Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yusri
"ABSTRAK
Persaingan bisnis yang sehat akan menguntungkan semua pihak, termasuk konsumen dan usaha kecil. Tujuan persaingan adalah untuk menghindari terjadinya konsentrasi kekuatan pada satu atau beberapa kelompok usaha tertentu. Dengan adanya persaingan, konsumen dapat menikmati mutu barang/jasa yang baik dengan tingkat harga yang bersaing. Konsumen juga dapat memilih barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen. Kecuali itu, mekanisme pasar yang sehat memungkinkan terbukanya kesempatan berusaha selebar-lebarnya, sehingga dapat meningkatkan iklim berusaha yang kondusif. Dalam persaingan usaha, produsen dituntut memberi pelayanan yang terbaik. kepada konsumen. Produsen yang tidak mampu bersaing dengan sendirinya akan mengalami kegagalan dalam manjalankan bisnisnya. Oleh karena itu, dalam teori invisible hand, Adam Smith menyatakan bahwa, pemerintah tidak perlu ikut campur terlalu jauh di bidang bisnis, karena melalui mekanisme pasar itu sendiri akan lahir struktur pasar yang sehat. Namun kenyataannya mekanisme pasar tidak pernah sempurna, bahkan tidak jarang terjadi persaingan yang tidak sehat. Dengan tidak terkendalinya mekanisme pasar, sistem ekonomi akan terjerumus pada sistem "free fight liberalism" dan praktik-praktik "monopoli". Kedua fenomena ini mesti dihindari, karena bertentangan dengan Sistem Demokrasi Ekonomi.
Tesis ini bertujuan untuk mengkaji; 1) bagaimana bentuk praktik persaingan bisnis di Indonesia; 2) bagaimana dampak praktik monopoli terhadap perlindungan konsumen dan usaha kecil; serta 3) bagaimana peranan pranata hukum untuk mengatasi dampak monopoli tersebut. Penelitian ini bersifat yuridis normatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
Pada prinsipnya, monopoli bukanlah sesuatu yang mutlak dilarang dalam sistem perekonomian nasional, karena beberapa sektor yang vital bagi negara dan bangsa boleh dikuasai oleh negara sesuai dengan amanat konstitusi (Pasal 33 UUD 1945). Sedangkan praktik monopoli yang merugikan masyarakat, yang biasanya dilakukan oleh swasta, "dilarang" karena dikhawatirkan terjadinya pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok tertentu. Melalui pemusatan ekonomi tersebut rakyat akan tersisih karena prilaku para monopolis cendrung untuk mencari keuntungan maksimum dengan mengabaikan kepentingan umum.
Monopoli yang disebut belakangan ini merupakan salah satu wujud persaingan yang tidak sehat (unfair competition), sehingga akibat yang ditimbulkan lebih banyak negatifnya dibandingkan dengan sisi positifnya, terutama terhadap konsumen dan usaha kecil. Konsumen sangat tergantung pada produsen tanpa bisa menuntut kualitas barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen. Dalam kondisi seperti ini, konsumen juga kehilangan haknya untuk memilih barang dan jasa, karena hanya ada satu produsen yang menghasilkan barang dan jasa yang sejenis. Di samping itu, karena tidak ada saingan, produsen dengan seenaknya dapat menaikkan harga barang/jasa dengan cara membatasi jumlah produksi dan distribusi. Di samping itu praktik monopoli dapat mempersempit kesempatan berusaha bagi usaha kecil untuk mengembangkan usahanya karena adanya praktik-praktik yang membatasi persaingan bisnis (restrictive business practice). Praktik-praktik monopoli tersebut masih mewarnai iklim berusaha di Indonesia, sementara para pelakunya belum dapat digugat ke pengadilan karena pranata dan lembaga hukum yang ada masih bersifat parsial.
