Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12773 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 1985
R 338.095 UNI p
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Wildan Firdaus
"ABSTRAK
Pengembangan bahan solder bebas timbal menjadi hal penting, sejak penerapan RoHS. Namun, beberapa kandidat untuk solder bebas timbal memiliki beberapa kelemahan seperti banyak pertumbuhan intermetalik (IMC), dan titik lebur yang sedikit lebih tinggi. Salah satu metode yang digunakan untuk membuat solder bebas timbal adalah dengan menambahkan elemen paduan lainnya. Salah satu elemen paduan yang menjanjikan adalah dengan memvariasikan konten Bismuth (Bi). Differential Scanning Calorimetry, Difraksi sinar-X dan Potensiodinamik digunakan untuk karakterisasi. Hasilnya menunjukkan bahwa titik leleh berkurang. Struktur Sn yang di doping Bi menunjukkan fase tunggal tetragonal Sn dan parameter kristal yang berbeda. Dari uji potensiodinamik, sampel menunjukkan laju korosi yang berbeda. Kesimpulannya, solder bebas timbal Sn-Bi berpotensi sebagai kandidat untuk menggantikan bahan solder timah yang bebas timbal.

ABSTRACT
The development of lead free solder materials has become urgent, since the implementation of RoHS. However, some candidates for lead free solder have several weaknesses such as many of intermetallic growth (IMC), slightly higher of melting point. One of the methods used to make lead free solder is by the addition of other alloying element. One of the promising alloying elements is by varying Bismuth (Bi) content. Differential Scanning Calorimetry, X ray Difraction and Potensiodynamic were used for characterization. The results show the melting point reduced. The structure of Bi doped Sn show single phase tetragonal Sn and different crystal parameter have been obtained. From Potensiodynamic test, The samples show different corrosion rate. In conclusion, Sn-Bi lead free solder is potential candidat for replacing Lead-free solder materials.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hary Wahyu T.
"ABSTRAK
Hormon steroid mernpunyai, kegunaan yang luas, baik untuk pengobatan maupun sebagai obat kontrasepsi yang saat ini banyak digunakan. Untuk mendapatkan hormon steroid banyak dilakukan sintesa dari bahan baku alam, terutama dari tumbuh-tumbuhan. Saat ini sterol dan steroid dari alam mempunyai manfaat yang besar bagi perkembangan pembuatan hormon steroid. Tujuan percobaan ini untuk mendapatkan metode identifikasi dari beberapa senyawa steroid dan sterol bahan baku atau hasil antara secara kromatografi lapisan tipis dan dengan reaksi warna. Guna rnencapai tujuan mi, dilakukan beberapa cara - percobaan kromatografi lapisan tipis dan percobaan reaksi - warna untuk identifikasi kolesterol, stigmasterol, -sitos-. terol, ergosterol, tigogenmn, diosgenin, solasodin dan ADD. Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa metode kromatografi lapisan tipis yang lebih balk adalah reversedphase kromatografi lapisan lipis dengan zat pengimpregnasi kerosen konsentrasi 12,5% dan eluen asam asetat glasial-air 9:1 atau asam asetat glasial - air 9,5 : 0,5. Hasil percobaan reaksi warna yang dianjurkan adalah kombinasi dan pereaksi-pereaksi INH, m-dinitrobenzen, paraformaldehid, seniurn (IV) sulfat, vanillin-asam sulfat pekat, vanillinasam fosfat, asam pikrat-asam perkiorat dan dragendorf."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Afriani
"Penggunaan kombinasi obat pada resep racikan dapat beresiko menimbulkan interaksi obat. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pola resep, interaksi obat dan ketepatan dosis resep racikan di tiga apotek di Jakarta. Penelitian dilakukan dengan metode cross sectional deskriptif. Sampel yang dianalisis adalah resep racikan periode Januari 2009 di apotek X,Y dan Z. Hasil penelitian menunjukkan proporsi racikan di apotek X 4,3% (n=2410 lembar), di apotek Y 5,0% (n=3930 lembar) dan di apotek Z 24,5% (n=273 lembar). Resep racikan yang mengandung obat lebih dari 4 bervariasi, di apotek X 1,0% (n=103 resep), di apotek Y 2,5% (n=198 resep) dan di apotek Z 6,0% (n=67 resep). Golongan obat saluran nafas merupakan obat yang paling sering diresepkan sebagai obat racikan di ketiga apotek. Penggunaan obat generik sebagai obat racikan bervariasi, di apotek X 78,5% (n=177 obat), di apotek Y 93,6% (n=496 obat) dan di apotek Z 34,0% (n=139 obat). Jumlah interaksi farmakokinetika yang ditemui pada resep racikan di apotek X 66,7%, di apotek Y 7,2% dan di apotek Z 60,0%. Jumlah interaksi farmakodinamika yang ditemui pada resep racikan di apotek X 33,3%, di apotek Y 92,8% dan di apotek Z 40,0%. Ketepatan dosis pada resep racikan di ketiga apotek baik (95,1%-100,0%). Tidak ada perbedaan dalam pola peresepan, masalah interaksi obat dan ketepatan dosis pada resep racikan di tiga apotek. Ada hubungan antara jumlah obat dalam satu racikan dengan jumlah interaksi obat yang terjadi.

Using drugs combination of compounded prescription causes risk of drug interactions. The objective of this study is to compare prescription pattern, drug interactions, and dose accuracy of compounded prescription in three pharmacies in Jakarta. A cross sectional descriptive method has been done. The analyzed samples were compounded prescription within the period of January 2009 in X, Y and Z pharmacies. The result showed that proportion of compounded prescription in X pharmacy was 4,3% (n=2410 sheets), in Y pharmacy was 5,0% (n=3930 sheets) and in Z pharmacy was 24,5% (n=273 sheets). Compounded prescription containing more than 4 drugs was varied, in X pharmacy was 1,0% (n=103 prescriptions), in Y pharmacy was 2,5% (n=198 prescriptions), and in Z pharmacy was 6,0% (n=67 prescriptions). Respiratory system drugs was most often prescribed as compounded drug in three pharmacies. The use of generic drugs as compounded drug was varied, in X pharmacy was 78,5% (n=177 drugs), in Y pharmacy was 93,6% (n=496 drugs) and in Z pharmacy was 34,0% (n=139 drugs). Amount of pharmacokinetic interactions found of compounded prescriptions in X pharmacy was 66,7%, in Y pharmacy was 7,2% and in Z pharmacy was 60,0%. Amount of pharmacodynamic interactions found of compounded prescription in X pharmacy was 33,3%, in Y pharmacy was 92,8% and in Z pharmacy was 40,0%. The dose accuracy of the compounded prescription at the three pharmacies is good (95,1-100,0%). There was no difference of prescription pattern, drug interactions and dose accuracy of compounded prescriptions in three pharmacies. There was a correlation between amount of drugs at one compounded prescription with amount of drugs interactions."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2009
S32696
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bianca Permata Aulia
"Metarhizium majus UICC 295 memiliki kemampuan menginfeksi serangga Oryctes rhinoceros Linnaeus, dan menggunakan tepung cangkang Crustacea yang mengandung kitin sebagai substrat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan M. majus UICC 295 pada variasi konsentrasi tepung cangkang lobster 10% (b/v), 15% (b/v), 20% (b/v), dan 25% (b/v) dalam Sabouraud Dextrose Yeast Extract Agar (SDYA) 10% (b/v), serta melihat kemampuan M. majus UICC 295 dalam menggunakan tepung cangkang lobster sebagai substrat pada SDYA 10% menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM). Block agar yang mengandung M. majus UICC 295 umur 7 hari ditumbuhkan pada variasi konsentrasi tepung cangkang lobster dan diinkubasi dalam keadaan gelap pada suhu inkubasi 26,5°C selama 10 hari. Hasil menunjukkan M. majus UICC 295 tumbuh pada semua variasi konsentrasi tepung cangkang lobster dalam SDYA 10%. Morfologi koloni yang terbentuk bervariasi berdasarkan pigmentasi, sporulasi, dan kerapatan miselium. Ukuran diameter koloni terbesar rata-rata menunjukkan penurunan sebesar 18,77% dibandingkan diameter koloni pada SDYA 10%. Hasil SEM memperlihatkan pertumbuhan M. majus UICC 295 pada tepung cangkang lobster 10% dalam SDYA 10% dengan adanya miselia, konidia dan menyebabkan perubahan struktur tepung cangkang lobster yang ditandai dengan adanya rongga. Hasil penelitian mengindikasikan M. majus UICC 295 menggunakan tepung cangkang lobster sebagai substrat dan nutrien untuk pertumbuhan.

