Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marpaung, Siti Khairiyah
"Kementerian X menjalankan strategi pertumbuhan pegawai negatif sebagai salah satu cara untuk mencapai tujuan menjadi organisasi yang agile, efektif, dan efisien. Akan tetapi, Laporan Analisis Beban Kerja Kementerian X justru menunjukkan bahwa jumlah kebutuhan pegawai masih di atas jumlah bezetting pegawai. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi, studi ini menyoroti apakah Kementerian X telah menerapkan strategi yang tepat untuk menjadi organisasi yang agile, efektif, dan efisien. Penelitian ini menemukan bahwa penerapan kebijakan pertumbuhan pegawai negatif merupakan kebijakan yang terburu-buru. Sebelum menerapkan kebijakan tersebut, Kementerian X seharusnya terlebih dahulu mengkalkulasi dengan baik jumlah pegawai yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi. Pengimplementasian strategi untuk menuju organisasi publik yang agile, efektif, dan efisien harus dilakukan secara simultan dari sisi perubahan budaya, perubahan struktur, perubahan sistem kerja, dan dukungan pengelolaan SDM. Organisasi harus membangun budaya kolaboratif dan melayani. Upaya untuk membangun budaya kolaboratif dan melayani harus tercermin di dalam struktur organisasi yang lebih flat dan tidak banyak sekat. Budaya kolaboratif dan melayani juga harus tercermin di dalam sistem kerja melalui model kerja squad team yang diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi. Selain itu, sistem pengelolaan SDM juga harus mendukung upaya perubahan budaya, struktur, dan sistem kerja tersebut melalui kebijakan talent sharing, talent mobility, dan pengembangan kapasitas SDM.

Ministry X implements a negative growth strategy as part of its strategy to achieve the goal of being an agile, effective and efficient organization. However, the projection of employee needs based on the Workload Analysis Report shows that Ministry X is dealing with a staff shortage. Using the qualitative phenomenology approach, this study highlights whether Ministry X has applied the right strategy to become an agile, effective, and efficient organization. This study notes that the implementation of the negative growth policy is a premature policy. Prior to implementing the policy, Ministry X should have accurately calculated the number of staffs required to achieve the organization's objectives. In order to be an agile, effective and efficient public organization, Ministry X must implement strategies to change the culture, structure and work systems that are supported by the HR management system simultaneously. Ministry X need to develop a culture of collaboration and service. Efforts to create a culture of collaboration and service need to be reflected in a more horizontal and less siloed organization structure. The culture of collaboration and service must also be reflected in the work system through the Squad Team model that focuses on achieving organizational outcomes. Furthermore, the HR management system must also support efforts to change culture, structure and work systems through policies on talent sharing, talent mobility and HR capacity development."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufalia Andita
"DOKU memiliki visi sebagai partner terpercaya dan andal yang mengelola pembayaran dan pelanggan. Dalam mencapai visi andal, terdapat beberapa tantangan pada proses pengujian secara agile. Tujuan dari karya akhir ini adalah untuk meneliti keadaan pengujian saat ini di dalam organisasi, serta memberikan saran untuk peningkatan proses pengujian dengan tetap mengadopsi pendekatan agile. Pendekatan dalam peningkatan proses pengujian terbagi menjadi model based, analytical, dan hybrid. Peningkatan proses pengujian berdasarkan model yang bereferensi pada proses salah satunya ialah Test Process Improvement (TPI). Untuk pengembangan perangkat lunak secara agile terdapat kerangka kerja turunan dari TPI yaitu Agile TPI. Pada penelitian ini akan dilakukan pengukuran tingkat kematangan dari proses pengujian perangkat lunak di DOKU dengan instrumen Agile TPI. Penelitian dilakukan dengan metode applied action research. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, observasi, dan studi dokumen. Hasil penilaian menunjukkan bahwa tingkat kematangan dari proses pengujian produk perangkat lunak masih di tingkat individu. Hasil pengukuran menunjukkan proses area pengujian yang perlu ditingkatkan oleh perusahaan pada tahap awal ialah tingkat keterlibatan, strategi pengujian, profesionalisme penguji dan alat uji. Setelah mengetahui proses area yang perlu ditingkatakan, kerangka deming cycle digunakan sebagai kerangka dalam penyusunan rekomendasi proses peningkatan. Hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat bagi perusahaan untuk memahami tahapan peningkatan proses untuk mencapai tingkat kematangan selanjutnya.

