Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Universitas Indonesia, Ford Foundation, UNICEF, 1984
150 LSL
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Pratiwi
"Karakteristik anak usia sekolah dasar yang berusia 6 - 11 tahun antara lain adalah lebih menguasai kemampuan dasar seperti membaca, menulis dan matematika Santrock (2004: 20). Tugas perkembangan dan tuntutan belajar yang harus dilalui anak sekolah dasar, membuat anak hares dipersiapkan agar mampu menghadapi tugas perkembangan dan tuntutan di sekolah dasar. Kesiapan masuk sekolah adalah persyaratan keterampilan dan pengetahuan yang memungkinkan seorang peserta didik memanfaatkan semaksimal mungkin suatu jenjang pendidikan Kesiapan anak dilihat dari lima aspek, yaitu a) perkembangan fisik dan motorik b) perkembangan sosial dan emosional c) pendekatan terhadap pembelajaran d) perkembangan bahasa e) kognisi dan pengetahuan umum.
Masing-masing anak memiliki kesiapan sekolah yang berbeda-beda. Untuk anak-anak yang secara usia kronologis seharusnya sudah slap masuk sekolah dasar, namun temyata usia mentalnya belum mencapai kematangan atau kesiapan sekolah, maka diperlukan bantuan ekstra untuk mempersiapkan kesiapan sekolah anak tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai peningkatan kesiapan sekolah anak melalui intervensi program pembiasaan belajar.
Sesuai dengan definisi belajar yaitu perubahan perilaku yang teijadi secara permanen, yang terjadi sebagai hasil dari latihan atau pengalaman (Morgan,et al., 1986: 140), maka perilaku belajar dapat dibentuk melalui pembiasaan. Kebiasaan belajar yang balk (good study habits) akan membuat anak mencapai nilai baik, slap untuk mengikuti pelajaran dan bisa berpartisipasi di kelas (Peters, 2000: 13).
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Dalam penelitian ini, subyek penelitian adalah seorang anak berusia 6 tahun yang telah duduk di kelas I sekolah dasar sejak tahun ajaran 2005/2006. Selama duduk di kelas 1, dapat dikatakan subyek belum memiliki kesiapan sekolah yang dapat dilihat dari tidak memiliki minat belajar dan menolak untuk belajar terutama dalam hal menulis, membaca dan berhitung, baik di rumah maupun di sekolah. Pada akhirnya, subyek tidak dapat naik ke kelas 2 karena tidak ada nilai rapor yang bisa is peroleh selama kelas I.
Peneliti menggunakan kuesioner asesmen kesiapan sekolah yang diadaptasi dan dimodifikasi dari Assessment School Readiness Indicators yang digunakan di 3 negara bagian Amerika Serikat yang dikembangkan oleh SECPTAN (State Early Childhood Policy Technical Assistance Network). Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini lebih mengacu pada kuesioner yang dibuat negara bagian Missouri_ Kuesioner yang disusun peneliti terdiri dari 55 item yang dikelompokkan dalam 5 aspek kesiapan sekolah berserta indikator-indikatornya, ditambah dengan 1 aspek serba-serbi atau pemikiran matematika dan ilmiah. Herdasarkan hasil asesmen kesiapan sekolah, subyek belum memiliki kesiapan sekolah pada aspek pendekatan terhadap pembelajaran. Oleh karena itu, terdapat 5 perilaku yang diintervensi dalam penelitian ini yaitu perilaku mempertahankan perhatian pada tugas yang diberikan, menyelesaikan tugas yang diberikan, mampu mengatasi frustrasi dan kegagalan, memiliki kebiasaan belajar di rumah dan memiliki sikap belajar yang positif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui program pembiasaan belajar yang telah dilaksanakan sebanyak Sembilan kali