Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Tanaman sirsak (Annona muricata L) tumbuh apada daerah beriklim tropis dan dapat beradaptasi baik pada dataran rendah sampai 800 m dpl. Perbanyakan tanaman sirsak sangat mudah, yaitu dengan mwenggunakan biji. Namun cara ini tidak dianjurkan karena karakteristik buahnya sering menyimpang dari induknya...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Firmansyah
"ABSTRAK
Efek inhibisi korosi dan sifat-sifat adsorpsi oleh ekstrak daun Annona Muricata (sirsak) pada baja karbon dalam larutan asam 1M HCl telah dipelajari menggunakan teknik konvensional metode berat hilang pada variasi waktu, konsentrasi dan suhu. Parameter-parameter termodinamika seperti energi aktivasi, entalpi, entropi dan perubahan energi bebas dihitung. Polarisasi elektrokimia telah dievaluasi untuk memastikan jenis inhibitor. Spektra infrared dan GCMS dilakukan untuk mengetahui senyawa ekstrak yang berperan dalam proses inhibisi. Keseluruhan hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun sirsak
dapat digunakan sebagai inhibitor korosi yang efektif pada baja karbon di lingkungan 1M HCl dengan pencapaian efisiensi 93,68% pada konsentrasi 6000 ppm selama 120 jam. Mekanisme inhibisi adalah adsorpsi fisiosorpsi berdasar rendahnya nilai entalpi dan energi bebas. Inhibisi diketahui meningkat dengan peningkatan konsentrasi dari ekstrak serta menurun dengan peningkatan suhu. Kurva polarisasi menunjukkan inhibitor ini berperilaku sebagai inhibitor campuran dengan dominan pada inhibisi katodik.

Abstract
The corrosion inhibition effect and adsorption properties by the extract of Annona Muricata (graviola) leaves on carbon steel in hydrochloric acid were studied using convensional mass loss method at various time, concentrations and temperature. Thermodynamic parameters such as energy activation, enthalpy, entropy and change in the free energy are calculated. Electrochemical polarization was evaluated to confirm the type of inhibitor. Infra red spectra & GCMS are evaluated to reveal compounds of extract which effect the inhibition process. The
entire study shows that ethanol extract of Annona Muricata leaves could serve as an effective inhibitor of the corrosion of mild steel in 1M HCl media with optimum efficiency of inhibitor up to 93,68 % for 120 hours. Mechanism of inhibition is fisiosorpsi adsorption due to low entalphy and free energy. Inhibition was found to increase with increasing concentration of the leaves extract and decrease with increasing temperature. Polarisation curves reavealed that this inhibitor act as a mixed type inhibitor with predominant in catodic inhibition."
2011
T29868
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yos Wahyu Harinta
"The aim of this research is to know the influence of the flour soursop seed of the controlling pest
Callosobruchus analis at the soursop seed. This research has been implemented experimentally, consists of two
phases. The first is to know the effectivity of the flour soursop seed against mortallity of the beetle C. analis. and
the laying of eggs, while the second phases is to know the influence of the flour soursop seed against the influence
of the beetle population C. analis. This research has used RAL/CRD/ Completely Randomized Design with one
treatment factor that is : the dosege of the flour soursop seed,consiste of A) the flour soursop seed, dosege 1,50
g/100g ; B) the flour soursop seed, dosage 1,00 g/100 g ; C) the flour soursop seed, dosage 0,50 g/ 100 g; O)
Control/without treatment. Every tretment is repeated five time. The observation of the parameter is : mortality
and development of the beetle C. analis, the percentageof the seed damage and the decrease of the seed heavy.
The result of this research indicated that; the flour soursop seed influenced for the mortality and devolepment C.
analis at the soy bean seed; the flour soursop seed can reduce for damage and the decrease of the seed heavy
against attacking C. analis. The effective dosage of the flour soursop seed for controlling the beetls C. analis, is
not founded yet. From the result of this research, can be concluded that the flour soursop seed by dosage 1,50 g/
100 g seed can influence for increasing mortality and decreasing the expansion of the beetle powder C. analis at
the say been seed and can reducing the damage and the decreasing the soy bean seed heavy because of the
attacking the powder of beetle C. analis at storaging, the effective dosage of the flour soursop seed for controlling
the beetle C. analis is not founded yet.