DOKU has a vision of being a trusted and reliable partner who manages payments and customers. In achieving a reliable vision, there are challenges in the agile testing process. The purpose of this thesis is to examine the current state of testing within the organization, as well as provide suggestions for improving the testing process while still adopting an agile approach. The approach in improving the testing process is divided into model based, analytical, and hybrid. Improved the testing process based on a model that refers to the process one of which is the Test Process Improvement (TPI). For agile software development there is a framework derived from TPI, namely Agile TPI. In this research, the level of maturity of the software testing process at DOKU will be measured using the Agile TPI instrument. The study was conducted using the applied action research method. Data collection is done by questionnaire, observation, and study of documents. The assessment results show that the level of maturity of the software product testing process is still at the individual level. The measurement results show the process area of ​​the test that needs to be improved by the company at an early stage is the degree of involvement, testing strategy, tester professionalism and test tools. After knowing the process areas that need to be improved, the deming cycle framework is used as a framework in the preparation of the improvement process recommendations. The results of the study are expected to provide benefits for companies to understand the step of improving the process to reach the next level of maturity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Bintang Nurrachma Gunawan
"PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) memilih untuk menggunakan Agile Development sebagai metodologi pengembangan produk sejak tahun 2017. Salah satu tribe yang menerapkan Agile Development dan Scrum adalah Tribe BUMN dengan produk utamanya aplikasi event organizer Palapaone. Tribe BUMN mengalami kendala dalam penyelesaian Palapaone dengan pencapaian rilis produk sebesar 37,50%. Tingkat keberhasilan yang rendah ini membuat anggaran biaya Tribe BUMN membengkak. Hasil dari observasi menunjukan akar masalahnya adalah belum optimalnya proses implementasi Scrum. Berdasarkan permasalahan tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi proses penerapan implementasi Scrum dengan menggunakan Scrum Maturity Model (SMM) sebagai kerangka kerja utama. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner dan wawancara kepada dua tim Scrum, yaitu Squad mobile Apps dan Squad Dashboard. Evaluasi dilakukan secara mendalam pada masing-masing tim Scrum di aplikasi Palapaone tersebut. Hasil penelitian menunjukkan pada tingkat organisasi tingkat kematangan berada pada tingkat 1 (Initial). Begitu juga dengan setiap tim Scrum, keduanya berada pada tingkat 1. Berdasarkan hasil ini disusun 8 rekomendasi perbaikan (scrum element: role (2), artifact (2), event (4)) dengan 23 kegiatan perbaikan untuk 22 praktik terpilih di tingkat 2 SMM.

PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) has chosen to use Agile Development as a product development methodology since 2017. One of the tribes that implement Agile Development and Scrum is Tribe BUMN with the main product being the event organizer application Palapaone. Tribe BUMN experienced problems in completing Palapaone with the achievement of product releases of 37.50%. This low success rate has made Tribe BUMN's budget swell. The results of the observations show that the root of the problem is that the Scrum implementation process is not yet optimal. Based on these problems, this study aims to evaluate the process of implementing Scrum implementation using the Scrum Maturity Model (SMM) as the main framework. Data collection techniques were carried out by distributing questionnaires and interviews to two Scrum teams, namely Squad Mobile Apps and Squad Dashboard. An in-depth evaluation was carried out on each Scrum team in the Palapaone application. The results showed that at the organizational level, the maturity level was at level 1 (Initial). Likewise, with each Scrum team, both are at level 1. Based on these results, 8 recommendations for improvement (scrum elements: role (2), artifact (2), event (4)) were prepared with 23 improvement activities for 22 selected practices at level 2 SMM."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Hizqil
"Penelitian ini mengevaluasi dan mengidentifikasi tingkat ketangkasan proses pengembangan perangkat lunak pada sistem Perizinan Online Kementerian ESDM yang terdampak oleh Undang-Undang Cipta Kerja, di mana terjadi banyak perubahan proses bisnis layanan dan kewajiban integrasi dengan sistem Kementerian Investasi yang belum terdefinisi dengan baik. Evaluasi dilaksanakan dengan menggunakan kerangka kerja transisi dan adopsi agile yang mengolaborasikan kerangka kerja 4-DAT dan SAMI. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan pengisian kuesioner dengan responden yang terdiri dari manajer proyek, pimpinan tim, penilai, pengembang dan pemilik bisnis proses layanan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa proses pengembangan perangkat lunak belum mencapai tingkat ketangkasan kolaboratif level 1 (SAMI) dan tingkat ketangkasan 0.7 skala 1 (4-DAT). Sebagai rekomendasi, dibutuhkan transisi proses pengembangan perangkat lunak menuju agile dengan mengoptimalkan proses pengembangan perangkat lunak pada kondisi bisnis dan regulasi yang dinamis, demi peningkatan standar layanan berdasarkan metodologi SAMI. Rekomendasi proses adopsi menggunakan Kanban dapat mendukung proses manajemen perubahan, peningkatan visibilitas proyek dan efisiensi penyelesaian sistem. Penyusunan rekomendasi kerangka kerja transisi dan adopsi agiledidasarkan kondisi pengembangan aplikasi saat ini dengan memperhatikan pemetaan dengan praktik agile, prinsip-prinsip agile, dan alur proses Kanban. Transisi dan adopsi agile menggunakan framework Kanban pada organisasi diharapkan mampu mengoptimalkan proses pengembangan perangkat lunak pada kondisi bisnis dan regulasi yang dinamis dalam rangka peningkatan standar layanan.

