Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hudzaifah
"Daerah Kradenan, Jawa Tengah telah terbukti menghasilkan gas dengan dilakukannya pengeboran terhadap sumur HZ-1 pada formasi Kujung yang merupakan batuan karbonat buildup. Keberadaan gas ini dapat dipelajari dengan mengamati perubahan amplitudo terhadap offset atau disebut juga sebagai analisis AVO. Analisis AVO dapat membuktikan terdapatnya anomali amplitudo pada formasi Kujung khususnya pada daerah disekitar sumur HZ-1.
Pada batuan karbonat kecepatan seismik cenderung merambat melalui matriks batuan daripada melalui pori-pori batuan. Keadaan ini mengakibatkan ketidaksensitifan kecepatan seismik pada zona reservoir. Ketidaksensitifan Vp dan Vs pada batuan karbonat dapat diatasi dengan menurunkan attribut lamda mu rho (LMR) dengan inversi AVO. Attribut lamda rho sensitif terhadap fluida batuan sedangkan attribut mu rho sensitif terhadap litologi batuan. Dengan melakukan analisa terhadap beberapa attribut AVO persebaran reservoir gas daerah Kradenan dapat diperkirakan.

Kradenan area at Center of Java has proven produce gas by the drilled well HZ-1 in Carbonate buildup, Kujung formation. The gas existence will be able to studied, by observing amplitude variation with offset or named as AVO analysis. AVO analysis can show amplitude anomaly at Kujung formation especially in the area around well HZ-1.
Seismic velocities in carbonate rocks lean to propagate across matrix of rock than propagate across pore space of rock. Consequence of this situation is seismic velocities (Vp and Vs) in reservoir zone become insensitive. The insensitively of Vp and Vs could be solved with creating lamda rho and mu rho attributes (LMR) by AVO inversion. Lamda rho attribute sensitive to fluid filled rock, while mu rho attribute sensitive to rocks lithology. With analyzing several AVO attributes, the gas reservoir delineation at Kradenan area may estimated.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S29026
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Fickry A.
"Atribut Seismik merupakan karakterisasi secara kuantitatif dan deskriptif data seismik yang secara langsung dapat ditampilkan dalam skala yang sama dengan data awal. Pemetaan facies dengan menggunakan atribut seismik diperlukan untuk melihat pola penyebaran reservoir secara deskriptif untuk selanjutnya dapat dipakai sebagai salah satu acuan pengembangan daerah prospek. RMS Amplitudo merupakan salah satu atribut yang paling efektif dan sering digunakan pada pemetaan facies. Pada batu pasir formasi Talang Akar, facies dibedakan dengan melihat penyebaran clean sand dan shaly sand, RMS amplitudo daerah clean sand ditunjukkan dengan RMS amplitudo tinggi sedangkan shaly sand ditunjukkan dengan daerah RMS amplitudo rendah.
Pada batu gamping formasi baturaja facies dibedakan dengan melihat penyebaran batu gamping build up atau reef dengan batu gamping palatform, daerah build up ditunjukkan dengan nilai RMS amplitudo rendah dan daerah platform ditunjukkan dengan RMS amplitudo tinggi. Pemetaan RMS amplitudo menggunakan software Geoframe didukung oleh pola refleksi, anomali amplitudo yang terlihat dari penampang seismik dan data sumur untuk mengontrol peta RMS amplitudo yang dibuat pada dua horizon, Talang Akar dan Baturaja di daerah X.