Keywords: the flour soursop seed (Annona muricata), the powder of beatle Callosobruchus analis F.
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh tepung biji sirsak terhadap pengendalian hama
Callosobruchus analis pada biji kedelai. Penelitian ini dilaksanakan secara eksperimen, yang terdiri dari dua tahap,
tahap pertama adalah mengetahui efektifitas tepung biji sirsak terhadap mortalitas kumbang C. analis dan
peletakan telur sedangkan tahap kedua mengetahui pengaruh tepung biji sirsak terhadap perkembangan populasi
kumbang C. analis. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL/CRD) dengan 1 faktor perlakuan
yairu dosis tepung biji sirsak. Adapun dosis perlakuan adalah dosis tepung biji sirsak yang terdiri dari (A) Tepung
biji sirsak , dosis 1,50 g / 100 g; (B) Tepung biji sirsak, dosis 1,00 g / 100 g; (C) Tepung biji sirsak , dosis 0,50 g
/ 100 g; (O) Kontrol / Tanpa Perlakuan. Tiap Perlakuan diulang lima kali. Parameter pengamatan adalah ;
mortalitas dan perkembangan kumbang C. analis, persentase kerusakan biji dan penyusutan bobot biji. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tepung biji sirsak berpengaruh terhadap mortalitas dan perkembangan C. analis
pada biji kedelai ; tepung biji sirsak dapat mengurangi terhadap kerusakan dan penyusutan bobot biji kedelai
terhadap serangan C. analis; belum didapat dosis tepung biji sirsak yang efektif untuk mengendalikan kumbang
C.analis. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa tepung biji sirsak dengan dosis 1,50 g / 100 g biji dapat
berpengaruh terhadap peningkatan mortalitas dan penurunan perkembangan kumbang bubuk Callosobruchus
analis F. pada biji kedelai serta dapat mengurangi kerusakan dan penyusutan bobot biji kedelai akibat serangan
kumbang bubuk Callosobruchus analis F. di penyimpanan, namun belum didapat dosis tepung biji sirsak yang
efektif untuk mengendalikan kumbang C. analis F.
Kata kunci: Tepung biji sirsak (Annona muricata), Kumbang bubuk Callosobruchus analis F."
Universitas Veteran Bangun Nusantara. Fakultas Pertanian, 2016
630 AGRIN 20:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Intan Permata Sari
"Pendahuluan: Diabetes melitus (DM) merupakan gangguan metabolik kronik yang
ditandai dengan hiperglikemia. Salah satu komplikasi DM adalah disfungsi ginjal. Daun
sirsak (Annona muricata) memiliki potensi sebagai antidiabetes. Namun, belum ada
penelitian mengenai ekstrak etanol daun Annona muricata terhadap morfologi ginjal
terutama terkait proliferasi dan pertumbuhan dari sel mesangial glomerulus, ruang
Bowman, dan tubulus kontortus proksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh ekstrak etanol daun Annona muricata terhadap perubahan histopatologi ginjal
dari mencit Swiss Webster yang diinduksi Aloksan. Metode: Penelitian ini menggunakan
studi eksperimental in vivo. Sampel penelitian berasal dari organ ginjal 30 ekor mencit
jantan galur Swiss Webster yang diinduksi aloksan. Sampel dibagi menjadi kelompok
kontrol negatif, kontrol positif, dan 3 kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak etanol
daun sirsak (EEDS) dengan masing-masing dosis 150, 300, dan 600 mg/kgBB selama 14
hari. Semua sampel preparat jaringan ginjal diwarnai dengan pewarnaan PAS dan diamati
pada perbesaran 400x dengan melihat pada 10 LP. Pengukuran histopatologi dilakukan
dengan software MIimageView. Hasil: EEDS dalam semua dosis perlakuan tidak
berpengaruh secara signifikan pada diameter glomerulus dan tebal tubulus kontortus
ginjal serta lebar ruang bowman ginjal kiri dan tubularisasi glomerulus ginjal kanan.
