Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 654 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nuriza Ratno Saputra
"ABSTRAK
Jurnal ini berfokus pada objektifikasi potret tubuh perempuan telanjang pada karya grafis Anthon Beeke. Tiga karya grafis Studio Anthon Beeke yang menunjukkan potret tubuh perempuan telanjang dipilih karena poster-poster tersebut dianggap kontroversial untuk mempromosikan sebuah pentas teater. Melalui analisis deskriptif menggunakan pembacaan lima kode semiotik oleh Roland Barthes, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji apakah objektifikasi tubuh perempuan dalam karya grafis Anthon Beeke yang kontroversial ini efektif untuk menarik perhatian pengamat dan membelokkan pola pikir publik dalam melihat tubuh telanjang dalam sebuah karya seni. Analisis leksia dimanfaatkan sebagai pengurai struktur sebelum pemaknaan, pemilihan leksia dibatasi pada penampakan figur tubuh telanjang dan tata letak ornamen dan tipografi. Dari analisis ditemukan bahwa Beeke berhasil menjadikan tubuh perempuan sebagai subjek dan bukan sekadar objek.

ABSTRACT
This paper examines objectification of naked female body portraits on Anthon Beeke s graphic work. Anthon Beeke s three graphic works showing portraits of naked female bodies were chosen because the posters were considered controversial to promote a theater performance. Through descriptive analysis using Roland Barthes's reading of five semiotic codes, this study aims to examine whether the objectification of the female body in Anthon Beeke s controversial graphic work is effective in attracting the attention of observers and deflecting the public mindset in seeing a naked body in an artwork. Analysis of lexia is used as a structural decoder to read the symbol purposes, lexia selection is limited to the appearance of naked body figures and the layout of ornaments and typography. From the analysis it was found that Beeke succeeded in making the female body a subject and not just an object."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kadinda Hanadifa
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas salah satu bangunan peninggalan Belanda yang sampai saat ini masih aktif digunakan sebagai
pusat penelitian dan pengembangan industri agro oleh pemerintah Indonesia melalui Kementrian Perindustrian. Jurnal
ini bertujuan untuk memaparkan unsur adaptasi arsitektur Indis yang terdapat pada eksterior Balai Besar Industri Agro.
Metode yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini yakni deskriptif kualitatif berdasarkan teori-teori
pendukung seperti gaya arsitektur Indis, gaya arsitektur Jawa dan gaya arsitektur Eropa. Setelah melalui beberapa
proses analisis, eksterior pada bangunan Balai Besar Industri Agro memiliki karakteristik yang diadaptasi dari gaya
Indis.

