Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Tasya Wijayanti
"Agen antiretroviral adalah obat yang digunakan untuk pasien HIV dan diminum rutin oleh pasien HIV seumur hidup. Berdasarkan data Kementrian Kesehatan, setidaknya sebanyak 83,4% pasien HIV mendapatkan terapi antiretroviral untuk mengurangi perkembangan virus tersebut. Penggunaan obat antiretroviral harus dipantau dan dievaluasi penggunaannya apakah sesuai dengan tatalaksana yang berlaku. Selain itu, evaluasi diperlukan untuk mengurangi risiko kejadian yang tidak diinginkan oleh pasien HIV yang menggunakan antiretroviral. Oleh karena itu, diperlukan evaluasi penggunaan obat antiretroviral terhadap pasien HIV di RSUP Fatmawati secara berkala. Metode penelitian yang digunakan dalam pembuatan tugas khusus ini adalah penelitian observasional dengan design cross sectional. Data diambil secara retrospektif terhadap data sekunder yaitu data penggunaan obat yang diperoleh dari depo farmasi Instalasi Rawat Jalan Lantai 3 RSUP Fatmawati periode Juli-September 2022. Pengambilan data dilakukan dengan metode total sampling. Berdasarkan hasil pengambilan data, terdapat 2346 pasien HIV yang menjalani pengobatan rawat jalan di RSUP Fatmawati. Dari 2346 pasien tersebut, sebanyak 71% pasien HIV yang menjalani pengobatan rawat jalan di RSUP Fatmawati adalah laki-laki dan usia 35 - ≤45 tahun menjadi populasi terbanyak dengan persentase sebesar 46,76%. Dalam penelitian ini, didapatkan bahwa penggunaan kombinasi Tenolam E (Tenofovir – Lamivudin – Efavirenz) merupakan kombinasi yang paling sering diresepkan di RSUP Fatmawati dengen persentase sebesar 24%. Kemudian, penggunaan obat non-ARV yang sering diresepkan adalah cotrimoxazol yang merupakan antibiotik untuk mencegah infeksi oportunistik pada ODHA.
Antiretroviral agents are drugs that are used for HIV patients and are taken regularly by HIV patients for life. Based on data from the Ministry of Health, at least 83.4% of HIV patients receive antiretroviral therapy to reduce the spread of the virus. The use of antiretroviral drugs must be monitored and evaluated for their use whether they are in accordance with the applicable management. In addition, evaluation is needed to reduce the risk of adverse events in HIV patients taking antiretrovirals. Therefore, it is necessary to periodically evaluate the use of antiretroviral drugs in HIV patients at Fatmawati General Hospital. The research method used in making this special assignment is an observational study with a cross-sectional design. Data were collected retrospectively from secondary data, namely drug use data obtained from the pharmacy depot on the 3rd floor of the Outpatient Installation at Fatmawati Hospital for the period July-September 2022. Data was collected using the total sampling method. Based on the results of data collection, there were 2346 HIV patients undergoing outpatient treatment at Fatmawati General Hospital. Of the 2346 patients, 71% of HIV patients undergoing outpatient treatment at Fatmawati General Hospital were male and aged 35 - ≤45 years being the largest population with a percentage of 46.76%. In this study, it was found that the use of the combination Tenolam E (Tenofovir – Lamivudin – Efavirenz) was the most frequently prescribed combination at Fatmawati General Hospital with a percentage of 24%. Then, the use of non-ARV drugs that are often prescribed is cotrimoxazol which is an antibiotic to prevent opportunistic infections in PLWHA."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Luthfiyah Amirah
"Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan infeksi yang menyerang sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak fungsinya. Menurut World Health Organization (WHO), pada akhir tahun 2022 diestimasikan 39,0 juta orang di dunia hidup dengan HIV dan kematian sebanyak 630.000 orang pada tahun 2022. Tujuan utama terapi ARV adalah penekanan secara maksimum dan berkelanjutan terhadap jumlah virus dalam tubuh agar tidak berlanjut ke stadium AIDS. Pada laporan tugas khusus ini dibahas mengenai karakteristik pasien HIV/AIDS berdasarkan usia, jenis kelamin, dan penggunaan obat ARV dan non ARV serta mengevaluasi ketepatan regimen dan dosis terapi ARV periode bulan Januari - Februari 2023 di RSUP Fatmawati. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dari resep masing-masing pasien (individual prescription) yang menerima terapi ARV dan non ARV. Hasil menunjukkan bahwa karakteristik pasien HIV/AIDS periode bulan Januari - Februari 2023 paling banyak terjadi pada kelompok usia 35 - 44 tahun dengan jenis kelamin laki-laki. Penggunaan obat ARV dan non ARV paling banyak periode bulan Januari - Februari 2023 adalah KDT (TDF + 3TC + EFV) pada bulan Januari 2023, KDT (TDF + 3TC + DTG) pada bulan Februari 2023, dan kotrimoksazol. Hasil dari evaluasi dengan total jumlah pasien yaitu 1735 pasien, sebanyak 1719 pasien tepat regimen dan sebanyak 1696 pasien tepat dosis. Perlu dilakukannya evaluasi terhadap regimen dan dosis terapi ARV yang berkelanjutan untuk setiap periode mengingat pengobatan terapi ARV diberikan rutin kepada pasien.
