Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 484 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indiana Kusuma Putri
"ABSTRAK
Budaya kolektif sudah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat Korea Selatan. Ini ditunjukkan dalam proses adaptasi mereka di Bali. Adaptasi tersebut dilatarbelakangi oleh alasan dan strategi yang berbeda-beda. Strategi adaptasi yang dilakukan terbagi ke dalam tiga dimensi diantaranya adaptasi budaya (akulturasi), adaptasi sosial (asimilasi), dan adaptasi ekonomi. Rumusan masalah dalam penulisan ini yaitu bagaimana bentuk strategi adaptasi orang Korea di Bali. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif dengan teknik wawancara mendalam (depth interview) dengan informan orang Korea yang memiliki latar belakang bisnis pariwisata yang berbeda. Melalui penulisan ini ditemukan bahwa orang Korea di Bali mempertahankan nilai-nilai budayanya dan mampu beradaptasi dengan baik sehingga mereka bertahan hidup dalam kelompoknya. Dari tiga dimensi adaptasi yang digunakan dalam penulisan, adaptasi budaya dengan budaya kolektif menjadi faktor utama yang merujuk pada strategi adaptasi orang Korea di Bali. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa adaptasi sosial dan adaptasi ekonomi perannya tidak sedalam dan seintens adaptasi budaya bagi orang Korea dalam kesehariannya tinggal di Bali.

ABSTRACT
Collective culture has become a part of South Koreas life. This is shown in the process of their adaptation in Bali. The adaptation is motivated by different reasons and strategies. The adaptation strategy is divided into three dimensions including cultural adaptation (acculturation), social adaptation (assimilation), and economic adaptation. The formulation of this paper is how to form a strategy for the adaptation of Koreans in Bali. The research method used in this writing is qualitative method with depth interview techniques with Korean informants who have different tourism business backgrounds. Through this writing it was found that Koreans in Bali maintain their cultural values and are able to adapt well so that they survive in groups. Of the three dimensions of adaptation used in this paper, cultural adaptation of collective culture is the main factor that refers to Korean adaptation strategies in Bali. The results of this paper shows that social adaptation and economic adaptation are not as deep and as intensive as cultural adaptation for Koreans in their daily lives in Bali."
2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Maulani Aidi Putri
"ABSTRAK
Tulisan ini menganalisis faktor-faktor penghambat penyatuan isan kajok di Korea
Selatan dan Korea Utara. Pada tahun 1950 hingga 1953, kedua Korea berseteru dalam
Perang Korea yang menimbulkan berbagai pengaruh, salah satunya kemunculan isu
mengenai keluarga terpisah (isan kajok). Penyelenggaraan reuni isan kajok telah
direncanakan sejak tahun 1953. Namun, proyek yang pelaksanaannya direncanakan
secara berkala ini terhambat beberapa tahun sebelum dilanjutkan terakhir kali pada
2018. Meskipun acara reuni telah digelar, masih terdapat ratusan keluarga yang
belum bertemu satu sama lain. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian
ini berfokus pada analisis tentang faktor penghambat apa yang dialami oleh Korea
Selatan dan Korea Utara terkait reuni isan kajok. Penelitian dilakukan
menggunakan metode sejarah serta pendekatan ekonomi, politik, dan sosial.
Analisis menggunakan pendekatan ini berfokus pada isu yang berkaitan dengan
kondisi ekonomi, politik, serta sosial Korea Selatan dan Korea Utara. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa hubungan diplomatik antara kedua negara dalam
bidang-bidang tersebut menjadi faktor paling penting yang menyebabkan reuni isan
kajok terhambat.

