Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syahrizal
"Penyakit Tuberkulosis Para sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia maupun banyak negara lain di dunia. Salah satu upaya untuk menanggulangi penyakit ini dengan menerapkan program DOTS (Directly Observed Treatment Shortcouse) di seluruh dunia. WHO memperkirakan di Indonesia setiap tahun ada 583.000 kasus baru dengan kematian 140.000 orang setiap tahunnya. Hasil SKRT tahun 1995 menunjukkan penyakit Tuberkulosis Paru penyebab kematian nomor 3 (tiga) setelah penyakit Kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan. Indonesia mulai mengadopsi program DOTS tahun 1995 dan Propinsi Sumatera Selatan pada tahun itu juga melaksanakan strategi program DOTS. Evaluasi dari laporan Kabupaten / Kota tahun 2002 didapat angka kesembuhan 75, 45 % dan cakupan penemuan penderita 29, 45 %. RS. Khusus Paru merupakan rumah sakit rujukan dari semua Puskesmas yang ada di Propinsi Sumatera Selatan dalam bidang penyakit Paru dan gangguan pernafasan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan berobat, mengetahui ada tidaknya hubungan faktor predisposisi, faktor pemungkin, faktor penguat dengan kepatuhan berobat dan mengetahui faktor yang paling dominan dengan kepatuhan berobat. Penderita Tuberkulosis Paru BTA Positif dalam menelan obat di Rumah Sakit Khusus Paru - Paru Propinsi Sumatera Selatan Tahun 2002.
Desain penelitian adalah potong lintang dengan jumlah sampel 90 responden, metode sampel secara purposif. Kriteria sampel penelitian adalah penderita TBC Paru BTA Positif kategori 1 dan 2 yang telah menelan ohat dan berumur lebih dari 14 tahun, terdaftar dari tanggal 1 Januari sampai 31 Desember 2002 di Poliklinik Rumah Sakit Khusus Paru - Paru Propinsi Sumatera Selatan.
Dari variabel kepatuhan di dapat: yang patuh (63,3 %) yang tidak patuh (36,7 %), umur muda (58,9 %), laki - laki (75,6 %), bekerja (77,8 %), pendidikan rendah (58,9 %) , pengetahuan kurang baik (65, 6 %), jumlah anggota keluarga besar (62,2 %), jarak dekat (90 %), transportasi mudah (94,4 %), ketersediaan obat banyak (91, 1 %), pengawas menelan obat ada (91, 1 %), pelayanan petugas baik (70 %), penyuluhan petugas ada (97,8 %). Pada basil bivariat dari tiga betas variabel independen ternyata hanya enam variabel independen yang dianggap potensial sebagai faktor resiko (p < 0,25) / variabel pendidikan / pengetahuan / pekerjaan / ketersediaan obat / pelayanan petugas / pengawas menelan obat. Hasil analisis multivariat dengan metode regresi logistik dari enam variabel independen diambil sebagai model, ternyata hanya satu variabel yang mempunyai hubungan bermakna paling kuat (p < 0,05), yaitu pengawas menelan obat (PMO) P value (Sig) = 0,039, OR = 6,00 (1,09 - 32,87).
Kesimpulan yang di dapat adalah bahwa variabel independen yang berhubungan dengan kepatuhan berobat penderita Tuberkulosis Paru BTA Positif di Rumah Sakit Khusus Paru - Pam Propinsi Sumatera Selatan Tahun 2002 adalah tingkat kepatuhan sebesar 63,3 % dan variabel pengetahuan dan PMO yang bermakna secara statistik (p < 0,05) dengan kepatuhan berobat penderita TBC Pam BTA Positif dan yang paling dominan terhadap variabel dependen adalah variabel Pengawas Menelan Obat.
Selanjutnya disarankan bahwa variabel PMO sangat besar pengaruhnya dalam kepatuhan berobat teratur maka penderita harus didampingi PMO agar pengobatannya berjalan baik dan tidak terputus. Rumah Sakit juga memantau penderita yang lalai dalam pengobatan sehingga mengakibatkan pasien drop out, maka dilaksanakan kegiatan rumah sakit di luar gedung yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota / Kabupaten sehingga terbentuk jejaring antara Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan Kota I Kabupaten di Propinsi Sumatera Selatan.
Dinas Kesehatan Propinsi / Kota / Kabupaten tetap menyediakan obat anti Tuberkulosis kategori I dan 2 dan 3.

