Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Niken Tri Utami
"Dalam menghadapi era global, rumah sakit di Indonesia menghadapi tantangan untuk bersaing dengan rumah sakit lain, antara lain persaingan dalam menjaga dan meningkatkan mutu pelayanannya.
Untuk mengevaluasi kualitas pelayanan, diperlukan adanya indikator yang dapat dikelompokkan kedalam indikator klinis dan indikator organisasi. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Untuk pengumpulan data, khususnya yang berhubungan dengan indikator klinis dan indikator organisasi, menggunakan instrumen penelitian, wawancara dengan pihak yang terkait di RSUD, dan melakukan studi dokumentasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis indikator klinis dan indikator organisasi yang dapat dipakai untuk mengevaluasi kualitas pelayanan RSUD. Dari wawancara dengan pihak yang terkait yaitu Direktur, Kepala Tata Usaha, Kepala Subbag Kesekretariatan, Kepala Subbag Keuangan, Komite medik, Kepala Rung Rawat Inap Kebidanan dan Anak/Perinatologi, didapatkan unsur-unsur yang dapat dikelompokkan kedalam indikator klinis dan indikator organisasi.
Dari hasil penelitian diperoleh indikator klinis yang dapat dipergunakan pada kelompok pelayanan ibu melahirkan dan bayi neonatal (AKIP, AKIE, AK3 baru lahir dengan BB<=2000 gram), dan indikator organisasi yang dapat dipergunakan untuk mengukur produktivitas RSUD (BOR, kunjungan optimal pasien), efisiensi dengan mengadakan pengukuran terhadap ALOS, mutu layanan dengan pengamatan terhadap pengelolaan keluhan/kepuasan pasien RSUD dan NDR.
Kesimpulannya, dengan adanya indikator klinis dan indikator organisasi, dapat dipakai untuk mengevaluasi kualitas pelayanan RSUD sebagai upaya koreksi dan peningkatan kualitas pelayanan RSUD di Propinsi Sumatera Barat.
Daftar Pustaka : 31 buku (1986-2001)

Evaluating of the General District Hospital's Service Quality in West Sumatera Province
In facing the globalization era, hospitals in Indonesia are facing challenges in competing with other hospitals, such as competition in maintaining and improving the service quality.
To evaluate the service quality, clinical and organization indicators are needed. This research is using qualitative and exploration approaches. To collect the data, specifically which refers to clinical and organization indicators, the writer uses research instrument, interview the resource persons of the General District Hospital, and applies documentation studies.
The purpose of this research is to analyze clinical and organization indicators that can be used to evaluate the service quality of General District Hospital. The writer is able to get some elements that can be put in clinical and organization indicator from the interviews with the management of the hospital; they are the Director, Head of Administration, Head Department of Secretarial, Head Department of Finance, Medical committee, and chief of Perinatology word.
From the result of the research, the writer is able to get clinical indicator that can be used in the group of giving birth mother and neonatal baby services (AKIP, ANTE, AKB newborn BB <= 2000 gram), and organization indicator that can be used to measure the productivity of General District Hospital (BOR, patients optimum Visits), efficiency by measuring ALOS, service quality by observing the management of the hospital patients complaints/satisfaction and NDR.
The conclusion is, if there are clinical and organization indicators, they can be used to evaluate the service quality of general District Hospital as a correction and an improvement of the General District Hospital in West Sumatera Province.
Reference: 31 (1986 - 2001)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T9532
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Tri Utami
"Pada penelitian ini telah dilakukan optimasi homopolimer butil akrilat dengan proses polimerisasi emulsi yang bertujuan untuk mempelajari pengaruh variasi konsentrasi surfaktan sodium lauryl sulfate (SLS) dan inisiator ammonium peroxodisulfate (APS) serta variasi teknik polimerisasi yang terdiri dari teknik semikontinu, teknik batch, dan teknik seeding 10% dengan waktu feeding 5 jam. Homopolimer yang dihasilkan kemudian ditentukan solid content, indeks viskositas, ukuran dan distribusi ukuran partikel, temperature glass, dan spektrum IR. Homopolimer ini selanjutnya dapat digunakan sebagai shell dalam polimer core-shell yang menimbulkan efek warna. Peningkatan konsentrasi surfaktan dan konsentrasi inisiator menghasilkan solid content yang semakin meningkat dan ukuran partikel yang cenderung menurun. Kondisi optimum yang diperoleh pada penggunaan konsentrasi surfaktan 0,5 CMC, konsentrasi inisiator 1%, melalui teknik semikontinu dengan persen konversi sebesar 97,21%, ukuran partikel 104,4 nm dan bersifat monodispers."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30414
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Tri Utami
"Tujuan penelitian ini untuk meneliti hubungan antara job insecurity dengan kepuasan kerja pada karyawan outsourcing. Responden dalam penelitian ini berjumlah 171 orang karyawan outsourcing. Job insecurity adalah ketidakamanan yang dirasakan seseorang mengenai kelanjutan pekerjaan dan aspek-aspek penting yang berkaitan dengan pekerjaan karena adanya ancaman situasi dari pekerjaan yang sedang dijalaninya saat ini. Sedangkan kepuasan adalah perasaan senang atau tidaknya seseorang terhadap pekerjaannya, baik secara keseluruhan maupun terhadap tiap-tiap aspek dalam pekerjaan sebagai hasil penilaian dan perbandingan yang dilakukan individu terhadap pekerjaan yang akan mengarahkannya pada tingkah laku tertentu. Karyawan outsourcing, yaitu karyawan yang digunakan untuk bekerja disuatu perusahaan yang diperoleh dari perusahaan penyedia tenaga kerja. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ternyata job insecurity memiliki hubungan yang negatif dan signifikan dengan kepuasan kerja.

