Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zulfikar
"Penelitian ini merupakan suatu studi tentang faktor-faktor internal dan eksternal termasuk faktor program kemitraan industri kecil pada PT Semen Padang yang berperan terhadap keberhasilan industri kecil . Pokok masalah penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah gambaran faktor internal dan eksternal dari industri kecil yang berperan dalam keberhasilan industri kecil yang dibina oleh PUKK PT Semen Padang ? (2) Bagaimanakah peranan PUKK PT Semen Padang terhadap keberhasilan industri kecil ?.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dua hal pokok yaitu (1) Menggambarkan faktor internal dan eksternal yang berperan terhadap keberhasilan industri kecil yang dibina oleh PUKK PT Semen Padang (2) Menggambarkan peranan program kemitraan PUKK PT Semen Padang terhadap keberhasilan industri kecil.
Kerangka pemikiran dari penelitian ini dilihat dari faktor internal yang terdiri dari aspek pengusaha dan aspek perusahaan sedangkan faktor eksternal yang terdiri dari aspek lingkungan umum dan lingkungan strategic serta aspek program kemitraan PT Semen Padang untuk melihat keberhasilan industri kecil di Propinsi Sumatera Barat.
Untuk mengetahui implikasi keberhasilan industri kecil di Propinsi Sumatera Barat dimana faktor-faktor internal dan eksternal termasuk faktor program kemitraan industri kecil pada PT Semen Padang yang berperan terhadap keberhasilan industri kecil, maka dilakukan penelitian ini dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Dari hasil penelitian ini ditemukan faktor-faktor internal dan ekstemal yang berperan terhadap industri kecil Faktor internal yang terdiri atas dua aspek pengusaha dan perusahaan berarti yang berperan adalah pengusaha industri kecil. kemudian faktor eksternal yang terdiri dari lingkungan umum dan lingkungan strategis berarti yang berperanan lingkungan strategis. Unsur-unsur keberhasilan usaha industri kecil dalam komponen faktor internal yang menjadi prioritas dalam aspek pengusaha yaitu (1) Jiwa wirausaha (2) Kemampuan manajemen (3) Visi dan komitmen dan (4) kemampuan teknik, kemudian aspek perusahaan dari faktor internal yaitu (1) Pemasaran (2) Produksi dan operasi (3) Sumber daya manusia (4) Keuangan (5) Kemampuan usaha (6) Manajemen Perusahaan, (7) Penelitian dan pengembangan. Sedangkan unsur-unsur keberhasilan industri kecil dalam aspek lingkungan umum untuk melihat peranan faktor eksternal yaitu (1) Sosio ekonomis (2) Teknologi (3) Pemerintah, sedangkan faktor eksternal dari aspek lingkungan strategis terhadap peranan keberhasilan industri kecil yaitu (1) Pelanggan (2) Pemasok (3) Pesaing (4) kreditur.
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan menunjukan bahwa program kemitraan industri kecil pada PUKK PT Semen Padang memiliki peranan yang startegis dalam keberhasilan industri kecil. Dengan ini PUKK PT Semen Padang melakukan peranan terhadap keberhasilan industri kecil dengan memberikan fasilitas kepada industri kecil yaitu (1) Pinjaman modal yang relatif mudah dan fleksibel (2) Pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia dengan melalui pendidikan dan pelatihan (3) Efisiensi terhadap pendistribusian produk (4) Meningkatkan keterjaminan pasokan bahan baku (5) Meningkatkan kemampuan industri kecil memperoleh keuntungan (6) Meningkatkan kinerja perusahaan industri kecil (7) Adanya peningkatan sistem administrasi pembukuan dan keuangan yang teratur terhadap industri kecil yang dibina oleh PUKK PT Semen Padang.
