Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bayu Yudianto
"Sejarah merupakan suri tauladan yang baik untuk kita amati dalam mengembangkan ilmu yang kita pelajari. Dalam ilmu arsitektur hubungan dengan masa Ialu sangallah penting. Arsitek terkemuka selalu belajar dan melihat kedalam lorong waktu untuk mendapatkan inspirasi dan imajinasi yang senantiasa menciptakan kanya yang bermutu tinggi.
Tulisan ini bermaksud unluk mengkaji bagaimana Henry Maclaine Pont sebagai seorang arsitek pada masa kolonial di Indonesia menuangkan idealisme dan gagasan pada karya-karya arsitektur yang telah dihasilkannya. Dalam tulisan ini akan di uraikan bagaimana dugaan penulis terhadap proses penciptaan karya-karya arsilekturnya berdasarkan pada latar belakang kehidupan Henry Maclaine Pont."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48313
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47904
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilandika Hendra Pratama
"[ABSTRAK
Gereja Blendhuk merupakan salah satu bangunan gereja kuno peninggalan Belanda di Kota Lama (oud Holland) di
Semarang. Bangunan gereja yang sampai saat ini masih aktif digunakan warga Semarang untuk melakukan
kebaktian ini bergaya bangunan khas Belanda dengan kubah yang menjadi ciri khasnya. Dalam bahasa Jawa atap
dengan bentuk tersebut dikenal dengan istilah
blendhuk, Dengan bentuk kubahnya yang lain dari pada yang lain
serta gaya bangunan yang menarik inilah yang membuat gereja tersebut tidak hanya menjadi sebagai rumah
peribadatan tetapi juga menjadi tujuan wisata. Manfaat dari penelitian ini adalah memaparkan tentang bagaimana
pseudo baroque berpengaruh pada sebagian besar detail yang terdapat pada bangunan Gereja Blendhuk. Penelitian
ini akan difokuskan pada peninjauan akan fungsi serta seni gaya bangunan yang dimiliki Gereja Blendhuk.

ABSTRACT
Blendhuk Church is one of the old church from Netherland in the Old City (Old Holland) in Semarang. The building
of the church that still active for people around Semarang as a place of worship is using typical dutch building style
with a big dome as the trademark. In Javanese language its called
blendhuk, With the shape of the dome that
different than the other and also the bulding style that can attract the other people like a tourist not only as a place of
worship but also as a tourist destination. The benefits of this research is elaborated on how the
pseudo baroque
influence on most of the details contained in the building of Blendhuk Church.This research will take a focus on a problem about a function and the art of building style that owned by Blendhuk Church., Blendhuk Church is one of the old church from Netherland in the Old City (Old Holland) in Semarang. The building
of the church that still active for people around Semarang as a place of worship is using typical dutch building style
with a big dome as the trademark. In Javanese language its called
blendhuk, With the shape of the dome that
different than the other and also the bulding style that can attract the other people like a tourist not only as a place of
worship but also as a tourist destination. The benefits of this research is elaborated on how the
pseudo baroque
influence on most of the details contained in the building of Blendhuk Church.This research will take a focus on a problem about a function and the art of building style that owned by Blendhuk Church.]"
2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Isabella Aida Munira
"ABSTRAK
Lawang Sewu merupakan bangunan yang didirikan ketika masa Hindia Belanda pada 29 Februari 1904 hingga 1 Juli 1907. Gedung ini digunakan sebagai markas perusahaan perkeretaapian Hindia Timur atau NISM Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij yang berada di kota Semarang dan dirancang oleh Cosman Citroen 1881-1935 . Penelitian ini bertujuan memaparkan bagaimana penerapan gaya neo-roman pada Lawang Sewu. Gaya neo-roman yang dipilih Citroen ternyata cocok untuk diterapkan pada bangunan ini agar dapat menyesuaikan dengan kondisi alam yang tropis dengan cara merancang banyak ventilasi, serta memasang pintu dan jendela yang besar untuk mengatasi panas. Ornamen-ornamen bulat dan pilaster juga ditambahkan sebagai elemen dekoratif untuk membuat bangunan ini nampak seperti kastil khas gaya neo-roman. Ciri bangunan yang dirancang Citroen juga diterapkan pada bangunan ini seperti adanya traphal dan lorong-lorong dengan jendela yang besar. Tidak hanya mengandung nilai sejarah, nilai seni pada bangunan ini juga menambah alasan untuk menjadikan Lawang Sewu sebagai salah satu tempat wisata sejarah.

ABSTRACT
Lawang Sewu is a building which built at Dutch East Indies period on 29 February 1904 until 1 July 1907. This building is used as the headquarters of the Dutch East Indies Railway Company or NISM Nederlands Indische Spoorweg Maatschappij in Semarang City and it is designed by Cosman Citroen 1881 1935 . This research explains how neo romanesque as an architectural style is applied in Lawang Sewu. The style is suitable to be applied in this building because of tropical nature condition by designing many ventilation, big doors, and windows to overcome the heat in Semarang. rounded ornaments and pilasters are added as a decorative element for making this building look like a castle, as the characteristic of the neo romanesque style. Citroen rsquo s characteristic is applied to it too by adding traphal and big corridor with big windows. Not only historical value but also art value give reasons for making Lawang Sewu as a historical tour place. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dullemen, C.J. van, 1954-
"Summary: Charles Prosper Wolff Schoemaker (1882-1949) is the Frank Lloyd Wright of Indonesia. Between 1910 and 1940 he designed numerous buildings on Java, including Villa Isola and Hotel Preanger in Bandung, which are among the absolute highlights of colonial architecture. This publication presents his complete oeuvre. Histories of Dutch architecture often pass over the architecture of Dutch architects in the former Dutch East Indies. Wolff Schoemaker and Henri Maclaine Pont were the main architects in Indonesia in the 1920s and 1930s. They determined the architectural landscape and the discussion of it."
Depok: Komunitas Bambu, 2018
720.598 DUL a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library