ABSTRACT
This paper analyzes the inhibiting factors for isan kajok reunion in South Korea and
North Korea. In 1950 to 1953, the two Koreas involved in the Korean War which
caused various influences, including separated families issue (isan kajok). Isan
kajok reunion has been planned since 1953. This periodically planned project was
obstructed several years before being continued in 2018. Although the reunion has
been held, there are still hundreds of families who have not met each other. In
contrast to previous research, this study focuses on an analysis of the inhibiting
factors experienced by South Korea dan North Korea regarding the reunion. The
study was conducted using historical methods and economic, political, social
approaches. This approach focuses on issues related to the economic, political,
social conditions of South and North Korea. The results showed that the diplomatic
relations in these fields became the most important factors which obstructed isan
kajok reunion."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Manzilina
"Budaya makan bersama menjadi salah satu ciri khas dari nilai budaya masyarakat Korea. Khususnya di dalam budaya perusahaan Korea, budaya makan bersama ini ditunjukkan melalui budaya hoesik. Nilainilai kebersamaan di dalam budaya makan bersama ini bersumber dari ajaran Konfusianisme yang secara tradisi telah menjadi pedoman nilai dan etika masyarakat dalam berperilaku dan bersikap. Seiring dengan perkembangan zaman, pertumbuhan solo economy di masyarakat Korea telah menciptakan tren gaya hidup honbap yang turut mempengaruhi aspek sosial masyarakat Korea dan budaya hoesik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tren honbap terhadap perubahan gaya hidup masyarakat Korea dengan studi kasus budaya hoesik di Korea. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif-analisis berdasarkan sumber data studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan tren honbap yang terjadi pada masyarakat Korea menyebabkan perubahan pola perilaku para pekerja terhadap budaya hoesik. Dengan dilatarbelakangi berbagai alasan, para pekerja kini lebih memilih honbap dibandingkan mengikuti kegiatan hoesik.

The culture of eating together becomes one of an identity of the cultural value in Korean society. Especially in Korean corporate culture, the culture of eating together is demonstrated through hoesik culture. The value of togetherness in eating together culture is derived from Confucian teaching which traditionally has become a guideline of the values and ethics in societies to behave. Along with the times, the growth of the solo economy in Korean society has created the honbap lifestyle trend, and it affects the Korean social aspect and the hoesik culture as well. Therefore, the study aims to analyze the influence of honbap trend on Korean society`s lifestyle change through a case study of hoesik culture. The research method used in this writing is descriptive-analysis research methods based on library research data sources. The results showed that the evolution of honbap trend in Korean society has led to the changing of workers behavior patterns toward hoesik culture. Due to various reasons, workers nowadays prefer doing honbap over participating in hoesik events.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nada Ali
"ABSTRAK
Sebagai negara yang memiliki letak geografis yang sangat strategis di antara negara besar di Asia Timur, Korea memiliki peran sebagai negara penyangga (buffer state) di Asia Timur. Kondisi ini membuat kedaulatan Korea tidak stabil dan harus tunduk pada kekuatan dari negara tetangganya, seperti Tiongkok, Rusia dan Jepang sebagai negara tetangga berkekuatan besar yang saling bertentangan sehingga turut mengancam wilayah Korea pada akhir abad ke-19. Kondisi wilayah yang sangat strategis, juga menarik perhatian negara lainnya yang jauh dari kawasan Asia Timur, yaitu Amerika Serikat. Proses pendekatan Amerika terhadap Korea di akhir abad ke-19 memanfaatkan Jepang sehingga terjadilah kompetisi di antara kedua kekuatan asing tersebut. Keduanya berambisi untuk menguasai wilayah Semenanjung Korea berdasarkan atas kepentingan geopolitik mereka masing-masing. Kekuatan politik baik Jepang maupun Amerika Serikat, keduanya memiliki peranan yang sangat penting sehingga pada akhirnya Korea jatuh pada tangan Jepang di tahun 1905 yang ditandai dengan Perjanjian Eulsa. Jatuhnya Korea ke tangan Jepang menjadi pertanyaan khusus bagi peneliti, mengenai bagaimana peranan Jepang dan Amerika Serikat sehingga mampu membuat Korea jatuh dalam kekuasaan Jepang di Tahun 1905. Melalui metode penelitian kualitatif- deskriptif yang memfokuskan pada visi dan misi Amerika dan Jepang terhadap Korea, peneliti berusaha untuk memaparkan kekuatan yang dimiliki oleh Jepang dan Amerika Serikat di Korea dalam perjanjian Eulsa yang menjadikan Korea sebagai negara protektorat Jepang pada tahun 1905. Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa kekuatan Jepang lebih dominan dalam terbentuknya Perjanjian Eulsa dikarenakan visi dan misi yang Jepang cenderung menekankan pada kepentingan politik.