pertemuan, memperlihatkan terjadinya peningkatan kesiapan sekolah pada subyek. Melalui rangkuman basil program pembiasaan belajar, dapat dilihat bahwa subyek mengalami peningkatan pada semua perilaku yang ingin ditingkatkan. Hanya saja, peningkatan perilaku-perilaku tersebut masih belum belum stabil. Perilaku yang masih perlu ditingkatkan adalah kemampuan subyek dalam menoleransi frustrasi dan kegagalan. Subyek masih mudah patah semangat dan merajuk apabila menemui kegagalan atau hal yang tidak sesuai dengan keinginannya. Selain itu subyek juga seringkali tampak ragu-ragu dalam memulai sesuatu yang baru."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18104
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Kusumaningrum
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode Mediated Learning Experience (MLE) yang diberikan melalui pelatihan kepada pengasuh anak efektif mengubah perilaku pengasuh anak dalam kegiatan pemberian makan yang berkualitas pada anak usia 3 hingga 4 tahun. Metode Mediated Learning Experience (MLE) merupakan metode yang mengajarkan berbagai keterampilan kepada anak melalui peningkatan interaksi antara mediator dan anak serta penggunaan berbagai pengalaman sebagai media bagi anak untuk mencapai tingkat pemahaman yang lebih baik (Klein, 1996). Penelitian ini menggunakan desain penelitian one group pretest/posttest design. Manipulasi yang akan dilakukan terhadap variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian metode MLE dalam konteks kegiatan pemberian makan pada anak usia 3 hingga 4 tahun melalui pelatihan. Materi yang diberikan pada pelatihan kegiatan pemberian makan yang berkualitas pada anak usia 3 hingga 4 tahun adalah karakteristik anak usia 3 hingga 4 tahun, fungsi makanan sehat, dan MLE dalam konteks mengenai kegiatan makan yang berkualitas. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan gabungan dari metode kualitatif dan kuantitatif, dengan menggunakan Tes Wilcoxon. Hasil analisis data kuantitatif dihitung dengan menggunakan alat ukur MLERS dan kuesioner yang diisi oleh orang tua anak. Kedua perhitungan menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara hasil sebelum dan sesudah dilakukannya intervensi (p<0.05), artinya metode MLE efektif untuk meningkatkan kegiatan pemberian makan yang berkualitas oleh pengasuh pada anak usia 3 - 4 tahun.

Abstract
The purpose of this study is to examine whether Mediated Learning Experience (MLE) method that given through training for child caregiver can change caregiver habit in children 3 to 4 years old feeding activity. Mediated Learning Experience (MLE) is a method to teach many skill in children through interaction between caregiver and child, and also the use of experience as a medium for child to achieve a better understanding level (Klein, 1996.This research study use one group pretest/posttest design. Manipulation is made for the independent variable, the giving of MLE?s method in the context of 3 to 4 years old children feeding activity through the training. The materials are: the characteristics of 3 to 4 years old child; the benefit of healthy food; and MLE method in the context of qualified feeding activity. Data was analyzed using the combination of qualitative and quantitative method, using Wilcoxon Test. Data was assessed by Mediated Learning Experience Rating Scale (MLERS and questionnaire for parents. Both of them shown that there were significant difference before and after intervention (p<0.05).
