Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Puncky Purdatiningrum
"Bisnis Eceran/Ritel dinilai memiliki pertumbuhan mengesankan, dan mencapai hasil yang pesat dalam perkembangannya. Dalam waktu relatif singkat, muncul pusat perbelanjaan baru, toserba, pasar swalayan, yang kira-kira sepuluh tahun lalu masih menjadi barang yang langka.
Para pengusaha ritel tidak sekedar menjual saja namun mereka berusaha berpacu dalam hal melayani sistem distribusi untuk memberikan nilai lebih. Mereka ingin menjadi yang utama dan memiliki keunggulan yang kompetitif, terutama dalam melayani kebutuhan pelanggannya.
Atas dasar itulah, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui lebih jauh faktor-faktor keberhasilan bisnis ritel dengan studi kasus PT Hero Supermarket.
Penelitian dan pengumpulan data dilakukan melalui telaah pustaka dan teknik wawancara (in depth interview). Analisis data dilakukan secara kualitatif. Temuan penelitian menunjukan hal-hal sebagai berikut:
Pertama, Bisnis Ritel ini merupakan ritel nasional yang cukup memiliki prestasi yang membanggakan sejak didirikan tahun 1971 dan telah mampu menunjukkan kemampuan bersaingnya dengan pendahulunya dan peritel baru bahkan peritel asing.
Kedua, Bisnis Ritel Multi Grosir Hero, saling timbal balik menjalankan usahanya dengan pengembangan usaha lainnya yang cukup ekspansif dapat menunjang Hero dalam mempertahankan kelanggengan usaha diantara pesaingnya.
Ketiga, Hero dalam beberapa hal dapat dikategorikan cukup berhasil, karena sebagai riteler nasional Hero menunjukkan hasil penjualan yang cukup baik, dan menempatkannya sebagai riteler yang ekspansif.
Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
Pertama, Hero sebagai sebuah riteler menganut bermacam-macam tipe yaitu bentuk Supermarket, Convenience Store, Specialty Store, dan memiliki sistim distribusi yang canggih dengan memperpendek rantai distribusi.
Kedua, pendapat yang mengatakan bahwa yang terbesar yang terbaik tidak dapat disebut sebagai ukuran sukses, karena tanpa efisiensi dan kontrol yang ketat hal ini menjadi tidak berguna. Hero harus mempertimbangkan keinginan ekspansinya untuk menekan biaya pengeluaran umum hingga kondisi perekonomian membaik.
Untuk masa mendatang disarankan agar Hero tetap konsisten dengan bisnis intinya (core business) di bidang pasar swalayan dan tetap unggul di bidangnya. Selain itu Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia juga harus memainkan perannya agar dapat menentukan batasan dan kebijakan bagi ritel asing sehingga tidak mengancam keberadaan ritel nasional.
Di samping itu keberhasilan Hero dapat menjadi contoh yang baik bagi riteler nasional lainnya, termasuk PD Pasar Jaya dalam mengelola pasar-pasar tradisional mau belajar dari cara-cara pengelolaan pasar modern seperti Hero Supermarket ini."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T5945
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deddy Fezantino
"Banyaknya media yang muncul setelah era reformasi membuat persaingan antar media makin ketat dan memaksa perusahaan media melakukan berbagai cara untuk bertahan dalam persaingan, termasuk dalam memperoleh dana. Masuk ke pasar modal merupakan salah satu caranya. Sampai saat ini, dimulai oleh Tempo awal tahun 2001 sudah hanyak perusahaan media yang mencari dana dengan melepas saham ke Bursa Efek Jakarta. Namun sayang kinerja mereka ternyata tidaklah begitu bagus, karena harga saham perusahaan-perusahaan media terus merosot dan imbal hasil (return) saham perusahaan media yang diperoleh tidak menarik bagi para investor.
Penelitian ini memfokuskan pada empat perusahaan media, dua perusahaan media cetak (PT Tempo Inti Media Tbk dan PT Abdi Bangsa Tbk) dan dua perusahaan media eleklronik (PT Indosiar Visual Mandiri Tbk dan PT Surya Citra Media Tbk), dan bertujuan meneliti seberapa jauh pengaruh kapitalisasi pasar dan volume perdagangan saham perusahaan media terhadap imbal hasil saham perusahaan media.
Penelitian-penelitian sejenis yang dilakukan sebelumnya, seperti yang dilakukan oleh Ying, Karpoff, Fama & French, Gallant, Rossi & Tauchen dan Lin, menunjukkan adanya pengaruh dari volume perdagangan dan kapitalisasi pasar terhadap imbal hasil saham. Namun menurut Schwert, untuk beda kala harian tingkat imbal hasil investasi saham besok hari ditentukan oleh tingkat imbal/hasil investasi saham hari ini.
Hasil penelitian yang dilakukan dengan metode Vector Autoregression (VAR) menunjukkan bahwa ternyata pengaruh lag kemarin lebih besar daripada lag dua hari yang lalu untuk PT Tempo Inti Media Tbk dan PT Indusiar Visual Mandiri Tbk, sementara untuk PT Abdi Bangsa Tbk dan PT Surya Citra Media Tbk berlaku scbaliknya. Ini menunjukkan bagaimana pengaruh kedatangan informasi perdagangan bagi para investor terhadap keempat perusahaan media yang diteliti.