EEDS dosis 600 mg/kgBB berpengaruh secara signifikan (p<0,05) pada lebar ruang
bowman ginjal kanan. EEDS dosis 600 mg/kgBB dan kontrol positif secara signifikan
(p<0,05) dapat mencegah tubularisasi glomerulus ginjal kiri. Kesimpulan: Pemberian
EEDS selama 14 hari tidak berpengaruh pada ukuran diameter glomerulus dan tebal
tubulus kontortus proksimal ginjal kiri dan kanan serta lebar ruang bowman ginjal kiri
dan tubularisasi glomerulus ginjal kanan. Namun, pemberian EEDS dosis 600 mg/kgBB
dapat mencegah penyempitan ruang bowman ginjal kanan dan tubularisasi glomerulus
ginjal kiri.

Introduction: Diabetes mellitus (DM) is a chronic metabolic disorder characterized by
hyperglycemia, one complication of which includes kidney disfunction. Soursop leaves
(Annona muricata) is known to have antidiabetic potential; however, no research has been
conducted regarding the effect of ethanol extract of Annona muricata leaves on the
morphology of the kidney, particularly the proliferation and growth of the mesangial cells
of glomerulus, Bowman’s space, and the proximal convoluted tubule. This study aimed
to observe the effect of Annona muricata leaves ethanol extract on the morphological
chanes of Alloxan-Induced Swiss Webster Mice’s Kidney. Method: This study was
conducted as an in vivo experimental study. The samples were obtained from the kidneys
of 30 alloxan-induced male Swiss Webster mice, which were then grouped into negative
control, positive control, and 3 experimental groups given ethanol extracts of soursop
leaves (EEDS) with a dose of 150, 300, and 600 mg/kgBW for 14 days. The kidney tissue
samples were stained using the PAS staining and observed with a 400x magnification on
10 LP. The histopathological measurement was conducted using the MIimageView
software. Results: EEDS in all dose of treatment showed no significance on the
glomerular diameter and the thickness of the proximal convoluted tubules of the kidney,
as well as the width of the Bowman’s space of the left kidney and glomerular
tubularization of the right kidney. EEDS with a dose of 600 mg/kgBW showed a
significant effect (p<0.05) on the height of the right kidney’s Bowman’s space. EEDS
with a dose of 600 mg/kgBW and the positive control significantly (p<0.05) prevented
the tubularization of the left kidney’s glomerulus. Conclusion: The 14 days treatment
with EEDS didn’t have a significant difference on the glomerular diameter and the
thickness of the proximal convoluted tubules of the left and right kidney, as well as the
height of the Bowman’s space of the left kidney and the right kidney’s glomerular
tubularization. However, EEDS with a dose of 600 mg/kgBW could prevent the
narrowing of the Bowman’s space of the right kidney and the glomerular tubularization
of the left kidney.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evinia Listiania
"ABSTRAK
Latar Belakang: Demam tifoid disebabkan oleh infeksi bakteri gram negatif Salmonella typhii. Gejala dari demam tifoid adalah demam, nyeri abdomen, sakit kepala, dan menurunnya nafsu makan. Penggunaan antibiotik yang berlebihan telah memunculkan permasalahan dalam pengobatan demam tifoid, yaitu resistensi Salmonella typhii terhadap beberapa antibiotik standar. Daun Annona muricata atau sirsak sering digunakan sebagai pengobatan tradisional dan terbukti memiliki sifat antimikrobial terhadap S.typhii. Maka, penggunaan ekstrak daun Annona muricata diharapkan dapat menghambat pertumbuhan S.typhii.
Metode: Daun sirsak diekstraksi dengan metode maserasi dan menggunakan pelarut metanol. Kemudian ekstrak diencerkan menjadi 4 konsentrasi (400 mg/ml, 200 mg/ml, 100 mg/ml, 50 mg/ml) dan diuji efek antibakterinya terhadap isolat bakteri Salmonella typhii melalui metode difusi cakram. Lalu, diameter zona hambat dari setiap cakram diukur dan diinterpretasikan.
