Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2072 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kadinda Hanadifa
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas salah satu bangunan peninggalan Belanda yang sampai saat ini masih aktif digunakan sebagai
pusat penelitian dan pengembangan industri agro oleh pemerintah Indonesia melalui Kementrian Perindustrian. Jurnal
ini bertujuan untuk memaparkan unsur adaptasi arsitektur Indis yang terdapat pada eksterior Balai Besar Industri Agro.
Metode yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini yakni deskriptif kualitatif berdasarkan teori-teori
pendukung seperti gaya arsitektur Indis, gaya arsitektur Jawa dan gaya arsitektur Eropa. Setelah melalui beberapa
proses analisis, eksterior pada bangunan Balai Besar Industri Agro memiliki karakteristik yang diadaptasi dari gaya
Indis.

ABSTRACT
This journal discusses one of the Dutch heritage buildings that are still actively used as a center for research and
development of the agro industry by the Indonesian government through the Ministry of Industry. This journal aims
to describe the elements of adaptation of the Indis architecture found on the exterior of the Balai Besar Industri Agro.
The method used to analyze this research by using qualitative descriptive based on supporting theories such as Indis
architectural style, Javanese architectural style and European architectural style. After going through several
analysis processes, the exterior of the Balai Besar Industri Agro has a characteristic adapted from the Indis style."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Nur Shabrina
"ABSTRAK
Dalam karya sastra, perempuan direpresentasikan dengan nilai-nilai yang seringkali mengerdilkan dan merendahkan selama berabad-abad. Artikel ini meneliti bagaimana perempuan direpresentasikan dalam Clair de Lune, sebuah cerita pendek karya Guy De Maupassant yang ditulis pada abad ke-19. Artikel ini berupaya melihat nilai-nilai tradisional yang merepresentasikan perempuan (yaitu, perempuan sebagai makhluk yang tercela, perempuan sebagai penggoda, cinta dan kelembutan sebagai kekuatan perempuan atas laki-laki) melalui perspektif sosiologi dan sastra. Artikel ini menunjukkan bagaimana gambaran buruk tentang perempuan dalam cerita, nyatanya, adalah kekuatan mereka atas laki-laki. Selain itu, artikel ini juga menggugat gagasan bahwa perempuan terjebak di dalam penindasan laki-laki. Artikel ini menyimpulkan bahwa cerita Clair de Lune berbicara untuk maslahat perempuan.

ABSTRACT
Over the centuries in literature works, women have been represented with values that are oftentimes diminutive and deprecative. This article examines how women are represented in Clair de Lune, a short story by Guy de Maupassant written in the 19th century. This article attempts to see the traditional values women are being represented with (i.e., women as a despisable being, women as a seducer, love and softness as womens power over men) through a sociology and literature perspective. It addresses how the deprecative images of the women in the story are, in fact, their power over men. It also challenges the notion where women are trapped under mens oppression. This article concludes that the short story is actually speaking in womens favor."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rendang Widya Putri
"ABSTRAK
Setelah melewati berbagai krisis, mulai dari kekalahan pada Perang Dunia II hingga krisis ekonomi, saat ini dapat dikatakan Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki pengaruh cukup kuat di dunia, terutama di Asia. Hal ini berkaitan dengan produk-produk budaya populer Jepang seperti anime, manga, kuliner hingga fashion yang saat ini menjadi soft power Jepang. Dari produk-produk budaya tersebut kemudian Jepang menyusun sebuah strategi/kebijakan Cool Japan yang digunakan sebagai alat diplomasi budaya. Berdasarkan hal tersebut, tugas akhir ini akan membahas mengenai bagaimana pengaruh yang muncul dari kebijakan Cool Japan. Penelitian menggunakan metode kualitatif menggunakan analisis dokumen dan studi literasi. Analisis akan dilakukan dengan menggunakan teori soft power dari Joseph S. Nye dengan memfokuskan pada konsep diplomasi budaya. Konsep diplomasi budaya yang digunakan untuk menganalisis tujuan, bentuk hingga sarana diplomasi budaya yang digunakan oleh Jepang. Berdasarkan data serta analisis yang dilakukan, diplomasi budaya yang digunakan memiliki dampak yang sangat signifikan bagi perkembangan Jepang dalam berbagai sektor seperti pariwisata dan juga memberikan citra yang baik bagi negara Jepang.

