berasal dari awal abad 20 atau tepatnya tahun 1936 yang terelatak dikawasan Pesantren Cipari. Metode yang digunakan adalah membandingkan bangunan ini dengan bangunan yang memiliki arsitektur, fungsi dan masa yang sama. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa bangunan masjid ini memiliki berbagai macam bentuk gaya lokal dan asing yang ada pada bentuk bangunannya. Pengaruh unsur arsitektur kolonial pada bangunan ini lebih dominan dibandingkan dengan unsur lokalnya. Unsur arsitektur kolonial yang berpengaruh adalah nieuwe bouwen. Dengan demikian dari analisis diperoleh bahwa bangunan Masjid Cipari merupakan salah satu bangunan berarsitektur kolonial pada abad ke 20.

Cipari mosque is a building during the colonial period in the city of Garut derived from the early 20th century, or rather the 1936 at Pesantren Cipari region. The method used is to compare this building with a building that has the architecture, functionality and the same period. Based on the results of the analysis can be seen that the building of this mosque has various forms of local and foreign styles that exist in the form of the building. Influenced by the colonial architecture in this building is more dominant than the local elements. Influential elements of colonial architecture is nieuwe bouwen. Thus from the analysis is that the building is a mosque Cipari buildings colonial architecture in the 20th century.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47276
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Benteng Vredeburg merupakan salah satu bangunan tertua peninggalan masa kolonial Belanda di Indonesia yang dibangun pada abad ke-17. Bangunan Benteng Vredeburg termasuk kedalam bangunan bergaya kolonial yang belum disesuaikan dengan keadaan dan budaya setempat. Bangunan bergaya kolonial memiliki bentuk yang sama dengan negeri asalnya yaitu Belanda, hal tersebut dimaksudkan agar orang Belanda yang ada di Hindia Belanda betah sehingga mereka dapat mengobati rasa rindu mereka pada tanah airnya. Jurnal ini membahas tentang gaya bangunan kolonial Belanda yang terdapat pada Benteng Vredeburg, Yogyakarta dan bagaimana gaya tersebut dimunculkan dalam bangunan tersebut. Ciri khas bangunan kolonial pada bangunan ini terlihat pada bentuk bangunan, atap, tembok, dan elemen arsitektur lainnya seperti gevel, jendela, dan pilar.
The Vredeburg Fortress is one of the old heritage buildings in Indonesia that was built in the 17th century by the Dutch. This building appertains to the colonial style that was not adapted to the situation and the local culture. The buildings that were built in the colonial style in Nederlands-Indië mostly have the same character to those in the Netherlands. The purpose was to make the Dutch civils could adjust to their surroundings and to treat their homesickness with their fatherland. This paper analyzes the colonial style in the Vredeburg Fortress, Yogyakarta and how that style is shown on the building. The characteristics of the colonial style on this building are represented in the form of roof, wall, and other architectural elements such as gevel, window, and column."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Agustina
"Proses pembentukan sebuah kota merupakan hal yang kompleks, dimana setiap kota memilikl latar belakang khusus dalam proses pembentukannya yang tercermin dalam wujud fisik ruang kotanya, Indonesia pemah memasuki era kolonia!isme yang cukup panjang. Selama masa itu, kekuasaan atas Indonesia berada di tangan pihak aslng.Mereka menerapkan sistem dan kebljakan yang diadaptasi dari negara asalnya, termasuk juga dalam penerapan konsep kotanya.
Dalam skripsi ini diuraikan mengenai proses pembentukan kota di Indonesia, yang dibagi menjadi dua peliode utama, yaitu era pra-kofonialisme dan era kolonialisme, sehfngga dapat dianalisa mengenai peranan ko!onialisme dalam pembentukan kota-kota diIndonesia. Kota-kota kolonial di Indonesia secara umum memlliki karakteristik yang sama dalam ruang kotanya, namun penerapan dalam wujud fisiknya tidak sepenuhnya sama antara kota yang satu dengan yang lainnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48469
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ovi Ratna Dyah Kustanti
"Skripsi ini membahas mengenai bentuk rumah tinggal masa kolonial Belanda pada awal abad 20 masehi yang terletak di Cihapit Bandung. Bangunan rumah tinggal yang berada di Cihapit ini merupakan hasil kebudayaan manusia yang keberadaannya sudah ada sejak awal abad 20 M 1910-1940 . Pada rumah tinggal dilihat bagaimana bentuk arsitektur bangunan pada rumah tinggal di Cihapit mengingat bangunan rumah tinggal di Indonesia berbeda-beda sesuai ciri khasnya masing-masing. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik. Hasil penelitian menjelaskan adanya bentuk bangunan tersendiri pada rumah tinggal masa kolonial di Cihapit.