Hasil: Pada penelitian ini, tidak terdapat zona inhibisi pada kertas cakram yang mengandung ekstrak daun Annona muricata.
Konklusi: Oleh karena itu, efek antibakteri ekstrak daun Annona muricata terhadap pertumbuhan bakteri S.typhii tidak dapat diamati dengan metode difusi cakram dikarenakan metode difusi cakram dapat mengurangi difusi molekul ekstrak ke dalam agar. Namun, metode dilusi cair, dapat menunjukkan efek antibakteri ekstrak daun Annona muricata."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prasetyawan Yunianto
"Sampai saat ini seperempat dari obat-obat modern yang beredar di dunia berasal dari bahan aktif yang diisolasi dan dikembangkan dari tanaman. Permasalahannya adalah menjaga tingkat produksi obat herbal dengan bahan baku yang terbatas. Mikroba endofit dapat menghasilkan senyawa yang hampir sama dengan inangnya. Annonase asetogenin dari Annona sp. dikenal sebagai obat anti kanker yang selektif dan aman, yang terus dikembangkan. Srikaya (Annona Squamosa L.) sangatlah potensial karena aktivitas bioinsektisidanya lebih tinggi dibandingkan keluarga Annnona yang lain. Perbedaan kondisi lingkungan akan sangat berpengaruh terhadap aktivitas mikroba endofit, oleh sebab itu sangatlah potensial untuk mengisolasi senyawa aktif sebagai anti kanker dan anti mikroba yang berasal dari endofit srikaya yang tumbuh di Indonesia. Pada penelitian ini telah diperoleh 7 (tujuh) jamur endofit dari batang tanaman srikaya (A. Squamosa L.) dan teridentifikasi baik secara mikroskopis maupun genetik 28S-rDNA. Penapisan terhadap jamur endofit aktif dilakukan dengan uji aktivitas secara in vitro menggunakan metode MTT terhadap sel kanker MCF-7 dan metode daya hambat terhadap mikroba uji dari ekstrak hasil fermentasi cair pada media Wickerham. Isolat jamur yang berpotensi sebagai anti kanker dan anti mikroba ada 5 yaitu : Fusarium sp NRRL 22354 NRRL223, Nectria rigidiuscula, Fusarium sp BOL35, Penicillium sp. dan Aspergilus sp. Hasil isolasi metabolit sekunder diperoleh 3 senyawa yang sudah diketahui dan dipublikasikan yaitu: meleagrin, chrysogin, fusarielin B dan 1 senyawa baru yaitu aspergilusitamida yang aktif sebagai indikasi khasiat anti kanker untuk sel MCF-7 dengan IC50 = 0,4498 µg/mL dan anti mikroba dengan konsentrasi daya hambat terhadap Bacillus subtilis pada 125 µg/mL Waktu inkubasi terbaik untuk produksi senyawa aspergilusitamida dari jamur endofit Aspergilus sp. pada fasa stationer, yaitu sekitar 21-25 hari yang dihasilkan secara ekstraselular. Tidak ada hubungan antara senyawa aspergilusitamida yang diproduksi secara fermentasi dari jamur endofit Aspergilus sp dengan tanaman inangnya, tetapi penggunaan substrat dari bagian inangnya berpengaruh terhadap produksinya, meskipun masih memerlukan glukosa untuk pertumbuhan dan produksinya. Kondisi fermentasi yang ekstrim dengan berkurangnya sumber nitrogen, mengakibatkan produksi senyawa aspergilusitamida semakin bertambah.