The aim of this research was to investigate the relationship between job insecurity and job satisfaction on outsourcing employees. The respondent in this research was 171 outsourcing employees. The definition of job insecurity is a sense of powerlessness to maintain desired continuity in a threatened job situation. Job satisfaction is how people feel abut their jobs and different aspects of their jobs. It is extent to which people like (satisfaction) or dislike (dissatisfaction) their jobs. The respondent in this research are the outsourcing employees, that is the employee who was used to work at the company that was received from the provider's company of manpower. Results of this research showed that evidently job insecurity had relations that were negative and significant towards job satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
658.314 22 UTA h
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Utami
"Perpustakaan sekolah, yang dalam sistem pendidikan dewasa ini semakin penting kedudukannya telah diselenggarakan dengan baik. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa sampai saat ini kendala umum yang dihadapi, seperti keterbatasan dana, kurangnya jumlah koleksi, ataupun rendahnya minat siswa terhadap perpustakaan, dan sebagainya masih dihadapi oleh sebagian besar perpustakaan sekolah , khususnya yang bernaung dibawah sekolah negeri.
Perpustakaan SMA Negeri 34 yang memiliki kendala yang sama dengan sebagian perpustakaan sekolah di Indonesia telah dimanfaatkan oleh sebagian siswa baik sebagai tempat belajar untuk menambah pengetahuan ataupun sarana untuk mendapatkan bahan bacaan hiburan. Koleksi perpustakaan telah dimanfaatkan. Tetapi pemanfaatan koleksi ini tidak rutin, sehingga dapat dikatakan bahwa perpustakaan belum sepenuhnya menjadi pusat belajar dan sumber informasi bagi siswa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S15738
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Tri Utami
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tindak tutur penolakan argumen dalam sebuah acara debat berjudul Ota Sori yang ditinajau dari strategi kesantunan. Penelitian ini dalah penelitian kuantitatif deskriptif. Hasil penelitian menyatakan bahwa penolakan argumen dalam acara Ota Sori dapat dilakukan dengan empat strategi kesantunan, yaitu secara eksplisit, menggunakan kesantunan positif, kesantunan negatif, dan secara implisit. Faktor-faktor yang mempengaruhi variasi tindak tutur yaitu usia, status sosial, jarak sosial, gender, dan kewarganegaraan.

Abstract
This study discusses speech acts used to object an argument in a debate programme entitled ?ta S?ri, through the use of politeness strategy. This is a qualitative and descriptive research. This study argues that objecting arguments in ?ta S?ri can be done through four politeness strategies: explicitly; through positive politeness; through negative politeness; and implicitly. Factors which affect speech act variations are age, social status, social gap, gender, and nationality."
2010
S13455
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Tri Utami
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S23880
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lita Tri Utami
"Fenomena umum yang sering kita jumpai di Indonesia adalah rumah tinggal yang dihuni oleh keluarga multigenerasi di mana penghuninya terdiri dari lansia, anak, menantu, dan cucu. Bagi lansia, aspek fisik dan nonfisik yang terkandung di dalam rumah tinggal tersebut bisa berdampak positif pada kualitas hidupnya. Tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa perbedaan kebutuhan dan kepentingan dari setiap generasi memicu terjadinya konflik. Konflik pun bisa berpengaruh pada kenyamanan lansia untuk tinggal dan bergerak di dalamnya. Bila kenyamanan berkurang, maka rasa kepemilikan lansia terhadap rumah tinggalnya cenderung berkurang. Oleh karena itu, kebutuhan lansia akan teritori menjadi hal yang cukup penting untuk diwadahi dalam rumah tinggal keluarga multigenerasi.