Seismic attribute is quantitative and descriptive charaterisation of seismic data that is directly displayed in a scale same as the initial data. Facies mapping using seismic attibutes is necessery to observe reservoir distribution patterns. Further more it is useful for the development of prospect area. The RMS Amplitude is one of many seismic attibutes that is the most effective and widely used for facies mapping. In Talang Akar sand Formation, facies is distinguished by the distribution of clean sand and shaly sand. The RMS amplitude of clean sand area is shown by high RMS amplitude area whilst the shaly sand is shown by the low RMS amplitude area.
In Baturaja carbonate formation, facies is distinguished by observing the distribution of carbonate buid up or reefs with carbonate platform. The build up is shown by low RMS amplitude while platform is shown by high RMS amplitude. RMS amplitude mapping was conducted with geoframe software supported with reflection pattern, amplitude anomalies with a seismic side view and well data for controlling RMS amplitude was made for two horizons. Talang Akar and Baturaja at area X.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S29402
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Novarie
"Analisa atribut seismik adalah metoda yang menggunakan semua data seismik, yang merepresentasikan karakterisasi dari gelombang seismik berupa amplitudo, frekuensi, dan fasa. Amplitudo merupakan salah satu atribut dasar dari trace seismik yang dapat digunakan untuk mengetahui persebaran dari distribusi reservoar (karbonat). Persebaran dari reservoar karbonat umumnya diindikasikan dengan nilai amplitudo yang rendah. Analisa atribut ini diaplikasikan pada data seismik 2D dan 2 buah data sumur pada Cekungan Jawa Barat-Utara, Lapangan Mendawai, Formasi MMC. Analisa difokuskan pada satu horison yang dianggap sebagai reservoar. Peta distribusi reservoar dapat dilihat pada peta Amplitudo RMS dan Maksimum yang memiliki nilai amplitudo rendah. Hasilnya menunjukkan bahwa distribusi reservoar dapat dipetakan dengan mudah dalam pengertian secara geologi.

Seismic attribute analysis is a method that uses all seismic data information, which represents the characteristic of seismic wave including amplitude, frequency and phase. Amplitude is one of the basic attributes of seismic trace that can be used to delineate reservoir (carbonate) distribution. It can be understood, since the carbonate reservoir is commonly indicated by low amplitude. This attribute analysis has been applied to 2D seismic data and 2 well log data of North-West Java Basin, Mendawai Field, MMC formation. The analysis is focus on one horizon, which is believed as target reservoir. RMS amplitude and maximum amplitude is derived to map carbonate distribution, which is associated with low amplitude. The results show that reservoir distribution can be easily mapped in the meaning of geology."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S29309
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Subhan
"Lapangan X yang terletak di Graben Viking, Laut Utara tersusun oleh endapan deltaik dengan karakteristik struktural berupa sistem patahan yang kompleks. Hal ini menimbulkan kesulitan untuk mengetahui kemenerusan serta pola penyebaran reservoar batupasirnya. Guna mengarakterisasi reservoar lapangan X, data seismik 3D dan data log dari 15 sumur dianalisa dengan menggunakan metode inversi dan ekstraksi atribut seismik. Metode seismik inversi menghasilkan distribusi nilai impedansi akustik sedangkan ekstraksi atribut seismik menghasilkan peta distribusi nilai amplitudo. Hasil integrasi dari kedua metode tersebut ditambah data hasil analisis multi atribut berupa peta distribusi gamma ray dan porositas mampu menggambarkan bentuk reservoar batupasir.

Field X in the Viking Graben, North Sea, is believed to be a deltaic depositional system with structural characteristics is complex fault system. This issue cause a problem to identify the distribution of the reservoir. To characterize the reservoir, 3D seismic data and well log data from 15 wells were analyzed using seismic inversion and extraction of seismic attribute. As a result, acoustic impedance distribution map from seismic inversion and amplitude distribution map from seismic attribute extraction. Both were integrated and combined with gamma ray and porosity distibution map from multi attribute analysis, able to map the bodies of sandstone reservoir."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S29176
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Catra A.D.
"Perkembangan teknologi interpretasi seismik tidak lagi hanya mengandalkan struktural tetapi telah dikembangkan kearah kombinasi stratigrafi dan struktural. Interpretasi stratigrafi lebih mengandalkan pada amplitudo gelombang seismik yang saat ini lebih dikenal sebagai atribut seismik. Atribut Amplitudo adalah salah satu atribut dasar dari trace seismik untuk mengetahui persebaran dari distribusi reservoar (karbonat). Persebaran dari reservoar karbonat diindikasikan dengan nilai amplitudo yang tinggi.
Analisa atribut ini diaplikasikan pada data seismik 2D dan 2 buah data sumur pada Cekungan Tarakan, Lapangan-X, Formasi Tabul. Atribut yang digunakan adalah amplitudo RMS, maximum, dan minimum. Analisa difokuskan pada suatu horison yang dianggap sebagai reservoar. Hasil cross-plot antara amplitudo dan porositas menunjukan korelasi antara atribut seismik dengan log properti. Hasil analisa dapat menunjukkan bahwa distribusi reservoar dapat dipetakan dengan mudah dalam pengertian secara geologi.