Up to now, a quarter of modern medicines marketed worldwide are developed from isolated plant?s active ingredients. The corresponding problem to this is how to maintain production level, taking account the availability of limited raw material. Endophytic microbes could produce compounds that similar to their host. Annonaceous acetogenin isolated from Annona sp. is known as a selective and safe anti-cancer drug, which is continued to be developed. Srikaya (Annona squamosa L.) is very potential as its bio-insecticide activity is higher compared to other Annona. The differences of environmental conditions significantly affect the activity of endophytic microbes, therefore it is considerable to isolate the active compounds of such endophyte from srikaya planted in Indonesia as anti-cancer and antimicrobial drugs. In this study, (7) seven endophytic fungus from srikaya (A. squamosa L.) stems were acquired and both microscopic and genetic 28SrDNA identified. Screening for endophytic fungi was performed by in vitro activity assay using MTT method against cancer cells MCF-7 and microbial inhibition test method performed on the extract of fermented liquid on Wickerham medium. Five fungus isolates show anti-cancer and anti-microbes potential: Fusarium sp NRRL 22354 NRRL223, Nectria rigidiuscula, Fusarium sp BOL35, Penicillium sp. and Aspergillus sp. Secondary metabolism isolation obtained 3 (three) already known compounds: meleagrin, chrysogin, fusarielin B, and 1 (one) new compound: aspergilusitamide. Aspergilusitamide actively indicated as anticancer benefit for MCF-7 cells by IC50 = 0.4498 mg / mL and anti-microbial benefit by inhibition concentration against Bacillus subtilis at 125 ug / mL. The optimum incubation time for producing aspergilusitamida compound generated from Aspergillus sp. endophyte is in the stationer phase which takes place about 21-25 days, extracellulary. There was no relationship between aspergilusitamida produced from fermentation of Aspergillus sp. with its host plant, however, the use of substrate from the host plant affects on production though it was still required glucose for growth and production. The extreme conditions of fermentation by reducing nitrogen source increase the production of aspergilusitamida."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
D1424
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinaldi Maulana
"ABSTRAK
Korosi merupakan suatu proses degradasi material akibat interaksi dengan
lingkungannya. Inhibitor korosi merupakan suatu zat yang dapat menghambat
proses korosi. Bahan organik dipilih sebagai alternatif karena bersifat aman,
mudah didapatkan, bersifat biodegradable, biaya murah, dan ramah lingkungan.
Penelitian ini merupakan studi tentang inhibitor korosi menggunakan senyawa
organik yang dilakukan pada material baja API 5L di lingkungan larutan NaCl
3,5%. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari efek penggunaan campuran
ekstrak daun sirsak dan ubi ungu sebagai inhibitor korosi dengan variasi
konsentrasi. Ekstrak daun sirsak dan ubi ungu dipilih sebagai inhibitor korosi
karena mengandung senyawa antioksidan yang dapat menghambat laju korosi.
Pengukuran laju korosi dilakukan dengan menggunakan metode kehilangan berat
dan polarisasi. Mekanisme terjadinya korosi diuji dengan menggunakan
Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) sementara karakterisasi dari
material inhibitor organik dilakukan dengan menggunakan metode Fourier
Transform Infra-Red (FTIR). Tipe ikatan kimia yang terbentuk di lapisan
permukaan baja dianalisa dengan metode FTIR yang mengindikasikan adanya
gugus fungsi karbonil (C=O) dan hidroksil (O-H) yang berkombinasi membentuk
suatu lapisan. Di dalam larutan 100 mL NaCl 3,5%, penambahan ekstrak daun
sirsak sebanyak 1 mL menghasilkan efisiensi inhibitor sekitar 73,38% (melalui
pengujian polarisasi) dan di dalam larutan 520 mL NaCl 3,5%, penambahan
ekstrak daun sirsak sebanyak 1 mL menghasilkan efisiensi inhibitor sekitar 50%
(melalui pengujian kehilangan berat). Kemudian, penambahan ekstrak ubi ungu
sebanyak 1-5 mL menyebabkan terjadinya penurunan efisiensi inhibitor. Ekstrak
daun sirsak dan ubi ungu bekerja dengan membentuk suatu lapisan tipis yang
mengendap (adsorpsi) pada permukaan logam sebagai lapisan pelindung yang
dapat menghambat reaksi logam tersebut dengan lingkungannya. Mekanisme ini
juga didukung dengan meningkatnya nilai tahanan polarisasi dari permukaan baja
setelah ditambahkan inhibitor.