Skripsi ini akan membahas peranan rumah tinggal keluarga multigenerasi dalam mewadahi kebutuhan teritori lansia, khususnya peranan rumah tinggal yang memungkinkan terbentuknya teritori lansia. Studi kasus dilakukan pada rumah tinggal yang dimiliki anak dan yang dimiliki lansia. Pembentukan teritori lansia dapat terlihat pada penyusunan dan penataan ruang, pemakaian ruang, serta kontrol ruang yang dilakukan oleh lansia. Selain itu, akan dibahas pula mengenai faktor pembentuk teritori lansia seperti kemunduran fungsi tubuh dan pandangan penghuni mengenai rumah tinggal multigenerasi. Temuan skripsi ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan untuk mendesain rumah tinggal lansia dimana aspek psikologis turut diperhatikan di samping aspek fungsional dan estetika.

In Indonesia, we can find the dwelling inhabited by multigeneration family that consist of the elderly, their children, and their grandchildren. Physical and nonphysical aspects of the dwelling can give positive influence for elderly's life quality. But, it can not be ignored that the needs of each generation can cause conflicts that influence the elderly's comfort in staying and moving in their own dwelling. Lack of comfort tends to decrease elderly's feeling of possession to their dwelling. So, the need of territory is important in multigeneration dwelling.
The focus of this study is to discuss the role of multigeneration dwelling in fulfilling elderly's territorial need, specifically for the role of dwelling space in shaping this territory. The shaping of elderly's territories can be seen in the usage of the room and on the arrangement of furniture and rooms in the dwelling, exclusiveness of use, and control space. In addition, this study also explains the factors that shape territories such as the decrease on elderly's body function and conception of dwellers about multigeneration dwelling. Finally, this study provides suggestion on elderly dwelling design in which psychological aspects become the focus of attention beside functional and aesthetic aspects.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51593
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Tri Utami
"Kesehatan kerja mempengaruhi manusia dalam hubungan dengan pekerjaan maupun lingkungan kerjanya, baik secara fisik maupun psikis yang meliputi : metode bekerja, kondisi kerja dan lingkungan kerja yang mungkin dapat menyebabkan kecelakaan, penyakit ataupun perubahan dari kesehatan seseorang. Incidence rate menunjukkan betapa banyak insiden telah terjadi atau seberapa parah kecelakaan pada kegiatan konstruksi terjadi. Selain itu, incidence rate merupakan satu dari sekian banyak item yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja Kegiatan Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan K3L yang dapat dianalisa, berdasarkan faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja dengan menggunakan perhitungan incidence rate dan dapat diketahui kegiatan K3L apa saja yang berarah kepada zero accident pada Proyek Pembangunan Perpustakaan Pusat UI, Depok. Sehingga, dengan adanya analisa incidence rate, maka indikasi kecelakaan pada kegiatan K3L dapat dipantau serta dapat diketahui apakah Proyek Pembangunan Perpustakaan Pusat UI Depok layak dinyatakan sebagai zero accident project atau tidak.

Affect human health in relation to employment or work environment, both physically and psychologically, including: work methods, working conditions and environment which may cause an accident, illness or a change of a person's health. Incidence rate indicates how many incidents have occurred or how severe accidents in the construction activity occurs. In addition, the incidence rate was one of the many items that can be used to measure the performance of Work Health, Safety and Environment (HSE).
This aims research is to identify activities that can be analyzed for HSE based on the factors that cause workplace accidents by using the calculation of incidence rate and we could be know what's the activities from HSE trending to zero accident at the UI Project Library UI Development, Depok. Thus, with the incidence rate analysis, the indication of an accident on HSE activities can be monitored and can be known whether the Project expressed as a zero accident feasible project or not.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1007
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Tri Utami
"Industri farmasi dituntut untuk selalu menghasilkan obat yang memenuhi beberapa aspek persyaratan seperti khasiat, keamanan dan mutu dalam dosis yang digunakan untuk tujuan pengobatan. Untuk menjamin obat dibuat secara konsisten, memenuhi persyaratan, industri farmasi harus memenuhi persyaratan sesuai dengan Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Pengawasan mutu adalah bagian dari CPOB yang berhubungan dengan pengambilan sampel, spesifikasi dan pengujian, serta dengan organisasi, dokumentasi dan prosedur pelulusan yang memastikan bahwa pengujian yang diperlukan dan relevan telah dilakukan dan bahwa bahan yang belum diluluskan tidak digunakan serta produk yang belum diluluskan tidak dijual atau dipasok sebelum mutunya dinilai dan dinyatakan memenuhi syarat. Pembuatan laporan tugas khusus ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kesesuaian aspek pengawasan mutu pada Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan implementasinya di PT Sterling Products Indonesia dengan menggunakan metode deskriptif yaitu melakukan pengumpulan data yang dilakukan melalui, observasi langsung kegiatan operasional dan tanya jawab secara langsung kepada seluruh staf di bagian Quality Control, serta membaca dokumen terkait. Diperoleh hasil analisa gap antara penerapan aspek CPOB pengawasan mutu terhadap kondisi aktual di PT Sterling Products Indonesia (Haleon) pada tahun 2023 yaitu, implementasi prinsip pengawasan mutu, cara berlaboratorium yang baik, dokumentasi, pengambilan sampel, pengujian, persyaratan pengujuan, dan stabilitas pascapemasaran, sudah sesuai dengan peraturan CPOB serta tidak ditemukan adanya gap, hal tersebut menunjukkan bahwa PT Sterling Products Indonesia (Haleon) senantiasa mematuhi regulasi yang berlaku.