Up to now, TB is still considered as health problem in Indonesia, as well as in other countries around the world. One effort to combat this disease is by applying the DOTS (Directly Observed Treatment Short course) program. WHO had estimated that in Indonesia, there was 583000 new cases of TB with mortality of 140000 persons per year. The SKRT (1995) showed that TB was ranked third as cause of death after cardiovascular and respiratory tract diseases, and ranked first among other infectious diseases. Indonesia started to adopt DOTS in 1995, and in the same year South Sumatera Province had also adopted DOTS strategy. Evaluation reports from District/Township in 2002 showed 75.45% of treated cases and 29.45% of discovery coverage.
This study was aimed to understand the level of compliance, and to investigate the relationship between predisposing factors, enabling factors, and reinforcing factors with compliance, as well as to know which was the most dominant factor related to the compliance among BTA positive TB patients in South Sumatera Lung Hospital in the year 2002.
Design of the study was cross sectional with 90 respondents chosen purposively. Inclusion criteria was category 1, 2 BTA positive TB patient who had taken medication and aged more than 1 4 years old, registered in between 1 January to 31 December 2002 in South Sumatera Lung Hospital.
Univariate analysis among the 90 respondents, showed that there were 63.3% good compliance, 36.7% poor compliance, 58.9% young patients, 75.6% male, 77.8% working, 58.9% low educated, 65.6% poor knowledge, 62.2% big family size, 90% close distance, 94.4% easy transportation, 91.1% drugs available, 91.1% monitor person available, 70.0% good service from health personnel, and 97.8% with extension from health personnel. Bivariate analysis showed that there were 6 out of 13 independent variables that had statistically significant relationship (p < 0.25) with compliance, i.e. education, knowledge, working status, drug availability, health personnel service, and monitor person. Multivariate analysis using logistic regression method showed that the there were two factors with p<0.05, i.e. knowledge and the existence of monitor person, the most dominant factor was the existence of monitor person, with p0.039 and OR =6.00 (1.09 -- 32.87).
It is suggested that the existence of monitor person should be maintained and intensive extension and education should be targeted to cadre, family member, PKK at all level, and health personnel in a continuous way and to improve the skill of TB program organizer and management in South Sumatera Lung Hospital. To improve the knowledge of patient and his family, guidelines and leaflet should be distributed. To reduce poor compliance rate, it is suggested to plan out building activity in collaboration with Health Office in township/district level as to ensure the availability of Category 1, 2,and 3 TB drugs."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13191
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrizal
Jakarta: Universitas Indonesia, 1976
346.07 SYA l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrizal
"ABSTRAK
Identifikasi karakter reservoir dengan data seismik merupakan hal yang menarik
untuk dilakukan dalam eksplorasi dan produksi hydrocarbon, untuk menginterpretasikan
kondisi bawah permukaan seperti porositas, struktur geology,
karakter reservoir dan kandungan HC diperlukan suatu metoda geofisika, seperti
inverse seismik. Terutama jika berhubungan dengan batuan karbonat, dimana
distribusinya selalu menjadi focus utama dalam eksplorasi minyak bumi karena
baik penyebaran vertikal maupun horizontal pada umumnya tidak homogen.
Subcekungan Jambi dimana salah satu reservoir yang penting dan banyak
menghasilkan hidrokarbon adalah batupasir dan batuan karbonat, dimana batuan
karbonat secara lateral maupun vertikal mempunyai tingkat uncertainty yang
tinggi. Dengan dasar tersebut kami mencoba untuk mempelajari kondisi bawah
permukaan daerah penelitian dengan menggunakan metod inverse seismik dengan
melihat response Acoustic Impedance (AI). Salah satu sifat akustik batuan adalah
impedansi akustik (AI) yang sangat dikontrol oleh kecepatan. Sementara
kecepatan terutama tergantung terhadap porosity atau material yang mengisi poripori
baik gas maupun cairan yang dapat berupa air atau minyak.
Data log sumur yang diintegrasikan dengan seismik stack akan diperoleh akustik
impedance hasil inversi, selanjutnya dilakukan cross plot dengan well untuk
mendapatkan hubungan yang akan dipakai sebagai dasar mengevaluasi nilai AI
hasil inversi, kemudian didapat hasil akhir porositas.
Berdasarkan analisis dan evaluasi yang menyeluruh diketahui bahwa didaerah
Tasya terdapat prospek hidrokarbon dilapisan batupasir, karbonat dan
kemungkinan fracture Basement."
2007
T21156
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrizal
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S38388
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrizal
"ABSTRAK
The cranes are widely used to facilitate the transport of goods. This project aims to
create a miniature crane to study and analyze its behavior, especially the swing of the
load while moving, and then develop and implement a system controlling the position
and velocity of the load of the crane using a specific control technique.
