Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aminudin
"PT. Yuan Sejati merupakan adalah perusahaan kontraktor yang mensupplai metering sistem untuk minyak dan gas. PT. Yuan Sejati merupakan salah satu perusahaan kontraktor yang ikut serta dalam program pemerintah untuk konversi dari minyak tanah ke gas. Dalam membangun sistem metering PT. Yuan Sejati membutuhkan mitra kerja yang salah satunya adalah fabrikator untuk pembuatan piping dan skid. Dalam memilih fabrikator PT. Yuan Sejati dihadapkan dengan permasalahan belum adanya standar kriteria untuk memilih mitra kerja. Pengambilan keputusan mengenai fabrikator mana yang dipilih melibatkan berbagai kriteria.
Dalam permasalahan ini kriteria-kriteria tersebut merupakan faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan kerja fabrikator. Pemilihan fabrikator ini dinilai sebagai suatu permasalahan perngambilan keputusan yang memiliki hubungan saling ketergantungan dan timbal balik antar kriterianya penerapan metode Analytical Network Process (ANP) dibutuhkan dalam penyelesainnya.

PT. Yuan Sejati is a contracting company that it is supplying metering systems for oil and gas. PT. Yuan Sejati is one of the contractors who participated in government programs for the conversion from kerosene to gas. In building metering system PT. Yuan Sejati need partners which one of them is a fabricator to manufacture piping and skid. In choosing a fabricator PT. Yuan Sejati confronted with problems of lack of standard criteria for selecting partners. Decisions about where the selected fabricator involve various criteria.
In this issue these criteria are important factors that influence the success of the work fabricator. Election fabricator is considered as a problem that has a relationship decision perngambilan interdependence and reciprocity between the criteria of application of the Analytical Network Process (ANP) is required in the completion.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52051
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhilah Muna Karimah
"Aktivitas inbound logistic dalam pertambangan memiliki peran penting untuk menerima, menyimpan, dan menyebarluaskan input dari pemasok ke titik penggunaan dalam operasi produksi. Dalam studi kasus salah satu perusahaan tambang di Indonesia, kinerja proses inbound logistic belum mencapai target yang optimal. Untuk meningkatkan indikator kinerja dalam proses inbound logistic tersebut, penelitian ini membangun metode yang tepat untuk mengukur proses inbound logistic dan merancang strategi berdasarkan hasil indikator kinerja yang paling penting. Penelitian dimulai dengan pengumpulan indikator kinerja dan kriteria yang akan digunakan dalam pengukuran kinerja proses inbound logistic perusahaan tambang. Pengolahan data kemudian dilakukan setelah pengisian kuesioner I untuk menentukan indikator kinerja yang akan digunakan dalam penelitian. Selanjutnya, kuesioner II disebarkan untuk menilai hubungan keterkaitan antar indikator kinerja. Kuesioner II kemudian diolah menggunakan metode Decision making Trial and Evaluation Laboratory (DEMATEL) dan Analytical Network Process (ANP) untuk mendapatkan hubungan kausal dan indikator kinerja yang akan diprioritaskan dalam perancangan strategi. Indikator kinerja yang diprioritaskan adalah utilisasi kapal (31,24%), ketersediaan material ketika dibutuhkan (12,18%), waktu siklus pengiriman (12,01%), dan performa dalam pembuatan purchase order (10,92%). Strategi yang diusulkan antara lain optimasi ruang kontainer, pembuatan standar operasional khusus untuk barang fast moving, penggunaan teknologi Radio Frequency Identification (RFID) pada setiap handling unit dan diferensiasi strategi proses pembelian berdasarkan purchasing portofolio.

Inbound logistic activity in the mining company has an essential role in receiving, store, and disseminate input from suppliers to the point of use in production operations. In the case of one of the mining companies in Indonesia, inbound logistic performance has not yet reached the optimal target. This research builds an appropriate method to measure inbound logistic processes and then design strategies based on the results of the most critical performance indicators to improve performance indicators in the inbound logistic processes. The study begins with the collection of performance indicators and criteria for measuring the performance of the mining company's inbound logistic processes. The first questionnaire is filled and processed to determine the chosen performance indicators for the study. The second questionnaire is then filled to assess the relationships among the performance indicators. The results are then processed using Decision Making Trial and Evaluation Laboratory (DEMATEL) and Analytical Network Process (ANP) to confirm the causal relationship, identify the major performance indicators, and develop strategies accordingly. Based on the result, vessel capacity utilization (31.24%) is the first performance indicator that should be the priority, followed by material availability (12.18%), delivery cycle time (12.01%), and performance in making purchase orders (10.92%). The proposed strategies recommendations are container space optimization, a specialized standard operating procedure for fast-moving goods, implementation of Radio-Frequency Identification (RFID) technology for each handling unit, and differentiation in purchasing strategy based on purchasing portfolio."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rike Adyartie Krisnawardhani
"ABSTRAK
Reverse logistics merupakan salah satu bagian supply chain yang membawa aliran material dari konsumen kembali kepada produsen dengan tujuan untuk mendapatkan nilai tambah atau melakukan pembuangan yang layak terhadap material tersebut. Pada penerapan reverse logistics, terdapat beberapa masalah yang sering ditemui yang dapat menyebabkan adanya waste pada aktivitas reverse logistics. Untuk mengatasi masalah ini, Madsen [Framework for Reverse Lean Logistics to Enable Green Mnaufacturing, Eco Design 2009: 6th International Symposium on Environmentally Conscious Design and Inverse Manufacturing, Sapporo, 2009] telah mengembangkan suatu framework lean reverse logistics dengan tujuan menghilangkan waste dengan menerapkan lean pada reverse logistics. Namun, framework yang dihasilkan tidak menyertakan kriteria-kriteria yang dapat digunakan sebagai dasar evaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kriteria berbobot yang dapat digunakan sebagai dasar evaluasi reverse logistics dengan mempertimbangkan aspek lean. Penggunaan kriteria berbobot ini diharapkan dapat menjamin lean reverse logistics terhindar dari adanya waste dan berjalan secara efisien. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analytical Network Process (ANP). Berdasarkan hasil penelitian, kriteria yang dapat digunakan untuk mengevaluasi lean reverse logistics adalah Inovasi dan Pembelajaran (35%), Ekonomi (30%), Manajemen Aliran Proses (14%), Manajemen Pelayanan Konsumen (13%), Lingkungan (6%), dan Sosial (2%).

ABSTRACT
Reverse logistics is part of supply chain that bring materials from consumers back to manufacturer in order to gain added value or do a proper disposal. Nowadays, most companies are still facing several problems on reverse logistics implementation which leads to high waste along reverse logistics processes. In order to overcome this problem, Madsen [Framework for Reverse Lean Logistics to Enable Green Manufacturing, Eco Design 2009: 6th International Symposium on Environmentally Conscious Design and Inverse Manufacturing, Sapporo, 2009] has developed a lean reverse logistics framework as a step to eliminate waste by implementing lean on reverse logistics. However, the resulted framework sets aside criteria used to evaluate its performance. This research aims to determine weighted criteria that can be used as a base on reverse logistics evaluation by considering lean principles. The resulted criteria will ensure reverse logistics are kept off from waste, thus implemented efficiently. Analytical Network Process (ANP) is used in this research to determine the weighted criteria. The result shows that criteria used for evaluation lean reverse logistics are Innovation and Learning (35%), Economy (30%), Process Flow Management (14%), Customer Relationship Management (13%), Environment (6%), and Social (2%)."
2016
T45745
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library