ABSTRACT
This journal discusses one of the Dutch heritage buildings that are still actively used as a center for research and
development of the agro industry by the Indonesian government through the Ministry of Industry. This journal aims
to describe the elements of adaptation of the Indis architecture found on the exterior of the Balai Besar Industri Agro.
The method used to analyze this research by using qualitative descriptive based on supporting theories such as Indis
architectural style, Javanese architectural style and European architectural style. After going through several
analysis processes, the exterior of the Balai Besar Industri Agro has a characteristic adapted from the Indis style."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Myrna Laksman-Huntley
"Situasi kebahasaan bahasa Belanda dan bahasa Indonesia sangat berbeda. Perbedaan ini juga tampak pada sejarah kebangsaan masing-masing. Terlihat bahwa bangsa Indonesia yang sudah kaya akan kebudayaan juga mengenal kebudayaan lain yang sebagian kemudian diserap. Kenyataan ini dapat mempengaruhi komunikasi antar dua kelompok bahasa tersebut. Setiap bahasa memiliki sistem bunyi yang unik yang, biasanya tidak dimiliki oleh bahasa lain atau kalaupun ada, letak atau cara pengucapannya agak berbeda. Hal ini dapat menyebabkan seorang pembelajar bahasa menghadapi kesulilam mengucapkan bunyi-bunyi yang tidak ada dalam sistem bunyi bahasa ibunya dan sebagai akibat, si pembelajar akan mengucapkan bunyi-bunyi tersebut dengan bunyi-bunyi lain yang serupa dan dimiliki sistem bunyi bahasanya. Hal yang sama juga dapat terjadi dalam tataran prosodi.
Perbedaan realisasi sistem prosodi suatu bahasa tidak hanya dapat menimbulkan interferensi dalam proses pembelajaran, tetapi juga salah pengertian, Dengan mengucapkan kalimat-kalimat bahasa Indonesia dengan suatu pola intonasi Indonesia tertentu seorang penutur Indonesia akan disalahmengertikan oleh pendengar bahasa asing yang belum fasih berbahasa Indonesia karena sistem pola intonasi bahasa ibunya yang berbeda.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pola intonasi dua bahasa yang berbeda dapat menimbulkan persepsi yang berbeda terutama apabila timbul emosi pada diri si pembicara. Kenyataan ini mendorong saya untuk mempelajari perbedaan sistem prosodik antara bahasa Indonesia dan Belanda; parameter yang menandai sistem tekanan dan intonasi kedua bahasa; ketepatan persepsi emosi serta letak tekanan bahasa Indonesia oleh pcnutur bahasa Belanda serta parameter yang mempengaruhi persepsi tersebut.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitlatif: Untuk itu, korpus angket kuantitatif adalah korpus yang digunakan penelitian terdahulu (Laksman et.al, 1994).
Perlu dijelaskan kembali bahwa dalam penelitian tersebut dilakukan perekaman sebuah kata bahasa Indonesia yang diucapkan secara terisolasi dan dirangkai dalam kelompok nomina dalam empat macam emosi. Setelah diukur, hasil rekaman tersebut diperdengarkan kepada 80 orang penutur bahasa Belanda yang diminta menebak emosi yang terdengar dan kepada 10 orang ahli fonelik bahasa Belanda yang diminta menentukan letak tekanan.
Dengan tinjauan kepustakaan yang ternyata tidak seimbang peneliti tidak berhasil membuat sualu bandingan yang seimbang. Dengan demikian, peneliti tidak dapat memperoleh jawaban mengenai pengaruh sistem intonasi beremosi bahasa Belanda dalam persepsi bahasa Indonesia. Penelilian terjawab untuk pengaruh parameter yang menandai tekanan bahasa Belanda dalam persepsi letak tekanan serta parameter penanda tekanan kata bahasa Indonesia.
Secara menyeluruh dari emosi yang dipelajari hanya sedih dan marah yang didengar secara tepat oleh pendengar; sedangkan emosi kaget seringkali dirancukan dengan emosi senang atau sedih dan emosi senang dengan emosi kaget atau marah.
Kata Kasa dalam segala posisi didengar bertekanan pada suku kata penultima. Hal ini disebabkan oleh nilai frekuensi dasar tertinggi terletak pada suku kata tersebut dapat dinyalakan bahwa parameter inilah yang mempengaruhi persepsi penutur bahasa Belanda terhadap bahasa Indonesia. Dengan kata lain, penelitian ini ternyata mendukung penelitian Terken yang menyimpulkan bahwa tekanan lebih banyak diperankan oleh frekuensi dasar dalam bahasa Belanda."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Astiarini
"ABSTRAK
Kemajuan periklanan di Hindia-Belanda pada abad ke-20 memberikan dampak pada budaya visual periklanan masa itu. Dalam promosi periklanan abad 20, penggunaan visual masyarakat lokal di Hindia-Belanda marak digunakan untuk menarik simpati pribumi. Salah satu yang menggunakan teknik periklanan tersebut adalah produk Verkades Biscuit yang berasal dari Belanda. Terdapat hal yang menarik dalam iklan Verkades Biscuit periode 1928-1938 di Hindia-Belanda yaitu penggunaan figur pribumi yang berbeda-beda pada iklannya. Melalui simbol-simbol yang terdapat pada iklan, dapat dilihat perkembangan sosial yang terjadi dalam masyarakat di Hindia-Belanda. Penelitian ini membahas bagaimana citra pribumi dalam iklan Verkades biscuit periode 1928-1938 di Hindia-Belanda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memaparkan citra pribumi yang terdapat pada iklan Verkades Biscuit. Dalam menganalisa, peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif. Pendekatan semiotik dan sejarah akan digunakan juga dalam penelitian ini, sehingga penelitian ini akan memperlihatkan citra pribumi yang digambarkan dalam iklan Verkades Biscuit.