Mengingat banyaknya praktik-praktik bisnis yang tidak sehat terjadi selama ini, konsumen menjadi tidak berdaya mepertahankan haknya untuk mendapatkan barang yang bermutu dengan harga yang bersaing, maka sudah sewajarnya pemerintah turun tangan dengan menggunakan kewenangan yang ada padanya. Sebagai negara kesejahteraan (welfare state), pemerintah berkewajiban turun tangan untuk mengendalikan mekanisme pasar melalul kebijakan-kebijakan negara yang tertuang dalam peraturan perundang-undangan. Dalam kasus ini, pemerintah perlu segera mengundangkan Undang-undang Perlindungan Konsumen dan Undang-undang Persaingan Usaha, yang telah lama disiapkan dalam bentuk naskah rancangan akademik oleh beberapa lembaga pemerintah dan lembaga non-pemerintah. Dengan adanya kedua pranata hukum ini diharapkan praktik monopoli yang membawa dampak negatif bagi konsumen dan usaha kecil dapat dihindari. Di samping itu perlu adanya institusi hukum yang menyelenggarakan berbagai pranata hukum dimaksud, seperti Komisi Perdagangan Nasional (Federal Trade Cornission, atau Fair Trade Commission).
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusri
"Kebijakan dan program bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan menjamin rasa aman pars pekerja. Namun demrkian, proses produksi sexing tidak bisa dihindarkan dari gangguan kesehatan maupun keselirnatan kegs Salah satu bagian dad masalah kesehatan yang cukup menonjol dan hampir teijadi pada setiap pekerja adalah kelelahan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kelelahan pada karyawan bagian produksi kulkas PT. LG Electronics Inonesia Tangerang. Desain penelitian ini adalah penelitian kaantitatif dengan meaggunakan pendekatan deslaiptif anali iik Sampel pads penelitian ini sebanyak 75 responden dari seluruh karyawan bagian produksi kulkas sebanyak 290 orang.
Dari basil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa kelelahan tingkat sedang sebanyak 65 karyawan (86,7%). Faktor yang berhubungan dengan kejadian kelelahan pads penelitian ini adalah faktor lingkungan fisik berupa kebisingan, suhu dan pencahayaan serta variabel sistem kerja, yaitu keija shift; sedangkan variabel keija lembur tidak memiliki hubungan bemnakna dengan kejadian kelelahan.
Disarankan perlunya rekayasa engineering untuk pengendalian faktor lingkungan fisik, seperti perbaikan sistem ve i sntia i, exhaust vent untuk meng ra tingkat suhu dan pajanan papas, kontroI jarak tempat keija dengan somber bising dan desain instalasi pencahayaan sesuai standar serta peninjauan ulang mengenai pengaturan keija shift.

Occupational Safety and Health (OW) policy and programs in industry will be expected to increase productivities and need safety assurance for workers. But often production process can not be avoided from occupational health and safety problem& One of dominant case in all workers is fatigue.
The objectives of the study is to find out the factors related to the fatigue case of refrigerator production employees at LG Electronics Indonesia Tangerang Plant Site in the year 2006. This study design is analytic survey with cross-sectional method The sample of this study is 75 respondents of 290 refrigerator production employees.
The result of this study is 86,7 % of respondents suffer from the fatigue medium level. Physical occupational environment factors (noise, temperature and lighting) have related to the fatigue case of refrigerator production employees. Work system variables are work shift also has related to dependent variable of this study. For overtime variable has not related to the fatigue case of refrigerator production employees.