Berdasarkan temuan diatas, disarankan kepada pemerintah daerah propinsi Sumatera Barat dan PT Semen Padang selaku pelaksana dari program kemitraan industri kecil harus memperhatikan terhadap faktor-faktor internal dan eksternal yang mempunyai peranan yang sangat besar dan mempunyai posisi yang sangat strategis terutama dalam rangka memperluas kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan industri kecil dan mendorong pertumbuhan ekonomi industri kecil serta memperluas upaya pemerataan ekonomi dalam rangka mempersempit jurang kesenjangan sosial terhadap industri kecil dengan industri besar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T10479
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfikar
"Penelitian bertujuan untuk memahami keadaan masyarakat di Nagari saat ini, khususnya kehidupan nagari setelah system nagari diterapkan kembali di Sumatera Barat. Dan untuk melihat perbedaan kehidupan nagari saat ini dengan kehidupan nagari tradisional, sehingga ditemukan gambaran yang jelas terhadap kenyataan nagari saat ini. Serta Diharapkan penelitian ini bermanfaat dalam mengisi ruang kosong teoritik maupun praktik dalam memahami realitas masyarakat Minangkabau modern termasuk perubahan sosial yang terjadi di dalamnya dan dapat bermanfaat dalam pengambilan kebijakan-kebijakan pembangunan khususnya pembangunan sosial di Sumatera Barat. Pertanyaan penelitiannya adalah sebagai berikut; (I) Bagaimana keadaan nagari dewasa ini, setelah system nagari diterapkan kembali di Sumatera Barat ? (2) Apakah terdapat perbedaan antara nagari tradisional dengan nagari saat ini ?
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif, bukan dalam kategori-kategori matematis yang digolongkan dalam tipe penelitian deskriptif analisis. Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dan beberapa sumber, yaitu, pertama, Sumber-sumber yang tertulis dan bersifat sekunder yang langsung atau tidak langsung berhubungan dengan masalah yang diteliti. Kedua, data-data yang dikumpulkan melalui interviu-interviu langsung, observasi-observasi pribadi. Ketiga, Data yang diperoleh dengan cara langsung ke masyarakat secara partisipatif seraya melakukan observasi mendalam (participant observer). Selanjutnya, pengalaman bagi peneliti sendiri yang merupakan putra asli Minangkabau yang pernah merasakan hidup di kampung halaman ataupun di perantauan, tentu memberikan manfaat dalam merasakan lika-liku masyarakat yang dapat menambah pemahaman yang mendalam terhadap masalah yang diteliti.
Lokasi Penelitiannya adalah di nagari Koto Baru Simalanggang Kecamatan Payakumbuh Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat. Pemilihan nagari ini berdasarkan kriteria sub-urban. Nagari ini memenuhi kriteria sub-urban tersebut. Dalam penelitian tersebut, penulis melihat nagari tradisional dan nagari saat ini khususnya di nagari Koto Baru Simalanggang. Dan penulis menemukan sejumlah perbedaan dan perubahan dalam hal Pemerintahan dan kepemimpinan, hubungan kekerabatan, penguasaan sumber daya ekonomi serta munculnya struktur baru diluar struktur adat.