ABSTRACT
After suffered from many crisis situations before, from the defeat in World War II, until the crisis economy, now Japan has become one of the countries that has a strong influence in the world, especially in Asia. This is related to Japanese popular culture such as anime, manga, culinary, until fashion which currently has become a Japans soft power. From these cultural products, Japan developed a Cool Japan strategy / policy that was used as a tool for cultural diplomacy. Based on that issues, this final project will discuss how the influence that emerged from Cool Japan policy. The study used qualitative methods using document analysis and literacy studies. The analysis will be carried out using the soft power theory of Joseph S. Nye by focusing on the concept of cultural diplomacy. The concept of cultural diplomacy is used to analyze the purpose, form, and cultural diplomacy tools that Japan used. Based on data and results of analysis, cultural diplomacy that has been used, has a very significant impact on Japans development in various sectors such as tourism and also provides a good image for Japan."
Depok: Fakultas ilmu Pengetahuan Budaya, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Hasanah Novitasari
"ABSTRAK
Kontak bahasa dapat terjadi karena banyak faktor, salah satu nya yang terjadi di Indonesia adalah kolonialisme. Gejala yang dapat terjadi karena kontak bahasa adalah campur kode. Penelitian ini membahas wujud campur kode yang terdapat pada film Kartini dan faktor yang melatarbelakanginya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dan teori dari Pieter Muysken dan Janet Holmes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat campur kode berwujud dua kata, tiga frasa, satu klausa, serta dua kalimat. Campur kode berwujud reduplikasi dan baster tidak ditemukan dalam penelitian ini.

ABSTRACT
Language contact can occur due to many factors, one of the factors that happens in Indonesia is colonialism. One of the symptoms arises due to language contact is code mixing. This research will discuss about code mixing contained in the film Kartini and the underlying factors. The method used in this study is a qualitative descriptive method and the theorie is from Pieter Muysken and Janet Holmes. The results show that there are two code mixing in the form of word , three phrases, one clause, and two sentences. Mixed code in the form of reduplication and baster was not found in this study."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Odinianto Nuswantoro
"ABSTRAK
Negara Jerman merupakan salah satu negara di Eropa yang memiliki angka obesitas yang
terbilang cukup besar. Namun, adanya standar bentuk tubuh ideal menurut budaya barat
menyebabkan adanya peristiwa body shaming yang memberikan stigma negatif bagi para
penderita obesitas. Untuk menumbuhkan sebuah rasa percaya diri (self-esteem) dalam diri
seseorang dibutuhkan peran dari sendiri maupun dari orang lain. Roman anak Paula und die
Leichtigkeit des Seins(2007) karya Zoran Drvnkar merupakan sebuah roman anak yang
menggambarkan perkembangan self-esteem dalam diri seseorang dan peran empati dari orang
lain dalam memumbuhkan rasa percaya diri. Metode penelitian deskriptif kualitatif digunakan
dalam menganalisis roman anak Paula und die Leichtigkeit des Seins (2007). Perkembangan selfesteem
dan pengaruh empati yang terjadi pada tokoh Paula menjadi fokus permasalahan dalam
penelitian ini. Hasil analisi menunjukan, rasa percaya diri tidak hanya berdiri dari suatu sikap
atau tindakan, namun terdiri dari beberapa bentuk penggambaran rasa percaya diri yaitu Self-
Awareness, Self-Image, Self-Esteem, Self-Dicipline, Self-Motivation, Self-Direction dan, Self-
Projection. Empati juga sangat berpengaruh dalam pembentukan rasa percaya diri seseorang.