"
2012
T30479
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Kepercayaan diri merupakan sikap seorang individu yang mendorong dirinya untuk menciptakan penilaian positif baik terhadap diri sendiri, orang lain terutama terhadap situasi yang dihadapinya. Rasa percaya diri membuat seseorang merasa mampu menyelesaikan segala masalah dalam hidupnya. Kepercayaan diri anak Iahir dari konsep diri yang anak bangun terhadap dirinya. Sehingga melalui lingkungan yang mendukung pembentukan konsep diri positif pada anak, akan menimbulkan kepercayaan diri yang baik pula dikemudian hari. Penelitian dengan desain korelasi ini bertujuan untuk mengidentifikasikan keterkaitan antara pemberian penghargaan kepada anak terhadap rasa percaya diri anak usia 10-12 tahun. Sampel penelitian berjumlah 35 orang berasal dari populasi siswa kelas lima SD Muhammadiyah 2 Sukmajaya. Analisa data dilakukan dengan menggunakan korelasi pearson dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pemberian penghargaan terhadap rasa percaya diri anak (P value > alpha; P value= 0,09 ;alpha= 0,05). Rekomendasi dari penelitian ini ialah, penelitian selanjutnya djharap menggunakan sampel yang lebih banyak dari berbagai populasi, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi. Selain itu, begitu pentingnya rasa percaya diri bagi perkembangan mental anak diharapkan para orang tua dapat mengembangkan hal-
hal positif yang dapat meningkatkan rasa percaya diri anak."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5788
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurlaila Fiam Putri
"ABSTRAK
Sebagian besar orang tua sampai saat ini masih beranggapan bahwa kontrol yang tinggi berupa hukuman fisik serta berbagai macam perintah merupakan hal yang wajar diberikan dalam mendidik anak. Padahal beberapa penelitian sebelumnya menemukan pengaruh yang negatif dari praktek kontrol yang demikian terhadap perkembangan fungsi kognitif anak, salah satunya fungsi executive function (EF). Akan tetapi masih sedikit riset yang membahas lebih lanjut dinamika antar kedua variabel ini. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kontribusi ujaran verbal yang dilakukan Ibu ketika mengontrol tingkah laku anak (management language) dalam memprediksi EF anak usia 48-72 bulan. Sebanyak 90 anak dan para Ibu diikutsertakan dalam aktivitas permainan yang direkam dengan durasi 10 menit untuk menentukan tipe management language (direction maupun suggestion) yang Ibu ucapkan selama bermain. EF anak diukur menggunakan serangkaian tes peforma yang terdiri dari Matahari/Rumput, Backwards Word Test, dan Dimensional Change Card Sorting. Hasilnya management language, khususnya management direction berkontribusi secara signifikan negatif terhadap perkembangan EF anak bahkan ketika pengaruh usia dan SSE telah dikontrol. Riset ini berimplikasi pada pengetahuan terkait cara Ibu mengontrol tingkah laku anak menggunakan komunikasi verbal yang dapat mengoptimalkan perkembangan EF anak usia prasekolah.

ABSTRACT
Until recently, it is known that majority of parents consider a high control such as corporal punishment as well as a variety of commands are common practice in nurturing children. On the other hand, some studies have found a negative impact on the practice of such controls to the development of children's cognitive functions, including executive function (EF). Nevertheless, the number of study covering this issue is still limited. This study aimed to examine the contribution of verbal utterances used by mother when controlling the child's behavior, known as management language, in predicting EF on children age 48-72 months. A number of 90 children and the mothers participate in the game activity video-taped with a duration of 10 minutes to determine the type of mother’s utterance of language management (direction or suggestion) during activity. Child’s EF performance was measured using a series of tests consisting of Matahari/Rumput, Backwards Word Test, and Dimensional Change Card Sorting. The result showed that management language, especially management direction, had a significant negative contribution to the development of child’s EF, even when the effects of age and SSE are controlled. This research has implications on the way mother control child's behavior using verbal utterances that can optimize the development of EF preschoolers."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63580
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunarti Syabariah
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara tingkah laku orangtua terkait karir dan adaptabilitas karir remaja SMP. Partisipan penelitian ini adalah siswa SMP kelas 9 di Indonesia, sebanyak 321 orang. Tingkah laku orangtua terkait karir diukur dengan menggunakan alat ukur Parental Career-Related Behavior) yang disusun oleh Dietrich dan Kracke (2009). Adaptabilitas karir diukur dengan Skala Adaptabilitas Karir yang disusun oleh Indianti (2015).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara tingkah laku ayah yang mendukung (r=0.291, p<0.01), ibu yang mendukung (r=0.282, p<0.01), dan ayah yang ikut campur (r=0.158, p<0.01) dengan adaptabilitas karir. Selain itu, terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara tingkah laku ayah (r=0.235, p<0.01) dan ibu (r=0.281, p<0.01) yang kurang terlibat. Ditemukan pula bahwa tingkah laku ibu terkait karir berkontribusi lebih besar terhadap adaptabilitas karir, dibandingkan tingkah laku ayah terkait karir. Berdasarkan hasil penelitian ini, penting bagi orangtua untuk menyediakan dukungan bagi remaja agar memiliki adaptabilitas karir yang baik.