This undergraduate thesis discusses about colonial houses from early 20th century at Cihapit Bandung. The Colonial houses at Cihapit were a heritage culture from humans that existed from early 20th century. In a colonial houses can see how the forms of architecture on colonial houses at Cihapit. The aim of this thesis is to know the form of architecture buildings in colonial houses at Cihapit. This thesis based on descriptive analytical. The result of this research to explains the identity of colonial houses at Cihapit Bandung.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S66241
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustinus Wisnu Wardana
"ABSTRAK
Pengembangan Pelabuhan Sunda Kelapa memiliki banyak potensi sekaligus tantangan yang harus dihadapi mengingat fungsi dan lokasinya yang sangat penting untuk pengembangan Kota Jakarta. Pelabuhan Sunda Kelapa identik dengan nilai sejarah dan ekonomi yang ditandai dengan lokasinya yang berdekatan dengan kawasan sejarah Kota Tua sekaligus dulunya merupakan pelabuhan aktif yang digunakan pada masa penjajahan Belanda di Kota Batavia. Pelabuhan Sunda Kelapa juga sangat identik dengan banjir karena lokasinya yang sangat rawan terhadap banjir yang disebabkan oleh hujan, luapan dari sungai, maupun dari naiknya air laut. Dengan demikian Pelabuhan Sunda Kelapa memerlukan desain pengembangan kawasan sebagai wujud pengembangan pelabuhan yang dapat merespon terhadap potensi sejarah, ekonomi, dan kemungkinan banjir.

Bangunan Recreational Harbour Office merupakan salah satu bangunan yang diajukan dalam desain kawasan pengembangan Pelabuhan Sunda Kelapa yang menghadirkan bangunan kantor dengan bentuk bangunan kolonial yang dapat berfungsi sekaligus sebagai area rekreasi turis pelabuhan dan sebagai kantong air kawasan. Bangunan ini menjadi penting untuk memberikan edukasi mengenai gambaran perbedaan pelabuhan pada masa kolonial yang dibandingkan dengan pelabuhan masa kini. Bangunan ini akan memberikan gambaran bahwa pelabuhan masa kini tidak hanya erat terhadap nilai ekonomi seperti pelabuhan masa kolonial, namun juga terhadap nilai strategi untuk merespon terhadap kemungkinan adanya banjir pada kawasan sekitar.


ABSTRACT
The development of Sunda Kelapa Port has a lot of potential and challenge to be faced considering its function and location that is very important for the development of Jakarta. The port of Sunda Kelapa is identical with the historical and economic values characterized by its location adjacent to the historical area of the old City as well as the active port used during the Dutch colonial period in Batavia City. Sunda Kelapa Port is also very identical with flooding due to its location which is very prone to flooding caused by rain, overflow from the river, or from the rise of sea water. Thus, Sunda Kelapa Harbor requires the design of development of the area as a form of port development that can respond to the potential of history, economy, and possible flooding. Recreational Harbour Office Building is one of the buildings proposed in the design of the development area of Sunda Kelapa Port which presents an office building with the form of colonial building that can function as well as a tourist area of port tourists and as a water storage. This building became important to educate the differences of the harbor in the colonial period compared with the current port. This building will give an idea that todays port is not only closely related to economic value such as colonial era port, but also to the value of strategy to respond to the possibility of flooding in the surrounding area.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fadiyah Adiraputri
"ABSTRAK
Pelabuhan Sunda Kelapa mengandung nilai sejarah yang tinggi untuk Jakarta maupun Indonesia. Tidak berhenti di situ, Pelabuhan Sunda Kelapa sebagai Pelabuhan juga memiliki nilai penting dalam industri dan ekonomi sebuah negara. Hal tersebut merupakan sebuah pengetahuan; nilai edukasi yang dapat diamati secara langsung mengingat wilayah Pelabuhan Sunda Kelapa masih aktif sebagai Pelabuhan. Di era yang terus berkembang, situs dan pengetahuan akan sejarah dapat dilestarikan berbarengan dengan bantuan teknologi. Ketiga hal tersebut (situs, edukasi, teknologi) memiliki potensi pariwisata yang dikemas menjadi Sunda Kelapa Observatory. Observatory yang berasal dari observe atau mengamati, berarti melihat secara harfiah dengan mata (melihat situs dan sekitarnya) dan juga melihat lebih dari itu, melihat sejarah, perkembangan, dan maupun masa depan dibantu dengan teknologi imersif.