Metarhizium majus UICC 295 has the ability to infect Oryctes rhinoceros Linnaeus, and utilizes crustacean shells containing chitin as substrates. This study aims were to observe the growth of M. majus UICC 295 on lobster shell powder with various concentrations of 10% (w/v), 15% (w/v), 20% (w/v), and 25% (w/v) in 10% (w/v) Sabouraud Dextrose Yeast Extract Agar (SDYA), and to observe M. majus UICC 295 ability to utilize lobster shell powder as a substrate in 10% SDYA using a Scanning Electron Microscope (SEM). Block agar containing 7-days old M. majus UICC 295 was grown on various concentrations of lobster shell powder and incubated in the dark at 26.5°C for 10 days. The results showed that M. majus UICC 295 was able to grow in various lobster shell powder concentrations in 10% SDYA. Colony morphology showed variations in pigmentation, sporulation, and mycelium density. The largest average colony diameter size showed a 18.77% decrease compared to colony diameter in SDYA. The SEM results showed growth of M. majus UICC 295 on 10% lobster shell powder in 10% SDYA by the formation of mycelia and conidia, and changes in the lobster shell powder structure which were indicated by the presence of cavities. This study indicated that M. majus UICC 295 utilized lobster shell powder as a substrate and nutrient for growth."
Depok: Fakultas Matematika Dan ILmu Pengetahuan Alam, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Ayu Budianti
"Kerusakan ekosistem laut akibat kejadian tumpahan minyak mematikan bagi sebagian biota laut dan mengubah struktur komunitas mikroorganisme. Kelompok bakteri laut pendegradasi hidrokarbon terdeteksi meningkat jumlahnya ketika terjadi pencemaran. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari konsorsium mikroorganisme yang memiliki kemampuan mendegradasi senyawa hidrokarbon dari air laut dan sedimen pasir berasal dari pesisir Teluk Jakarta, Cilincing, Jakarta Utara. Penapisan konsorsium dilakukan menggunakan medium ONR7 dengan kandungan minyak bumi 0,5% untuk memperoleh konsorsium mikroorganisme dengan kemampuan degradasi terbaik. Uji degradasi dilakukan selama 10 hari menggunakan fenantrena 100 ppm pada medium dengan yeast extract 0,1% sebagai faktor pembatas. Parameter diukur adalah OD540, TPC, aktivitas total mikroba (ATM), analisis GC-MS dan pH. Hasil menunjukkan kemampuan biodegradasi senyawa hidrokarbon tertinggi dimiliki oleh konsorsium mikroorganisme AL3 dengan persentase degradasi minyak bumi sebesar 90,37% dan terhadap fenantrena sebesar 100%, nilai OD540 dan penurunan pH paling tinggi ditemukan pada medium tanpa suplementasi yeast extract. Aktivitas total mikroba konsorsium paling besar ditemukan pada medium suplementasi. Pengujian kemampuan pada isolat tunggal penyusun konsorsium AL3 menghasilkan persentase degradasi tertinggi sebesar 56,74% oleh isolat AL3-8. Penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan yeast extract tidak meningkatkan persentase degradasi dan bahwa konsorsium mikroorganisme memiliki kemampuan degradasi lebih tinggi daripada isolat tunggal.

