Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Allan Akbar
"Tesis ini membahas mengenai peranan Netherlands Forces Intelligence Service NEFIS sebagai dinas intelijen Belanda dalam upaya Belanda merebut kembali Indonesia. Setelah Perang Dunia II berakhir, Belanda sangat berkeinginan untuk kembali menegakkan kekuasaan kolonial di Indonesia. Selain menggunakan kekuatan militer, Belanda juga menggunakan NEFIS untuk membantu mewujudkan keinginan mereka tersebut. Tesis ini memperlihatkan peranan dan aktivitas NEFIS dalam periode Revolusi Indonesia. Bersama dengan dinas militer Belanda KNIL, NEFIS di Indonesia memegang peranan penting dalam upaya penegakan kembali kekuasaan kolonial di Indonesia. Keberhasilan atau kegagalan Belanda dalam menegakkan kembali kekuasaannya terletak pada keberhasilan NEFIS dalam menyediakan informasi intelijen aktual kepada pemerintah Belanda untuk kemudian dirumuskan suatu kebijakan terhadap Indonesia. Dari tesis ini terlihat bahwa NEFIS telah gagal dalam menjadi elemen penting Belanda untuk menegakkan kembali kekuasaan kolonial di Indonesia. Belanda harus merelakan Indonesia lepas dari tangan mereka.

This thesis discusses the role of Netherlands Forces Intelligence Service as the Dutch intelligence services in order to seize back Dutch power over Indonesia. After World War II, the Dutch are very eager to re enforce colonial rule in Indonesia. Besides using military force, the Dutch was also using NEFIS to help realize their wishes. This thesis shows the role and activities of NEFIS during Indonesian Revolution. Together with the Dutch military service KNIL , NEFIS in Indonesia played an important role in the re enforcement of colonial rule in Indonesia. The success or failure of the Dutch to re establish his power lies in the success of NEFIS in providing actual intelligence information to the Dutch government to formulate a policy towards Indonesia. This thesis shows that NEFIS had failed to become an important element for the Dutch to re establish colonial rule in Indonesia. The Dutch had to give Indonesia slipped from their hands."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T48094
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Lili Evita
"ABSTRAK
AbstrakKajian tentang federalisme dan Konstitusi RIS di Indonesia belum mendapat tanggapan positif baik di kalangan akademisi maupun masyarakat umum. Hal ini berkaitan dengan pandangan bahwa federalisme merupakan sebuah sistem yang tidak dapat dipisahkan dari bentuk kolonialime baru Belanda di Indonesia pada masa awal kemerdekaan tahun 1945.Tulisan ini akan mengkaji penerapan sistem federalisme di Negara Indonesia Timur, yang ditujukan untuk mengangkat hal-hal positif pada sistem federalisme yang nantinya dapat digunakan untuk mengkaji ulang sitem otonomi daerah. Negara Indonesia Timur pada tahun 1946-1950 berada dalam dua persimpangan revolusi, satu sisi revolusi dari kaum republik dan pada sisi lainnya revolusi dari kaum federal. Keduanya, merupakan bentuk perjuangan rakyat Indonesia dalam melepaskan diri dari dominasi dan penguasaan bangsa Asing. Metode sejarah melalui penelusuran sumber arsip dan surat kabar sezaman menjadi landasan utama penulis dalam merekonstruksi peristiwa pada saat itu.Hasilnya ditemukan bahwa pada masa revolusi, di bawah sistem federalisme NIT memperoleh titik balik kejayaan ekonominya yang berbanding terbalik dengan kondisi politik yang sedang kacau. Pada masa ini Gubernur Sulawesi Ratulangi ditangkap dan diasingkan di Serui,Papua. NIT berhasil merajut kerjasama ekonomi baik dalam skala regional maupun internasional yang membuat pelabuhan Makassar ramai dengan aktifitas bongkar muat.

ABSTRACT
The study of federalism and Konstitusi RIS in Indonesia has not received a positive response either among academics or the general public. This relates to the view of federalism as a system which can not be elected from its new form in Indonesia in the early days of independence in 1945.This paper will examine the application of the federalism system in the State of East Indonesia, aimed at raising the positive points on the federalism system that can be used to review the regional autonomy system. The State of East Indonesia in 1946 1950 was in two crossroads of the revolution, one side of the revolution of the republic and on the other side of the federal revolution. Form, is a form of struggle of the people of Indonesia in freedom of self from domination and mastery of the Foreigners. Historical methods through source search and the latest news.At this time the Governor of Sulawesi Ratulangi was arrested and exiled in Serui, Papua. NIT managed to knit the economic cooperation both in regional and international scale that makes the port of Makassar crowded with loading and unloading activities."
2017
T48072
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library