Terhadap variabel bebas yang diteliti, volume perdagangan dan kapitalisasi pasar ternyata tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap imbal hasil saham, baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri untuk PT Tempo Inti Media Tbk, PT Indosiar Visual Mandiri Tbk dan PT Surya Citra Media Tbk. Sementara untuk PT Abdi Bangsa volume perdagangan dan kapitalisasi pasar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap imbal hasil saham.

The rising number of mass media since reform era makes media companies compete tighter. Listing into capital market is one of the common ways to solve the problem. At this moment, started by Tempo in early 2001, there are many media companies sitars their stocks to Jakarta Stock Exchange. Unfortunately. their performance is not as good as expected, because their stock price tends to decrease. Ii implies their stock return does not interest the investors.
This research focused on four media companies, two printed media companies, namely PT Tempo Inti Media Tbk and PT Abdi Bangsa Tbk and two television companies, namely PT Indosiar Visual Mandiri Tbk and PT Surya Citra Media Tbk. The objective was to find out the influence of market capitalization and trading volume to stock return of media companies.
Previous researches. such as done by Ying, Karpoff, Fama & French. Gallant, Rossi & Tauchen and Lin, found that there was significant influence from trading volume and market capitalization to stock returns. On the other hand, according to the research done by Sehwert, in Daily time lag stock return rate for tomorrow influenced by today stock return rate.
This research, processed by Vector Autoregression (VAR) method, found that first lag had more influence than second lag for PT Tempo Inti Media Tbk and PT Indosiar Visual Mandiri Tbk. Meanwhile, for PT Abdi Bangsa Tbk and PT Surya Citra Media Tbk forted the other way. It showed the influence of thud coming of trading information of all four media companies for investor.
It also found that trading volume and market capitalization had no significant influence to stock return, neither simultaneously nor stand alone for PT Tempo Inti Media Tbk, PT Indosiar Visual Mandiri Tbk and PT Surya Citra Media Tbk. Meanwhile, they had significant influence to stork return for PT Abdi Bangsa Tbk, either simultaneously or stand alone.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T 13916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiman Raharjo
"Sifat lingkungan bisnis yang dinamis membuat perusahaan penting untuk menerapkan manajemen stratejik agar waspada terhadap perubahan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh manajemen stratejik terhadap keunggulan bersaing dan kinerja perusahaan PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors. Penelitian kuantitatif ini bersifat eksplanatif dengan menggunakan perhitungan Structural Equation Modeling SEM . Sampel dalam penelitian ini adalah 90karyawan PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors dengan metode pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara manajemen stratejik terhadap keunggulan bersaing dan kinerja perusahaan secara signifikan."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanako Fatimah Pertiwi
"Maraknya pertumbuhan e-commerce dan pengguna media sosial di Indonesia telah menggeser penjualan barang fashion dari offline ke online. Konten seringkali dibuat melalui dari perusahaan saja, namun sekarang penting memahami persepsi pelanggan mengenai sebuah merek berdasarkan konten dari orang lain yang dibagikan di media sosial. Banananina merupakan e-commerce yang menjual barang mewah yang memanfaatkan Instagram sebagai media untuk memasarkan produk. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh komunikasi media sosial Instagram baik oleh pengguna (user-generated content) maupun perusahaan Banananina (firm-generated content) yang dapat membentuk e-WOM terhadap minat beli konsumen pada produk merek Banananina. Kuesioner disebarkan kepada 162 pengikut Instagram Banananina di Jakarta dan belum pernah membeli produk Banananina. Kemudian data hasil penelitian diolah dengan analisis Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan analisis Partial Least Square (PLS). Hasil yang ditemukan pada penelitian ini adalah bahwa user-generated content dan firm-generated content memiliki pengaruh signifikan terhadap e-WOM. Kemudian e-WOM secara signifikan memengaruhi minat beli dan juga ekuitas merek. E-WOM yang dimediasi oleh ekuitas merek memiliki pengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen pada merek Banananina di media sosial Instagram.

The rapid growth of e-commerce and social media users in Indonesia has shifted sales of fashion goods from offline to online. Content is often created through the company alone, but now it is important to understand customer perceptions of a brand based on content from other people shared on social media. Banananina is an e-commerce that sells luxury goods that use Instagram as a medium to market products. This study aims to analyze the influence of Instagram social media communication both by users (user-generated content) and the Banananina company (firm-generated content) which can form e-WOM on consumer purchase intention in Banananina products. The questionnaire was distributed to 162 Banananina Instagram followers in Jakarta and had never bought a Banananina product. Then the research data were processed by Structural Equation Modeling (SEM) analysis using Partial Least Square (PLS) analysis. The results found in this study are that user-generated content and firm-generated content have a significant effect on e-WOM. Then e-WOM significantly affects buying interest and also brand equity. E-WOM which is mediated by brand equity has a significant effect on consumer purchase interest in the Banananina brand on Instagram social media."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library