It is advised to control of physical occupational environment factors by engineering design, namely ventilation system recovery, exhaust vent to reduce temperature level and heat exposure, w control the distance of workers area and noise resources and standardize lighting installation also review the work shift regulation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T19093
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusri
"Tugas akhir ini bertujuan untuk mengimplementasikan kriptografi kurva eliptik pada pengiriman SMS melalui telepon selular agar kerahasiaan dan integritas SMS terjaga. Tugas akhir ini menelaah kurva eliptik, metode dasar enkripsi-dekripsi kriptografi kurva eliptik, dan mengimplementasikan sistem kriptografi kurva eliptik pada pengiriman SMS melalui telepon selular dengan menggunakan teknologi J2ME dari Sun Microsystem. Sebuah SMS yang terenkripsi memiliki tingkat kerahasiaan yang tinggi karena selama perjalanan, SMS berada dalam bentuk ciphertext yang tidak dapat dibuka dan dibaca oleh pihak-pihak lain. SMS tersebut juga memiliki integritas data yang cukup tinggi karena perubahan kecil pada sebuah ciphertext dapat terdeteksi dengan mudah. Pengujian dilakukan pada komputer dengan prosesor AMD Duron 800 dan SDRAM 320 MB. Sistem operasi yang digunakan adalah Microsoft Windows XP dan MIDlet dijalankan pada perangkat emulator DefaultColorPhone yang disediakan di J2ME WTK versi 2.0 dari Sun Microsystem. Emulator mengemulasikan prosesor telepon selular dengan kecepatan 4000 bytecodes/millisekon. Parameter-parameter domain yang digunakan adalah secp128r1 dari Certicom. Hasil pengujian menunjukkan rata-rata waktu yang digunakan untuk melakukan enkripsi adalah sekitar 10 detik untuk setiap 15 karakter. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk melakukan dekripsi adalah setengah dari waktu enkripsi yaitu sekitar 5 detik untuk setiap 15 karakter."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusri
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1995
TA3537
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yusri
"Sepeda lipat adalah salah satu alternatif untuk mengatasi masalah dalam membawa sepeda pada saat tidak dikendarai, sehingga sepeda dapat dilipat dengan ukuran seminimal mungkin tanpa mengurangi ukuran normalnya pada saat akan dipakai. Caranya adalah dengan merubah sistim rakitan rangkanya, yaitu dengan memberi atau memasangkan engsel pada rangka tersebut sehingga bisa dilipat pada saat dibawa dan diasembling kembali pada saat akan dipakai. Engsel dan rangka adalah bagian yang harus mendapatkan perhatian khusus dalam proses desain, proses asembling dan manufakturnya. Untuk itu harus diterapkan konsep Design for Manufacture dan Assembly (DFMA) pada proses produksinya, yang harus dilakukan dari awal design secara terintegrasi. DFMA merupakan gabungan dari Design for Assembly (DFA) dan Design for Manufacture (DFM). Hal tersebut bertujuan untuk mereduksi waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi produk (waktu disain, manufaktur dan perakitan), sehingga jam kerja mesin, upah tenaga kerja, biaya energi listrik dan lainnya dapat direduksi sekecil mungkin. Dari penerapan DFA pada engsel yang diambil sebagai contoh maka didapat dari disain awal (sepeda yang sudah ada) jumlah komponen adalah 12 buah dengan waktu assembly 72,45 detik dan efisiensi assembly sebesar 41%. Tapi setelah dilakukan pengembangan disain jumlah komponen berkurang menjadi 7 buah, waktu assembly 33,1 detik dan efisiensi assembly 63 % dan bila DFA diterapkan pada seluruh engsel dan rangka maka waktu assembly total sebesar 795,1 detik Melalui pemilihan bahan dan proses didapat bahan untuk rangka adalah pipa baja karbon rendah (Mild Steel) dan untuk engsel dan sambungan lainnya juga dari baja karbon rendah (Mild Steel). Selanjutnya dari penerapan DFM pada proses pembuatan engsel dan rangka maka didapat waktu permesinan bubut 40,6 menit, milling 106,53 menit, press/punch 40,67 menit, bor 13,83 menit, las 15 menit, bending 6 menit, presstool 40,67 menit dan alat-alat bantu lainnya 90 menit. Bila nilai tersebut kalikan dengan harga yang berlaku dan ditambah biaya-biaya lainnya seperti biaya bahan, operator, listrik dan lain-lain, maka didapat harga pabrik sepeda lipat sebesar Rp 565.000,- (lima ratus enam puluh lima ribu rupiah).

