Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sumi Hudiyono PWS
"Pendahuluan
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kestabilan suatu zat antara lain adalah panas, cahaya, kelembaban, mikroorganisme dan lain-lain. Berdasarkan fenomena tersebut maka sebelum diuji aktivitas obat dari senyawa andrografolid maka perlu juga diuji kestabilannya. Berdasarkan fenomena tersebut maka sebagian peneiitian pada semester ini bertujuan untuk menguji kestabilan andrografolid pada berbagai temperatur dan pH.
Studi yang dilakukan Byung Hoon Han (1996) mengungkapkan, ternyata andrografolid dan neoandrografolid mempunyai bentuk kerangka struktur yang mirip dengan senyawa pinusolid dan asam pinusolidat yang diisolasi dari Biota orientalis, tanaman obat tradisional Korea. Dikenal memiliki aktivitas anti agregasi trombosit, tumbuhan obat ini sering digunakan untuk pengobatan penyakit yang berhubungan dengan koagulasi darah.
Agregasi trombosit adalah peristiwa melekatnya trombosit dengan trombosit lainnya. Zat yang rnerangsang trombosit untuk melekat satu lama lain disebut sebagai agregator, antara lain asam arakhidonat, adenosin 5'-difosfat (ADP), adrenalin, kolagen, dan ristosetin (Rowan, 1991). Pemeriksaan agregasi trombosit merupakan salah satu pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai fungsi trombosit.
Dewasa ini, obat modern yang banyak digunakan sebagai anti-agregasi trombosit adalah aspirin, sulfinpirazol dan dipiridamol. Tetapi, obat-obat modem tersebut biasanya memiliki kelemahan, karena pada umumnya mempunyai efek samping, seperti menyebabkan sakit kepala dan hipotensi. Sebab itu, diperlukan obat altematif, misalnya senyawa yang berasal dari tumbuhan berkhasiat obat yang mempunyai efek anti-agregasi trombosit.
Salah satu senyawa dari tumbuhan obat yang dapat diharapkan memberikan efek anti-agregasi trombosit adalah andrografolid (dan neoandrografolid). Dengan pendekatan kemiripan bentuk kerangka struktur, senyawa aktif pada sambiloto ini dapat dimodifikasi menjadi senyawa yang strukturnya lebih mendekati senyawa pinusolid dan asam pinusolidat atau, secara umum, ke arah senyawa yang mempunyai aktivitas anti-agregasi trombosit yang tinggi."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
LP 1999 92
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sumi Hudiyono PWS
"Telah dilakukan penelitian uji aktivitas antikoagulan dari isolat dan ekstrak daun sambiloto (Andrographis paniculata). Komponen utama tanaman ini telah berhasil diisolasi dengan gabungan cara perkolasi dengan pelarut metanol dan eter, teknik kromatografi dan kristalisasi. Isolat yang diperoleh berupa kristal putih dengan titik leleh 129,6-131°C. Analisis dengan FT-IR dan GC-MS serta membandingkan pola fragmentasi dengan pustaka data base alat tersebut menunjukkan bahwa kristal ini adalah Andrografolid. Senyawa ini mempunyai kerangka struktur yang sama dengan senyawa pinusolid dan asam pinusolidat yang diketahui mempunyai aktivitas antikoagulan. Berdasarkan pendekatan kemiripan struktur tersebut, maka diharapkan bahwa tipe senyawa andrografolid baik natural maupun modifikasinya akan mempunyai keaktivan yang sama.
Penjajagan uji LD-50 senyawa andrografolid dengan dosis 0,8 mg/10 g bb. Mencit tidak menunjukkan sifat toksis. Berdasarkan Handa & Sharma diketahui bahwa LD-50 senyawa ini adalah 114,6 mg/10 bb dan dikelompokkan sebagai bahan yang Practically Non Toxic (PNT).
Uji aktivitas antikoagulan dilakukan secara in-vitro menggunakan tikus putih strain Spraque Dawley dengan rancangan acak lengkap 6 kali perlakukan dengan 5 kali pengulangan. Masing-masing kelompok diperlakukan secara acak dengan 0,5 ml/100 g bb. akuades; 60 U/100g bb heparin; 5 mg da 10 mg/100 g bb. andrografolid; serta 42,5 mg dan 85 mg/100g bb ekstraks metanol atau eter, dimana jumlah volume pemberiannya adalah 0,5 ml/100 g bb. Sampel darah tikus diambil setelah 2 atau 4 jam perlakuan, selanjutnya ditentukan waktu bekunya.