Berdasarkan temuan tersebut penulis berkesimpulan bahwa yang terjadi sesungguhnya adalah proses individualisasi dalam berbagai sistem sosial dalam kehidupan nagari di Minangkabau. Dalam hal pemerintahan, individualisasi terlihat dalam perubahan struktur yang otonom kepada struktur hirarkis karena menyesuaikan diri dengan ketentuan nasional.dan berubah Bari kepemimpinan komunal para pemangku adat kepada kepemimpinan tunggal Wali Nagari yang dipilih langsung oleh rakyat. Dalam ikatan kekerabatan juga terdapat perubahan, yaitu perubahan dalam hal keintiman. Ikatan kekerabatan yang kuat sekarang sudah bertambah longgar. Dan dalam hal pengusaan sumber daya ekonomi juga telah bergeser dan komunal kepada individual. Kalau dalam masyarakat nagari tradisional, masyarakat bergantung kepada harta pusaka, sekarang sebagian besar masyarakat sudah bergantung kepada harta pencariannya sendiri."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T22542
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfikar
"Kebakaran dapat terjadi dimana saja, bahkan di gedung sekolah yang memiliki tingkat risiko bahaya kebakaran yang ringan. Oleh karenanya, perlu dilakukan suatu penelitian terhadap tingkat risiko bahaya kebakaran pada setiap ruangannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi fungsi dan karakteristik ruangan, mengetahui tingkat risiko bahaya kebakaran, kebutuhan fasilitas pencegahan dan penanggulangan kebakaran serta evakuasi di sekolah PRIBADI. Analisis tingkat risiko bahaya kebakaran ini ditinjau dari fungsi dan karakteristik setiap ruangannya. Fungsi dari ruangan yang terdapat di sekolah PRIBADI dapat dibedakan menjadi 4, yaitu: ruangan kelas umum dan laboratorium, ruangan bukan kelas untuk administrasi dan bukan. Adapun, karakteristik ruangannya ditinjau dari aktivitas ruangan, fasilitas pendukung dan bahan dasarnya, pembatas ruangan dan bahan dasarnya, kapasitas ruangan, prakiraan kerugian material, dan jenis dokumen yang disimpan. Penelitian ini bersifat kualitatif yang membandingkan kondisi di lapangan berdasarkan abservasi dengan peraturan, standar yang berlaku, seperti lampiran no. 31 dan 32 dari keputusan menteri pekerjaan umum no.378/KPTS/1987. Analisis terhadap tingkat risiko bahaya kebakaran dari setiap ruangan di sekolah PRIBADI adalah 33 ruangan kategori ringan, 13 ruangan kategori sedang dan 9 ruangan kategori berat. Berdasarkan tingkat risiko bahaya kebakaran tersebut, maka fasilitas pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang dibutuhkan adalah detektor kebakaran dan alat pemadam api ringan. Detektor rate of rise temperature dengan jenis pneumatic dapat dipasang pada lantai 1, 2, 3, 4 gedung A, dan lantai 3 gedung B yang befungsi mendeteksi kenaikkan temperature. Sedangkan, detektor nyala api jenis ultraungu dapat dipasang pada lantai 1, 2 gedung A dan lantai 1, 3 gedung B yang berfungsi mendeteksi nyala api. Alat pemadam api ringan yang dibutuhkan adalah jenis CO2 dengan volume maksimal 5 kg yang terdapat pada setiap lantai gedung A dan B. Gedung sekolah PRIBADI membutuhkan prosedur dan fasilitas evakuasi untuk dapat menyelamatkan penghuni gedung. Prosedur evakuasi yang dibutuhkan adalah prosedur umum dan jalur evakuasi. Sedangkan, fasilitas minimum evakuasi yang dibutuhkan adalah sumber daya listrik darurat, lampu darurat, bukaan penyelamatan dan penunjuk jalan keluar.

Fire can be happen anywhere, even at school which have a low risk } of fire risk rating. Therefore, a fire risk analysis is important to determine fire risk rate at school. Analysis about fire risk rating will be observed based on room characteristic and utilities. The objective of this research are to identify room characteristic and utilities, to determine based on room utility, risk fire rank every rooms, need analysis requirement of fire protection and prevention facility, also evacuation procedure for PRIBADI boarding school. PRIBADI boarding school has four different type room functions, there are: general class, laboratory class, administration and addition room. The room characteristic was observed based on room activity, equipments and base material, divider and base material, room capacity, loss property calculation and type of document at room. This research is qualitative study, based on comparative analysis between the existing conditions with a current Indonesia regulation. The Indonesia regulation was based on appendices number 31St and 32nd attached to Keputusan Menteri Pekerjaan Umum no.378/KPTS/1987. Results from fire risk analysis suggested that every room at PRIBADI boarding school are 33 room have high risk, 13 room medium risk