This study evaluates and identifies the agility level of the software development process in the Online Licensing System of the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM), which has been impacted by the Job Creation Law. This law led to significant changes in business processes and the need for integration with the well-not-defined systems of the Ministry of Investment. The evaluation was carried out using an agile transition and adoption framework, combining the 4-DAT and SAMI frameworks. Data collection was conducted through interviews, observations, and questionnaires with respondents including project managers, team leaders, evaluators, developers, and business owners of the service process. The results showed that the software development process has not yet reached collaborative agility level 1 (SAMI) and an agility level of 0.7 on a scale of 1 (4-DAT). As a recommendation, a transition of the software development process towards agile is needed, optimizing the software development process in dynamic business and regulatory conditions, to improve service standards based on the SAMI methodology. The recommended adoption process using Kanban can support change management, increase project visibility, and enhance system completion efficiency. The formulation of the agile transition and adoption framework recommendations is based on the current application development conditions, considering mapping with agile practices, agile principles, and Kanban process flows. The transition and adoption of agile using the Kanban framework in the organization are expected to optimize the software development process under dynamic business and regulatory conditions to improve service standards."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ridwan Fathin
"Dalam bisnis saat ini, kebutuhan IT yang selalu berubah mendorong popularitas pengembangan perangkat lunak agile yang adaptif. Kerjasama tim menjadi krusial dalam menerapkan metode agile, memengaruhi kesuksesan proyek dan tujuan organisasi. Resesi global semakin menegaskan pentingnya kerja tim efektif bagi startup, terutama saat menghadapi upaya pengurangan anggota tim dalam situasi ketidakpastian tinggi. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kualitas kerja tim pada startup di Indonesia dan memberikan rekomendasi peningkatannya. Data dikumpulkan melalui survei online berdasarkan kerangka aTWQ dari startup-startup Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan Agile Teamwork Quality (aTWQ) sebagai alat evaluasi kualitas kerja tim, dengan fokus pada faktor-faktor kritis seperti communication, coordination, effort, cohesion, dan balance of contribution. Rekomendasi praktis mencakup pelatihan komunikasi efektif, penyediaan platform dokumen utama, penyesuaian waktu khusus untuk konfirmasi dan diskusi, penentuan forum yang tepat untuk membahas kendala komunikasi, pengakuan peran manajer dalam resolusi konflik, mendorong sesi berbagi informasi, penyelenggaraan kegiatan tim building, dan implementasi rotasi kolaborasi anggota proyek. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan rekomendasi berharga bagi startup di Indonesia, mendukung peningkatan kualitas kerja tim dalam lingkungan startup yang dinamis.