Human Immunodeficiency Virus (HIV) is an infection that attacks body's immune system, destroying or impairing its function. According to the World Health Organization (WHO), by the end of 2022 it is estimated that 39.0 million people in the world will be living with HIV and 630,000 people died in 2022. The main goal of ARV therapy is maximum and sustainable suppression the number of viruses in the body so it does not persist to AIDS stage. This special assignment report discusses the characteristics of HIV/AIDS patients based on age, gender, and use of ARV and non-ARV drugs as well as evaluation the accuracy of therapeutic regimen and dosage ARV January - February 2023 period in Fatmawati Central General Hospital. Data was collected retrospectively from each patient's prescription (individual prescription) who received ARV and non-ARV therapy. The results show that the characteristics of HIV/AIDS patients January - February 2023 period are most common in the age group 35 - 44 years with male gender. The most common use of ARV and non-ARV drugs in January - February 2023 period was KDT (TDF + 3TC + EFV) in January 2023, KDT (TDF + 3TC + DTG) in February 2023, and co-trimoxazole. The results of evaluation with a total number of patients were 1735 patients, 1719 patients had the right regimen and 1696 patients had the right dosage. It is necessary to evaluate the regimen and dosage of ongoing ARV therapy for each period considering that ARV therapy treatment is given routinely to patients."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Gayatri Indah Pramesti
"HIV/AIDS adalah masalah kesehatan global yang serius, dan pengelolaan efek samping obat antiretroviral (ARV) adalah bagian penting dari terapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menguraikan berbagai efek samping dari obat antiretroviral dan cara penanggulangannya pada Puskesmas Kecamatan Makasar. Penelitian dilakukan melalui pendekatan deskriptif dengan metode observasional dan tinjauan literatur. Data dikumpulkan dari catatan medis pasien HIV/AIDS yang mendapatkan terapi ARV di Puskesmas Kecamatan Makasar selama periode April 2023. Temuan menunjukkan bahwa efek samping yang umum dialami oleh pasien meliputi mual, muntah, diare, dan ruam kulit. Efek samping ini bervariasi tergantung pada jenis ARV yang digunakan. Untuk mengatasi efek samping, langkah-langkah yang diambil termasuk pemberian obat antiemetik, edukasi pasien mengenai pola makan yang tepat, dan penyesuaian dosis obat. Manajemen efek samping ARV di Puskesmas Kecamatan Makasar cukup efektif, namun perlu adanya peningkatan dalam hal edukasi pasien dan pemantauan rutin untuk meningkatkan kepatuhan terhadap terapi dan kualitas hidup pasien. Disarankan untuk mengembangkan program edukasi yang lebih komprehensif untuk pasien dan pelatihan bagi tenaga kesehatan mengenai manajemen efek samping ARV. Evaluasi rutin terhadap penanganan efek samping juga diperlukan untuk memastikan keberlanjutan kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas.
HIV/AIDS is a serious global health issue and managing the side effects of antiretroviral (ARV) drugs is a crucial part of therapy. This study aims to identify and describe the various side effects of antiretroviral drugs used at the Makasar District Health Center and the methods to mitigate them. The research was conducted using a descriptive approach with observational methods and literature review. Data were collected from the medical records of HIV/AIDS patients receiving ARV therapy at the Puskesmas Kecamatan Makasar during the period of April 2023. The findings indicate that common side effects experienced by patients include nausea, vomiting, diarrhea, and skin rashes. These side effects vary depending on the type of ARV used. To address the side effects, measures taken include the administration of antiemetic drugs, patient education on proper dietary habits, and adjustment of drug dosages. The management of ARV side effects at the Puskesmas Kecamatan Makasar is quite effective, but there is a need for improvement in patient education and routine monitoring to enhance therapy adherence and patient quality of life. It is recommended to develop more comprehensive educational programs for patients and training for healthcare providers on ARV side effect management. Routine evaluation of the effectiveness of side effect management is also necessary to ensure the sustainability of the quality of healthcare services at the Health Center."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library