and 9 room low risk_ Based on this fire risk analysis, the fire protection and prevention required in this facility are fire detector and fire extinguisher. Fire detector rate of rise temperature type with pneumatic system can be use on 1st, 2"d, 3rd, and 4th floor in building A, also on 3rd floor in building B with the function to detect rise temperature. Flame detector of ultraviolet can be use on 1St, and 2"d floor in building A, also on 15t, and 3"d in building B with the function to detect ignition. Type of fire extinguisher that PRIBADI boarding school needed is carbon dioxide with 5 kg volume in every floor. Indeed, PRIBADI boarding school needs a procedure and facility of evacuation; this would include the evacuation procedure and evacuation route. Other requirements of minimum facility are emergency power, emergency lamp, emergency exits and exits sign."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19985
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfikar
"Penelitian ini untuk mengetahui variabel-variabel yang berpengaruh terhadap permintaan dan penawaran kayu bulat dan mengetahui terjadinya kesenjangan antara permintaan dan penawaran kayu selama periode tahun 1976 sampai dengan 2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tanda koefisien pads model permintaan dan penawaran sudah sesuai dengan harapan. Beberapa variabel pada model permintaan kayu bulat mempunyai koefisien yang tidak sesuai dengan harapan, diantaranya harga kayu bulat (Pd-L) yang mempunyai koefisien positif, tidak sesuai dengan hukum permintaan. Hal ini dapat diatasi dengan menambah sebuah variabel perbedaan harga antara harga kayu bulat domestik dengan harga kayu bulat internasional. Selanjutnya, pada model penawaran diperoleh koefisien negatif untuk variabel kebijakan (Pol). Hal ini menunjukkan bahwa variabel kebijakan dalam bentuk larangan ekspor kayu bulat tidak berjalan efektif dan cenderung counterproductive terhadap pengembangan industri primer hasil hutan kayu. Disamping itu, kebijakan larangan ekspor kayu bulat dan investasi industri kayu yang berintikan kayu lapis telah menyebabkan hilangnya mekanisme pasar kayu bulat. Dalam kondisi pasar tidak bersaing sempuma (imperfect market), sistem perijinan memberi kesempatan kepada pare pengusaha besar untuk membangun posisi oligomonopsonist. Kondisi ini berdampak pada harga kayu tegakan (stumpage value) jauh lebih rendah dibanding intrinsic value atau harga kayu bulat yang seharusnya.
Untuk mengurangi kesenjangan antara permintaan dan penawaran kayu, maka pemerintah perlu mengambil kebijakan yang terkait langsung dengan sisi permintaan dan sisi penawaran. Penanganan sisi permintaan akan jauh lebih sulit dibanding sisi penawaran, karma di sisi permintaan terkait dengan kondisi politik disamping kondisi ekonomi. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian pada sisi permintaan adalah: kebijakan pemerintah melarang ekspor bahan baku dikaitkan dengan mendorong industri kayu lanjutan, daftar negatif investasi, perpajakan, kredit perbankan, dan pengadaan kayu clan sumber yang legal dan lestari; pembentukan dan pernisahan pasar kayu bulat dengan pemegang HPH (bidding system); serta pengurangan kapasitas industri primer basil hutan kayu. Sedangkan pads sisi penawaran meliputi: penguatan kapasitas kelembagaan; pembangunan hutan tanaman; insentif (subsidi bunga, pajak); investasi mesin-mesin yang akan meningkatkan efisiensi dan memanfaatkan limbah; serta impor kayu.

This research is aimed at finding independent variables which significantly influence demand and supply of logs and recognizing a gap between demand and supply of logs in 1976 to 2003. The research shows that most of coefficient of independent variables is as expected. The demand equation indicates a coefficient of logs price (Pd-L) has a positive sign, which is not in line with the demand rule. This can be overcome by adding a new variable of differential price between domestic log price and international log price. The supply equation shows that a coefficient of government policy (Poi) has a negative sign. The negative sign can be interpreted that the government policy in the form of log export ban has been ineffective and counterproductive for development of primary forest products industry. Furthermore, the policy of log export ban and investment in timber industry mainly plywood has resulted in a loss of market mechanisms for log. In imperfect market, licensing scheme has given an opportunity for large corporations to establish oligomonopsonist. This condition has caused stumpage value of log far lower than its intrinsic value.