In today's business, the ever-changing IT needs have propelled the popularity of adaptive agile software development. Team collaboration is crucial in implementing agile methods, influencing project success and organizational objectives. Furthermore, the global recession emphasizes the importance of effective teamwork for startups, especially when there are efforts to reduce team members amid high uncertainty. The aim of this research is to evaluate the teamwork quality in Indonesian startups and provide recommendations for improvement. To achieve this goal, data will be collected from Indonesian startups through an online survey based on the aTWQ framework. This study utilizes the Agile Teamwork Quality (aTWQ) approach as an evaluation tool for assessing team quality in an agile environment. The focus is on critical factors such as communication, coordination, effort, cohesion, and balance of contribution. Practical recommendations include effective communication training, provision of a central document platform, adjustment of specific time for confirmation and discussion, identification of appropriate forums for addressing communication constraints, recognition of the manager's role in conflict resolution, encouragement of sharing sessions, organization of team-building activities, and implementation of project team collaboration rotations. The findings of this research are expected to offer valuable recommendations for startups in Indonesia, supporting the enhancement of team quality in a dynamic startup environment."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Valeria Cynthia Dewi
"ABSTRAK
pengembangan perangkat lunak. Extreme Programming dan Scrum adalah dua metode yang paling umum digunakan dan paling banyak diteliti dalam industri. Selain itu, tantangan baru muncul ketika organisasi mencoba pendekatan baru di ASD. Minimnya pengetahuan dan pemahaman tentang praktik agile dapat mempengaruhi kinerja proyek. Oleh karena itu, penelitian ini menganalisis korelasi antara praktik terbaik ASD untuk meningkatkan kinerja proyek. Hubungan tersebut terhubung melalui media kinerja proyek, nilai-nilai agile, dan prinsip agile. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah langsung dan tidak langsung. Tiga puluh lima responden berasal dari akademis dan praktisi yang memberikan penilaian tentang prioritas korelasi. Penelitian ini menggunakan Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk menganalisis data. Hasilnya menunjukkan peringkat prioritas tertinggi yang terkait dengan korelasi antara masing-masing variabel. Ada beberapa faktor terkait yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian ini. Hasil akhir dari penelitian ini menunjukkan praktik mana yang harus diadopsi ketika kinerja proyek perlu ditingkatkan dan moderator apa saja yang dapat memengaruhi proses pengambilan keputusan."
2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pungki Hadi Purnomo
"Pada awal tahun 2019, korporasi IT di Perusahaan Otomotif XYZ (PT XYZ) mengadopsi Scrum untuk sebagian proyek yang dijalankan. Namun, hasil wawancara dengan kepala departemen Project Management Office menunjukkan 34% (29 dari 86) proyek agile tahun 2020 tidak selesai di tahun tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan pejabat korporasi IT, kendala terkait requirements engineering merupakan masalah yang paling banyak muncul. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi tantangan dan solusi untuk proses requirements engineering pada proyek-proyek agile di PT XYZ. Penelitian ini terbagi menjadi dua tahap: (1) identifikasi tantangan serta solusi dari literatur dengan menggunakan systematic mapping study dan (2) validasi hasil identifikasi tersebut kepada penanggung jawab proses requirements engineering di PT XYZ dengan menggunakan kuesioner dan group interview. Tahap pertama penelitian mengidentifikasi 15 tantangan dan 38 solusi dari tujuh penelitian terseleksi. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa 13 dari 15 tantangan terjadi di PT XYZ, sedangkan 2 tantangan tidak terjadi. Data juga menunjukkan bahwa dua tantangan teratas (urutan 1 dan 2) yang dianggap valid oleh 100% responden hanya disebutkan di dua dan tiga penelitian saja. Sementara, satu dari dua tantangan terbawah (urutan 14) justru disebutkan di lima penelitian terdahulu. Fakta tersebut menunjukkan bahwa tantangan utama yang dihadapi oleh PT XYZ bukan tantangan yang umum terjadi, sementara salah satu tantangan yang umum ditemukan tidak dominan terjadi dalam praktek di perusahaan. Berdasarkan hasil group interview, terdapat 14 tantangan yang dihadapi perusahaan: 13 tantangan sama dengan hasil kuesioner dan 1 tantangan tambahan dari group interview. Selain itu, terdapat 21 solusi yang termasuk prioritas untuk implementasi: 13 solusi sama dengan hasil kuesioner dan 8 solusi tambahan dari group interview.