ABSTRACT
As a country that has a very strategic geographical position among the major countries in East Asia, Korea has a role as a buffer state (buffer state). This condition makes Korea's sovereignty unstable and must submit to the strength of its neighbors, such as China, Russia, and Japan as a powerful and contradictory neighboring country that threatens Korea`s territory at the end of the 19th century. A very strategic region of Korea also attracts the attention of other far East countries, which is the United States. The process of the American approach to Korea at the end of the 19th century used the powers of Japan so that there was a competition between these two foreign powers. Both have ambitions to control Korea based on their respective geopolitical interests. Both Japan and the United States have an important role in politics so that Korea finally fell to Japan in 1905, marked by the Eulsa Agreement. The fall of Korea into Japanese power is an interesting question for researchers, regarding how the role of Japan and the United States has that was able to make Korea fall into Japanese rule in 1905. Through qualitative-descriptive research methods that focus on the American and Japanese visions and missions towards Korea, researchers sought to describe the power possessed by Japan and the United States in Korea in the Eulsa Agreement which made Korea a Japanese protectorate in 1905. From the results of data analysis, it can be concluded that the Japanese power was more dominant in the formation of the Eulsa Agreement due to the vision and mission that Japan tends to emphasize on political interests."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Shandina Megarani
"Slang merupakan bahasa yang digunakan sehari-hari dan terus berkembang, khususnya dalam komunitas yang menggunakan bahasa slang untuk membedakan diri mereka dari komunitas-komunitas lainnya. Penelitian ini merupakan kajian morfologi yang membahas pembentukan kata slang yang ditemukan dalam komunitas penggemar K-Pop dengan menggunakan drama `Her Private Life` sebagai sumber data primer.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana proses pembentukan kata slang dalam drama `Her Private Life`  berdasarkan klasifikasi pembentukan kata baru oleh Nam (2014). Penelitian ini merupakan penelitian analisis deskriptif dengan metode simak catat. Data primer dianalisis dengan menggunakan klasifikasi pembentukan kata baru oleh Nam (2014) yang memaparkan 7 proses pembentukan kata.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 24 kata slang yang dianalisis dari drama `Her Private Life`, terdapat 3 kata slang berbentuk kata tunggal dan 21 kata slang berbentuk kata kompleks. Pada kata slang berbentuk kata tunggal, ketiganya terbentuk dari proses serapan, sedangkan kata slang yang berupa kata kompleks paling banyak terbentuk dari proses blending, yakni sebanyak 9 kata.

Slang is a language that is used daily and continues to grow, especially with the development of social media among fan communities. Each community has started to use slang which is specific to their interests, one of them being the K-Pop fandom. This study discusses the word formation of slang found in the K-Pop fan community by using the drama `Her Private Life` as the corpus.
This research aims to expound on how K-Pop fandom slang words found in the drama `Her Private Life` is formed according to the new word formation classification by Nam (2014). This study is a analytical descriptive research with dialog dictation method to collect slang words. The slang words are classified based on the new word formation classification by Nam (2014) that divides them into 7 different processes.
The result of the research indicates that out of the 24 slang words analyzed from the drama `Her Private Life`, there are 3 slang words in the form of single word and 21 slang words in the form of complex word. In the case of single word form slang words, all 3 are created through the borrowing process; while complex word form slang words are mostly created through the blending process, equating to 9 words in total.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Shahida Ramadani
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang dinamika partisipasi perempuan dalam politik, secara khusus dalam Majelis Nasional Korea pada periode tahun 1990-2014, yang dipengaruhi oleh faktor penghambat, seperti ideologi masyarakat, dan faktor pendukung, seperti sistem pemilihan umum yang diberlakukan di negara. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian kualitatif yang ditulis menggunakan metode deskriptif analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa walaupun persentase partisipasi perempuan dalam Majelis Nasional meningkat selama periode 1990-2014, namun persentase tersebut masih dinilai rendah. Hal ini dapat dilihat dari persentase perempuan yang berpartisipasi dalam parlemen pemerintahan Korea masih sangat sedikit, yaitu dari seluruh anggota parlemen hanya 16,3% adalah anggota perempuan. Oleh karena itu, dari studi ini dapat disimpulkan bahwa kesetaraan gender belum tercapai dalam Majelis Nasional Korea dilihat dari persentase partisipasi perempuan selama periode 1990-2014. 