ABSTRACT
Germany is one of the countries in Europe with a fairly high rate of obesity. However, the
existence of the ideal Western body shape leads to body shaming, which gives rise to the
stigmatization towards people with obesity. The cultivation of self-esteem requires the
involvement of both the individual as well as other people. The childrens novella Paula und die
Leichtigkeit des Seins (2007) by Zoran Drvnkar is a tale that depicts the development of selfesteem
in a person and the role of empathy from others in the healing of self-confidence. The
qualitative descriptive method of research was used in analyzing the childrens novella of Paul und die Leichtigkeit des Seins (2007). The development of self-esteem and the influence of
empathy towards the character Paula became the focus of the problem in this study. The result of
the analysis shows that confidence is not only built based on attitude or action, but also consists
of some forms of self-esteem; Self-Awareness, self-Image, Self-Esteem, Self-Dicipline, Self-
Motivation, Self-Direction and, Self-Projection. Empathy is also very influential in the
development of a person's self-esteem."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Chika Virginia
"Studi yang menggunakan metode deskriptif kulitatif ini berkaitan dengan berbagai poster bir terutama dari Dai Nippon, Kirin, dan Asahi. Sebagai bir lokal yang banyak dikomsumsi dan 'booming' di masyarakat pada periode sebelum perang. Penjualan bir dalam kurun waktu tersebut juga membantu negara dalam bentuk pendapatan pajak untuk mobilisasi perang Jepang. Pada sisi lain, diketahui periode tahun 1920an-1940 dikenal sebagai periode depresi ekonomi yang buruk dalam sejarah Jepang, yang diikuti dengan munculnya jumlah pengangguran di kota-kota dan pedesaan. Namun pada sisi lain, menjamurnya industri mizu shobai yang memunculkan cafe dan bar di sakariba kota-kota besar menyerap banyak tenaga kerja perempuan. yang dianggap memiliki bayaran yang lebih tinggi dari pekerjaan lain. Seiring bejalannya waktu, pelayan perempuan ini menjadikan layanan erotis sebagai layanan utama jasa mereka. Berkaitan dengan hal ini, penulis mencoba menganalisis citra perempuan pada 1920-1940, di dalam media poster-poster bir yang digunakan untuk mempromosikan produk mereka. Dengan menggunankan pisau analisis gender advertisements dari Erving Goffman (1979) dan Kang (1997), penelitian ini mencoba menganalisis poster-poster yang mengarah kepada eksploitasi komersial atas citra perempuan. Berdasarkan hasil analisis, perempuan direpresentasikan sebagai sosok yang inferior, lemah, lembut, tunduk, ketergantungan, seorang pelayan dan penghibur bagi laki-laki. Hal ini terlihat dari perempuan yang secara biologis, fisik, dan sosial, dilemahkan oleh iklan bir poster tersebut.

This study using qualitative descriptive method relating with various beer posters, especially from Dai Nippon, Kirin, and Asahi. As a local beer that was widely consumed and 'booming' in society in the pre-war period. Sales of beer during this period also assisted the country in the form of tax revenue for Japan's war mobilization. On the other hand, it is known that the period of 1920s-1940 is known as the period of the worst economic depression in Japanese history, which was followed by the rise of unemployment in the cities and countryside. But on the other hand, the proliferation of the mizu shobai industry which gave rise to cafes and bars in Sakariba in big cities absorbs a lot of female workers. considered to have a higher pay than other jobs. As time goes by, these female waitress made erotic services as their main service. In this regard, the author tries to analyze the image of women in 1920-1940, in the media of beer posters used to promote their products. By using the analysis of gender advertisements from Erving Goffman (1979) dan Kang (1997), this study tries to analyze the posters that lead to the commercial exploitation of women's images. Based on the results of the analysis, women are represented as inferior, weak, meek, submissive, dependent, a servant and an entertainer for men. This can be seen from the women who are biologically, physically, and socially weakened by the poster beer advertisement."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hizbullah
"