Nowadays, the technology of seismic interpretation has been growing fast. Seismic interpretation is not only using structural scheme, but it is implemented by using combination of structural and stratigraphy. Stratigraphic interpretation is rely on the seismic amplitude. The so called seismic attributes. The amplitude attribute is one of the basic attributes of the seismic trace to determine the spread of the distribution reservoir (carbonate). Distribution of carbonate reservoirs as indicated by high amplitude values.
Attribute analysis was applied on 2D seismic data and two pieces of data in the Tarakan Basin wells, Field-X, Tabul Formation. The attribute used is the RMS amplitude, maximum, and minimum. The analysis focused on some horizons which is considered as a reservoir. Cross-plot results between amplitude and porosity showed a correlation between seismic attributes to log properties. Results of analysis can show that the reservoir distribution can be mapped easily in a geological sense.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29386
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Yunanda
"Analisa ekstraksi atribut seismik dapat mengetahui persebaran litologi daerah reservoir. Analisis atribut seismik diaplikasikan untuk mengidentifikasi area prospek reservoar hidrokarbon yang sebelumnya tidak teridentifikasi dengan baik dengan pengolahan data seismik konvensional. Daerah studi terletak di selatan Laut Utara, Netherland, yang tersusun oleh sistem sedimen klastik dengan karakteristik struktural berupa sistem patahan yang kompleks dan terdiri dari sistem endapan fluviodeltaic yang besar. Porositas reservoar di daerah cukup tinggi dengan nilai porositas mencapai 30%. Batuan sumber di lapangan X ini berasal dari jaman Late Cretaceous.
Penelitian dilakukan di sekitar Flemish Bight, disekitar Intra Upper Pliocene, dan bagian barat Mid Miocene. Metode atribut seismik adalah suatu metode yang mendefinisikan karakterisasi data seismik secara kuantitatif dan deskriptif. Atribut amplitudo sebagai atribut dasar dari tras seismik dapat memetakan distribusi dari reservoir, karena pada umumnya biasanya pada daerah karbonat memiliki amplitudo yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah yang didominasi dengan batu serpih. Atribut yang digunakan adalah atribut amplitudo rms, amplitudo maksimum, dan amplitudo minimum.

Analysis of seismic attribute is used to determine the distribution of lithologic reservoir. Analysis of seismic attributes has been applied to identify the prospect area of hydrocarbon reservoir Which is unidentified using a conventional seismic data processing. Study area is located in the southern North Sea, the Netherlands, which is composed of clastic sedimentary systems with the structural characteristics of a complex fault system consisting of a large deposit system fluviodeltaic. Porosity reservoir in the area is quite high With values reaching 30% porosity. Source rocks in the field of X is derived from the Late Cretaceous era.
Study conducted around the Flemish Bight, around Intra Upper Pliocene, and the Western part of Mid Miocene. Seismic Attribute is a method to characterize seismic data both quantitatively and descriptively. Amplitude attribute as a basic attribute of the seismic trace can map the distribution of the reservoir, because in in areas of carbonate, it usually has a higher amplitude than areas dominated by shale. The selected attribute are nns amplitude attribute, maximum amplitude and minimum amplitude.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29476
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alhidayatuddiniyah T.W.
"Telah diinvestigasi reaksi fotoproduksi gp! hp yang dikembangkan dengan model isobar. Amplitudo transisi pada kerangka pusat massa dijabarkan ke dalam amplitudo Chew-Goldberger-Low-Nambu (CGLN). Amplitudo yang ditinjau melibatkan kanal-s, -t, dan u pada suku Born dan resonan. Diformulasikan pula penampang lintang differensial dan polarisasi foton untuk melihat kontribusi dari masing-masing kanal. Parameter model ditentukan melalui fitting dengan data eksperimen.