The purpose of controlling this apparatus is automatically move the crane to a
particular position at a certain speed, while trying to keep the swing of the mass to a
minimum/no sway. The method used is the state feedback control implemented in
VB.net and it produces a very good response.
The overall structure of the miniature crane system consists of a computer/program,
the LabJack, amplifiers, a motor, sensors, and the miniature crane apparatus.The use
of linearization technique could overcome the problem of the dead zone on the motor."
2011
T29629
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrizal
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2001
T40490
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rayhan Faiz Syahrizal
"Material perovskite manganat La0,667Ba0,333Mn1-xCuxO3 (x = 0,35; 0,40; 0,45; dan 0,50) disintesis menggunakan metode sol gel. Sampel disinterring dengan temperatur 1000oC selama 6 jam. Metode Rietveld refinement menunjukan struktur kristal berupa orthorombik dengan space group Pnma. Terjadi distorsi pada stuktur kristal yang ditandai dengan perubahan lattice parameter. Dilakukan karakterisasi Scanning Electron Microscope (SEM) dan Energy Dispersive Spectroscopy (EDS) untuk mengetahui morfologi sampel dan komposisi unsur kimia yang terkandung dalam material. Sifat magnet ditentukan menggunakan karakterisasi Vibrating Sample Magnetometer (VSM). Berdasarkan sifat kemagnetan untuk masing-masing material tidak ditemukan perubahan yang signifikan seluruhnya bersifat paramagnetik. Selain itu dilakukan pengujian penyerapan gelombang mikro menggunakan karakterisasi Vector Network Analyzer (VNA). Pada penelitian ini frekuensi gelombang mikro berada pada rentang 8-12 GHz yang sesuai dengan aplikasi frekuensi gelombang radar. Pada pengujian ini didapatkan nilai refleksi hilang material tertinggi pada -31,0253 dB pada frekuensi 10,02 GHz. Selain itu digunakan karakterisasi impedansi untuk mengetahui impedansi listrik di dalam material.

Perovskite manganate material La0,667Ba0,333Mn1-xCuxO3 (x = 0,35; 0,40; 0,45; and 0,50) were synthesized using sol gel method. The samples were sintered at 1000OC for 6 hours. Rietveld refinement shows that both samples are crystallized in orthorhombic structure with Pnma space group and distortion was found in the crystal structure with the changed of lattice parameter. Scanning Electron Microscope (SEM) method was used to measured samples morphology. Energy Dispersive Spectroscopy (EDS) method was used to measured chemistry composition of samples. Magnetic property was measured by Vibrating Sample Magnetometer (VSM). Vector Network Analyzer (VNA) was used to measure the ability of material to absorb the microwave. In this experiment the microwave frequency using 8-12 GHz with the specification of radar wave. In VNA characterization the reflection loss value of material could be measured. The highest reflection loss in material is -31,0253 dB on 10,02 GHz. The impedance characterization was used to measure the electric impedance of material.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Syahrizal
"ABSTRAK
Dalam konstruksi Negara Hukum yang demokratis hak menguji produk hukum
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari tujuan utama negara yang
diselenggarakan berdasarkan peraturan-peraturan hukum. Karena hakikat negara
berdasarkan hukum adalah meletakkan segala perbuatan masyarakat dan negara ke dalam
rangkaian pengawasan hukum- Pada konstruksi negara berdasarkan hukum keberadaan
berbagai norma-norma yang mengatur tatanan kehidupan masyarakat guna mencapai
suatu ketertiban merupakan karakter umum dari Negara Hukum. Keberadaan sistem
norma pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari sistem formal suatu sistem
pemerintahan. Norma hukum memiliki sumber formal ketimbang norma-norma sosial
lainnya, dan kepatuhan atas norma hukum lazim m erupakan suatu kewajiban- Oleh sebab
demikian, formalisasi dan kejelasan akan mengurangi ketidakjelasan apakah suatu nonna
cenderung ada dan dalam hubungan manusia seperti apa norma-norma itu dimaksudkan
untuk memerintah. Norma hukum (Konstitusi) dalam konteks ini selanjutnya akan
menfasilitasi pengawasan terhadap kepatuhan dan menghukum suatu pelanggaran.