Disertasi ini membahas sinonimi nomina dalam bahasa Arab Al-Quran dan padanan maknanya dalam bahasa Indonesia dari sudut pandang semantik leksikal. Dalam Al-Quran Terjemah Bahasa Indonesia, nomina yang bersinonim diberi padanan dengan makna tunggal ataupun makna yang terbatas secara leksikal. Lebih jauh, makna tersebut perlu dikaji dari segi leksikal dan kontekstual agar dapat diungkap persamaan maupun perbedaan spesifik makna tiap-tiap nomina yang bersinonim dalam Al-Quran. Penelitian dalam disertasi ini menggunakan kombinasi ancangan kualitatif dan kuantitatif dengan metode deskriptif dan komparatif serta alat bantu pendekatan linguistik korpus. Sumber data penelitian ini adalah Al-Quran dan Terjemahannya terbitan Kementerian Agama RI. Korpus penelitian ini ada empat macam teks, yaitu korpus Al-Quran berbasis web, teks digital ayat Al-Quran dengan tulisan Arab, teks digital terjemahan Al-Quran dalam bahasa Indonesia, dan korpus paralel Al-Quran yang berisi perpaduan kedua teks digital tersebut dalam satu format tabel. Korpus data penelitian ini 25 nomina yang terbagi ke dalam enam kelompok tentang konsep dan ajaran dalam Islam, yaitu 1) aturan, 2) jalan, 3) kebaikan, 4) keburukan, 5) pahala, dan 6) hukuman. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa konteks yang berkaitan dengan suatu nomina berhubungan erat dengan wacana ayat-ayat yang memuatnya. Masing-masing nomina yang ber-sinonim dalam suatu kelompok memperlihatkan kesamaan makna umum secara leksikal dan memiliki perbedaan spesifik secara kontekstual. Nomina-nomina tersebut dikategorikan sebagai sinonimi kemiripan, kedekatan semantis, dan penafsiran menurut teori Umar dengan tambahan subkategori penyerapan atau pemin-jaman dan pendefinisian berdasarkan temuan peneliti. Lebih lanjut, rumusan makna nomina yang bersinonim dalam bahasa Arab Al-Quran tersebut dijadikan dasar dalam penentuan padanan makna nomina tersebut dalam bahasa Indonesia.


This dissertation discusses the synonymy of nouns in Arabic Al-Quran and their equivalent meaning in Indonesian in a lexical semantic perspective. In the Indonesian Translated Al-Quran, nouns that are synonymous are given single equivalent meaning or lexically limited meaning. Furthermore, the meaning needs to be studied in terms of lexical and contextual aspects so that similarities or differences in the specific meanings of each noun are synonymous in the Koran. The research in this dissertation uses a combination of qualitative and quantitative approaches with descriptive and comparative methods as well as corpus linguistic approaches. The data sources of this study are the Al-Quran and the translation published by the Ministry of Religion of the Republic of Indonesia. There are four corpora used in this research, namely web-based corpus of Al-Quran, digital text of Al-Quran verse with Arabic writing, digital translation of Al-Quran in Indonesian, and parallel Al-Quran corpus that contains a combination of the two digital texts in a table format. The corpus of this research data is 25 nouns that are divided into six groups on concepts and teachings in Islam, namely 1) rules, 2) paths, 3) goodness, 4) badness, 5) merit, and 6) punishment. The results of this study state that the context relating to a noun is closely related to the discourse of the verses that contain it. Each noun that is synonymous in a group shows the same lexical general meaning and has contextually specific differences. The nouns are categorized as synonymy of similarity, semantic closeness, and interpretation according to Umars theory with the addition of sub-categories of absorption or borrowing and defining based on the findings of the researcher. Furthermore, the formulation of noun meanings that is synonymous in Arabic Al-Quran is used as a basis in determining the equivalent meaning of nouns in Bahasa Indonesia.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagas Kalih Prasaty
"ASBTRAK
Artikel ini akan membahas tentang berbagai penggambaran pekerja di Jawa pada masa
kolonial. Analisis dilakukan terhadap kumpulan kartu pos koleksi Olivier Johannes Raap di
dalam bukunya Pekerdja Di Djawa Tempoe Doeloe. Kartu pos yang diteliti merupakan
terbitan perusahaan Kolff & Co yang berkisar antara tahun 1910-1920. Analisis dilakukan
terhadap jenis pekerjaan, latar kartu pos, serta pakaian yang dikenakan oleh subjek di dalam
kartu pos. Hasil analisis memperlihatkan bahwa jenis pekerjaan orang pribumi pada masa itu
sangat variatif mulai dari Penjual Kopi, Mbok Pasar, Penjual Mainan, Penjual Air, Penenun,
Perajin Topi, Kusir Sado, Tukang Potong Rambut, Algojo, dan Petani. Terdapat dua jenis
latar yang digunakan dalam kartu pos yaitu latar asli dan latar buatan atau di dalam studio.