ABSTRACT
Pelabuhan Sunda Kelapa has a high value of history for both Jakarta and Indonesia. Moreover, the idea of Pelabuhan Sunda Kelapa as a port holds an important role on a country in industry and economy field. These counts as a knowledge, an educational value that is able to be seen as it is, as Pelabuhan Sunda Kelapa is still active as a port. In this era where technology is evolving, the historical value in the form of site and knowledge can be developed simultaneously. The main three points stated (historical site, education, technology) has a tourism potential that preceding the project Sunda Kelapa Observatory. Observatory. from the word observe means to see, to see literally with the eyes (the historical site and the surroundings) and also to see beyond the vision; to see the history, development, and even the future with the touch of an immersive technology.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gathut Dwihastoro
"Bangunan gudang-gudang VOC di Batavia mempunyai struktur bertingkat, dan umumnya bertingkat tiga. Semua bangunan pada ketiga kompleks berkonstruksi bata dan kayu. Bahan dasar bangunan berupa bata dan kayu yang kemungkinan sebagian besar diperoleh dari daerah lokal. Adanya besi kekang sebagai komponen pada bangunan gudang mempunyai nilai fungsional (struktural) sebagai penguat struktur bangunan. Pada bagian kaki bangunan mempunyai fondasinya dari susunan bata di atas balok dan papan, yang dilapisi atau diperkuat lagi dengan pecahan kerang, pasir dan batu karang. Biasanya jenis fondasi ini digunakan pada tanah yang lunak dengan kandungan atau permukaan air tanahnya tinggi. Seperti kondisi tanah dimana gudang-¬gudang (Pakhuizen) VOC berada. Orientasi bangunan gudang-gudang tersebut menghadap ke arah kanal atau sungai, sebagai jalur transportasi air. Di samping orientasi bangunan mengarah ke pelabuhan sebagai jalur utama. Hal ini menunjukkan bahwa gudang-gudang tersebut mengandalkan jalur air. Jalur transportasi air melalui kanal dan sungai ini memang penting dan mempunyai nilai strategis, terutama bagi aktivitas perdagangan. Pengaturan tata letak bangunan gudang-gudang (pakhuien) dalam aktivitas perdagangan VOC di Batavia, sengaja dibuat dengan orientasi bangunan menghadap..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T11434
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Khoirunnisa
"Skripsi ini membahas mengenai bentuk-bentuk rumah tinggal pada masa kolonial Belanda di Jalan Cipaganti, Bandung. Rumah-rumah di Jalan Cipaganti ini terletak di wilayah Bandung Utara dan pada masa lalu diperuntukkan bagi kalangan elit Eropa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bentuk pengaruh arsitektur rumah tradisional Jawa Barat dan arsitektur rumah-rumah peninggalan kolonial Belanda di Menteng, Taman Kencana, dan Cihapit yang tercermin dalam unsur-unsur rumah di Cipaganti. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa rumah tinggal kolonial di Jalan Cipaganti mendapat pengaruh arsitektur rumah tradisional Jawa Barat dan rumah peninggalan kolonial Belanda pada bagian atas, badan, dan bawah bangunan. Rumah-rumah di Cipaganti juga memiliki ciri khusus yang tidak ditemukan pada rumah tinggal kolonial di daerah pembanding Menteng, Taman Kencana, dan Cihapit.