ABSTRACT
The progress of advertising in the Dutch East Indies in the 20th century had an impact on the visual culture of advertising at that time. In the 20th of advertising promotion, the use of local people in the Dutch East Indies was widely used to attract indigenous sympathy. One of the products which used this advertising technique is Verkades Biscuit from The Netherlands. The interesting thing on Verkades Biscuit ad from 1928-1938 in the Dutch East Indies was using different indigenous figures in their four ads. Through the symbols contained in the advertisement, it can be seen the social developments that occur in society in the Dutch East Indies. This study discusses how the indigenous image in the Verkades Biscuit advertisement from 1928-1938 in the Dutch East Indies. The purpose of this study was to find out and describe the indigenous image contained in the Verkades Biscuit ad. In analyzing, researcher used qualitative descriptive methods. Semiotic and historical approaches will also be used in this study, so this study will show the indigenous image depicted in Verkades Biscuit ad."
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Hasanah Novitasari
"ABSTRAK
Kontak bahasa dapat terjadi karena banyak faktor, salah satu nya yang terjadi di Indonesia adalah kolonialisme. Gejala yang dapat terjadi karena kontak bahasa adalah campur kode. Penelitian ini membahas wujud campur kode yang terdapat pada film Kartini dan faktor yang melatarbelakanginya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dan teori dari Pieter Muysken dan Janet Holmes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat campur kode berwujud dua kata, tiga frasa, satu klausa, serta dua kalimat. Campur kode berwujud reduplikasi dan baster tidak ditemukan dalam penelitian ini.

ABSTRACT
Language contact can occur due to many factors, one of the factors that happens in Indonesia is colonialism. One of the symptoms arises due to language contact is code mixing. This research will discuss about code mixing contained in the film Kartini and the underlying factors. The method used in this study is a qualitative descriptive method and the theorie is from Pieter Muysken and Janet Holmes. The results show that there are two code mixing in the form of word , three phrases, one clause, and two sentences. Mixed code in the form of reduplication and baster was not found in this study."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Kusuma Putra
"ABSTRAK
Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing dan disesuaikan dengan kaidah dan sistem ejaan bahasa Indonesia. Kata serapan terjadi akibat adanya suatu kontak bahasa. Penelitian ini memaparkan kata serapan bahasa Belanda yang terdapat dalam buku berdialek Betawi Gambang Jakarte (2006) karya Firman Muntaco yang menitikberatkan pada kelas kata serapan bahasa Belanda. Kata serapan dari bahasa Belanda dalam penelitian ini dikhususkan hanya pada kata-kata yang sudah diserap dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu mengumpulkan kata serapan dari bahasa Belanda kemudian mengelompokkan kata-kata tersebut ke dalam kelas kata bahasa Indonesia. Dari penelitian ini didapatkan lima klasifikasi kelas kata, yaitu kata benda (nomina), kata kerja (verba), kata sifat (adjektiva), konjungsi, dan preposisi. Simpulan dari penelitian ini adalah terdapat 10 kata serapan dari bahasa Belanda yang sering digunakan dalam Gambang Jakarte (2006) karya Firman Muntaco. Pengaruh bahasa Belanda tampak cukup kuat di kalangan masyarakat Betawi atau Jakarta, terutama pada tahun 1950-an Hal ini disebabkan posisi Jakarta dijadikan sebagai pusat pemerintahan sejak zaman kolonial. Sepuluh kata tersebut ada yang masih digunakan sampai saat ini seperti kantor dan bioskop dan ada yang digunakan pada bidang tertentu seperti trem, serta ada kata yang sudah jarang digunakan dan digantikan dengan padanan kata lainnya dalam bahasa Indonesia.