In order to reduce a gap between demand and supply of log, the Government of Indonesia has to implement a policy which directly relates to demand and supply. Government intervention on demand side is more difficult than supply side, since demand side is connected to political and economic situation. On demand side government policy should address among other things: log and sawn timber export ban should be targeted to develop secondary timber processing, negative list of investment, taxes, credits, timber legality and green procurement policy-, establishment and separation of log market with forest concession through bidding system; and down-sizing of primary industry capacity. Whereas supply side covers institutional strengthening; timber plantation development; incentives (subsidy and tax); new investment to increase efficiency and wood waste utilization; and wood import.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20371
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfikar
"ABSTRAK
Runtuhnya perekonomian Indonesia sebagai akibat dari
krisis moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997,
dimana salah satu faktor pemicunya adalah adanya kewajiban
sebagian besar perusahaan untuk menyelesaikan utang yang
pada saat itu telah jatuh tempo. Dalam keadaan seperti itu
muncul gagasan untuk merevisi Faillessements Verordening
(FV)S. 1905-217 jo. 1906-348 yang pada akhirnya menjadi
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1998 tentang Kepailitan, dengan
terbentuknya Peradilan Niaga sebagai penyelesaian sengketa
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
Lembaga ini dipersiapkan untuk menjadi suatu model
peradilan modern dimana proses berperkara dibatasi oleh
time frame yang ketat. Namun dalam perkembangannya
Pengadilan Niaga ini mulai diselewengkan dari awal tujuan
pembentukannya, yakni sebagai sarana bagi kreditur kecil
untuk mengancam, bahkan memailitkan, debitur besar yang
secara finansial dalam keadaan sehat dan tidak sedang
distress (kesulitan). Metode penulisan tesis ini adalah
deskriptif analitis, yaitu penggambaran situasi dan kondisi
yang ada pada saat ini, yang selanjutnya setelah
diketahuinya identifikasi masalah, akan dijelaskan mengenai aspek perlindungan publik dalam peradilan niaga, di mana
pada pembahasan akan dianalisis dengan menggunakan pedoman
dari literatur yang ada maupun dari penelitian yang
dilaksanakan pada peradilan niaga. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut, maka perlu segera dilakukan revisi
terhadap Undang-undang Kepailitan, dengan catatan sebagai
berikut: 1.Adanya kepastian pengertian/definisi/terminologi
"kepentingan umum" atau "kepentingan publik" dalam Undangundang
Kepailitan; 2.Debitur hanya dapat dipailitkan, jika
dalam kondisi keuangan yang tidak sehat; 3.Bagi perusahaan
yang bergerak dibidang industri yang amat bergantung pada
kepercayaan masyarakat atau mengelola dana masyarakat,
sebelum dinyatakan pailit, harus mendapatkan pertimbangan
dari instansi pemerintah yang melakukan pembinaan."
2004
T37787
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfikar
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Variabel Individu, Variabel Psikologis dan Variabel Organisasi terhadap Kinerja Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan pengaruhnya terhadap pengendalian keuangan. Lokus penelitian dilakukan pada ULP di lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM. Data primer didapat melalui penyebaran kuesioner kepada anggota ULP dan diolah dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 17 untuk menguji korelasi antar variabel secara linier dan bersama-sama. Dari hasil penelitian diketahui bahwa Variabel Individu, Variabel Psikologis dan Variabel Organisasi secara linier dan bersama-sama berpengaruh positif tehadap kinerja ULP, kemudian dari hasil pengujian juga didapatkan bahwa faktor kinerja ULP berpengaruh signifikan dan positif terhadap pengendalian keuangan.