Have investigated reaction of photoproduction gp!hp being developed with isobar models. The amplitude transitions at the center of mass frame are translated into amplitude of Chew-Goldberger-Low-Nambu (CGLN). The amplitude of the terms involving the channel-s, -t, and -u in Born term and Resonans term. Formulated also the differential cross section and polarization of photons to see the contribution of each channel. Model parameters are determined by fitting the experimental data.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T43420
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tezar Irawan
"Analisa AVO dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis lithologi dan kandungan fluida yang menyebabkan anomali amplitudo. Jenis kandungan fluida diketahui berdasarkan nilai Poisson?s ratio yang merupakan fungsi dari kecepatan gelombang kompresional (P-wave) dan gelombang shear (S-wave). Perkembangan dari AVO dalam mengidentifikasi hidrokarbon di reservoir adalah metode Amplitude Variation with Offset (AVO) Fluid Inversion.
Metode ini digunakan untuk menganalisa dan memahami ketidakpastian (uncertainty) pada proses AVO. Dengan melakukan analisis AVO Fluid Inversion (AFI) akan didapat fluid properties dari reservoir target dan juga probabilitas penyebaran dari fluida itu. Model Intercept-Gradien untuk nilai sintetik dikalibrasi dengan model Intercept-Gradien dari data seismik. Hasil analisis yang didapat adalah berasal dari kalibrasi antara data seismik dan data sumur di target reservoir tersebut.
Dalam mendapatkan hasil analisis yang baik, proses trend analysis untuk pembuatan model sintetik Intercept-Gradien dan proses kalibrasi adalah dua faktor yang berperan penting. Analisis AFI pada daerah Blackfoot menghasilkan peta-peta berupa Peta Indikator Fluida, Peta Probabilitas Hidrokarbon dengan harga probabilitas 0.5 - 0.7, Peta Probabilitas Gas dengan harga probabilitas 0.1 - 0.5 dan Peta Probabilitas Oil dengan harga probabilitas 0.2 - 0.4. Metode penyekala yang digunakan untuk kalibrasi real data dan synthetic data adalah manual, dengan harga skala global scaler 2.8 dan gradient 0.13. Batas minimum probabilitas yang diterima dalam pembuatan peta probabilitas di daerah studi ini adalah 0.4.

AVO analysis can be used to identify lithology and fluid content which causes amplitude anomaly. Fluid content can be identified using Poisson?s ratio, which are function of P-wave velocity and S-wave velocity. Development of AVO in identifying hydrocarbon in reservoir rock is carried out using AVO Fluid Inversion (AFI) method.
This method is used to analyze uncertainty in AVO process. By doing AFI analysis, not only fluid properties can be identified but also the probability of fluid distribution. Intercept-Gradient model from synthetic data have to be calibrated with Intercept-Gradient model from seismic data. The result of AFI analysis is coming from the calibration of both seismic data and synthetic data in the reservoir target.
To have a good analysis result, trend analysis process in the making of Intercept-Gradient synthetic model and calibration process are two factors that have to be considered carefully. The result of AFI analysis on Blackfoot area are Fluida Indicator Map, Hydrocarbon Probability Map with the range of probability 0.5 - 0.7, Gas Probability Map with the range of probability 0.1 - 0.5 and Oil Probability Map with the range of probability 0.2 - 0.4. Manual scale is the method to calibrate real data and synthetic data on Blackfoot area. The value of global scaler is 2.8 and gradient is 0.13. Minimum acceptable probability in this analysis is 0.4."
2009
T26137
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Bastian Vieri
"Fotoproduksi meson η′ pada nukleon dipelajari dengan menggunakan model interaksi Lagrangian efektif. Model interaksi Lagrangian efektif digunakan untuk menghitung amplitudo transisi dengan memperhitungkan kontribusi dari kanal-s non-resonan, kanal-u non-resonan, kanal-t, serta resonan nukleon spin 1/2 N*(1895) dan N*(1895), dan spin 3/2. Faktor bentuk digunakan hanya pada kanal-t agar amplitudo transisi yang didapatkan tetap Gauge Invarian. Amplitudo transisi invarian yang telah didapatkan kemudian didekomposisi menjadi matriks-matriks dalam bentuk yang mempermudah dalam melakukan perhitungan numerik. Nilai yang dicari adalah penampang lintang differensial dengan dengan menggunakan energi sistem dari 1.925 MeV sampai 2.795 MeV dalam beberapa variasi sudut θ. Fitting grafik hubungan penampang lintang differensial dengan energi sistem dalam beberapa variasi sudut menunjukkan terjadinya divergensi penampang lintang sebagian seiring dengan meningkatnya energi sistem.