Folding bike is one of alternatif to solve the problems of carried the bicycle when we do not ride it, so that the bicycle can be fold in minimal size without lessening the normal size. We can change the assembling system of the frame and attached a hasp at the frame, so that frame can be fold when we carried and can be assembly when we want to ride it. Hasp and frame must be a special attention in the design process, assembly process and manufacture process. So, the Design for Manufacture and Assmbly (DFMA) system must be applied in the production process from the begining of design and that must be integrated each other. DFMA is a combination of Design for Assembling and Design for manufacture. The mentioned aims are to reduce the time required to produce the product (time for desain, manufaktur and assembling) So that, the machine hours, labour costs, energi costs and the other can be reduced. The aplication of DFA to hasp as a sample, old design consist of tweleve parts (compnents), assembling time is 72,45 second and design efficiency (Assembly index) is 41%. After re-design (Desing development) the hasp consist of 7 (seven) parts (components), assembling time is 33,1 second and design efficiency is 63%. If the DFA aplied to whole hasp and frame, teh assembling time 795,1 second. From selection of materials and prosesess, we got a Mild Steel for the tube (Material for frame), for the hasps and the other joint materials. In the aplication of DFM to hasp and frame manufacturing, the machining time for turning is 40,6 minute, milling is106,53 minute, press/punch is 40,67 minute, drilling is 13,83 minute, welding is 15 minute, bending is 6 minute, presstool is 40,67 minute and other supporting tools is 90 minute. If the cost of that value added by other cost like material cost, energy, operator and the other, the manufacturing cost of folding bike is Rp 565.000,-"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T41193
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana representasi tuturan calon gubernur Sulawesi Selatan menjelang pemilihan gubernur tahun 2013 khususnya dalam aspek kesopanan berbahasa dan bagaimana hubungan antara budaya tutur masyarakat Sulawesi Selatan dengan maksim kesopanan berbahasa yang secara universal diikuti. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan pragmatik. Data dalam penelitian ini ialah data tertulis, yakni tuturan para calon gubernur Sulawesi Selatan yang diambil dari media cetak terbesar di Sulawesi Selatan, yakni Harian Fajar dan Tribun Timur selama 4 bulan, yaitu bulan April, Mei, Juni, dan Juli. Data yang berupa tuturan para politisi dikaji berdasarkan maksim-maksim yang secara universal diikuti untuk menunjukkan kesopanan berbahasa terhadap lawan tuturnya. Dalam melakukan pemaknaan, peneliti juga memperhatikan konteks tutur budaya masyarakat Sulawesi Selatan. Maksim-maksim yang digunakan adalah maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim pemufakatan, dan maksim simpati. Penelitian ini menemukan bahwa tuturan calon gubernur Sulawesi Selatan yang sesuai dengan maksim kesopanan berbahasa cenderung mengikuti maksim penghargaan, tuturan calon gubernur Sulawesi Selatan yang melanggar maksim kesopanan berbahasa cenderung mengikuti maksim kesederhanaan. Berdasarkan berbagai tuturan yang dianalisis, dapat dilihat bahwa tuturan calon gubernur Sulawesi Selatan cenderung sesuai dengan maksim kesopanan berbahasa. Beberapa tuturan yang diinterpretasikan dengan konteks budaya tutur masyarakat Sulawesi Selatan memperlihatkan bahwa terdapat kesesuaian antara budaya tutur masyarakat Sulawesi Selatan dengan maksim kesopanan berbahasa yang peneliti gunakan.

The research looks into the Governor Candidate of South Sulawesi?s representation of speech acts leading up to the governor?s election in 2013, in particular into politeness and the relation between cultural speech acts in South Sulawesi society and universal politeness maxim. The research is qualitative with pragmatic approach. This research uses written data from the utterances of the South Sulawesi?s incumbent Governors printed in the biggest mass media in South Sulawesi?Harian Fajar and Tribun Timur?for 4 months, in April, May, June, and July. The data, in the form of utterances produced by the politicians, are analyzed based on maxims that are universally used to show politeness towards their addresses. In analyzing meanings, researchers also consider the cultural context in which speech acts occured in South Sulawesi society. The maxim involved tact maxim, generosity maxim, approbation maxim, modesty maxim, agreement maxim, and sympathy maxim. The research finds that the utterances by the incumbent Governors of South Sulawesi conform to politeness maxim in accordance with approbation maxim, while the utterances by the governor candidate of South Sulawesi that violate the politeness maxim tend to adhere to modesty maxim. Utterances that are analyzed show that the utterances produced by the governor candidate of South Sulawesi are more likely to conform to politeness maxim. Several utterances that are interpreted within South Sulawesi cultural context of speech acts show that there is appropriateness between cultural speech act in South Sulawesi society and maxim of politeness used in this research."