In early 2019, the IT corporation at Automotive Company XYZ (PT XYZ) adopted Scrum for some of its projects. However, the results from an interview with the head of the Project Management Office department showed that 34% (29 of 86) 2020 agile projects were incompleted. Based on interview results with IT corporate officials, requirements engineering-related problems are the most common problems. This study aims to identify requirements engineering process challenges and solutions on agile projects at PT XYZ. This research consists of two phases: (1) challenges and solutions identification from the literature using a systematic mapping study and (2) validation by the person in charge of the requirements engineering process at PT XYZ using a questionnaire and group interview. The first phase of the research identified 15 challenges and 38 solutions from the seven selected studies. The questionnaire results showed that 13 of the 15 challenges occurred at PT XYZ, while two challenges did not happen. This study also found that the top two challenges (number 1 and 2) that are 100% valid based on the respondents only found in two and three studies, while one of the lowest challenges (number 14) was mentioned in five previous studies. This fact shows that the two main challenges faced by PT XYZ are unusual, while one of the most frequently found challenges is not dominant in company practices. Based on the group interviews results, there are 14 challenges confirmed: 13 challenges are the same as the questionnaire results and one additional challenge from the group interview. In addition, there are 21 prioritized solutions: 13 solutions are the same as the questionnaire results and 8 more solutions from the group interview."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Simangunsong, Surya Seven Y
"PT XYZ, sebuah perusahaan sekuritas yang menerapkan pengembangan proyek yang cepat dengan menggunakan metodologi Agile. Adanya tuntutan untuk melakukan pengembangan perangkat lunak dengan waktu yang sempit menyebabkan para pengembang lebih memilih solusi cepat, sederhana, atau tidak optimal sehingga menyebabkan munculnya technical debt (TD) yang tidak dikerjakan sehingga memberikan dampak finansial pada PT XYZ. Penelitian ini berfokus pada masalah pengelolaan TD pada PT XYZ. Metode penelitian yang digunakan adalah Design Science Research (DSR) dengan 3 iterasi proses. Penelitian menggunakan metode Lean dan Agile yang terkandung dalam Technical Debt Aware Project (TAP) framework, Less Technical Debt (LTD) framework, dan Continuous Debt Valuation Approach (CoDVA). Model yang telah dirancang kemudian disimulasikan melalui integrasi dengan framework Scrum. Model pengelolaan TD yang dirancang kemudian disimulasikan dan dievaluasi melalui wawancara dengan 2 eksternal expert judgement dan 1 internal expert judgement yang memiliki background sebagai Product Manager. Model yang telah dievaluasi, divalidasi melalui kuesioner dan Focus Group Discussion (FGD) dengan 8 peserta dari divisi IT Development PT XYZ. Hasil akhir penelitian ini adalah berupa model pengelolaan TD yang dapat diterapkan oleh PT XYZ dan SOP sebagai panduan untuk mengadopsi model yang telah dibuat. Menurut Scrum.org, alokasi pengerjaan Technical Debt (TD) dalam satu sprint adalah 15% hingga 20%. Namun, temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran alokasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan organisasi dan besarnya TD. Dengan menerapkan model pengelolaan TD di PT XYZ, diharapkan dapat membantu mengurangi jumlah TD yang ada dalam organisasi.

PT XYZ, a securities company implementing rapid project development using the Agile methodology. The demand for software development within tight timelines leads developers to prefer quick, simple, or suboptimal solutions, resulting in the emergence of unaddressed technical debt (TD) and causing financial impacts on PT XYZ. This research focuses on TD management issues at PT XYZ. The research method used is Design Science Research (DSR) with three process iterations. The study employs Lean and Agile approaches embedded in the Technical Debt Aware Project (TAP) framework, Less Technical Debt (LTD) framework, and Continuous Debt Valuation Approach (CoDVA). The designed model is then simulated through integration with the Scrum framework. The TD management model is simulated and evaluated through interviews with 2 external expert judgments and 1 internal expert judgment with a background as a Product Manager. The evaluated model is further validated through questionnaires and a Focus Group Discussion (FGD) with 8 participants from PT XYZ's IT Development division. The final outcome of this research is a TD management model applicable to PT XYZ, accompanied by SOP as a guide for adopting the created model. According to Scrum.org, the allocation of Technical Debt (TD) work in one sprint ranges from 15% to 20%. However, findings in this study indicate that the allocation size can be adjusted based on organizational needs and the size of the TD. By implementing the TD management model at PT XYZ, it is expected to reduce the amount of TD within the organization.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Ihsan Prasetyoputra
"ABSTRAK
Persaingan pada industri perbankan saat ini tidak hanya antar bank, akan tetapi terhadap perusahaan teknologi informasi yang dapat menciptakan produk digital dengan lebih awal dan menyesuaikan kebutuhan pengguna. Untuk itu menghadapai tantangan tersebut industri perbankan dapat menerapkan pendekatan Agile. Pendekatan Agile sendiri memiliki tingkat kesuksesan yakni hanya sebesar 39% dan 61% lainnya tidak. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu pendekatan Agile yang terbilang baru berkembang sehingga banyak yang belum begitu memahami pendekatan tersebut. Selain itu pada industri perbankan sendiri masih banyak yang menggunakan pendekatan tradisional dan berdasarkan data PricewaterhouseCoopers Indonesia sekitar 76% industri perbankan di tahun 2019 akan menggunakan pendekatan Agile. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis faktor-faktor kesukesan kritis pengembangan perangkat lunak dengan pendekatan Agile pada industri perbankan di Indonesia. Analisis tersebut dilakukan dengan menggunakan pengolahan data statistik Analytic Hierarchy Process (AHP). Penelitian menghasilkan faktor kesuksesan kritis pengembangan perangkat lunak dengan pendekatan Agile pada industri perbankan di Indonesia. Adapun faktor kesuksesan kritis secara berurutan dari terbesar ke terkecil yang dianggap dapat mempengaruhi kesuksesan tersebut yaitu komunikasi, praktik dengan pendekatan Agile, dukungan manajemen, team empowerment, pengetahuan & keahlian tim, budaya organisasi, karakteristik tim, dan integration & automation process.