ABSTRACT
This study aimed to examine the effect of Individual, Psychological and Organizational Variables to Performance of Procurement Services Unit (ULP) and its effect on financial control. Locus of research was held on ULP in the Secretariat General of the Ministry of Law and Human Rights. Primary data were obtained through questionnaires distributed to members of the ULP and processed using SPSS (Statistical Product and Service Solutions) 17th version to test the correlation between variables in a linear correlation and multiple correlation. From the research it is known that the individual variables, Psychological Variables and Organizational Variables, either linear and multiple, has shown a positive effects to the performance of ULP and then from the test results also showed that the ULP performance factor, has a significant and positive effect to financial control.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfikar
"Nilai tukar mata uang selalu berfluktuasi, tidak terkecuali dengan nilai tukar Rupiah yang juga selalu berfluktuasi terhadap nilai mata uang negara lain, seperti dengan Dolar Amerika Serikat ( USD ), Yen ( Jepang ) dan lain-lain. Fluktuasi nilai tukar mata uang ini, bila cukup besar dapat menimbulkan dampak yang cukup serius bagi dunia usaha, seperti pada kejadian pertengahan tahun 1997 yang berdampak pada munculnya krisis ekonomi yang banyak merugikan dunia usaha.
Usaha Perasuransian di Indonesia, seperti Usaha Asuransi Kerugian juga tidak luput terkena dampak dari fluktuasi nilai tukar mata uang ini sebab Harga Pertanggungan pada Usaha Asuransi Kerugian tidak terbatas pada mata uang Rupiah saja, tetapi juga dapat dilakukan dengan mata uang negara lain, seperti dalam USD, Yen dan lain-lainnya. Dengan Adanya Harga Pertanggungan yang dinyatakan tidak dalam mata uang Rupiah, maka bagi perusahaan asuransi kerugian akan menghadapi resiko kerugian keuangan yang dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Terdapat Harga Pertanggungan yang dinyatakan dalam USD, misal; 50,000 USD untuk periode pertanggungan selama 12 bulan, dan pada awal periode pertanggungan dinyatakan nilai tukar 1 USD adalah sebesar Rp. 7.000,00; sehingga untuk pertanggungan ini, besarnya tanggung jawab perusahaan asuransi kerugian ( Penanggung ) maksimum adalah sebesar USD 50,000 atau Rp. 350.000.000,00.
2. Apabila dalam jangka waktu 6 bulan kemudian terjadi klaim total loss kerugian sebesar USD 50,000 dan pada saat itu nilai tukar 1 USD adalah sebesar Rp. 14.000, maka tanggung jawab Penanggung adalah :
- Jika dalam USD tetap sebesar USD 50,000.
- Namun dalam Rupiah naik menjadi Rp. 700.000.000,00 ( dua kali lipat pada saat awal pertanggungan ).
Adanya peningkatan jumlah klaim yang harus dibayar oleh Penanggung tersebut tidak dikenakan premi, sebab di awal pertanggungan pembayaran premi telah dilakukan dengan niai tukar yang berlaku di awal pertanggungan. Ini tentunya menimbulkan kerugian bagi Penanggung karena adanya pembayaran klaim yang tidak dikenakan premi. Selain itu, hal ini dapat pula bertentangan dengan prinsip-prinsip asuransi yang menyatakan bahwa resiko yang dialihkan harus sebanding dengan premi yang dibayar, dan penanggung bertanggung bertanggung jawab atas resiko yang dialihkan dengan menerima imbalan premi.
Disamping itu, fluktuasi nilai tukar mata uang juga dapat memunculkan beberapa permasalahan bagi Usaha Asuransi Kerugian, baik dari sisi penutupan asuransi ( aspek underwriting ) dan dari sisi pembayaran ganti rugi ( aspek klaim ), misalnya, antara lain :
Dari Sisi Underwriting ( Penutupan Asuransi ) :
a. Resiko Moral Hazard Tertanggung kemungkinan akan meningkat yang disebabkan munculnya beberapa kondisi, misalnya; kesulitan memperoleh bahan baku untuk berproduksi, turunnya volume penjualan dan bahkan dapat mengarah terjadinya kebangkrutan pada perusahaan Tertanggung.
b. Penetapan Harga Pertanggungan ( HP) yang sesuai dengan Harga Pasar menjadi agak sulit karena tidak stabilnya nilai tukar Rupiah yang menyebabkan harga barang menjadi tidak stabil pula. Juga Pertanggungan cenderung menjadi Under Insurance ( Pertanggungan di Bawah Harga ) yang disebabkan harga-harga barang mengalami kenaikan.