Universitas Negeri Makassar. Lembaga Penelitian, 2012
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yusri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana representasi tuturan calon gubernur Sulawesi Selatan menjelang
pemilihan gubernur tahun 2013 khususnya dalam aspek kesopanan berbahasa dan bagaimana hubungan antara budaya
tutur masyarakat Sulawesi Selatan dengan maksim kesopanan berbahasa yang secara universal diikuti. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan pragmatik. Data dalam penelitian ini ialah data tertulis,
yakni tuturan para calon gubernur Sulawesi Selatan yang diambil dari media cetak terbesar di Sulawesi Selatan, yakni
Harian Fajar dan Tribun Timur selama 4 bulan, yaitu bulan April, Mei, Juni, dan Juli. Data yang berupa tuturan para
politisi dikaji berdasarkan maksim-maksim yang secara universal diikuti untuk menunjukkan kesopanan berbahasa
terhadap lawan tuturnya. Dalam melakukan pemaknaan, peneliti juga memperhatikan konteks tutur budaya masyarakat
Sulawesi Selatan. Maksim-maksim yang digunakan adalah maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim
penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim pemufakatan, dan maksim simpati. Penelitian ini menemukan bahwa
tuturan calon gubernur Sulawesi Selatan yang sesuai dengan maksim kesopanan berbahasa cenderung mengikuti
maksim penghargaan, tuturan calon gubernur Sulawesi Selatan yang melanggar maksim kesopanan berbahasa
cenderung mengikuti maksim kesederhanaan. Berdasarkan berbagai tuturan yang dianalisis, dapat dilihat bahwa tuturan
calon gubernur Sulawesi Selatan cenderung sesuai dengan maksim kesopanan berbahasa. Beberapa tuturan yang
diinterpretasikan dengan konteks budaya tutur masyarakat Sulawesi Selatan memperlihatkan bahwa terdapat kesesuaian
antara budaya tutur masyarakat Sulawesi Selatan dengan maksim kesopanan berbahasa yang peneliti gunakan.
The research looks into the Governor Candidate of South Sulawesi’s representation of speech acts leading up to the
governor’s election in 2013, in particular into politeness and the relation between cultural speech acts in South Sulawesi
society and universal politeness maxim. The research is qualitative with pragmatic approach. This research uses written
data from the utterances of the South Sulawesi’s incumbent Governors printed in the biggest mass media in South
Sulawesi—Harian Fajar and Tribun Timur—for 4 months, in April, May, June, and July. The data, in the form of
utterances produced by the politicians, are analyzed based on maxims that are universally used to show politeness
towards their addresses. In analyzing meanings, researchers also consider the cultural context in which speech acts
occured in South Sulawesi society. The maxim involved tact maxim, generosity maxim, approbation maxim, modesty
maxim, agreement maxim, and sympathy maxim. The research finds that the utterances by the incumbent Governors of
South Sulawesi conform to politeness maxim in accordance with approbation maxim, while the utterances by the
governor candidate of South Sulawesi that violate the politeness maxim tend to adhere to modesty maxim. Utterances
that are analyzed show that the utterances produced by the governor candidate of South Sulawesi are more likely to
conform to politeness maxim. Several utterances that are interpreted within South Sulawesi cultural context of speech
acts show that there is appropriateness between cultural speech act in South Sulawesi society and maxim of politeness
used in this research."
Universitas Negeri Makassar. Lembaga Penelitian, 2012
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Popo Yusri
"Tujuan dari tesis ini adalah melakukan perbandingan antara dua brand rokok yaitu Gudang Garam dan Djarum Super. Dalam tesis ini dilakukan dua perbandingan, yang pertama adalah membandingkan berdasarkan atas identitas merek yang dimiliki oleh masing- masing produk dengan apa yang dipersepsikan oleh responden terhadap citra merek dari kedua produk tersebut, kemudian dilihat kesesuaian diantara identitas merek dan citra merek tersebut. Perbandingan kedua dilakukan dengan membandingkan langsung kedua merek rokok terhadap pernyataan-pernyataan yang telah ditentukan sebelumnya. Data pada tesis ini didapat dengan melakukan survei terhadap 200 orang responden yang terdiri dari 100 orang mahasiswa MM-FEUI dan 100 orang mahasiswa S1-FEUI Depok.
