Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andrye Fernandes
"Kemoterapi memiliki dampak terjadinya kelelahan pada anak yang menderita leukemia limfoblastik akut. Kelelahan pada anak dapat diperberat oleh masalah tidur yang dialami anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan masalah tidur dengan kelelahan pada anak dengan leukemia limfoblastik akut yang menjalani satu siklus kemoterapi fase induksi. Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pengukuran berulang masalah tidur dan kelelahan pada anak berumur 7-18 tahun (n=62). Pengambilan data dilakukan selama 7 hari yaitu, satu hari sebelum, lima hari selama, dan satu hari setelah kemoterapi.
Hasil analisis data menggunakan uji korelasi Pearson dengan tingkat kemaknaan 95% menunjukkan hubungan yang signifikan (p<0,001) antara masalah tidur dengan kelelahan. Kesimpulannya masalah tidur menjadi penyebab beratnya kelelahan pada anak sehingga penting untuk dilakukan pengkajian dan memberikan intervensi mengatasi masalah tidur untuk mengurangi kelelahan pada anak. Pelatihan manajemen masalah tidur dan kelelahan menjadi penting untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan perawat dalam mengatasi kelelahan pada anak leukemia limfoblastik akut yang menjalani kemoterapi fase induksi.

Chemotherapy had an impact of disruption in sleep patterns and fatigue in children who suffer from acute lymphoblastic leukemia. Fatigue in children can be exacerbated by sleep problems experienced by children. This study aimed to analyze the relationship of sleep problems with fatigue in children with acute lymphoblastic leukemia who underwent a cycle of induction phase chemotherapy. The design of this research used descriptive analytic with repeated measurements of sleep problems and fatigue in children aged 7-18 years (n = 62). The data were taken for 7 days, consist of one day before, five days during, and one day after chemotherapy.
The result of data analysis using Pearson correlation test with significance level 95% showed significant relationship (p <0.001) between sleep problems with fatigue. The conclusion were sleep problems cause severe fatigue in children so it is important to do the assessment and provide intervention to overcome sleep problems to reduce fatigue in children. Training on sleep problems and fatigue management becomes important to improve knowledge and abilities of nurses in overcoming fatigue in children with acute lymphoblastic leukemia undergoing chemotherapy on induction phase.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48320
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Priscilla Margaret
"Latar Belakang: Sampai saat ini, belum ada riset yang membahas prevalensi dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kejadian neutropenia saat fase pemeliharaan Leukemia Limfoblastik Leukemia (LLA) dalam populasi Indonesia, meskipun neutropenia merupakan komplikasi paling sering dari merkaptopurin (6-MP). Kajian ini bertujuan untuk mengukur prevalensi neutropenia dan mengenali faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kejadian neutropenia pada pasien anak dengan LLA di RSCM yang sedang menjalani terapi fase pemeliharaan dengan menggunakan merkaptopurin.
Metode: Kajian ini menggunakan metode cross-sectional dan data dalam penelitian ini diambil dari rekam medik dari 101 pasien anak di RSCM yang telah atau sedang menjalani fase pemeliharaan LLA (Januari 2014-Desember 2016). Yang termasuk sebagai sampel kajian ini adalah pasien yang berumur 0 sampai 18 tahun yang telah didiagnosa dengan LLA dan telah menjalani terapi maintenance LLA dengan merkaptopurin.
Hasil: Prevalensi pasien anak LLA yang mengalami neutropenia saat fase pemeliharaan dengan merkaptopurin adalah 56.4%. Terdapat hubungan yang signifikan (P=0.003) antara indeks massa tubuh (IMT) dan kejadian neutropenia saat terapi maintenance LLA sementara factor-faktor lain seperti umur (P=0.0795), jenis kelamin (P=0.624), kelompok resiko (P=0.224), dan albumin (P=0.4805) tidak mempunyai efek yang signifikan terhadap kejadian neutropenia. Median dari IMT pasien-pasien yang mengalami neutropenia adalah 15.69 kg/mm2 (12.63-31.76 kg/mm2)
Diskusi: Hasil dari penelitian ini tidak berkorelasi dengan hasil dari penelitian-penelitian yang sebelumnya telah dilaksanakan. Ini mungkin dikarenakan adanya faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil namun tidak dianalisis pada kajian ini seperti ras, obat lain (i.e. cotrimoxazole), status nutrisi, dan polimorfisme gen