The pharmaceutical industry is required to consistently produce drugs that meet several requirements such as efficacy, safety, and quality in the doses used for therapeutic purposes. To ensure that drugs are consistently manufactured, meeting requirements, the pharmaceutical industry must comply with the requirements outlined in the Good Manufacturing Practices (GMP) Guidelines. Quality control is a part of GMP that deals with sampling, specifications and testing, as well as with organization, documentation, and approval procedures ensuring that necessary and relevant testing has been conducted and that unapproved materials are not used, and unapproved products are not sold or supplied until their quality is assessed and deemed qualified. This special task report aims to obtain an overview of the compliance of quality control aspects in the Good Manufacturing Practices (GMP) Guidelines and its implementation at PT Sterling Products Indonesia by using descriptive methods, such as data collection through direct observation of operational activities and direct questioning of all staff in the Quality Control department, as well as reading relevant documents. The analysis results obtained a gap between the implementation of quality control aspects of GMP and the actual conditions at PT Sterling Products Indonesia (Haleon) in 2023, namely, the implementation of quality control principles, good laboratory practices, documentation, sampling, testing, evaluation requirements, and post-marketing stability, are in line with GMP regulations and no gaps were found, indicating that PT Sterling Products Indonesia (Haleon) consistently complies with applicable regulations."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Tri Utami
"Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi untuk mencapai hasil yang pasti guna meningkatkan mutu hidup pasien.  Pelayanan yang diharapkan dapat terkait dengan waktu tunggu pasien dan pelayanan yang dipersepsikan/dirasakan pasien secara langsung. Waktu   tunggu  yang  lama  merupakan  salah  satu  komponen  yang  berpontensi menyebabkan ketidakpuasan pasien. Bila waktu tunggu lama maka akan dapat mengurangi kenyamanan pasien dan berpengaruh pada utulitas pasien di masa mendatang. Pembuatan laporan tugas khusus ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian standar pelayanan minimun kategori waktu tunggu terhadap pelayanan resep obat racikan di Puskesmas Kecamatan Ciracas pada tahun 2022-2023. Pelaksanaan dilakukan menggunakan metode deskriptif dengan melakukan pengumpulan data dari hasil sampling semua pasien terhadap pelayanan resep racikan kategori lama waktu tunggu pada tahun 2022-2023, pengambilan sampling dilakukan setiap 2 kali seminggu. Didapatkan hasil total jumlah resep pada tahun 2022 sebanyak 699, resep yang memenuhi target sebanyak 636 (91%) dan resep yang tidak memenuhi target sebanyak 63 (9%). Pada tahun 2023 total jumlah resep sebanyak 421, jumlah resep yang memenuhi target sebanyak 367 (87,2%) dan jumlah resep yang tidak memenuhi target sebanyak 54 (12,8%). Terdapatnya beberapa jumlah resep yang tidak memenuhi target kemungkinan dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya kurangnya SDM, tidak bervariasinya obat yang tersedia, belum ditemukan metode yang tepat untuk pembuatan pulveres yang lebih cepat dan aman, serta banyaknya jumlah permintaan resep.
Pharmaceutical services are direct and accountable services to patients related to pharmaceutical preparations aimed at achieving definite results to improve the quality of patients' lives. The expected services can be related to patient waiting time and services perceived directly by the patients. Long waiting times are one of the potential components that can cause patient dissatisfaction. If the waiting time is long, it can reduce patient comfort and affect patient utility in the future. The purpose of this special task report is to analyze the suitability of minimum service standards for waiting time categories for compounded prescription services at the Ciracas District Health Center in 2022-2023. The implementation was carried out using a descriptive method by collecting data from sampling results of all patients regarding compounded prescription services with long waiting time categories in 2022-2023, with sampling conducted twice a week. The total number of prescriptions in 2022 was 699, with 636 prescriptions meeting the target (91%) and 63 prescriptions not meeting the target (9%). In 2023, the total number of prescriptions was 421, with 367 prescriptions meeting the target (87.2%) and 54 prescriptions not meeting the target (12.8%). The presence of some prescriptions not meeting the target may be caused by several factors, including a lack of human resources, limited availability of drugs, the absence of a suitable method for faster and safer powder preparation, and a high number of prescription requests."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>