Data pengamatan masing-masing kelompok selanjutnya diuji dengan ANOVA satu arah yang menunjukkan adanya perbedaan antar perlakuan kecuali untuk kelompok perlakuan ekstraks eter selama 2 jam. Analisis lebih lanjut dengan Perbandingan Ganda menunjukkan bahwa perbedaan terjadi antara heparin dengan perlakuan lain tetapi tidak terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan lain. Uji lebih lanjut dengan ANOVA dengan tidak memperhatikan perlakuan heparin menunjukkan adanya beda nyata terhadap perbedaan waktu untuk ekstraks metanol. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan ada komponen aktif lain yang terdapat pada ekstraks tersebut.
Uji selanjutnya untuk tahap penelitian II terhadap neo-andrografolid, maupun senyawa hasil transformasi andrografolid akan memungkinkan didapatkannya senyawa yang mempunyai aktivitas antikoagulan yang baik. Keberhasilan penelitian ini akan memberi arti yang penting tentang manfaat tumbuhan berkhasiat dari tanaman obat yang banyak terdapat di Indonesia."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sumi Hudiyono PWS
"Telah dilakukan peneiitian uji aktivitas antiagrgasi trombosit dari andrografolid yang diisolasi dan daun sambiloto(Andrographis paniculata) serta produk transformasinya (oksidasi dan esterifikasi). isolasi komponen utama dengan gabungan cara maserasi, perkolasi, dan sokletasi dengan pelarut metanol dan dilanjutkan dengan teknik kromatografi dan kristalisasi diperoleh suatu kristal putih dengan titik leleh 129,6-131°C. Analisis dengan,FT-lR, 'H-NMR, i3C-NMR dan GC-MS menunjukkan bahwa kristal tersebut adalah senyawa Andrografolid. Rendemen isolasi andrografolid bergantung cara mengisolasinya, hasil yang diperoleh adalah sebanyak 0,56% (cara maserasi perkolasi) dan 0,78% (soksletasi).
Transformasi dilakukan dengan cara mengoksidasi dengan pereaksi Jones serta esterifikasi langsung andrografolidnya. Esterifikasi tidak dilakukan terhadap produk oksidasinya karena hasil transformasi.pertama tersebut tidak cukup untuk ditransformasi kembali serta uji yang harus dilakukan. Oksidasi andrografolid dengan cara Jones menyebabkan gugus OH nya berubah menjadi keton untuk alkohol sekunder dan menjadi asam karboksilat untuk alkohol primer, namun tidak memecahkan cincin laktonnya.
Studi kestabilan andrografolid sebagai komponen aktif bahan obat dilakukan terhadap perubahan temperatur maupun kondisi pH. Hasil analisis menunjukkan bahwa harga konstanta hidrolisis (k) meningkat dengan kenaikan temperatur dan pH.
Uji toksdisitas menggunakan Brine Shrimp (Artemia Salina) diperoleh angka LD50 sebesar 161.62 ppm (andrografolid), LD50 sebesar 156.68 ppm (hasil oksidasi). Sedangkan untuk senyawa hasil esterifikasi LD50 yang diperoleh sebesar 23.17 ppm. Berdasarkan hasil uji toksisitas menunjukkan bahwa senyawa hasil esterifikasi (benzoilasi) mempunyai toksisitas yang paling tinggi.
Uji aktivitas anti agregasi trombosit terhadap andrografolid dan senyawa hasil transformasinya menunjukkan adanya aktivitas yang meningkat dengan bertambahnya kadar yang ditambahkan, Harga konsentrasi inhibisi 50% (IC50) adalah : IC50 = 546,9 µM (andrografolid); 4960,8 µM (hasil oksidasi) dan 4429,1 pM (hasil esterifikasi). Namun demikian hasil uji menunjukkan bahwa variasi hasil yang diperoleh cukup tinggi baik antar pengulangan maupun antar sukarelawan (asal sampel darah) pada studi in-vitro. Demikian juga terjadi pada pengamatan studi in-vivo dengan kelinci, terutama karena kebutuhan darah uji yang cukup banyak.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemungkinan masih banyak potensi lain dari tanaman obat Indonesia selain digunakan sebagai jamu tradisionil saja. Dengan cara mengisolasi komponen aktif dan jika perlu mentransforrnasinya maka akan dapat diperoleh manfaat yang lebih baik sebagai sedian bahan obat alternatif atau bahkan obat modern."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sumi Hudiyono PWS
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian uji aktivitas anti agregasi trombosit dari andrografolid yang diisolasi dari daun sambiloto (Andrographis paniculata) serta produk transformasinya (oksidasi dan esterifikasi). Isolasi komponen utama dengan gabungan cara maserasi, perkolasi, dan sokietasi dengan pelarut metanol dan dilanjutkan dengan teknik kromatografi dan kristalisasi diperoleh suatu kristal putih dengan titik leleh 129,6- 131°C. Analisis dengan FT-IR, 1H-NMR, 13C-NMR dan GC-MS menunjukkan bahwa kristal tersebut adalah senyawa Andrografolid. Rendemen isolasi andrografolid bergantung cara mengisolasinya, hasil yang diperoleh adalah sebanyak 0,56% (cara maserasi-perkolasi) dan 0,78% (sokletasi).