ABSTRACT
Corrosion is a degradation of the material due to its interaction with the
environment. Corrosion inhibitor is a substance that can inhibit the corrosion
process. The use of organic corrosion inhibitor become a new alternative to
achieve that goal, it happen because the organic corrosion inhibitor is safe, cheap,
biodegradable, and environmentally friendly. This research is the study of
corrosion inhibitor using organic compounds for API 5L steel in 3.5% NaCl
solution. This research was conducted to study the use of mixture of annona
muricata leaves and purple sweet potato extracts as corrosion inhibitor with
variable concentration. Annona muricata leaves and purple sweet potato extracts
are selected as corrosion inhibitor because they contain antioxidant compounds
that can inhibit the corrosion rate. Corrosion rate measurement method was
conducted by using the weight loss and polarization methods. Corrosion
mechanism was examined by Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS)
while the characterization of organic inhibitor material was carried out using the
method of Fourier Transform Infra-Red (FTIR). The type of chemical bonds on
the steel surface layer was analyzed by FTIR method which indicated the presence
of functional groups carbonyl (C=O) and hydroxyl (O-H) which combined as film
forming. In a solution containing 100 mL 3.5% NaCl, the addition of 1 mL
annona muricata leaves extract resulted in approximately 73.38% inhibitor
efficiency (using the polarization method) and in a solution containing 520 mL
3.5% NaCl, the addition of 1 mL annona muricata leaves extract resulted in
approximately 50% inhibitor efficiency (using the weight loss method). Then, the
addition of 1-5 mL purple sweet potato extract resulted the decreasing of inhibitor
efficiency. Annona muricata leaves and purple sweet potato extracts work by
forming a thin layer which settles (adsorption) to metal surfaces as a protective
layer that can inhibit the reaction of the metal with its environment. This
mechanism is also supported by the increased value of the polarization resistance
of the steel surface after addition of inhibitor."
2014
S55381
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Elora Gugun
"Pendahuluan: Hiperglikemia yang berlangsung lama dan tidak ditangani dengan baik dapat meningkatkan produksi ROS dan menyebabkan infertilitas pada pria. Daun sirsak (Annona muricata) merupakan salah satu herbal dengan efek antidiabetik. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (EEDS) terhadap ukuran diameter tubulus seminiferus, jumlah sel sertoli, dan jumlah sel leydig pada mencit yang mengalami diabetes mellitus. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan studi eksperimental. Sampel yang digunakan sebanyak 30 ekor mencit jantan Swiss Webster yang diinduksi aloksan selama 3 hari, yang dibagi menjadi kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan 3 kelompok uji dengan dosis EEDS masing-masing 150, 300, dan 600 mg/kgBB. EEDS diberikan setiap hari selama 14 hari. Semua preparat jaringan testis diwarnai dengan pewarnaan HE dan diamati pada perbesaran 40x. Diameter tubulus seminiferus diukur menggunakan program Axiovision Release 4.8. Jumlah sel sertoli dan sel leydig dihitung menggunakan perangkat lunak image J. Hasil: EEDS dalam semua dosis uji tidak berpengaruh secara signifikan pada ukuran diameter tubulus seminiferus. EEDS dosis 150, 300, dan 600 mg/kgBB secara signifikan dapat meningkatkan jumlah sel sertoli dibandingkan kelompok kontrol negatif (p<0,05). EEDS dosis 300 mg/kgBB signifikan dapat meningkatkan jumlah sel leydig dibandingkan kelompok kontrol negatif (p<0,05). Kesimpulan: Pemberian EEDS selama 14 hari pada mencit yang diinduksi aloksan tidak mengubah ukuran diameter tubulus seminiferus secara signifikan, namun dapat meningkatkan jumlah sel sertoli dan sel leydig secara signifikan dibandingkan jika tidak diberi pengobatan apapun(