Dari Sisi Klaim Asuransi :
a. Klaim-klaim Constructive Total Lost ( CTL ) diperkirakan meningkat, karena adanya kecenderungan harga-harga barang naik.
b. Terjadinya perselisihan antara Penanggung dengan Tertanggung karena penyelesaian klaim menjadi bersifat prorata akibat faktor-faktor Under Insurance.
c. Kesulitan-kesulitan dalam penyelesaian klaim untuk pertanggungan yang bersifat agreed value, replacement value, new for old dan sejenisnya akibat Harga Pertanggungan yang menjadi tidak sebanding pada waktu terjadi klaim dibandingkan pada waktu awal periode pertanggungan dilakukan.
d. Secara keseluruhan, kondisi-kondisi tersebut diatas akan menyebabkan beban klaim diperkirakan akan meningkat di berbagai perusahaan asuransi.
Guna mengatasi masalah-masalah tersebut, terutama berkaitan dengan pemenuhan prinsip-prinsip asuransi, maka studi karya akhir ini bertujuan menerapkan perhitungan premi untuk menjamin resiko-resiko yang timbul akibat dari fluktuasi nilai tukar mata uang pada pertanggungan asuransi kerugian. Metode perhitungan premi yang digunakan adalah dengan pendekatan Binomial Tree dan Formula dari Black & Scholes yang banyak dipakai dalam literaturliteratur untuk menentukan harga instrumen derivatif, seperti; harga put dan call options. Usaha Asuransi Kerugian dipilih karena produk asuransi kerugian cukup banyak ragam dan jumlahnya, serta harga pertanggungannya pun tidak terbatas dalam Rupiah.
Dari hasil perhitungan yang dilakukan menunjukan bahwa perhitungan premi resiko fluktuasi mata uang, baik dengan menggunakan pendekatan Binomial Tree atau dengan Formula Black & Scholes dapat dilakukan dengan mudah karena data-data yang dibutuhkan mudah diperoleh. Namun, dari hasil pembahasan menunjukan bahwa hasil perhitungan premi tersebut harus disesuaikan lagi karena premi yang dibebankan cukup besar ( umumnya melebihi premi jaminan pokoknya ), sehingga dikhawatirkan Tertanggung merasa keberatan atas menerapan premi terebut.
Salah satu saran yang diajukan adalah menerapkan faktor loss ratio ( perbandingan antara klaim dengan premi untuk resiko fluktuasi mata uang ) atas hasil perhitungan premi dari Metode Binomial Tree atau Black & Scholes. Penerapan faktor loss ratio ini perlu dipertimbangkan karena sebenarnya meskipun fluktuasi mata uang terjadi, namun apabila dalam periode pertanggungan tidak terjadi klaim, maka tidak ada ganti rugi yang akan dibayar oleh Penanggung. Oleh karena itu, penerapan faktor loss ratio ini perlu pula dilakukan untuk menerapkan premi yang seimbang dengan jaminan ganti rugi resiko fluktuasi mata uang yang dikaitkan dengan kemungkinan klaim yang terjadi atas pertanggungan pokoknya.
Oleh karena itu, penerapan premi fluktuasi mata uang perlu diberlakukan, terutama untuk memenuhi prinsip-prinsip asuransi yang berazaskan keseimbangan antara resiko yang dialihkan dengan premi yang dibayar. Penerapan premi ini dapat diberlakukan pada Usaha Asuransi Kerugian sebagai suatu Jaminan Tambahan ( Extended Cover ), sehingga sifatnya merupakan suatu optional ( pilihan ) bagi Tertanggung, sedangkan untuk penetapan besarnya premi dapat dilakukan penelitian yang lebih mendalam untuk merumuskan perhitungan premi yang lebih adequate ( seimbang ) dengan resiko yang dialihkan."