ABSTRACT
This thesis studies about the dynamics of women`s participation in politics, particularly in Korea`s National Assembly during the period of 1990-2014, which is influenced by hindering factors, such as ideology and supporting factors, such as electoral system. This research is a qualitative research and was written using the descriptive analysis method. The result of this research shows that even though women`s participation percentage in the National Assembly has increased during 1990-2014, the number is still considered low. Out of all the members, women members only take up 16.3%. Therefore, it is concluded that gender equality is yet to be reached in the National Assembly based on women`s participation percentage during the period of 1990-2014."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Utami Ningsetyo
"Jurnal ini adalah sebuah penelitian yang membahas tentang perubahan bahasa populer ke dalam bahasa standar dalam kehidupan masyarakat korea dan akan menitikberatkan pembahasan penelitian pada salah satu jenis karya sastra yaitu lagu dari Deulgukhwa, band legendaris Korea. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bahasa populer apa saja yang telah distandarisasikan menjadi bahasa standar dalam kumpulan lagu band Deulgukhwa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa dalam kumpulan lagu band Deulgukhwa terdapat bahasa populer, yaitu ~고프다(~gopheuda-ingin), ~말아, ~말아라, ~말아요 (~mara, ~marara, ~marayo-jangan) dan 푸르르다 (phureureuda-biru) yang kini telah distandarisasikan oleh Pemeritah Korea Selatan melalui sebuah Institusi Nasional Bahasa Korea atau 국립국어원 (guknibgugowon), Institusi yang membuat sebuah kebijakan akan perubahan bahasa populer menjadi bahasa standar. Hal ini dilakukan, supaya masyarakat Korea tidak perlu merasa khawatir atau salah akan berbahasa yang baik dan benar.

This journal is a study that discusses the changing of popular language into standard language in the life of Korean society and will focus on the discussion of research on one type of literary work namely the song from Deulgukhwa, the legendary Korean band. The purpose of this study is to find out which popular language that have been standardized into standard language in the collection of Deulgukhwa band song. The research method used is a qualitative descriptive research method. The results of this study found that in the Deulgukhwa band song there are popular languages, namely ~고프 (~gopheuda-Ingin), ~ 말아, ~말아라, ~말아요 (~ mara, ~ marara, ~ marayo-Jangan) and 푸르르다 (phureureuda -biru) which has now been standardized by the South Korean Government through a Korean National Institution or 국립국어원 (Guknibgugowon), an institution that makes a policy of changing popular languages into a standard language. This is done so that the Korean people do not need to feel worried or wrong in speaking right."
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Fajaratri Mentari
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas tentang isu industrialisasi dan pembangunan Korea Selatan yang terdapat dalam puisi ekologi karya Choi Seung Ho era 1990-2000-an. Penelitian ini menggunakan tiga puisi Choi Seung Ho yang masing-masing berjudul ldquo;Gongjang Jingdae rdquo;, ldquo;Mul Wie Mul Arae rdquo; dan ldquo;Nabi rdquo; sebagai bahan analisis. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan isu-isu yang terdapat pada masyarakat Korea Selatan terkait industrialisasi dan pembangunan. Penulis menggunakan metode kualitatif dalam menganalisis teks puisi. Dalam penelitian ini penulis menemukan kesimpulan bahwa dalam kegiatan puisi ekologinya, Choi Seung Ho berusaha menggambarkan isu-isu terkait industrialisasi dan pembangunan melalui simbol-simbol fisik berupa lingkungan alam yang tercemar. Simbol-simbol alam yang rusak inilah yang nantinya akan dikaitkan oleh realita sosial masyarakat Korea.