).Introduction: Prolonged and uncontrolled hyperglycemia increases production of ROS and causes male infertility. Soursop leaf (Annona muricata) is herbal medicine that is known to have antidiabetic effect. This study aimed to observe the potential effect of ethanol extract of soursop leaf (EESL) to the alteration of seminiferous tubules’ diameter, sertoli cells’ amount and leydig cells’ amount, as the indicators of male infertility. Method: This is a true experimental in vivo study with randomized control group. The sample used for this study are 30 alloxan-induced Swiss Webster mice which was devided into positive control group, negative control group, and three trial groups (1: 150 mg/kg, 2: 300 mg/kg, 3: 600 mg/kg). EESL solution was given everyday during 14 days. All histopathology preparations were stained by HE-staining and observed on 40x magnification. Diameters of seminiferous tubules were measured by Axiovision Release program version 4.8. The amounts of sertoli and leydig cells were counted by Image J software. Results: EESL in every trial dose doesn’t have significant effect to the diameter of seminiferous tubules on every trial groups. EESL 150, 300, and 600 mg/kg has a significant effect to increase the amounts of sertoli cells (p=0,003). EESL 300 mg/kg has a significant effect to increase the amounts of leydig cells (p=0,03). Conclusion: Administration of Annona muricata leaf during 14 days on alloxan-induced mice doesn’t significantly affect diameters of seminiferous tubules. In contrast, it significantly increases the amounts of sertoli and leydig cells."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naya Luvy Alifa
"Pada penelitian ini, telah berhasil dilakukan sintesis nanopartikel TiO2, nanopartikel YMnO3, dan nanokomposit TiO2/YMnO3 menggunakan ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) dalam sistem dua fasa. Nanomaterial hasil sintesis telah dikarakterisasi menggunakan instrumen Spektroskopi FTIR, Spektrofotometer UV-Vis DRS, XRD, dan TEM. Hasil karakterisasi UV-Vis DRS dari nanopartikel TiO2, nanopartikel YMnO3, dan nanokomposit TiO2/YMnO3 menghasilkan nilai energi celah pita sebesar berturut-turut sebesar 3,34 eV; 1,58 eV; dan 2,38 eV. Hasil karakterisasi TEM nanokomposit TiO2/YMnO3 menunjukkan ukuran rata-rata partikel sebesar 67,48 nm. Aktivitas fotokatalitik nanopartikel TiO2, nanopartikel YMnO3, dan nanokomposit TiO2/YMnO3 diujikan terhadap zat warna malasit hijau dengan penyinaran cahaya tampak selama 120 menit dengan persentase degradasi berturut-turut sebesar 58,73%; 88,21%; dan 95,34%. Perhitungan kinetika laju reaksi fotodegradasi malasit hijau menggunakan nanokomposit TiO2/YMnO3 menunjukkan kecocokan dengan kinetika reaksi orde satu semu.

In this study, TiO2 nanoparticles, YMnO3 nanoparticles, and TiO2/YMnO3 nanocomposites were synthesized using soursop leaf extract (Annona muricata L.) in a two-phase system. The synthesized nanomaterials were then characterized using FTIR Spectroscopy, DRS, XRD, and TEM UV-Vis Spectrophotometer. The results of UV-Vis DRS characterization of TiO2 nanoparticles, YMnO3 nanoparticles, and TiO2/YMnO3 nanocomposites resulted in band gap energy values of 3.34 eV; 1.58 eV; and 2.38 eV, respectively. The results of the TEM characterization of TiO2/YMnO3 nanocomposites showed an average particle size of 67.48 nm. The photocatalytic activity of TiO2 nanoparticles, YMnO3 nanoparticles, and TiO2/YMnO3 nanocomposites were tested for the photodegradation of malachite green dye under visible light irradiation for 120 minutes with percentages of degradation of 58.73%; 88.21%; and 95.34%, respectively. The kinetics of the photodegradation reaction rate of malachite green using TiO2/YMnO3 nanocomposites showed a good compatibility with the pseudo first-order reaction kinetics."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafira Nurlaila Dewi