Transformasi dilakukan dengan cara mengoksidasi dengan pereaksi Jones - serta esterifikasi langsung andrografolid nya. Esterifikasi tidak dilakukan terhadap produk oksidasinya karena hasil transformasi pertama tersebut tidak cukup untuk ditransformasi kembali serta untuk uji yang harus dilakukan. oksidasi andrografolid dengan cara Jones menyebabkan gugus OH nya berubah menjadi keton untuk alkohol sekunder dan menjadi asam karboksilat untuk alkohol primer. namun tidak memecahkan cincin laktonnya.
Studi kestabilan andrografolid sebagai komponen aktif bahan obat dilakukan terhadap perubahan temperatur maupun kondisi pH. Hasil analisis menunjukkan bahwa harga konstanta hidrolisis (k) meningkat dengan kenaikan temperatur dan pH > 9,0.
Uji toksdisitas menggunakan mencit dan Brine Shrimp (Artemia saliva) menunjukkan bahwa andrografolid termasuk senyawa yang tidak toksik. Berdasarkan uji larva tersebut diperoleh angka. LD50 sebesar 128,82 ppm (andrografolid), LD50 sebesar 165,96 ppm (hasil oksidasi). Sedangkan untuk senyawa hasil esterifikasi LD50 yang diperoleh sebesar 19,50 ppm. Batas toksis uji toksisitas menggunakan larva Artiva saliva adalah sebesar 30 ppm dengan demikian hanya senyawa hasil benzoilisasi yang dianggap toksis.
Uji aktivitas anti agregasi trombosit terhadap andrografolid dan senyawa hasil transformasinya menunjukkan adanya aktivitas yang meningkat dengan bertambahnya kadar yang ditambahkan, Uji secara in vivo menggunakan kelinci percobaan memberikan IC50 = 55,36 mg/kg bb. Sedangkan uji in vitro menggunakan serum darah manusia (PRP : Platelet Rich Plasma) memberikan IC50 = 626,7 .tM (andrografolid); 4968,7 p.M (hasil oksidasi) dan 5180.9 µM (hasil esterifikasi). Namun demikian hasil uji menunjukkan bahwa variasi hasil cukup tinggi baik antar pengulangan maupun antar sukarelawan (asal sampel darah) pada studi in-vitro. Demikian juga pengamatan studi in-vivo dengan kelinci, terutama karena kebutuhan darah uji yang cukup banyak. Dengan uji ini ditunjukkan bahwa penambahan ADP yang optimal adalah 10 p.M.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemungkinan masih banyak potensi lain dari tanaman obat yang banyak terdapat di Indonesia tidak hanya digunakan sebagai jamu tradisional saja. Dengan cara mengisolasi komponen aktif dan jika perlu mentransformasinya maka akan dapat diperoleh manfaat yang lebih baik sebagai sedian bahan obat alternatif atau bahkan obat modern.

ABSTRACT
Andrographolide is the mean compound of Andrographis paniculata Nees. It has a similar backbone structure to the pinusolide and pinusolidic acid isolated from Biota orientalis that reported has an antiplatelet aggregation activity. Adrographolide was isolated from the methanol fraction (0.78 % yield) and then identified spectrometrically by IR, NMR (H, '3C) and MS.
Antiaggregation thrombotic activity study was observed either in-vitro or in-vivo assays according to the Born method. !n-vivo observation by using male rabbit, gave the optimum addition of ADP (as an aggregator) at 10 µL with the inhibitor concentration (lC50 ) = 55.36 mg/kg body weight. While the in-vitro observation was carried out in human PRP (platelet rich plasma) induced by ADP, that was added by various andrographolide concentration, ranging from 60 to 700 µM in veronal buffer : dimetylsulphoxide (9:1, v:v).
The result showed that the increasing of andrographolide concentration induced significantly the increasing of the anti aggregating activity, by the IC50.626_7 µM; IC50 = 4968.7 p.M (oxidized product) and IC50 5180.9 µM. It is mean that andrographolide has a best capacity as an alternative antiaggregation thrombotic active compound. The toxicity of andrographolide was 4968,7 pM (oxidized product) dan 5180.9 pM (benzoilation product), observed according to the Meyer test."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sumi Hudiyono PWS
"Oksidasi merupakan fenomena kerusakan minyak/lemak yang tidak dapat dihindarkan. Telah dilakukan pengamatan pengaruh oksidari termal pada 200oC selama 0, 2l 5 dan 9 jam terhadap perubahan sifat fisika kimia fraksi monomer dan dimer minyak sawit jagung kedelai dan bunga matahari. Hasil analisi menunjukkan bahwa sifat fisika kimia dan kandungan asam lemak minyak yang digunakan sesuai dengan standar codex alimentus. Fraksimasi dengan kolom kromatografi didapatkan frakso monomer dimer dan oligomer presentasi monomer yang terbentuk menurun dengan bertambah lamanya oksidari sebaiknya terjadi peningkatan dimer dan obligomer. Uji anova dan arah menunjukkan bahwa terdapat perbedaan sangat nyata antar jenis minyak dan antar lama pemanasan pada prosentasi fraksi yang terbentuk perubahan indeks bias angka peroksida dan total karbonil seluruh fraksi monomer dan dimer kecuali perubahan indeks bias pada fraksi monomer. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa fraksi dimer merupakan fraksi yang lebih teroksidasi dibanding dengan monomernya.