ABSTRACT
This journal described about South Korea rsquo s industrialization and development issue which is written in ecological poems written by Choi Seung Ho in 1990 2000 rsquo s era. This research focused on three of Choi Seung Ho rsquo s poems which are ldquo Gongjang Jingdae rdquo , ldquo Mul Wie Mul Arae rdquo and ldquo Nabi rdquo as a material analysis. The purpose of this research was to describe industrialization and development issues in South Korea. The researcher used qualitative method to analyze the poems. In this research, the researcher found a conclusion that in his ecological poem rsquo s activity, Choi Seung Ho tried to describe industrialization and development issues through the physical symbols of the polluted natural environment. Later on, this polluted natural rsquo s symbols will be connected to korean social reality."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmadia Mulia Arsy Diffany Syahna
"Dewasa ini, fatherhood menjadi faktor yang penting untuk dikaji. Fatherhood memiliki efek yang positif bagi sang ayah itu sendiri maupun bagi anak-anaknya. Korea yang terkenal dengan patriarkinya kini mulai memasuki era ‘fatherhood baru’. Tulisan ini membahas fatherhood yang ada pada tokoh Hong Dae Young dalam drama 18 Again. 18 Again merupakan drama yang bertema cinta kasih keluarga. Bercerita tentang pasangan Hong Dae Young dan Jung da Jung yang bercerai dan memiliki sepasang anak kembar laki-laki dan perempuan. Hong Dae Young sebagai fokus utama penelitian, merupakan seorang suami dan ayah yang baik bagi istri serta anak-anaknya. Namun, istri dan anak-anaknya salah paham akan sikap Hong Dae Young. Oleh karenanya, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fatherhood[1] yang ada pada tokoh Hong Dae Young dalam drama 18 Again. Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dalam penelitiannya. Data dianalisis dengan teori Semiotika Roland Barthes dan teori penokohan untuk melihat fatherhood Hong Dae Young dan pandangan istri serta anak-anaknya terhadapnya. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa karakter tokoh Hong Dae Young dalam drama 18 Again telah menjadi sosok ‘ayah’ baru yang mulai menjadi identitas era kontemporer ini. Hong Dae Young tidak hanya sebagai pencari nafkah, tetapi telah secara sadar ikut hadir dalam pengasuhan anak. Hong Dae Young melalui tokoh Ko Woo Young juga menjadi ayah yang penuh kehangatan dan perhatian, dan memasuki ranah domestik. Pergeseran tren fatherhood ini juga diharapkan menjadi salah satu cara untuk mencapai kesetaraan gender

Nowadays, fatherhood is an important factor to be studied. Fatherhood has a positive effect on both the father himself and his children. Korea, which is famous for its patriarchy, is now entering the 'new fatherhood' era. This paper studies the fatherhood of Hong Dae Young's character in the drama 18 Again. 18 Again is a drama with the theme of family. This drama tells the story of a couple Hong Dae Young and Jung da Jung who are divorced and have a pair of twin boys and girls. Hong Dae Young as the main focus of research, is a husband and a good father to his wife and children. However, his wife and children misunderstand Hong Dae Young's attitude. Therefore, this study aims to describe the fatherhood on Hong Dae Young’s character in the drama. This research used a qualitative descriptive research method. The data were analyzed using Roland Barthes' Semiotics theory and characterization theory to see Hong Dae Young's fatherhood and the views of his wife and children towards him. Based on the results of the study, it can be concluded that the character Hong Dae Young in the drama 18 Again has become a new 'father' figure which is found in this contemporary era. Hong Dae Young is not only a breadwinner, but has been invloved child rearing. Hong Dae Young through the character of Ko Woo Young also became a warm and caring father, and engaged more actively in domestic domain. The shift in the fatherhood trend is also expected to be one way to achieve gender equality."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Pramania Adnyana
"Penelitian ini mengungkapkan bahwa tema dalam cerpen Chisuk adalah kritik terhadap masyarakat pro-kolonial pada masa penjajahan Jepang. Karya ini juga merupakan upaya pengarang untuk menumbuhkan semangat nasionalisme di dalam diri masyarakat Korea.

The study is that the theme of Chisuk short story is a critic to the pro-colonialist people during Japan colonialism period. It is also found that this work is the writer's effort to encourage Korean people of their a wareness to nationalism."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S15984
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>