Selain itu, hasil analisis juga menunjukkan bahwa pakaian pekerja pribumi berbahan dasar
kain dan tidak mengenakan alas kaki.

ABSTRACT
This article will discuss various potrayals of workers in Java during colonial period. This
analysis was carried out on Olivier Johannes Raaps postcard collection listed in his book
titled Pekerdja Di Djawa Tempoe Doeloe. The postcards examined were published by a
company called Kolff & Co that ranged between 1810-1820. The analysis is focused on the
type of work, postcard background, and clothing worn by the subjects on the postcard. The
analysis result shows that indigenous professions are variative such as Coffee Seller,
Traditional Market Woman, Toy Seller, Water Seller, Weaver, Hat Maker, Sados
Coachman, Barberman, Executioner, and Farmer. There are two kinds of backgrounds used
on the postcards real background and artificial background or inside a studio. Aside from
that, the results of this analysis also appears that the clothing worn by the indigenous workers
is made of fabric and did not use any footwear as well."
Depok: Fakultas ilmu Pengetahuan Budaya, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Darmoko
"ABSTRAK
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu, bagaimanakah bentuk dan isi, penggunaan dan penyajian, fungsi
dan peranan, serta kedudukan narasi dalam lakon/pertunjukan wayang kulit purwa. Sedangkan tujuan penelitian ini yaitu mengu-
pas narasi agar mendapatkan makna yang utuh mengenai narasi dalam lakon/pertunjukan wayang kulit purwa.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode dan teknik analisis struktural, yaitu metode yang bertujuan membongkar dgn memaparkan secermat, seteliti, semenditel dan sedalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua anasir dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh. Analisis struktura1 bukanlah penjumlahan anasir-anasir itu, misalnya cukup didaftarkan semua kasus aliterasi, asonansi, rima akhir, rima dalam, inversi sintaktik, metafor dan metonimi segala macam peristilahan yang muluk-muluk dengan apa_saja yang secara formal dapat diperhatikan pada sabuah sajak atau dalam hal romanpun tidak cukup semacam enumerasi gejala-gejala yang berhubungan dangan aspek waktu, aspek ruang, pernatakan, point of view, sorot balik dan apa saja. (A, Teew, 1984: 135-136). Dalam menganalisis masalah ini diperlukan pendekatan intrinsik, yaitu pendekatan karya sastra yang bnrtitik tnlak dari dalam, batiniah, sifat dasar atau bagian dasar karya sastra itu sendiri. Menurut Panuti Sudjiman intrinnik berarti: 1. dari dalam, batiniah; 2. merupakan sifat :tau bagian dasar. (19B4: 35). Bahan yang diangkat dalam penelitian ialah dua sumber karya
sastra lakon wayang kulit purwa, pertama berbentuk drama dan yang kedua berbentuk tembang hal ini agar dapat diperbandingkan secara sederhana antara narasi yang terdapat dalam drama dan yang da1am bentuk tembang.
Kesimpulan akhir yang dapat dipntik dalam panelitian ini ialah: l. Bentuk narasi dalam lakon/pertunjukan uayang kulit purwa berupa prosa berirama, berbahasa Jawa Baru (klasik) dan kadang-kadang masih bercampur dengan bahasa sansekerta maupun bahasa Jawa Kuno; 2. Narasi dalam lakon/pertunjukan wayang kulit purwa berisi pemaparan, pelukisan dan penggambaran mengenai situasi dan kondisi adegan yang ditampilkan, baik tokohnya, situasi hatinnya, situasi Iingkungannya dan sebaga1nya; 3. Penggunaan dan penyajian narasi dalam lakon/pertunjukan wayang kulit purwa biasanya diucapkan berirama (prosa berirama), sangat memperhatikan nuansa nada dan irama gamelan (tinggi rendah nada) dan setelah diadakan jejer pada adugan tertentu; 4. Fungsi danperanan narasi dalam lakon/pertunjukan wayang kulit purwa ialah untuk melukiskan situasi dan kondisi adegan yang telah, sedang dan/atau akan terjadi. Sedangkan fungsi secara keseluruhan
struktur dalam Iakon ialah menjalin ketarpautan dan keterpaduan dalam membentuk alur/plot; menjelaskan/menerangkan kepada masyarakat penikmat mengenai suatu _peristiwa; 5. Kedudukan narasi dalam lakon/pertunjukan wayang kulit purwa sangat penting dan menentukan, mengingat fungsinya yang demikian besar itu. Betapahambarnya suatu partunjukan wayang apabila tidak ditopang dengan
narasi. Narasi turut mempnrmudah menerangkan cerita didalamnya."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya , 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Darmoko
"ABSTRAK
Aspek suluk dalam lakon/pertunjukan wayang purwa belum mendapatkan perhatian khusus oleh para sarjana yang mendalami dan menekuni dalam hal wayang. Dalam penelitian ini permasalahn utama yang perlu diangkat adalah: 1. bagaimana bentuk suluk dalam 1akon/pertunjukan wayang purwa; 2. bagaimana penggunaan su1uk da1am lakon/petunjukan wayang purwa; 3. bagaimana kedudu­kan suluk dalam lakon/pertunjukan wayang purwa; dan 4. bagaimana fungsi suluk dalam lakon/pertunjukan wayang purwa.