Damage of marine ecosystem due to oil spill is deadly to some of marine creatures and changed the microbial community structure. Population of hydrocarbon-degrading microorganisms detected increasing in number slowly after the accident. This research aim to study microbial consortia that has the ability to degrade hydrocarbon compound from oil spill-contaminated coastal area in Teluk Jakarta, Cilincing, Jakarta Utara. The ability of degrading hydrocarbon by microbial consortia was screened by using ONR7 medium containing 0,5% crude oil. Biodegradation ability was tested using 100 ppm phenanthrene to the selected consortia by using 0,1% yeast extract as limiting factor, incubation was held in 10 days. Parameter of the study was OD540, TPC, total microbial activity (TMA), GC-MS analysis and pH. Results shows microbial consortia AL3 has the highest degradation rate which is 90,37% in crude oil and 100,00% in phenanthrene, highest absorbance of OD540 and most acidic pH was found in non-supplemented medium. Highest total microbial activity of the microbial consortia detected in the supplemented medium. Biodegradation ability confirmation test of single strains from the AL3 microbial consortia shows the maximum degradation rate of 56,74% by strain AL3-8. This research reported yeast extract does not increase biodegradation rate of phenanthrene and degradation rate by microbial consortia was higher than a single strain."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 1997
R 378.9598 Atl
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Wahyuning M.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2000
R 378.92 Wah t
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Pane, Paulus Andryanto
"Pada penelitian ini telah diterapkan metode fotoelektrokatalisis menggunakan elektroda IWCGT (Inner Wall Conductive Glass Tube), yaitu film TiO2 yang dilekatkan pada bagian dalam dinding tabung gelas berpenghantar. Preparasi lapisan tipis TiO2 dilakukan dengan metode sol gel, di mana titanium tetraiso propoksida digunakan sebagai prekursor TiO2 dan dietanolamin sebagai agen pengkompleks, serta polietilen glikol (PEG) sebagai cetakan, agar didapatkan film berpori. Terhadap film TiO2 yang dilapiskan pada bagian dalam dinding tabung dilakukan karakterisasi dengan UV-DRS (Diffuse Reflectance Spectrophotometry) dan SEM (Scanning Electron Microscope). Hasil UV-DRS menunjukkan bahwa TiO2 hasil sintesis memiliki band gap sebesar 3.12 eV. Hasil SEM menunjukkan lapisan tipis TiO2 memiliki pori dengan ukuran rata-rata 300nm. Uji aktifitas fotoelektrokatalitik awal telah dilakukan dan didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan nilai arus cahaya dari tabung tanpa TiO2 dan tabung terlapisi TiO2. Arus cahaya yang lebih baik dihasilkan oleh tabung yang terlapisi TiO2 dan semakin meningkat dengan adanya jumlah pelapisan hingga 3 kali. Tabung berpenghantar yang telah dilapisi oleh TiO2 digunakan sebagai elektroda kerja, kawat Pt sebagai elektroda bantu, dan Ag/AgCl sebagai elektroda pembanding. Rangkaian sel fotoelektrokimia ini kemudian digunakan untuk mendegradasi zat warna Methylene Blue. Rangkaian ini diuji aktifitas foto elektro kata lisisnya dengan variasi potensial 200, 300, dan 400mV. Hasil terbaik diperoleh menggunakan potensial 400mV dengan persentase hasil degradasi sebesar 99,86% dan laju reaksi sebesar 5,8 x 10-2 ppm/menit selama 100 menit degradasi. Pada potensial optimum, dilakukan variasi konsentasi oksigen terlarut dan didapatkan hasil yang tidak begitu signifikan pada konsentrasi oksigen terlarut 0 ppm, 7,08 ppm, dan 20 ppm. Hasil terbaik diperoleh pada pengaruh konsentrasi oksigen terlarut 20 ppm dengan persen dye removal sebesar 99,93% dan tetapan laju reaksi 6,4 x 10-2 ppm/menit dalam waktu 80 menit.
In this research, a Photoelectrocatalytic method has been applied using electrodes IWCGT (Inner Wall Conductive Glass Tube), in which TiO2 is coated on the inside wall of the conductive glass tube. Preparation of TiO2 thin film was made by sol-gel method, in which Titanium tetraisopropoxide used as a precursor of TiO2 and diethanolamine as a complexing agent, and polyethylene glycol (PEG) as a template, in order to obtain a porous film. Against the TiO2 films coated on the inside wall of the tube characterization with UV-DRS (Diffuse Reflectance Spectrophotometry) and SEM (Scanning Electron Microscope). UV-DRS results showed that the synthesized TiO2 has a 3.12 Band Gap measured. SEM results showed a thin layer of TiO2 was formed pores with an average size of 300 nm. Photo electro catalytic activity test has been performed and showed that there are differences in activity photocurrent of the tube without TiO2 and TiO2 coated tubes. A better photocurrent activity generated by TiO2 coated tubes and increasing the presence of up to 3 times the amount of coating. Conductive glass tube that has been coated by TiO2 is used as the working electrode , Pt wire as an auxiliary or a counter electrode, and Ag/AgCl electrode as a reference electrode. This photoelectrochemical cell circuit is used to degrade the Methylene Blue dye. The circuit was tested with a variety of potential activities in 200, 300, and 400mV. The best results are obtained using 400mV potential with a percentage of 99.86 % of degradation and reaction rate of 5.8 x 10-2 ppm/min for 100 minutesdegradation. The variation of dissolved oxygen concentration had been given and the obtained results are not so significant in the dissolved oxygen concentration of 0 ppm, 7.08 ppm, and 20 ppm. The best results obtained on the effect of dissolved oxygen concentration of 20 ppm to 99.93% percent of degradation and reaction rate constant of 6,4 x 10-2 ppm/min in 80 minutes."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2014
S57157
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boby Setiawan
"Telah dilakukan sintesis senyawa 2-amino-N-fenil benzamida yang merupakan zat antara pembentukan analog senyawa hasil isolasi 7-hidroksi-5H-fenanthridin-6-on (senyawa 5H- fenanthridin-6-on). Sintesis senyawa 2-amino-N-fenil benzamida dilakukan melalui dua tahap reaksi, yaitu tahap pertama reaksi amidasi antara asam o-nitro benzoat dengan tionil klorida. Klorida asam yang terbentuk langsung direaksikan dengan anilin tanpa isolasi menghasilkan senyawa 2-nitro-N-fenil benzamida sebesar 84, 42 %. Reaksi tahap kedua dengan reduksi gugus nitro menjadi amina menggunakan Fe/HCl dilanjutkan netralisasi dengan basa menghasilkan senyawa 2-amino-N-fenil benzamida sebesar 79,01 %. Proses pemurnian hasil sintesis secara secara kromatografi kolom dan rekristalisasi serta diidentifikasi dengan menggunakan FT-IR dan LC-MS. Uji aktivitas sitotoksik terhadap sel leukemia L1210 senyawa 2-nitro-N-fenil benzamida dan 2-amino-N-fenil benzamida, masing-masing mempunyai nilai IC50 sebesar 29,46 dan 26,90 g/ml.

Have performed the synthesis of 2-amino-N-phenyl benzamide (which is an intermediate formation of analog isolated compounds 7-hydroxy-5H-fenanthridin-6-one (compound 5H-fenanthridin-6-one). Synthesis of 2-amino-N-phenyl benzamide done through a two-stage reaction, the first step amidation reaction between o-nitro benzoic acid with thionyl chloride. Chloride acid is formed directly without isolation was reacted with aniline to produce compounds 2-nitro-N-phenyl benzamide by 84, 42%. The second stage of the reduction reaction of nitro groups to amines using Fe/HCl followed by neutralization of alkaline compounds produce 2-amino-N-phenyl benzamide was 79.01%. The purification process results in the synthesis of recrystallization and column chromatography and identified using FT-IR and LC-MS. Test cytotoxic activity against L1210 leukemia cells compound 2-nitro-N-phenyl benzamide and 2-amino-N-phenyl benzamide, each having an IC50 value of 29.46 and 26.90 g/ml.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2014
T41804
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>