η' meson photoproduction off nucleon is studied by using the effective Lagrangian approach. Effective Lagrangian approach were used to calculate the transition amplitude of the reaction by including the contribution of the non-resonant s- and u-channel, the vector meson exchange terms, and also the nucleon resonances of spin-1/2 N*(1895) and N*(2100), and spin-3/2. Form factor was used only on the t-channel so that the transition amplitude’s gauge invariance was conserved. The invariant transition amplitude then was decomposed into matrices which can help to simplify the numerical calculation. The observables that were investigated were the differential cross section with the energy of the system from 1.925 MeV up to 2.975 MeV in several angles θ variation. The fitting graph of the relation between differential cross section and energy of the system in several angles variation displays that the differential cross section was divergent as the energy of the system rises."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feby Syofia Hapsari
"Metoda inversi simultan merupakan salah satu metoda yang digunakan dalam proses AVO inversion, yang didalam prosesnya mengolah input seismik "partial stacking" dalam satu proses untuk menghasilkan volume seismik untuk parameter elastik dan impedansi. Metoda Lambda Mu Rho merupakan metoda yang menggunakan parameter elastik dalam analisanya, dimana Lambda merupakan parameter incompressibilitas, yaitu kemampuan batuan dalam terbentuknya perubahan volume apabila terkena stress dan Mu merupakan parameter rigiditas dari batuan, yaitu kemampuan batuan dalam perubahan bentuk apabila terkena stress.
Study ini mempelajari reservoar karbonat dengan memberikan analisa secara kualitatif untuk klasifikasi fluida dengan menggunakan inversi simultan. Analisa "RockPhysics" dilakukan untuk mengestimasi secara kualitatif parameter-parameter dari Lambda Mu Rho.
Hasil akhir dari study ini adalah seismik 3D untuk karakterisasi reservoir dengan ketidakpastiannya yang terdiri dari reservoir karbonat dengan kandungan gas dan air, dan juga Lambda Mu Rho volume (Volume 3D untuk Lambda-Rho dan Mu-Rho). Objek penelitian yang digunakan adalah data dari offshore di Jawa Timur.

Simultaneous Inversion is a method that used in the AVO inversion, that process the partial stacking as input and the elastic parameter and impedances as output in one batch. Lambda Mu Rho is a method that used elastic parameter for the analysis: Lambda as the incompressibility parameter, the ability of rocks to transform their volume when are given a stress and Mu as the rigidity parameter, the ability of rocks to transform their shape when are given a stress.
This study was carried out in carbonate reservoir to present qualitative fluid classification with level of confidence based on Simultaneous seismic Inversion. Rock physics analysis was also conducted to quantitatively estimate Lambda Mu Parameter.
The final product of this study workflow is a 3D cube of reservoir characterization with uncertainties which consist of probability of wet carbonate and gas carbonate, and Lambda Mu Rho (Lambda-Rho and Mu-Rho 3D cube). As object of the study, the data from offshore East Java was used.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T30301
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>