Sedangkan tujuan penelitian ini ialah mengupas atau mengana­lisis suluk dalam lakon/pertunjukan wayang purwa agar didapatkan makna yang utuh dan menyeluruh (wholeness).
Metode penelitian yang dipergunakan yaitu metode dan teknik analisis struktural, yaitu metode yang bertujuan membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, semenditel, dan sedalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua anasir dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna yang menyeluruh. Analisis struktural bukanlah penjumlahan anasir-anasir itu, misalnya tidak cukup didaftarkan semua kasus aliterasi, asonansi, rima akhir, rima dalam, inversi sintaktik, metafor dan metonimi dengan segala macam peristilahan yang muluk-muluk dengan apa saja yang secara formal dapat diperhatikan pada sebuah sajak atau dalam hal romanpun tidak cukup semacam enumerasi gejala-gejala yang berhubungan dengan aspek waktu, aspek ruang, perwatakan, point of view, sorot balik dan apa saja. (Teew, 1984: 135-136)
Dalam menganalisis aspek suluk dalam lakon/pertunjukan wayang purwa ini diperlukan pendekatan intrinsik, yaitu pendekatan yang bertitik tolak dari dalam, batiniah, sifat dasar atau bagian dasar karya sastra itu sendiri. Menurut Panuti Sudjiman intrinsik berarti: 1. dari dalam, batiniah; 2. merupakan sifat atau bagian dasar. (1984:35). Bahan yang diangkat dalam penelitian ini ialah Diktat Sulukan Ringgit Purwa Cengkok Mangkunagaran, yang dihimpun oleh Ki Ng. Suyatno WS, seorang pamong PDMN di Surakarta tahun 1986:
Kesimpulan akhir yang didapatkan adalah bahwa:
1. Bentuk suluk dalam lakon/pertunjukan wayang purwa merupakan susunan bahasa Jawa Kuno dan Jawa Klasik (Baru) berbentuk tembang gedhe maupun macapat.
2. Penggunaan suluk dalam lakon/pertunjukan wayang purwa ialah setelah suatu iringan gending pada adegan tertentu suwuk (berhenti). Suluk tersebut berupa pathetan, ada-ada, dan sendhon.
3. Kedudukan suluk dalam lakon/pertunjukan wayang purwa amatlah penting, karena suatu adegan dalam pakeliran wayang purwa sangat memerlukan suasana batin yang sesuai. Dalam keseluruhan struktur dalam lakon/pertunjukan wayang purwa, suluk dipandang sebagai unsur yang turut mendukung terjalinnya kaitan suatu peristiwa satu dengan yang lainnya (berikutnya).
4. Fungsi suluk dalam lakon/pertunjukan wayang purwa adalah untuk melukiskan dan menggambarkan atau memberikan suasana tertentu pada suatu adegan tertentu pula. Suasana tersebut adalagh agung, khidmat, marah (sereng), "tergesa-gesa", semangat, sedih, dan haru.
Demikian abstrak penelitian saya dengan judul "Aspek Suluk dalam Lakon/Pertunjukan Wayang Purwa". "
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>