Oxidation is a process to the oil and fat alteration. The influence of thermal oxidation at 200 o C for 0.2.5.and 9 hours to the physico-chemical prprieties of palm, soybean,corn and sun flower oils were observed.The results showed that the fatty acid content and physico-chemical properties os fresh oil was similar to the industrial standard according to the codex alimentus. The fresh and heated oils were fractonated by column chromatography to the monomer. dimer and oligomer fracctions. during oxidation, the precentage of manomer decreased and on the of the kind the dimer and oligomer products increased. Two ways anova of manomer and dimer refraction show different significance between the type of oil and time of oxidation to the % fractions formation,refraction index,perixode, value and total carbonyl.The data showed that the dimer is more oxidized fraction than manomer."
[place of publication not identified]: Sains Indonesia, II (2) Mei 1997: 23-35, 1997
SAIN-II-2-Mei1997-23
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sumi Hudiyono PWS
"Inhibitionactivity of ethyl acetate of kluwek fraction on the linoleic acid oxidation catalysed by lipoxygenase: study was carried out to observe the inhibition activity of ethyl acetate kluwek (fermented pangium edule reinw) fractions on the enzymatic oxidation of linoleic acid. The degree oxidation of sample was determined according to the PV and TBA methods. The most active fraction then was treated as the inhibitor for enzymatic oxidation of linoleic acid catalyzed by lipoxygenase (E.C. 1.13.11.12). Data analysis shown that the antioxidant activity of kluwek fraction was: fraction B> fractionC> fraction A> control. Enzymatic assay of fraction B gave a kinetic inhibition as an uncompetitive inhibitor with Ki=1.1294% v/v.Physicochemical analysis of its effect to the enzymatic oxidation rate was significantly different according to the PV and TBA values and compared to the control"
Depok: Fakutlas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
SAIN-7-1-2002-11
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sumi Hudiyono PWS
Depok: UI-Press, 2008
PGB 0008
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Sumi Hudiyono PWS
"Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh berbagai kondisi oksidasi terhadap penurunan kandungan sterol dari lemak coklat (BC) murni dan yang ditambah dengan 100 ppm (RTc), 750 ppm (RTm) �?�-tokoferol, 5,00 ppm Cu(II) atau Fe(III). Oksidasi dilakukan pada temperatur 45, 60 atau 90 oC tanpa sinar atau pada temperatur kamar dengan adanya sinar (L). Hasil analisis menunjukkan bahwa kenaikan temperatur lebih meningkatkan laju oksidasi dibanding sinar. Laju penurunan kandungan sterol sedikit berbeda antar jenis sterol. Secara umum penambahan �?�-tokoferol akan menghambat laju oksidasi, namun penambahan sangat berlebih malah bertindak sebagai prooksidan. Penambahan Cu(II) dan Fe(III) mempercepat laju oksidasi, dimana sifat katalis Cu(II) sedikit lebih kuat dibanding Fe(III). Analisis dengan ANOVA dua arah menunjukkan bahwa perbedaan kondisi dan lama oksidasi berpengaruh terhadap kandungan sterol secara signifikan, kecuali pengaruh lama oksidasi untuk kondisi Tm-L.

The influence of different oxidation condition to the sterolic content of cocoa butter. The influence of different oxidation conditions to the variation of sterolic compound of refined cacao butter (BC) was observed. BC was also treated by addition of 100 ppm (RTc), 750 ppm (RTm) �?�-tocopherol, 5.00 ppm Cu (II) or Fe(III). Oxidation was carried out at 45, 60 or 90oC in the dark or in day light at room temperature (L). The analysis showed that the temperature is more accelerate oxidation rate than light at room temperature. The disappearance rate of sterol is slight difference among each other. In general, addition of �?�-tocopherol inhibited the degradation of sterol, but in excess it was seem to be a prooxidant. The other hand Cu (II) or Fe (III) was a catalyst where the influence of Cu (II) was stronger than Fe (II). Two ways ANOVA shown that the condition and time of oxidation influenced sterol content significantly, except for time oxidation of Tm-L condition."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover