Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 49 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Nuria Widyasari
"Edward T. Hall percaya bahwa perilaku merupakan 'bahasa' yang harus dimengerti terlebih dahulu sebelum seseorang memahami kata yang terucap. Kesalahan interpretasi atas perilaku dapat menyebabkan kegagalan komunikasi. Lebih jauh, Edward T. Hall menyadari bahwa pemahaman mengenai pengorganisasian seseorang terhadap ruang dan waktu adalah elemen utama keberhasilan komunikasi karena di dalamnya ada norma dan nilai-nilai kebudayaan yang menjadi basis penentuan perilakunya.
Namun di masa kini, perkembangan teknologi telah menampilkan ruang digital yang kemudian mengubah pemahaman konsep ruang dan waktu. Paul Virilio mengatakan bahwa di sini-di ruang digital-speed-space menggantikan time-space dan kecepatan tidak lagi dianggap sebagai suatu cara mencapai sebuah tempat melainkan telah menjadi tempat (milieu) itu sendiri.
'Kata' pun berubah menjadi tiang utama interaksi di ruang digital ini. Di dalam 'kata', norma dan nilai-nilai itu dilihat, dirasakan, ditanggapi, dan diinterpretasikan. Di dalam 'kata', pengorganisasian ruang dan waktu seseorang itu dilihat, dirasakan, ditanggapi, dan diinterpretasikan. Di dalam 'kata', perilaku itu dilihat, dirasakan, ditanggapi, dan diinterpretasikan.
'Kata' dibantu oleh program-program teknis elektromagnetis yang membangun alam digital masyarakat cyberspace, alam speed-space. Di sini, para pemilik ruang digial menjadi penguasa yang membentuk norma dan nilai-nilai yang harus dipatuhi dan ditaati oleh para anggota masyarakat cyberspace.
Secara singkat, bisa dikatakan bahwa di dalam masyarakat cyberspace yang mengandalkan teknologi sebagai basis interaksinya, mereka yang sanggup menjadi pemilik speed-space akan menguasai pembentukan aturan dan norma-norma di mana 'kata' menjadi tiang utama interaksi dan interpretasi perilaku dari masing-masing anggota masyarakatnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T9723
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dinna Ayu Widyasari
"Beef cattle is a source of protein that needed in fulfilling community nutrition. However, beef cattle can be contaminated by pathogenic bacteria such as Salmonella sp. due to the handling process in slaughterhouses. This study aims to know the Salmonella contamination on beef tenderloin and cube roll in X Slaughterhouse.
Method. This study was conducted on March-July 2018, using cross-sectional design study in which primary data were taken by taking 9 tenderloin samples, 9 cube roll samples, 30 hand swabs, and 30 knife swabs.
Results. Research shows that there is no significant relationship between bacteriological quality of the hand and tenderloin and cube roll because it has the p-value 1,0, and p-value =1,0, but has the value OR=1,33 and 1,733. Also, there is no significant relationship between the bacteriological quality of the knife and tenderloin and cube roll, with p-value=0,709 and p-value 0,464 but has the value OR=1,5 and OR=2,222.
Conclusion. To handle this matter, monitoring workers personal hygiene and their knifes hygiene are needed. As for the next research, suggested that it ll be better to increase the sample size to get more reliable results.

Latar Belakang. Daging sapi merupakan sumber protein yang dibutuhkan dalam pemenuhan gizi masyarakat. Namun, daging dapat terkontaminasi bakteri patogen seperti Salmonella sp. akibat proses handling di Rumah Potong Hewan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontaminasi Salmonella pada tenderloin dan lamusir sapi di RPH X.
Metode. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juli tahun 2018 dengan desain studi cross-sectiona menggunakan data primer yang diambil dengan pengambilan 9 sampel tenderloin, 9 sampel lamusir, 30 swab tangan dan 30 swab pisau pekerja Data dianalisis secara univariate dengan distribusi frekuensi dan bivariate dengan fishers exact.
Hasil. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas bakteriologis tangan dengan tenderloin dan lamusir dengan p-value=1,0 dan p-value=1,0, namun memiliki OR=1.33 dan OR=1,733. Selain itu, tidak terdapat hubungan yang signifkan antara kualitas bakteriologis pisau dengan tenderloin dan lamusir dengan p-value 0,709 dan p-value 0,464, namun memiliki OR=1,5 dan OR=2,222.
Kesimpulan. Langkah yang perlu dilakukan diantaranya adalah melakukan monitoring personal hygiene pekerja serta higienitas pisau yang digunakan pekerja untuk memproses pemotongan sapi walaupun kedua variabel tersebut bukan merupakan faktor yang signifikan dalam kontaminasi Salmonella pada tenderloin dan lamusir di RPH X. Sedangkan penelitian selanjutnya disarankan untuk memperbesar ukuran sampel, agar didapatkan hasil yang lebih."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuria Widyasari
"Komik Asterix hasil karya Rene Goscinny dan Albert Uderzo merupakan komik yang sangat terkenal bukan saja di negeri asalnya, Perancis, melainkan juga di seluruh dunia. Kejenakaannya begitu mudah dicerna, bahkan oleh masyarakat di negeri-negeri yang tidak memiliki atau mengetahui budaya Perancis sekalipun. Mengapa? Itulah yang dibahas di skripsi ini. Setelah diperhatikan dengan teliti, ternyata komik Asterix mengandung budaya-budaya modern yang mendunia, Padahal latar cerita komik itu berada pada jaman Galia Romawi, yaitu tahun 50 sebelum Masehi. Di sini jelas terjadi suatu anakronisme atau kerancuan waktu. Komik terdiri dari gambar-gambar dan teks yang merupakan satu kesatuan. Dalam komik Asterix ini, gambar-gambar dan teks yang tersaji hampir selalu berupa ikon dari realita masa kini, yang disesuaikan dengan latar cerita, yaitu tahun 50 sebelum Masehi. Sangat terasa bahwa budaya modern itu ada dalarn konsep-konsep ide yang dikemukakan sementara budaya Galia Romawi muncul pada visualisasinya. Dalam sebuah karya sejarah, anakronisme memang merupakan suatu kesalahan besar. Namun komik Asterix justru sengaja menggunakannya untuk menciptakan humor-humor segar. Bahkan dengan _kesalahan_ itu, tanpa disadari, para pembacanya telah mempelajari budaya dan sejarah Romawi serta budaya modern yang dimiliki negara lain. Memang inilah kekuatan komik tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14442
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlita Widyasari
"Penelitian ini berfokus pada peran Jieitai (Pasukan Bela Diri), khususnya Kaij_ Jieitai (Pasukan Bela Diri Laut) dan K_j_ Jieitai (Pasukan Bela Diri Udara) dalam keamanan energi Jepang. Pentingnya pengamanan energi mulai disadari oleh Pemerintah Jepang setelah Jepang mengalami krisis pertama energi minyak tahun 1973 dan krisis kedua energi minyak tahun 1979. Pengamanan energi khususnya penjagaan pasokan minyak harus dilakukan Jepang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) sebagai negara industri. Penelitian ini menggunakan pendekatan sejarah dengan metode deskriptif analisis. Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan bahan-bahan kepustakaan berupa buku-buku referensi, artikel, karya ilmiah, dan sumber-sumber internet. Dari analisis kepustakaan diperoleh bahwa : 1) konsep keamanan energi Jepang adalah proses mengamankan kebutuhan energi yang diperlukan untuk keseharian masyarakat Jepang dan kepentingan ekonomi. Konsep keamanan energi menurut Jepang harus meliputi 3 faktor yang disebut 3 E_s, yaitu Economic Growth (Pertumbuhan Ekonomi), Environmental Protection (Perlindungan Lingkungan), dan Energy Security (Keamanan Energi). Hal terpenting yang harus dilakukan Jepang adalah menyeimbangkan Environmental Protection dan Energy Security untuk memajukan pertumbuhan ekonomi Jepang; 2) Peran Jieitai dalam keamanan energi Jepang terus ditingkatkan. Pemerintah Jepang meningkatkan kemampuan Jieitai, khususnya Kaij_ Jieitai (Pasukan Bela Diri Laut) dan K_j_ Jieitai (Pasukan bela Diri Udara) untuk menjaga pasokan minyak Jepang mengingat kemungkinan potensi konflik militer dengan Cina terkait keamanan energi. Selain itu, Jieitai juga berperan penting dalam menjaga dan mengawasi pasokan minyak yang melewati SLOC (Sea Lanes of Communication) maupun beberapa choke points penting di kawasan Asia Pasifik, seperti Kepulauan Spratly, Selat Singapura, dan Selat Malaka.

Abstract
This research focused at Jieitai_s roles (Self-Defense Force) in Japan_s energy security, especially Kaij_ Jieitai (Maritime Self-Defense Force) and K_j_ Jieitai (Air Self-Defense Force). The importance of energy security was realized by Japan Government after had oil crisis in 1973 and 1979. Energy security, especially the security for Japan_s oil custody must be done in order to improve Japan_s economic growth as an industrial state. This research use historical approach with analytical descriptive method. The data collected bibliography in the form of reference books, articles, erudite masterpieces, and sources of internet. From the analysis it could be concluded that 1) Japan_s concept for energy security is a process to secure the energy that use by Japan_s public for their lives and economic interest. Japan_s energy security has to cover 3 factors that called 3 E's. They are Economic Growth, Environmental Protection, and Energy Security. The important thing that Japan has to do is the balance Environmental Protection with Energy Security to improve Japan_s Economic Growth; 2) The Role of Jieitai in Japan_s energy security has to be improved. Government of Japan improve the ability of Jieitai, especially Kaij_ Jieitai and K_j_ Jieitai to take care Japan_s oil because there are possibilities for potency of military conflict with China related to Japan_s energy security. Moreover, Jieitai is also important to take care the oil_s flow via SLOC (Sea Lanes of Communication) and choke points in Asia Pacific, like Spratly Islands, Malacca, and Singapore Straits."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13762
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wikan Sarwa Widyasari
Depok: Universitas Indonesia, 2000
S32234
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Deviana Widyasari
"Laporan magang ini bertujuan untuk mengevaluasi siklus pengeluaran dalam pembelian barang persediaan pada PT ABC. PT ABC merupakan perusahaan yang bergerak di bidang distribusi selai di Indonesia. Siklus pengeluaran PT ABC terdiri dari tahap pemesanan, penerimaan barang, verifikasi invoice, dan pengeluaran kas. Fokus pembahasan laporan ini adalah tahapan, kendala, dan pengendalian untuk memitigasi kendala pada siklus pengeluaran dalam pembelian barang di PT ABC. Proses evaluasi didasarkan pada pekerjaan yang diberikan selama proses magang dilaksanakan. Evaluasi dilakukan mengacu kepada teori siklus pengeluaran Romney dan Steinbart (2016). Secara keseluruhan, praktek siklus pengeluaran di PT ABC sudah sesuai dengan teori siklus pengeluaran Romney dan Steinbart (2016). PT ABC juga telah mengetahui kendala yang mungkin terjadi dari setiap tahapan siklus pengeluaran, dan mengimplementasi pengendalian internal ke dalam sistem mereka saat ini. Namun, masih terdapat beberapa kendala yang menyebabkan siklus pengeluaran di PT ABC belum berjalan secara efektif. Pengalaman magang membantu penulis sadar akan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki dan yang masih perlu untuk dikembangkan. Terdapat beberapa rencana sebagai bentuk tindak lanjut dari refleksi diri penulis, yaitu meningkatkan kemampuan teknis melalui kursus daring Microsoft Excel dan praktek langsung dalam dunia kerja di perusahaan konsultan, memperluas pengetahuan mengenai akuntansi dengan mengambil pendidikan magister di luar negeri, dan mengambil sertifikasi setelah memenuhi syarat.

The internship report aims to evaluate the expenditure cycle in inventory purchasing at PT ABC. PT ABC is a company which acts as a general distributor of a sandwich spread brand in Indonesia. The expenditure cycle at PT ABC starts from the process of purchasing inventory, receiving ordered items, receiving and reviewing vendor invoices, and disbursing cash. This internship report focuses on the explanation of each activity, threats in each activity, and controls to mitigate the threats in the expenditure cycle in inventory purchasing at PT ABC. The evaluation process is based on the assigned work during the internship period. The evaluation is carried out referring to the theory of expenditure cycle in Romney and Steinbart (2016). Overall, the practice of expenditure cycle at PT ABC has been in accordance with the theory of expenditure cycle in Romney and Steinbart (2016). PT ABC has also identified the threats that may occur from each activity in the expenditure cycle and implemented adequate control to mitigate the threats. However, there are still several obstacles which cause the expenditure cycle at PT ABC to not run effectively. The internship experience has facilitated the author to have a self-reflection regarding hard and soft skills which has been going well, as well as those which still need to be improved. There are several plans as follow-up actions of the author’s self-reflection, such as improving technical skills through online course for Microsoft Excel and real-life practice by working at consulting firm, broadening accounting knowledge by pursuing a master’s degree abroad, and taking certifications once eligible."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Laksmi Widyasari S.
"Dengan semakin berkembangnya praktek pelayanan medis dan berkembangnya ilmu teknologi serta industri peralatan medis maka semakin meningkat pula risiko penggunaannya , dimama disamping hubungan hukum diantara pasien dengan dokter semakin berkembang dan luas warga masyarakatpun kewajibannya semakin sadar pula akan hak-hak dan kewajibannya sehingga memungkinkan terjadinya banyak tuntutan atau gugatan oleh pasien terhadap dokter apabila dokter melakukan kesalahan di dalamm menjalankan profesinya atau disebut Malpractice. Lahirnya tanggung jawab dokter terhadap pasien atas/dalam hal terjadinya. Malpractice adalah apa bila seorang pasien mengajukan gugatan terhadap dokter yang bersangkutan untuk membayar ganti rugi atas kerugian yang diderita pasiennya, misalnya: akibat kelalaian dokter, si pasien menjadi lumpuh atau meninggal dunia. Untuk menemukan bahwa seorang dokter dapat dituntut oleh pasien apabila ia melakukan kesalahan dalam menjalankan profesinya, penulis menggunakan penelitian kepustakaan dan lapangan. Tanggung Jawab Dokter atas Malpractice medis ini menurut bidang hukum perdata, dapat digugat untuk mengganti kerugian baik secara langsung atau tidak langsung. Pada prakteknya masih banyak kasus Malpractice yang tidak sampai kepengadilan , sehingga tidak memuaskan pada pasien yang dirugikan pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu disarankan agar ada kerjasama yang baik antara pihak aparat hukum dengan aparat ke dokteran agar kasus Malpractic dapat ditangani demi menjamin kepastian hukum."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1991
S20549
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>