ABSTRACT
Competition in the banking industry today is not only between banks, but for information technology companies that can produce digital products earlier and adjust user needs. To face this challenge, the banking industry can implement the Agile approach. Agile's own approach has a success rate of only 39% and 61% not. This can be caused by several factors, one of which is the Agile approach which is relatively new so that many do not fully understand the approach. In addition, in the banking industry there are still many who use traditional approaches and based on PricewaterhouseCoopers Indonesia data, around 76% of the banking industry in 2019 will use the Agile approach. Based on this, the research was conducted with the aim of analyzing critical success factors in software development with an Agile approach to the banking industry in Indonesia. The analysis was carried out by using Analytic Hierarchy Process (AHP) as a statistical data processing. The research produced a success factor in software development with an Agile approach to the banking industry in Indonesia. The top 5 ranking factors sequentially from the biggest to the smallest which are considered critical can influence the success of the communication factors, practice with Agile approach, management support, team empowerment, team knowledge, organizational culture, team characteristics, and integration & automation process."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abdillah Evan Nurdhiawan
"Dengan iklim bisnis yang penuh persaingan, organisasi perlu melakukan inovasi dan bekerja secara cepat. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, banyak organisasi yang menggunakan metodologi agile dalam melakukan pengembangan sistem. Metodologi ini diketahui fleksibel, sehingga mampu menghadapi perubahan mendadak. Masalahnya, dengan kecepatan yang dimiliki metodologi agile, banyak pengetahuan yang harus dikelola dengan benar dan cepat pula. Maka dari itu, diperlukan KM (Knowledge Management) untuk membuat pengelolaan pengetahuan dalam praktik agile menjadi efektif. Berdasarkan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana KM dan metodologi agile dapat mendukung proses pengembangan yang ada di organisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melibatkan 16 narasumber yang berasal dari 14 perusahaan berbeda. Narasumber berlatar belakang sebagai engineer, quality assurance, project/product manager, dan UI/UX designer. Dari hasil wawancara yang dilakukan, tim peneliti memetakan agile practices dan cloud services dengan KM processes dan KM foundation menggunakan model teoritis. Selain itu, dibuat juga KMS yang berisikan 27 fitur yang berguna bagi proses pengembangan sistem dan dapat membantu aktivitas KM. Kesuksesan organisasi dalam menjalankan proses pengembangannya akan bergantung pada semua aspek yang telah disebutkan, yaitu KM foundation, KM processes, agile practices, dan cloud services.

With a competitive business climate, organizations need to innovate and work quickly. To meet these demands, many organizations use agile methodologies in developing systems. This methodology is known to be flexible, so it can deal with sudden changes. The problem is, with the speed that agile methodology has, a lot of knowledge must be managed properly and quickly. Therefore, KM (Knowledge Management) is needed to manage knowledge in agile practices effectively. Based on these problems, this study aims to find out how KM and agile methodologies can support the development processes in organizations. This study used a qualitative approach involving 16 interviewees from 14 different companies. The resource persons have backgrounds as engineers, quality assurance, project/product managers, and UI/UX designers. From the results of interviews conducted, the research team mapped agile practices and cloud services with KM processes and KM foundation using a theoretical model. In addition, a KMS was also created which contained 27 features that were useful for the system development process and could assist KM activities. The success of an organization in carrying out its development process will depend on all the aspects mentioned, namely the KM foundation, KM processes, agile practices, and cloud services."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>