ABSTRACT
Loanwords are words that come from foreign languages and are adapted to Indonesian language rules and spelling systems. Loanwords occur due to a language contact. This study describes what loanwords are contained in the book with Betawi dialect Gambang Jakarte (2006) by Firman Muntaco which focuses on the class of Dutch absorption words. The loanwords from the Dutch language in this study are devoted only to words that have been absorbed in Indonesian. This study used qualitative method by collecting Dutch loanwords then classified them onto Indonesian word classification. From this study, five words classification were obtained, namely noun, verb, adjective, conjunction, and preposition. The conclusion from this study that there are 10 loanwords from Dutch which used frequently in Gambang Jakarte (2006) by Firman Muntaco. The influence of Dutch language is quite strong among Betawi or Jakarta society, especially in the 1950s. This is due to Jakarta is being center of administration in colonial period. These ten loanwords are still used until this time like kantor
and bioskop and there is word is used in certain field like trem, and there is loanwords is rarely used and replaced by other equivalent words in Indonesian language."
2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Choirul Maudy Alavia
"Eksistensi kelompok diaspora Jawa-Suriname di Belanda berasal dari perjalanan sejarah yang panjang. Proses migrasi kelompok diaspora Jawa-Suriname dari Hindia-Belanda ke Suriname kemudian ke Belanda membawa mereka pada permasalahan identitas budaya. Di masa kini, media digital dapat menjadi salah satu pilihan bagi kelompok diaspora untuk mengkonstruksi identitas budaya mereka. Tulisan ini membahas peran media digital dalam konstruksi identitas budaya kelompok diaspora Jawa-Suriname di Belanda. Dalam menganalisis konstruksi identitas budaya tersebut, tulisan ini mencermati dua situs, yakni manggarmegar.nl dan javanenindiaspora.nl dengan menggunakan teori identitas budaya Hall (1996) dan konsep digital diaspora Brinkerhoff (2009). Hasil penelitian menunjukkan media digital berperan dalam konstruksi identitas budaya kelompok diaspora Jawa-Suriname melalui tiga cara, yaitu sebagai alat memfasilitasi konstruksi identitas budaya, sebagai ruang berbagi cerita, dan pembangun solidaritas internal kelompok diaspora.

The existence of Javanese-Surinamese diaspora groups in the Netherlands comes from a long history. The migration process of the Javanese-Surinamese diaspora from the Netherlands-Indies to Suriname then continued to the Netherlands brings them to the cultural identity problem. Today, digital media can be an option for diaspora to construct their cultural identity. This paper discusses the role of digital media in the construction of the cultural identity of diaspora Javanese-Surinamese in the Netherlands. In analyzing the construction of cultural identity, this paper examines two sites, namely manggarmegar.nl and javanenindiaspora.nl by using Brinkerhoff and Hall's theories. The results of this study show that digital media plays a role in the construction of the cultural identity of the Javanese-Suriname diaspora in three ways, namely as a tool that facilitates cultural construction, provides a space for sharing stories, and builds internal solidarity of the diaspora."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Chandrika Indira Maharani
"Kata dan frasa dapat mengalami perubahan makna dan pergeseran bidang. Pengelompokan kata berdasarkan bidang dan ciri semantiknya akan membentuk suatu hiponim. Hiponim adalah kata-kata yang terhubung sebagai satu lambang ataupun bidang yang disebut dengan hiperonim dalam suatu medan makna. Makna dari suatu kata dan frasa dapat terbentuk karena adanya asosiasi makna. Suatu makna leksikal dapat berubah tergantung pada pemakaian kata dan frasa tersebut di dalam kalimat sehingga akan terbentuk makna gramatikal dan kontekstualnya.
Penelitian ini membahas tentang makna leksikal, kontekstual, dan penggunaannya dari kosakata dan frasa pada iklan produk perawatan wajah Nivea Q10 di Belanda dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini terdapat 2 kata yang berada pada bidang kecantikan, 15 kata yang berasal dari bidang lain (non kecantikan), dan 5 kata yang berada di dua bidang sekaligus. Makna dari kata dan frasa dari iklan Nivea Crème Q10 ini berkaitan dengan representasi kecantikan wajah bagi orang Belanda.