"Prevalensinya terus meningkat dari tahun ke tahun baik di negara maju juga tidak berkembang. Di Indonesia diperkirakan ada 12 juta orang berusia 15 tahun yang menderita diabetes mellitus pada tahun 2013. Pengobatan diabetes mellitus menggunakan ekstrak tumbuhan dilaporkan memiliki hasil yang baik cukup bagus. Salah satu tanaman yang memiliki efek antidiabetes adalah Annona muricata. Ekstrak daun Annona muricata ditemukan meningkat regenerasi sel beta pankreas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (EEDS) pada diameter pulau Langerhans, ekspresi insulin, dan kadar plasma glukagon-like peptide-1 (GLP-1) pada tikus diinduksi aloksan. Metode: Penelitian ini menggunakan desain eksperimental. Sampel yang digunakan adalah mencit Swiss Webster sebanyak 30 ekor jantan dengan umur 12-14 minggu dan berat badan 20-30 gram. Sampel dibagi dengan diacak menjadi 5 kelompok, diinduksi dengan aloksan, dan diberi perlakuan 14 hari. Kelompok terdiri dari: kontrol negatif, kontrol positif yang diberi perlakuan glibenklamid 0,65 mg/kgBB, pengobatan dengan EEDS 150 mg/kgBB (P1), 300 mg/kgBB (P2), dan 600 mg/kgBB (P3). Diameter pulau-pulau Langerhans dan Ekspresi insulin diukur dengan pemeriksaan histopatologi dengan pewarnaan hematoxylin-eosin (HE) dan imunohistokimia (CPI), sedangkan GLP-1. level plasma diukur dengan ELISA. Data yang berdistribusi normal dianalisis dengan uji ANOVA satu arah, diikuti oleh Tukey HSD post hoc. Data dengan distribusi. Kelainan dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis. Hasil: Analisis bivariat menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pemberian EEDS dengan diameter Pulau Langerhans (p = 0,001) tetapi perbedaannya tidak signifikan dengan ekspresi insulin (p = 0,539) dan kadar GLP-1 plasma (p = 0,122). Kesimpulan: EEDS yang diberikan dalam dosis 300 mg/kgBB paling efektif dalam memperbesar diameter pulau langerhans. Sebaliknya, ketiga dosis ekstrak tidak dapat meningkatkan ekspresi insulin dan kadar GLP-1 plasma.

Its prevalence continues to increase from year to year both in developed countries also not growing. In Indonesia, it is estimated that there are 12 million people aged 15 years who suffer from diabetes mellitus in 2013. Treatment of diabetes mellitus using plant extracts is reported to have good results. One of the plants that have an antidiabetic effect is Annona muricata. Annona muricata leaf extract was found to increase pancreatic beta cell regeneration. This study aimed to determine the effect of soursop leaf ethanol extract (EEDS) on the diameter of the islets of Langerhans, insulin expression, and plasma levels of glucagon-like peptide-1 (GLP-1) in rats. alloxan induced. Methods: This study used an experimental design. The samples used were 30 male Swiss Webster mice, aged 12-14 weeks and weighing 20-30 grams. Samples were divided randomly into 5 groups, induced with alloxan, and treated for 14 days. The group consisted of: negative control, positive control that was given treatment glibenclamide 0.65 mg/kgBW, treatment with EEDS 150 mg/kgBW (P1), 300 mg/kgBW (P2), and 600 mg/kgBW (P3). The diameter of the islets of Langerhans and insulin expression were measured by histopathological examination with hematoxylin-eosin (HE) and immunohistochemical (CPI) staining, while GLP-1 . plasma levels were measured by ELISA. Data that were normally distributed were analyzed by one-way ANOVA test, followed by Tukey HSD post hoc. Data with a distribution that Abnormalities were analyzed by the Kruskal-Wallis test. Result: Bivariate analysis showed a significant difference between the administration of EEDS and the diameter of the Islets of Langerhans (p = 0.001) but the difference was not significant with insulin expression (p = 0.539) and plasma GLP-1 levels (p = 0.122). Conclusion: EEDS given in a dose of 300 mg/kgBW was most effective in increasing the diameter of the islets of Langerhans. In contrast, the three extract doses did not increase insulin expression and plasma GLP-1 levels."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>