Hasil dari perbandingan pertama dari tesis ini, menunjukkan bahwa terdapat kesesuaian antara identitas merek terhadap citra merek dari kedua produk tersebut. Namun merek Djarum Super memiliki kesesuaian yang lebih tinggi dibandingkan Gudang Garam International. Sementara untuk hasil perbandingan yang kedua ditemukan bahwa dari semua perbandingan yang dilakukan berdasarkan pernyataan ? pernyataan yang telah ditentukan sebelumnya, menunjukkan bahwa Djarum Super lebih unggul dibandingkan Gudang Garam International sebagai sesama produk rokok filter. Hal ini disebabkan karena strategi komunikasi yang dilakukan Djarum Super lebih kreatif dan inovatif dibandingkan Gudang Garam Internasional.

The objective of this thesis is to compare two cigarette branding; Gudang Garam Internasional and Djarum Super. There are two comparison conducted in this thesis. The first comparison is to compare the brand identity and the brand image of the respondent to the products, so the alignment between brand identity and brand image can be evaluate. The second comparison conducted by direct comparison of the two brands by using questioner. The datas for this thesis is gathered by spreading questioners to 200 respondent which consist of 100 students of MM-FEUI and 100 students of S1 FEUI Depok.
The result of the first comparison, showed that there is alignment between brand identity and brand image of these two products. But Djarum Super has higher degree of alignment between brand identity and brand image than Gudang Garam Internasional. And the result of the second comparison based on the datas from the questioners shows that Djarum Super is better than Gudang Garam Internasional as a filter cigarettes. This happen because the communication strategies of Djarum Super are more creative and innovative than Gudang Garam International."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25790
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Safran Yusri
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S31140
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvya Yusri
"Sintesis zeolit ZSM-5 mesopori dengan secondary template dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu single template dan double template. Pada metode single template digunakan surfaktan kationik CTMABr, sedangkan pada metode double template digunakan TPAOH dan PDDA. Karakterisasi dengan SEM, XRD dan FTIR menunjukkan bahwa zeolit hasil sintesis dengan kedua metode ini merupakan zeolit ZSM-5. Isoterm adsorpsi dari kedua zeolit ini menunjukkan hysteris loop pada P/Po 0.8-0.9 yang merupakan karakteristik zeolit mesopori.
Analisis dengan menggunakan metode BJH adsorpsi menunjukkan terbentuknya pori berukuran mikro dan meso pada masing-masing zeolit mesopori hasil sintesis, dengan pori meso berukuran 10 dan 12.8 nm pada zeolit ZSM-5 hasil sintesis dengan single template dan 18.18 nm pada zeolit hasil sintesis dengan double template.
Berdasarkan hasil karakterisasi, zeolit ZSM-5 mesopori dengan double template memiliki karakteristik yang lebih baik sebagai katalis daripada zeolit ZSM-5 mesopori dengan single template. Uji katalisis zeolit Co- ZSM-5 komersial pada reaksi oksidasi metana menggunakan atmospheric fixed bed reactor tidak menghasilkan produk metanol ataupun formaldehid.

Synthesis of mesoporous ZSM-5 zeolite with secondary template has been done with using two methods, single and double template . Cationic surfactants CTMABr was used in the single template method, whereas the double templates method was used TPAOH and PDDA. Characterization by SEM, XRD and FTIR showed that the synthesized zeolite with single and double template methods are ZSM-5. Isotherms adsorption both of zeolite shows hysteris loop at P / Po 0.8-0.9 that is characteristic of mesoporous zeolites.
Barrett-Joyner-Halenda analysis showed the formation of micro-and meso-sized pore in each of the mesoporous zeolite. The mesopore size in ZSM-5 with single template are 10 and 12.8 nm and 18,18 nm in the synthesized zeolite with double-template.
Based on characterization results, mesoporous ZSM-5 zeolite with double template has better characteristics than single template as catalyst. Catalysis test of commercial Co-ZSM-5 zeolite in methane oxidation reaction using atmospheric fixed bed reactors did not produce methanol or formaldehyde.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1693
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>