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfikar
"Pengelolaan perikanan tangkap di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu berperan untuk meningkatkan produktivitas hasil tangkapan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan potensi sumberdaya ikan lestari, dinamika perikanan tangkap yang berbasis ramah lingkungan dan berkelanjutan, erta strategi pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan di perairan selatan Palabuhanratu. Penelitian menggunakan metode surplus produksi, Proses Hierarki Analitik, dan metode Multidimensioanl Scaling (MDS) dengan aplikasi RAPFISH (The Rapid Appraisal of The Status Of Fisheries).
Hasil penelitian menunjukkan potensi lestari ikan layur sebesar 147,02 ton/tahun dengan upaya penangkapan optimumnya sebesatr 4116 unit standar pancing ulur. Alat tangkap yang beraktifitas di PPN Palabuhanratu rata-rata sangat ramah lingkungan (84,61%) dan cukup berkelanjutan (56,32%). Secara keseluruhan pancing ulur sebesar 31,8% kemudian payang 27,3%. nilai inconsistency ratio 0.08. Adapun secara parsial alat tangkap ramah lingkungan dan berkelanjutan adalah pancing ulur (hand line) sebesar 81,0% dan 79,0%.
Diagram layang menunjukan dimensi ekologi, pancing ulur mempunyai indeks keberlanjutan 'baik', berdasarkan dimensi sosial gillnet mempunyai indeks keberlanjutan 'baik', berdasarkan dimensi teknologi pancing ulur mempunyai indeks keberlanjutan 'cukup', dan berdasarkan dimensi ekonomi pancing ulur mempunyai indeks keberlanjutan 'baik'. Strategi pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan meliputi : teknologi penangkapan ikan, optimalisasi TPI, studi perbandingan, kearifan lokal, dan harga BBM yang terjangkau.

Sustainable capture fisheries management at Palabuhanratu archipelagic fishing port could improved productivity of catch. The aim at the research ara : to decide maximum sustainable yield, capture fisheries dynamic of environment good and sustainablity, then sustainable capture fisheries strategy at south Palabuhanratu water. This research used Production surplus method, Analitical Hierarchy Process (AHP) method, and Multidimensioanl Scaling (MDS) method with application by RAPFISH (The Rapid Appraisal of The Status Of Fisheries).
Result of analysis showed the maximum sustainable yield of hair tail is 147.02 ton/year and optimum fishing effort 4116 unity with handline fishing effort. The other result showed fishing gear at Palabuhanratu average 84,61% (good of environment) and 56,32% (quite of environment). The overall are handline 31,8% and then payang 27,3% with inconsistency ratio 0,08. But acccording partial kite diagrame showed sustainable capture fisheries are handline 81,0% and 79,0%.
Kite diagrame showed handline sustainablity index is 'good' based ecology dimention, then gillnet sustainablity index is 'good' based social dimention, handline sustainablity index is 'qiute' based tecnology dimention, and handline sustainablity index is 'good' based economy dimention. Sustainable capture fisheries strategy are fishing teqnique, improving of TPI, comparasions study, and BBM price is the cheapest.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T30266
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfikar
"Tugas akhir ini membahas mengenai Pembentukan Algoritma Parallel untuk menyelesaikan Masalah Jalur Terpendek. Secara umum, masalah jalur terpendek dapat dibedakan menjadi dua jenis masalah, yaitu single sourcedan all pairs, dengan ukuran masalah n (banyaknya vertex). Metode yang dipakai untuk menyelesaikan masalah jalur terpendek, yaitu metode Dijkstra dan Floyd. Metode Dijkstra dan Floyd dapat diinterpretasikan sebagai algoritma parallel yang menggunakan model Shared Memory (SM) SIMD (Single Instruction, Multiple Data), dengan N processor. Algoritma parallel Dijkstra dalam menyelesaikan masalah jalur terpendek single source menggunakan jenis akses memori EREW/CREW, memiliki kompleksitas waktu O(n log2 n), untuk N 2- n/log2 n dan O(n2/N), untuk N < n/log2 n. Dan algoritma Floyd untuk menyeselesaikan masalah jalur terpendek all pairs menggunakan jenis akses memori CREW, dalam O(n3IN) waktu, untuk N < n."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfikar
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
S17930
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>