Word and phrases can change in meaning and shifting fields. Grouping words according to their fields and semantic characteristics will form a hyponym. Hyponyms are words that are connected as a symbol or field called hyperonyms in semantic fields. The meaning of a word and phrase can be formed because of the association of meaning.
This journal discusses lexical, contextual meaning, and their use of the vocabulary and phrases through Nivea face care product advertisements in Netherland by using descriptive qualitative methods. The results of this study are 2 words in the beauty field, 15 words from other fields (non-beauty), and 5 words in two fields at once whose meaning will be related to beauty representation for the Dutch. The meaning of the words and phrases from the Nivea Q10 advertisement is related to the representation of facial beauty for the Dutch.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Triana Noermalia
"ABSTRAK
Cerpen Musik di Malam Hari (Wan Chang 晚唱) adalah karya yang dihasilkan oleh Jia Pingwa pada tahun 1987, sepuluh tahun lebih setelah Revolusi Kebudayaan di Cina (1966-1976) berakhir. Wan Chang menceritakan tentang seorang pria berusia 40 tahun lebih bernama Mu Renwen, yang hidup menyendiri di rumah kayunya dan memiliki kebiasaan hidup yang sangat berbeda dengan orang-orang di sekitarnya. Kebiasaan hidupnya antara lain adalah selalu bermain musik di malam hari, hidup menyendiri, melakukan refleksi diri di malam hari dan menerapkan prinsip-prinsip hidup keras atas dirinya. Dari dulu, kondisi hidupnya ini nyaris tak pernah berubah dan ia juga tidak menyadari bahwa kondisi masyarakat sudah berubah. Mengapa pola hidupnya bisa terbentuk seperti itu, dan apa penyebab pola hidup tokoh Mu
Renwen akan menjadi materi yang akan diulas dalam artikel ini. Melalui analisis atas tokoh dan penokohan Mu Renwen, sifat, pemikiran, pola hidup, kondisi sosial yang tergambar dalam cerita serta sumber rujukan di luar sastra, akan ditemukan bahwa penyebab dari pola hidup Mu Renwen adalah kebijakan yang
diterapkan semasa Revolusi Kebudayaan yang diikuti dengan taat oleh Mu Renwen.

ABSTRACT
Music in the Night short story is the work of Jia Pingwa in 1987, over 10 years after the China Cultural Revolution ended. Wan Chang tells a story about a 40 years old man named Mu Renwen who lives alone in his wooden house and has a unique habits of living compared to the people around him. One of his habits is to play music during nighttime, living solitarily, self-reflecting, and enforcing a tough standard of living upon himself. His living condition barely changes over time and he also never realized that the society has changed. Why his lifestyle took that particular path and what is the cause of Mu Renwen s lifestyle will the the focus of this article. Analyzing the characterization of Mu Renwen s traits, lifestyle choices, way of thinking, and social condition on which pictured in the story and also the non-literature sources, will explain
the cause of Mu Renwen s lifestyle which consists of the policies enacted during the Cultural revolution that Mu Renwen so religiously follows."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Gunawan
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas mengenai karya lagu dari Wieteke van Dort, seorang penyanyi yang terkenal di Belanda. Di Belanda, dia dikenal sebagai penyanyi dengan ciri khas orang Indo. Dia meninggalkan Indonesia akibat adanya Imigrasi besar-besaran warga Belanda yang tinggal di Indonesia. Wieteke van Dort menggunakan ciri khas orang Indo dalam karirnya di Belanda. Masalah dalam jurnal ini adalah karakteristik budaya Indis yang bagaimana yang tercermin dalam lagu-lagu karya Wieteke van Dort. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan karakteristik budaya Indis dalam lagu-lagu karya Wieteke van Dort. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lagu-lagu karya Wieteke van Dort mencerminkan kenangan kehidupannya ketika berada di Hindia-Belanda. Kenangan itu seolah mengurung dirinya.

ABSTRACT
This journal discusses the songwriting of Wieteke van Dort, a famous singer in the Netherlands. In the Netherlands, she is known as a singer with the characteristics of the Indo. She left Indonesia due to massive migration of Dutch citizens living in Indonesia to return to the Netherlands. Wieteke van Dort used the characteristics of the Indo people in her career. The problem in this journal is how Indis cultural characteristics are reflected in songs by Wieteke van Dort. This study aims to describe characteristics of Indies culture through Wieteke van Dorts songs. The results showed that the songs by Wieteke van Dort reflect memories of her life when she was in the Dutch East Indies. The memories seemed to lock her up."
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>