This undergraduate thesis discusses about colonial houses from early 20th Century at Jalan Cipaganti, Bandung. The houses on Jalan Cipaganti are located in North Bandung area and in the past were reserved for the European elite. This study aims to see the influence of traditional architecture of West Java and architecture of Dutch colonial heritage houses in Menteng, Taman Kencana, and Cihapit which is reflected in the elements of house in Cipaganti. This research is analytical descriptive. The results of this study explain that the colonial residence on Jalan Cipaganti get the influence of the architecture of traditional houses of West Java and the Dutch colonial relics on the top, body, and bottom of the building. The houses in Cipaganti also have special characteristics that are not found in the colonial residence in the comparative areas Menteng, Taman Kencana, and Cihapit.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bondan Ramadhana Sendy
"Kawasan Pasar Ikan merupakan kawasan dimana artefak bersejarah (pasar ikan hexagon, menara syahbandar, museum bahari) menjadi cagar budaya bangunan. Dalam konteks sejarahnya, kawasan pasar Ikan sebagai gerbang dan cikal bakal kota Jakarta (Port Jacatra). Visi pengembangan kawasan ke arah pariwisata sebagai waterfront. Zona mixed used yang dikembangkan dalam kawasan ini memiliki potensi sebagai bangunan yang digunakan untuk komersil, mengingat konteks sejarah kawasan ini sebagai port perdagangan yang besar. Dalam konteks pariwisata, bangunan ditujukan sebagai atraksi. Bangunan memiliki akuarium besar untuk atraksi wisata sekaligus sebagai water treatment plant yang digunakan untuk memonitor kualitas air yang digunakan untuk karantina ikan hias. Tradefish Show Center dalam kawasan ini memiliki fungsi bangunan yang mengakomodasi pengguna bangunan yaitu turis sekaligus sebagai karantina ikan pra-ekspor.


Pasar Ikan Region where historical artefact (pasar ikan hexagon, menara syahbandar, bahari museum) preserved as cultural herritage. In the Historical Context this region is a gate and preceding Jakarta City (Port Jacatra). This Region vision towards tourism as a waterfront. Mixed Used zone that will be developed in this region have a larger portion of potential to the commercial building, as this region used to be the big trade port. In the tourism context this building developed as an attraction. Big aquarium in this building for tourist attraction and water treatment plant that used to monitored water quality for fish quarantine. Tradefish show center in this region have the function that accommodate user  as a tourist and pre-export fish quarantine."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ramanda Andrian
"DKI Jakarta, adalah sebuah kota yang berada di Pulau Jawa. Kota ini merupakan ibu kota dari Negara Republik Indonesia. Jakarta, atau yang dahulu disebut dengan Kota Batavia, merupakan kota yang memiliki sejarah yang kuat, mulai dari pemerintahan kolonial, penjajahan jepang, kemerdekaan Indonesia, hingga hal-hal yang terjadi saat ini. Sebagai negara yang kaya akan sejarah, Jakarta memiliki berbagai macam kultur dan budaya yang melekat di setiap sudut kota. Salah satu budaya yang ada di kota Jakarta antara lain adalah budaya Tionghoa.

 

Sebuah budaya yang hampir terdapat di seluruh pelosok dunia. Budaya ini memberikan ciri khas khusus kepada arsitektur yang terbangun, juga tatanan ruang kotanya, menjadi kumpulan objek menarik dalam sector pariwisata. Pariwisata diharapkan dapat memperkenalkan kembali Kota Batavia yang saat ini sedang tumbuh dan berkembang menjadi sebuah kota yang diperuntukan bagi wisatawan.

 


DKI Jakarta, a coastal city in the island of Java. This emerging capital of Republic of Indonesia was called Batavia. Historically, Jakarta has a dynamic character through colonisation era from Dutch and Japanese, Independence Day, and current events.

 

As a historically-rich city, Jakarta holds cultural landmarks within every corner of the city. Chinese is among the most influential culture, which also existed in almost every country. This particular culture reflects distinctively on architectural and urbanscape characteristics. Thus, an opportunity for tourism sector. Reintroducing Batavia as an emerging city to boost tourism developments.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>