Namun demikian, pengaturan melalui hukum berpotensi menimbulkan 'inkonsistensi
sistem norma dengan sumber utama dan pertama norma tersebut, dan itu adalah Undang-
Undang Dasar 1945. Begitu luasnya sektor kehidupan yang harus diatur secara normatif
menyebabkan dimensi internal negara berdasarkan hukum membutuhkan satu organ yang
dapat menentukan apakah sistem norma hukum telah berkesesuaian dengan Konstitusi
Oleh sebab itu pada studi ini penyusun akan memusatkan pandangan terhadap peran
pihak ketiga yang kemudian teridentifikasi sebagai Peradilan Konstitusi dalam
•’ menyelesaikan persengketaan dua belah pihak (masyarakat dan negara). Ketika
persengketaan timbul akibat adanya pengaturan secara normatif, maka Peradilan
Konstitusi (pihak ketiga) melalui permohonan akan menyelesaikan persengketaan
tersebut secara material (Konstitusi). Kendati demikian, penyelesaian sengketa
berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945, yang mendapat pengaturan kembali melalui
Undang-undang No. 24/2003 tentang Mahkamah Konstitusi bukannya tanpa masalah.
Karena undang-undang yang digunakan sebagai Hukum Acara Mahkamah Konstitusi R.I
itu sifatnya masih terlalu umum. Sehingga hal demikian akan menyulitkan para Pemohon
dan Hakim dalam menyelesaikan suatu perkara yang telah dimohonkan kepada Peradilan
Konstitusi. Persolaan itu berkaitan dengan proses pengujian undang-undang secara
formil dan material terhadap Undang-Undang Dasar 1945, maupun ketidakjelasan perihal
kedudukan hukum (legal standing) para Pemohon seperti tertera dalam Undang-undang
No. 24/2003 tentang Mahkamah Konstitusi R .I Oleh sebab demikian maka penyusun
melalui studi ini akan mencoba mencarikan suatu jalan keluar (breakthrough) terhadap
serangkaian persolaan yang melingkupi sistem adjudikasi konstitusional Indonesia, yang
melalui Undang-Undang Dasar 1945 telah meletakkan kekuasaan kepada Mahkamah
Konstitusi R .I untuk memecahkan dilema normatif tersebut Hal demikian, jika dilakukan
secara konsisten diharapkan kelak (ius constituenduni) akan mempertegas kedudukan
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai norma tertinggi, hak-hak asasi manusia maupun
pencapaian utama keadilan konstitusional dalam negara."
2004
T36702
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
La Ode Syahrizal
"PT. X yang merupakan perusahaan pertambangan batubara, mengoperasikan ratusan vehicle alat berat, kendaraan sedang dan ringan . Operasional vehicle tersebut berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja lalu lintas, yang salah satu penyebabnya adalah fatigue. Fatigue Management Training FMT diadakan dengan tujuan memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang fatigue kepada karyawan. Metode penelitian adalah cross sectional dengan jumlah sampel 111, mengambil seluruh sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Data dikumpulkan dengan mengambil data sekunder dari PT. X, yaitu seluruh data kecelakaan kerja lalu lintas tambang tahun 2010-2015, data operator alat berat, pengemudi kendaraan sedang dan ringan, serta data pelaksanaan FMT. Pada analisis bivariat didapatkan hubungan yang tidak bermakna antara faktor sosiodemografi dan faktor pekerjaan dengan fatigue p>0,05 . Variabel keikutsertaan FMT menunjukkan probabilitas terjadinya fatigue sama besar antara yang mengikuti FMT lengkap dengan yang tidak lengkap. Pada analisis multivariat yang dilakukan dua tahap, tidak didapatkan variabel dengan hubungan terkuat terhadap fatigue dengan p>0,05. Kata kunci: fatigue management training, fatigue kecelakaan kerja lalu lintas

PT. X, a coal mining company operated hundreds of vehicles heavy vehicle, medium and light vehicle . Operational of vehicles have a potency to experience traffic accident that fatigue is one of the caused. Fatigue Management Training FMT is aims to give knowledge and understanding of fatigue to employees. Research methodology is cross sectional with number of sample are 111, take all sample that meet the inclusion criteria. Data were collected by taking secondary data from PT. X , all data of work traffic accident in mine period of 2010 2015 , data of heavy equipment operator, medium and light vehicle driver, and data of the implementation of FMT. In bivariate analysis result, sociodemography factor and work factor have no associated with fatigue p 0.05 . Variable of FMT attendance showed that probability of fatigue occurrence was equally between the complete FMT attaendance and the incomplete. In multivariate analysis that was done in two step, did not obtain variable that has the strongest correlation to fatigue with p 0.05.Keyword fatigue management training, fatigue, work traffic accident.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>