Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wiwiek Utami Dewi
"Teknologi produksi motor roket case bonded yang saat ini coba dikembangkan oleh LAPAN, mengharuskan digunakannya material liner baru. Penggunaan fiber sheet sebagai penguat matriks liner epoksi polisulfida sudah tidak dimungkinkan lagi dan harus digantikan oleh penggunaan filler partikulat. SiO2, carbon black dan TiO2 telah dipilih untuk menggantikan peran fiber sheet.
Lima belas macam komposisi liner telah dibuat dan telah melalui proses karakterisasi yang meliputi pengujian viskositas, pengujian densitas, pengujian sifat mekanik yang meliputi : kekerasan, kuat luluh, kuat tarik, elongasi dan kuat rekat serta pengujian sifat termal yang meliputi : konduktivitas termal dan ketahanan termal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan filler SiO2, carbon black dan TiO2 sangat mempengaruhi karakteristik material liner. Sifat mekanik dan termal liner menjadi jauh lebih baik setelah dilakukan penambahan filler. Walaupun demikian, penambahan filler dianggap merugikan jika ditinjau dari sisi viskositas, densitas, dan konduktivitas termal. Dua jenis prototipe liner case bonded (prototipe selongsong liner dan motor roket case bonded) telah dibuat dengan komposisi SiO2 6 phr; carbon black 6 phr dan TiO2 3 phr. Pembuatan prototipe ini menjadi bukti bahwa material liner yang dihasilkan dapat dengan baik diaplikasikan pada sistem produksi motor roket case bonded.

Case bonded rocket motor production technology that nowadays is been tried to be developed by LAPAN, force LAPAN to use new liner material. The use of fiber sheet as the reinforcement of epoxy polysulfide liner matrix is no longer suitable and it has to be replaced by particulate filler. SiO2, carbon black and TiO2 has been chosen to substitute the role of fiber sheet.
Fifteen liner samples with different content of fillers have been made and underwent some characterization tests : viscosity test, density test, mechanical properties test : hardness, yield strength, tensile strength, elongation and adhesive strength, as well as thermal properties test : thermal conductivity and thermal resistance.
The results show that filler addition gives great effect on liner characteristics. It improves mechanical and thermal properties of the liner. Nevertheless, filler addition gives disadvantages on viscosity, density, and thermal conductivity. Using liner composition of 6 phr of SiO2; 5 phr of carbon black and 3 phr of TiO2, two types of case bonded liner have been made : a prototype of liner cylinder and a prototype of case bonded rocket motor. The making of the prototypes became solid evidence that the resulted liner material can be well applied on the case bonded rocket motor production system."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T35349
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwiek Utami Dewi
"Kitosan merupakan salah satu senyawa turunan kitin yang diperoleh melalui proses deasetilasi. Proses sintesis kitosan dari limbah cangkang kepiting terdiri dari dua tahap yaitu ekstraksi kitin dan transformasi kitin menjadi kitosan. Proses ekstraksi kitin terdiri dari dua proses, yaitu: demineralisasi dengan HCl, dan deproteinasi dengan NaOH. Selanjutnya, kitin ditransformasi menjadi kitosan melalui proses deasetilasi dengan NaOH. Kitosan dapat dimanfatkan untuk berbagai keperluan. Salah satunya yang sedang marak diteliti saat ini adalah pemanfaatan kitosan sebagai penyerap (adsorben) logam berat pada air limbah. Kitosan dapat berfungsi sebagai adsorben terhadap logam dalam air limbah karena kitosan mempunyai gugus amino bebas (-NH2) dan hidroksil yang berfungsi sebagai situs chelation (situs ikatan koordinasi) dengan ion logam guna membentuk chelate. Pada penelitian ini dilakukan optimasi pada dua variabel proses sintesis kitosan yaitu konsentrasi larutan (HCl dan NaOH) dan waktu reaksi. Sedangkan pada proses adsorpsi dilakukan pengujian kemampuan kitosan dalam menyerap logam Cu(II) dengan memvariasikan pH larutan limbah dan waktu kontak penyerapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum proses demineralisasi diperoleh pada konsentrasi HC1 1M selama 1 jam, deproteinasi diperoleh pada konsentrasi NaOH 1M selama 2 jam dan deasetilasi diperoleh pada konsentrasi NaOH 50%(b/v) selama 45 menit. Kitosan yang dihasilkan dengan proses diatas mempunyai kadar abu sebesar 0,660%, kadar protein sebesar 6,769% dan derajat deasetilasi sebesar 52,946%. Kitosan tersebut kemudian digunakan untuk mengadsorp logam Cu (II) pada air limbah. Adsorpsi Cu (II) oleh kitosan mencapai hasil terbaik pada pH larutan 5. Namun dalam penelitian ini belum diperoleh kapasitas adsorpsi maksimum kitosan dan waktu kesetimbangan adsorpsi Cu (II) oleh kitosan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library