The research aims to get the correlation between parental career-related behavior and career adaptability among middle school adolescents. The participants of this research are the 9th grader middle school students in Indonesia, amounts 321 students. Parental career-related behavior was measured by measurement tools PCB (Parental Career-related Behavior) made by Dietrich and Kracke (2009). On the other hand, career adaptability measured by measurement tools Career Adaptability Scale made by Indianti (2015).
The results indicate that father support (r=0.291, p<0.01), mother support (r=0.282, p<0.01), and father interference (r=0.158, p<0.01) correlate positively and significant with career adaptability. There are negative and significant relationship between lack of engagement (father: r=0.282, p<0.01; mother: r=0.281, p<0.01) and career adaptability. Results also showed that mother career-related behavior gives more contributions to career adaptability that father career-related behavior. Based on this results, its important for parent serve the support to their adolescents to have a good career adaptability."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diennaryati Tjokrosuprihatono
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1978
S2444
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Evira Anggrainy
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh trait kepribadian, pola asuh orang tua, tekanan teman sebaya, dan paparan mediaterhadap perilaku berisiko pada mahasiswa di Manado. Trait kepribadian yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada teori five factor model yang terdiri dari neuroticism, extraversion, openness to experience, agreeableness, dan conscientiousness. Pola asuh yang digunakan dalam penelitian ini adalah permisif, otoriter, dan otoritatif. Perilaku berisiko yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari empat jenis, yaitu thrill-seeking, rebellious, reckless, dan anti-social. Partisipan yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 211 (N = 211), serta memiliki kriteria, yaitu mahasiswa semester 1, berusia 17 sampai 18 tahun, dan berdomisili di Manado.
Hasil analisis statistik regresi linier berganda menunjukkan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan pada trait extraversion, trait openness to experience, pola asuh permisif, dan tekanan teman sebaya terhadap perilaku berisiko thrill-seeking. Ada pengaruh positif yang signifikan pada tekanan teman sebaya dan paparan media terhadap perilaku berisiko rebellious. Ada pengaruh positif yang signifikan pada pola asuh otoriter, tekanan teman sebaya, dan paparan media terhadap perilaku berisiko reckless. Selanjutnya, ada pengaruh positif yang signifikan pada tekanan teman sebaya dan paparan media terhadap perilaku berisiko anti-social.

This study aims to investigate the influence of personality traits, parenting style, peer pressure and media exposure to risk-taking behavior in students in Manado. Personality trait used in this study refers to the theory of five factor model consisting of neuroticism, extraversion, openness to experience, agreeableness, and conscientiousness. Parenting style were used in this study is permissive, authoritarian, and authoritative. Risky behaviors used in this study consisted of four types, namely thrill-seeking, rebellious, reckless, and anti-social. Participants used in this study amounted to 211 (N = 211), as well as having criteria, namely the first semester students, aged 17 to 18 years, and is domiciled in Manado.
Statistical analysis of multiple linear regression showed that there was a significant positive influence on the trait of extraversion, openness to experience trait, permissive parenting and peer pressure to risky behavior thrill-seeking. There is a significant positive effect on peer pressure and media exposure to risky behavior rebellious. There is a significant positive influence on authoritarian parenting, peer pressure and media exposure to risky behavior reckless. Furthermore, there is a significant positive effect on peer pressure and media exposure to the risk of anti-social behavior.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45079
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Cambridge , 1995
155.418 CON
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini membahas tentang perkembangan personal, sosial dan emosiaonal anak yang berkaitan dengan perilakunya terhadap dirinya sendiri dan dengan dunia di luar dirinya."
The Open University: Walton Hall, 1995
155.418 PER
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>