Introduction: No research has been done to calculate the prevalence and identify the affecting factors of neutropenia occurrence during the maintenance therapy of childhood acute lymphoblastic leukemia (ALL) in Indonesian population, although neutropenia is the most common side effect of mercaptopurine (6-MP). Hence, this study aims to measure the prevalence of neutropenia and to identify factors that may influence the occurrence of neutropenia during ALL maintenance phase.
Method: The method of this research is cross-sectional and the data was taken from the medical records of 101 patients in Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) who had maintenance therapy (January 2014-December 2016). This study included patients aged 0 to 18 years old who were diagnosed with ALL and used 6-MP during the maintenance phase of ALL.
Result: The prevalence of neutropenia throughout the maintenance therapy of ALL in this study is 56.4%. The factor that can significantly influence the occurrence of neutropenia is body mass index (BMI) (P=0.003) where neutropenic patients tend to have lower BMI while other factors such as age (P=0.0795), gender (P=0.624) risk groups (P=0.224), and albumin (P=0.4805) do not have significant association. The median of the neutropenic patients BMI is 15.69 kg/mm2 (12.63-31.76 kg/mm2).
Discussion: The result of this study does not have a similar outcome with the findings of previous studies. This may be due to the presence of other influencing factors that were not analyzed in this study such as ethnicity, other drugs (i.e. cotrimoxazole), and TMPT genetic polymorphism."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Nartiana
"Latar Belakang: Acute lymphoblastic leukemia (ALL) adalah jenis kanker yang paling umum pada anak-anak dan sering menjadi penyebab kematian. Pneumonia adalah salah satu infeksi serius yang mempengaruhi prognosis dan kelangsungan hidup anak dengan ALL. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat keparahan pneumonia pada anak dengan ALL.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan consecutive sampling pada 103 responden. Data retrospektif diambil dari rekam medis anak dengan ALL yang terdiagnosis pneumonia di RSAB Harapan Kita dari tahun 2018 hingga 2023. Analisis statistik menggunakan uji Chi-square dan regresi logistik ganda.
Hasil: Dari 103 anak dengan ALL, 61,2% mengalami pneumonia berat. Mayoritas responden adalah bayi dan balita (53,4%), 56,3% berjenis kelamin laki-laki, 55,7% memiliki status gizi tidak normal, 53,4% berada pada fase pengobatan induksi, 61,2% menggunakan terapi kortikosteroid 3-5 hari sebelum dan saat terdiagnosis, 58,3% pernah menerima transfusi darah, 90,3% tipe ALL B, 57,3% mengalami neutropenia, 80,6% anemia dan 83,5% memiliki kadar CRP tidak normal. Analisis bivariat menunjukkan status gizi, fase pengobatan, terapi kortikosteroid dan kadar CRP berhubungan dengan tingkat keparahan pneumonia pada anak anak dengan ALL. Analisis multivariat menunjukkan variabel status gizi (OR 3.024, 95% CI: 1.216-7.522) dan kadar CRP (OR 8.337, 95% CI: 2.29-30.348) berhubungan dengan tingkat keparahan pneumonia setelah dikontrol oleh variabel fase pengobatan (OR 1.588, 95% CI: 0.433-5.826) dan terapi kortikosteroid ( OR 1.855, 95% CI: 0.493-6.978)
Kesimpulan: Anak dengan ALL yang menjalani kemoterapi berisiko tinggi mengalami pneumonia berat. Sangat penting untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap infeksi ketika anak dengan ALL berada dalam fase induksi, terutama jika mereka telah menggunakan terapi kortikosteroid selama 3-5 hari sebelumnya dan memiliki status gizi yang tidak normal (gizi kurang atau gizi lebih).

Background: Acute lymphoblastic leukemia (ALL) is the most common type of cancer in children and a leading cause of mortality. Pneumonia is one of infection that significantly affects the prognosis and survival of children with ALL. This study aims to analyze the factors associated with the severity of pneumonia in children with ALL.
Methods: This cross-sectional study used consecutive sampling of 103 respondents. Retrospective data were collected from the medical records of children with ALL diagnosed with pneumonia at RSAB Harapan Kita from 2018 to 2023, using the SMART System. Statistical analysis was performed using the Chi-square test and multiple logistic regression.
Results: Among 103 children with ALL, 61.2% experienced severe pneumonia. The majority of respondents were infants and toddlers (53.4%), 56.3% were male, and 55.7% had abnormal nutritional status. Additionally, 53.4% were in the induction treatment phase, and 61.2% had received corticosteroid therapy 3-5 days before and at the time of diagnosis. Furthermore, 58.3% had received blood transfusions, 90.3% had ALL type B, 57.3% experienced neutropenia, 80.6% had anemia, and 83.5% had abnormal CRP levels. Bivariate analysis indicated that nutritional status, treatment phase, corticosteroid therapy, and CRP levels were associated with the severity of pneumonia in children with ALL. Multivariate analysis showed that nutritional status (OR 3.024, 95% CI: 1.216- 7.522) and CRP levels (OR 8.337, 95% CI: 2.29-30.348) were associated with pneumonia severity after controlling for treatment phase (OR 1.588, 95% CI: 0.433-5.826) and corticosteroid therapy (OR 1.855, 95% CI: 0.493-6.978).
Conclusion: Children with ALL undergoing chemotherapy are at high risk of severe pneumonia. It is crucial to increase vigilance against infections when children with ALL are in the induction phase, especially if they have received corticosteroid therapy in the preceding 3-5 days and have abnormal nutritional status (undernutrition or overnutrition).
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library